Dulu kala hiduplah seorang penulis tampan yang cerita nya akan kalian baca ini, orang itu sangat ingin sekali menulis cerita perjalanan hidup nya, dari saat dia masih belum lahir sampai dia masuk surga...
Satu hal yang membuat rencana nya belum terlaksana adalah dia tidak tau apa yang terjadi sebelum kelahirannya, saat kedua orang tuanya sedang membuatnya, saat dia dilahirkan, saat balita, apalagi setelah dia menghembuskan nafas terakhir. Yang bikin dia tambah ragu apakah dia mau masuk surga, setelah dia tau surga ada ditelapak kaki ibunya, yang dia tau telapak kaki ibunya kapalan.
Sebelum membaca, diharapkan anda bisa menjaga hati dan pikiran, semoga anda sabar menjalani kehidupan sebagai manusia, semoga cerita ini bisa membuat isi gelas di depan anda tambah manis, semoga pohon rambutan dihalaman tetangga berbuah lebat, semoga aja penulis cerita ini sadar kalau dia terlihat manis kalau lagi jutek... amin.
Comments
Teman-teman kerjanya, tetangga kosan, yang punya kosan, kucing yang sering ngacak-ngacak sampah di kosan, tukang batagor, tukang sekuteng, khawatir melihat Radit yang selalu gelisah.
Pernah sekali lingkungan kosan Radit heboh sendiri saat melihat Radit pulang kerja membawa plastik yang berisi pembasmi serangga, semenjak dia masuk kamar, nga kelihatan lagi di mall apalagi di tv.
Warga sekitar curiga jangan-jangan Radit gelap mata dan mengakhiri hidup nya dengan memakan serangga yang sudah keracunan.
Detik, berganti menit, menit berganti jam, dan jam pun berganti batre, tapi Radit tak kunjung keluar dari septiktank...ups... tak kunjung keluar dari kamar nya.
Akhirnya atas inisiatip pak RT, hansip, pemilik kos-kosan, mahasiswa, anggota DPR, alim ulamah, diputuskan untuk mengetuk pintu kamar Radit.
Dan setelah diketuk, apa yang terjadi, hanya Tuhan yang tau, semoga Radit masih bernafas dan masih bisa tersenyum mesum...
bobo bobo udah malam.... *lempar guling