BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

DUAL BLADE @Freak in My Homeland

Prolog :
Di sebuah kota dekat pegunungan Rennine, Inggris terjadi keanehan. Bagaimana tidak? Dari peristiwa hilangnya seorang anak-anak perempuan dari rumahnya yang terletak tidak jauh dari bukit. lalu, bermunculannya suara-suara aneh yang tidak dapat di definisikan oleh penalaran orang-orang daerah tersebut. Dan datangnya sekelompok orang yang mengaku ilmuwan. Para ilmuwan itu mengaku kalau mereka tengah meneliti tanah di daerah itu untuk keperluan industri. Tapi, mereka enggan untuk apa mereka melakukan hal sekonyol itu di tempat yang seperti itu pula

Untuk itu, kepala polisi kota Carlisle , William Govern Siv melakukan penyelidikkan bersama timnya. Tim itu di beri nama Tim Pressure oleh kepala polisi itu dan melakukan penyelidikan terhadap kejadian dan peristiwa aneh yang muncul di kota itu.

Tapi, bukan hanya Tim Pressure saja yang bertindak terhadap keanehan-keanehan yang muncul. Tapi juga Dual Blade! Siapa sebenarnya mereka? Mereka adalah William Northorn Aldente, akrab dipanggil North dan Luis Goverest Aldente yang akrab dipanggil Luis. Mereka adalah kakak beradik keturunan, Sophia Aldente dan William Govern Siv. Yup, mereka adalah anak dari kepala polisi kota Carlisle itu. Kakak beradik itu dijuluki oleh penduduk sekitar dengan sebutan Dual Blade(pedang ganda ; kata “ganda” merujuk pada dua orang yang di sebut yaitu North dan Luis) karena kecerdasan dan kemampuan mereka dalam menangani kasus. Seperti, kasus perampokkan yang terjadi di Workington yang sampai-sampai membuat pihak polisi kesusahan dalam menyelidiki kasus tersebut. Namun, tidak halnya dengan Dual Blade. Mereka sukses menguak misteri yang bermunculan dari kasus tersebut. Hingga mereka mendapat banyak pujian dari orang-orang yang mendengar tentang mereka.

Dan sekarang, mereka akan beradu cepat, kemampuan, dan kecermatan dalam menguak misteri keanehan di tanah kelahiran mereka, Carlisle.
«13456

Comments

  • Wahh klo cerita gini ... pasti bro @elul demen :D tarik juga my didi @3ll0
  • Chapter 1. Alice, wanita pembawa kejutan.

    Di tengah hari yang menyengat seisi benda disana tampak North tengah berenang di sebuah danau dekat rumahnya. North terlihat menikmati kegiatan yang ia lakukan, bermalas-malasan. Sudah jadi barang tentu yang biasa jika melihat North berenang di danau itu jika cuaca tengah panas dan membuat keringat bercucuran dari kening orang. Sedang sang adik, Luis. Saat itu ia sedang mengerjakan soal-soal yang ia dapat dari internet sambil duduk santai di samping lemari pendingin di rumahnya. Soal-soal yang ia kerjakan tidak jauh dari yang namanya soal materi pelajaran sekolah. Menurutnya, waktu liburan adalah waktu yang paling pas untuk meningkatkan skill otaknya. Bukan cuma soal matematika, sains ataupun ekonomi saja yang ia kerjakan. Tapi juga soal-soal pengetahuan umum. Seperti kebiasaan suatu bangsa, logat suatu suku di daerah tertentu dan keunikkan mereka.

    Saat itu Luis sedang dalam level keseriusan 9 dari 11 level yang ada. Luis mengatakan kalau dia mencapai level keseriusan 11, maka ia akan lupa kalau ia sedang lapar, mengantuk, dan ingin mengerjakan tugas sekolah.

    Siang hari itu, ayah mereka, Mr. William sedang bertugas di kantor yang terletak di pusat kota Carlisle. sedangkan ibu mereka, Mrs. Sophia tengah berbelanja di pusat perbelanjaan di kota itu. Jadi, mereka berdua, North dan Luis bisa melakukan apapun yang mereka inginkan sampai petang nanti.

    “Hey, Luis!!!” seru North dari kejauhan. Luis segera bangkit lalu menengok keluar lewat jendela dapur. Nampak sosok pria bertubuh tegap dan kekar berjalan dari danau menuju rumah, dia North.

    “Ada apa?” “Aku tidak mau kalau diminta untuk menyiapkan air dingin untuk kamu mandi.” Kata Luis dari balik jendela.

    “Bukan itu, apa tadi ada yang menelpon?” ujar kakaknya yang sudah berada di pintu belakang rumah.

    “Telpon? Tidak ada? Dari tadi suasana rumah ini hening dan sunyi sampai pada akhirnya menjadi ribut karena seruanmu.” Kata Luis menanggapi sambil kembali duduk di samping lemari pendingin. “Jika pun ada, paling dari kantormu yang ingin kamu datang ke sana dan memberikan ide-ide konyol mu lagi.” lanjut Luis sambil menyodorkan sebotol minuman kepada North.

    “Itu bukan konyol! Tapi kreatif!” tukas North sambil menenggak air minum.

    “Kreatif? Kurasa kata itu terlalu rendah jika kamu yang mengucapkannya.” Balas Luis tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari buku yang ada di depannya.

    “Terserah!” tukas North. “Lagipula siapa yang peduli terhadap ide-ideku itu. Tidak satupun dari mereka mengatakan kalau ide-ideku itu konyol.” Lanjut North. Kali ini dia menuju kamar mandi. “Dan lagi, jika tidak karena ideku, kamu tidak akan memiliki komputer di ruang bawah tanah itu.” Kata-kata itu membuat Luis tersentak. Nampaknya dia menyesali kata-katanya.

    North sudah berada di kamar mandi. Terdengar gemericik air yang berjatuhan. Terlihat pula uap-uap keluar dari kamar mandi.

    “Dasar!” kata Luis disertai senyuman kecil. “Sudah ku duga kamu bakalan kedinginan. 3 jam berada di dalam sana. Hal yang ajaib jika kamu mandi menggunakan air dingin setelahnya.”

    Saat suasana rumah tengah damai dan tentram. Tiba-tiba terdengar dering telpon dari arah ruang tengah. Luis menghela nafas, lalu berdiri. Dia berjalan menuju ruang tengah, mengangkat gagang telpon sambil berucap “Halo, keluarga Mr. William. Disini anaknya, Luis Aldente. Ada perlu apa anda memanggil?” beberapa saat Luis terdiam mendengarkan sang penelpon. Lalu, di pegangnya bagian penangkap suara sambil berkata “North, telpon untukmu.” Seru Luis dengan suara agak nyaring. “Dari siapa?” jawab North. “Yang tersayang, Alice.” Kata Luis dengan santai.

    Setelah itu terengar kalau air dimatikan. Dan terdengarlah deru langkah kaki terburu-buru dari arah belakang. Tampak North tengah berlari menuju tempat Luis seraya memegangi handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Wajahnya tampak cerah.

    Luis menyerahkan gagang telpon, lalu pergi ke dapur. “Pasti kekasihnya.” “Pasti.”

    “Iya, apa?” kata North mengawali. “K
  • chapter 1 kepotong. tak tahu kenapa. nih lanjutannya


    “Iya, apa?” kata North mengawali. “Kapan? Pukul 4 sore? Siap, saya akan meminta ibu saya untuk menyiapkan semuanya.” Dia mendengarkan Alice, si penelpon yang tengah bicara pada waktu itu. “Ah, tidak masalah. Ibuku itu orangnya baik kok. Dia akan senang jika ada tamu yang datang. Pengecualian bagi tamu ayahku yang setiap kedatangannya hanya meminta bantuan ayah.” North berhenti sebentar. “Iya, aku tunggu kedatangan anda.” Katanya sambil menyeringai lebar.

    North kembali ke kamar mandi. Di sela perjalanannya yang penuh bahaya itu ia mendengar sebuah pertanyaan singkat dari adiknya, Luis. “Anda?” itulah pertanyaan dari Luis untuk North yang tampak begitu senang.

    Jawaban yang dinanti-nantikan Luis ternyata tidak di berikan oleh kakaknya. Kakaknya hanya melewatinya sambil menyeringai ke arahnya. “Dasar!” kata Luis dengan suara lirih. “Mungkin dia pacaran dengan tante-tante?” katanya sambil menlumat es krim vanila. Terdengar suara keras dari dalam kamar mandi, suara itu seperti seseorang yang memukul daun pintu dengan tangannya. Luis paham maknanya, “Iya iya, aku tidak akan berpikiran yang aneh-aneh lagi!” katanya terburu-buru juga takut.

    ***

    Hari sudah memasuki pukul 4 waktu setempat. North sudah berpakaian rapi juga wangi. Seperti orang yang ingin melaksanakan lamaran cinta, pikir Luis. North menunggu Alice, wanita misterius dari perusahaan Promoting Deal-Man Agency. North tidak sendirian, dia di temani beberapa makanan kecil yang terlihat menggiurkan. Bahkan perut Luis yang tidak memiliki mata dibuat ricuh olehnya.

    Orang yang ditunggu-tunggu telah tiba. Diketahui dari suara tuter mobil di luar. Sebuah mobil BMW putih yang mengkilat memasuki pekarangan. North bergegas menuju pintu lalu membukanya. Tak lupa dia mendekati mobil puith itu lalu membuka pintu kemudi. Maka, keluarlah sosok wanita dengan rambut keemasan yang ditata rapi dari mobil itu. Wanita itu mengenakan jaket putih selutut dan celana hitam yang bersih serta rapi seolah baru 20 menit yang lalu di setrika.

    “Mrs. Alice.” Sapa ibu North, Mrs. Spohia. “Mari masuk!” ajak Mrs. Sophia yang saat itu mengenakan kemeja kuning. Di sampingnya ada Luis yang menenakan jas hitam dengan dasi merah. Tampaknya Luis tidak nyaman mengenakan pakaian itu, terutama dasi. Remaja itu terlihat berusaha melonggarkan dasi yang melilit lehernya, menurutnya.

    Mrs. Sophia membungkukkan badannya sedikit. Tapi tidak dengan Luis, dia terlihat cuek dengan wanita itu. Ibunya berkata kepadanya agar ikut membungkuk, dia menurut saja. Pandangannya tidak konsisten, bola matanya bergerak kesana kemari seolah mencari-cari sesuatu dilantai. Mrs. Sophia kembali tegak, Luis lantas mengikuti gerakkan ibunya. Dilihatnya wanita berpakaian rapi itu sudah duduk di sofa hitam yang baru saja di bersihkan oleh ibu.

    North lewat di depan Luis yang saat itu tengah berdiri di ambang pintu. North seolah kesal dengan tingkah adiknya. Lalu berkata “Dasar! Tidak tahu tata krama.” Demikian kata North. Luis terlihat kesal, dia mendengus lalu bergerak cepat menuju ruang tengah seraya mencoba melepas dasi yang seolah mengikat lehernya dengan kuat. Dilihatnya ibunya tengah berada di belakang rak buku besar yang menjadi pemisah antara ruang tamu dengan ruang tengah. Ibunya mengintip pembicaraan anaknya dengan Mrs. Alice dari balik rak buku tersebut. Luis mengikuti tingkah ibunya itu.
    “Jadi..” kata North memulai. “Dari mana kita mulai?” tanyanya kepada Mrs. Alice yang saat itu duduk dengan anggun.

    “Saya ini bukan tipe orang yang senang berpanjang lebar. Kita langsung ke inti dari pembicaraan kita kali ini.” Kata wanita itu dengan sikap ramah. Mata North berbinar-binar menantikan perkataan Mrs. Alice selanjutnya. “Jadi... mmm... bagaimana ya?” kata Mrs. Alice agak bimbang. “Perjanjian... dibatalkan!” katanya dengan tegas. Air muka North yang semula cerah penuh minat menjadi suram keputus asaan.

    “Apa?” kata North disertai raut muka kaget bercampur sedih. “J-j-jadi....”

    “Hanya bercanda kok.” Mrs. Alice memotong sambil terta
  • done ... cukup tau deh TSnya ane ga ikutan d mention ...
  • edited November 2014
    Atas Ane lagi pundung #Puk² #Nyodorin Lolipop :))


    Disimpen dulu buat bacaan entar malem. Makasih mentionnya Ko @Tsunami dan TSnya @Aji_DrV
  • lanjut, sambil liat org pundung *eh sorry ko @Tsunami :D
  • 3ll0 wrote: »
    Atas Ane lagi pundung #Puk² #Nyodorin Lolipop :))


    Disimpen dulu buat bacaan entar malem. Makasih mentionnya Ko @Tsunami dan TSnya Aji_DrV

    Eh didi nobita @3ll0 .. gw ga suka lolipop, maunya dorayakii :D ... @d_cetya hmmm ga pundung gw tp ngambek :))
  • sorry... ntar dimention yg chapter 2. @tsunami
  • Kok kepotong lagi kalimat dipart terakhir?

    mang sengaja digituin biar penasaran ato error?
  • sma aja kali ko @Tsunami
  • cerita fantasi ya , lanjut ...
  • tau aja @Tsunami :D makasih mentionya ts :-*
  • gak tau kenapa bisa kepotong. mungkin browsernya lagi error
  • gak tau kenapa bisa kepotong. mungkin browsernya lagi error
Sign In or Register to comment.