BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Saga Rambat Semanis Madu (Omnibus Project)

124»

Comments

  • azura wrote: »
    ceritanya bagus mas @dexter92veterino

    terutama yang tentang pendakian. itu sudah tamat?

    belum kok mas, tunggu saja. on progges :)
  • Tsunami wrote: »
    Hmmm ... penasaran dg latar belakang penggunaan nama "serafin".. dr kata "serafim" yak, yg artinya malaikat pemuji ... hahaha :)

    iya mas. tapi serafin itu diambil karena nama kafenya bener2 serafin. hahaha.. nice analyze :)
  • @azura‌ @d_cetya‌ @Tsunami‌ @Tsu_no_YanYan‌ cerita di atas sudah saya perbaharui. tidak panjang kok. tapi akan berbentuk semacam semi omnibus . :)
  • done ... :) jd inget kisah2 persahabatan dan suasana Never Ending Asia City neh :D
  • azura wrote: »
    ceritanya bagus mas @dexter92veterino

    terutama yang tentang pendakian. itu sudah tamat?

    belum kok mas, tunggu saja. on progges :)

    soalnya nggak ada tulisan '2b continued'
    kirain endingnya diserahkan pada pembaca.
  • gue baca cerita yang pertama. Penuturannya mayan bagus, walau ada beberapa repetisi sama makna yang kurang tepat digabuningdengan serangkaian kata pujangga blablabla. tapi overall... tjantik
  • gue baca cerita yang pertama. Penuturannya mayan bagus, walau ada beberapa repetisi sama makna yang kurang tepat digabuningdengan serangkaian kata pujangga blablabla. tapi overall... tjantik
  • udah baca lanjutannya... ehehehehe tak do'a in 'berjalan mulus' sama mas-mas Serafin :P

    cerita lain ditunggu^^/
    yg pendakian jangan lupa ya ;))
  • masih,Black Parka



    gue baca cerita yang pertama. Penuturannya mayan bagus, walau ada beberapa repetisi sama makna yang kurang tepat digabuningdengan serangkaian kata pujangga blablabla. tapi overall... tjantik

    terima kasih commentnya. cerita @Irfandi_rahman‌ juga cantik .. semoga menjadi perbaikan berikutnya.
  • edited March 2015
    Black Parka
    eps.2






    10 menit lamanya Fares berjalan menyusuri trek pendakian sebelumnya, namun ia tidak melihat sosok Surya yang sedang pingsan ataupun berjalan. Fares semakin risau, bergegas ia berjalan menuju ke tebing sebelah barat dari trek pendakian. siapa tahu Surya ada disana. tetapi hasilnya masih saja nihil. akhirnya ia kembali ke jalur trek pendakian dan berjalan menuju ke pos 2.

    mungkin itu anak balik ke desa,

    kenapa aku jadi mikirin dia, kan awalnya memang ingin nanjak sendiri, hhmmm....


    Akal sehat Fares kembali berpikir. Tidak seharusnya ia mengkhawatirkan Surya, segala kemungkinan bisa terjadi. Bisa saja Surya tidak kuat untuk melanjutkan pendakian dan memilih jalan turun menuju Desa Wekas. Ya, bisa saja. Fares hanya bisa mendoakan agar Surya baik - baik saja dimanapun dia berada sekarang.

    setelah sampai kembali di pos 2, Fares berjalan sebentar untuk memilih spot beristirahat sejenak sambil meluruskan kakinya setelah beberapa jam perjalanan. terlihat sekelompok pendaki sedang mempersiapkan api unggun dan mendirikan tendanya. Fares menyempatkan diri untuk menyapa dan berkenalan barang sejenak agar lebih akrab sesama pendaki. selain itu Fares juga ikut membantu mengumpulkan ranting-ranting yang akan dijadikan bahan bakar api unggun teman barunya.

    Namun ketika ia mengumpulkan ranting di dekat tebing bagian barat, Fares terkejut. dilihatnya Surya sedang duduk melegakan kakinya sedang menyantap ketela rebus. tidak sedikitpun nampak muka kelelahan atau khawatir karena ia terpisah cukup lama dengan Fares. Fares bergegas kembali ke kelompok pendaki untuk memberikan ranting-rantingnya dan pamit untuk beristirahat di tempat lain. Salah satu pendaki bernama Rana mengajak untuk beristirahat dan menikmati waktu sore bersama. Fares mempertimbangkan tawaran itu, tetapi ia pamit untuk menemui salah satu temannya terlebih dahulu.


    " ehm.." Fares berdeham di belakang Surya.
    " Eh, Mas.. aku kira udah jauh aja. hehehe.." jawab Surya cengar-cengir.

    Fares hanya berdiri mematung menatap Surya tajam, dan Surya menjadi salah tingkah dengan tindakannya itu karena merasa bersalah sudah kehilangan jejak dengan Fares.

    " telo mas,? " tawar Surya mencairkan suasana.

    " kok tadi ngga ketemu pas aku cari kamu?"

    dicari? hihi,,,. khawatir ya ama aku

    " cari? orang ngga kemana-mana kok. tadi pas nyampe sini aku cuma jalan-jalan di sekitar sini. sekalian take gambar. udah" jawab Surya polos.

    " jadi tadi kamu sampai sini barengan?"

    " iya, orang sampe sini aku masih dibelakang mas, .. aduh mas sapa namanya?

    " ssshhh...." Fares menggeram pelan. ternyata sosok yang ia kira hilang atau pingsan di perjalanan dari tadi tetap berjalan di belakangnya. sejenak ia berpikir apa ia terlalu lebay mengkhawatirkan seorang Surya, cowok labil yang baru ia kenal beberapa jam lalu.

    " masih mau telo ngga, enak lho. keburu habis nanti."

    Fares meletakkan kerilnya dan duduk di samping Surya. kembali ia menatap tajam ke arah Surya untuk menunjukkan kekesalan dia karena sudah mencari Surya sampai kembali turun menyusuri jalur pendakian.

    " ma, maaf mas. hehe... bukan maksudnya ngilang tadi." Surya memelas.

    duh ini orang kalau marah serem keknya.. tapi tatapannya malah bikin lemes gitu. cool banget

    " nih mas, tel..."

    belum selesai Surya menawarkan keresek berisi ketela rebus, Fares langsung menyambar dan memakannya dengan lahap. Surya hanya melihat tanpa bergeming sambil menelan ludah karena saking herannya melihat tingkah Fares.

    " hehe, laper ya mas?"

    " .... "

    " mas, boleh tanya ngga?"
    " hhmm..?"
    " masnya buronan ya? atau dikejar-kejar ama rentenir? kok ngga mau ngasih tau namanya?

    Fares kembali melirik Surya heran.

    " hehe, maaf. "

    " ada air ngga?" tanya Fares.
    " ini mas "

    Fares langsung meneguk air dari tumblr yang diberikan oleh Surya. dan seperti yang sudah-sudah, dengan gerak lambat Surya menatap lekat wajah Fares yang sedang menikmati air segar yang ia minum. muka machonya, hair face yang basah karena keringat serta jakun yang naik turun membuat darah Surya berdesir dengan cepat. mimpi apa Surya semalam bisa menemui malaikat sesempurna Fares dalam pendakian pertamanya ini. segera Surya membuang pandangannya ke depan. ia tidak ingin gelagat terpukaunya diketahui oleh Fares.

    " Aku Fares,"

    oh, namanya Fares hehehe

    " hehe, punya nama toh!" tukas Surya cengengesan.

    " yoi."
    " Dari mana mas,?"
    " dari jogja, kamu mas?"
    " kan udah bilang tadi, dari Semarang. hehe."
    " oh mungkin lupa, " jawab Fares datar.

    dinginnya ni orang ... batin Surya .

    " oya, panggil Surya aja mas. hehe, aku masih 19 tahun kok."
    " oh, ok."
    " asli jogja mas?"
    " bukan."
    " terus?"
    " Jakarta."
    " oh, mas nya kuliah atau kerja?"
    " kerja."
    " oh, udah nikah ya?"
    " belum."
    " oh.."

    dan kembali hening.

    " itu gunung apa mas,?" Tanya Surya memecah keheningan.
    " Sumbing ama Sindoro."
    " oh? deket dong ya berarti. bukannya mereka di wonosobo sana ya. hhmm.."
    " deket sih, paling satu jam dari Magelang?"
    " Oo... " Surya mengangguk kepala.

    " eh, tadi pas sebelum sampe sini aku nemu notebook nih mas. punya mas kan ya? "

    itukan punya ku? kok bisa jatuh ? Fares terheran.

    Segera Fares mengecek kantong tas kerilnya. ternyata benar, notebook nya sudah tidak ada, mungkin terjatuh ketika ia mengambil botol minuman di perjalanan.

    " sini," Fares mengambil notebook itu.
    " hehe, santai mas ngga dibuka-buka kok."
    " .... "
    " etapi bagus juga ya puisi mas fares. "

    Fares melirik tajam ke arah Surya.

    " cuma make sure aja dikit, hehe buka dikit doang kok mas. makanya aku tahu ada foto mirip kamu sama adek kamu."
    " adek?"
    " eh, adek bukan sih cowok itu? temen ya? yang lagi rangkulan di pantai itu?"
    " oh.. "

    Fares sedikit terganggu dengan pertanyaan Surya barusan. makanya dia hanya menjawab pendek. tanpa berpikir panjang ia bergegas membereskan karilnya untuk beranjak dari tempat istirahat mereka berdua. mengingat tawaran baik yang diberikan oleh kawan barunya tadi, Fares pun mengajak Surya untuk bergabung juga.

    " buset, mau jalan lagi mas?" Surya keheranan.
    " Ikut ngga, aku mau gabung sama mereka." Fares menunjuk sekerumunan pendaki yang sedang bercanda di depan tenda mereka.
    " teman kamu?"
    " iya, baru kenalan tadi."
    " boleh deh, hehe..."

    Mereka berdua berjalan menuju lapang tenda yang ada di sebelah timur pos 2. Fares memperkenalkan Surya kepada mereka, begitu juga Rana yang memperkenalkan diri dan kawan-kawanya yang lain.

    Rana merupakan Mahasiswa dari Mapala Undip yang sedang mendaki bersama kawan sesama mapala. yaitu Benedictus dan Indy. Sedangkan Benedictus mengajak kawannya yang berasal dari Jakarta untuk turut serta. ada Dior, Agatha yang masih kuliah dan Anton serta Mulki yang sudah bekerja di Jakarta juga.

    Setelah berkenalan, mereka bercengkrama bersama di depan tenda yang sudah tersedia potongan kayu dan tikar untuk duduk lesehan. banyak hal yang menjadi topik pembicaraan sekelompok pendaki itu. dari hal ringan mengenai peralatan mendaki, pengalaman mendaki, sampai isu-isu terkini yang sedang hangat di Indonesia. tidak lupa Surya juga menceritakan project yang sedang ia rencanakan untuk membuat short documenter tentang manusia dan alam. sambil mengobrol santai, ia meminta izin untuk mengambil gambar keceriaan percakapan mereka secara candid. tetapi kesibukannya tidak berlangsung lama karena sadar baterai camera nya tinggal 20 persen.

    " Oya, kamu jurusan apa sih,ya?" Tanya Rana melihat Surya sedang sibuk membereskan peralatan videografinya.
    " Komunikasi mbak, di Undip juga lho. hehe.. kalau kamu?"
    " Ohh.. anak Tembalang ya. hahaha. aku teknik elektro ya. semester berapa nih?"
    " baru semester 3 hehe,"
    " Sama sihh! panggil rana aja ga perlu mbak, berasa tua! haha" Ujar Rana tergelak.
    " Lo komunikasi bro? kok ga pernah keliatan ya." Sambung Benedictus yang muncul dari dalam tenda sambil membawa snack.
    " loh, mas nya juga ?" Surya keheranan.
    " ngga sih, tapi gue anak pemerintahan, masih sekampus kan"
    " ye tapi lo angkatan 2006 ngapain jugak masih di kampus cuk! hahaha" Serobot Dior menendang pelan kaki Benedictus.

    hahahaha...

    Tawa terpecah, perkenalan singkat mereka tidak mengurangi keakraban dalam setiap percakapan sore ini. sampai ketika Rana menawarkan kepada Fares dan Surya untuk makan malam dan tinggal bersama malam ini, Fares menolak dengan halus. ia berencana untuk mendirikan tenda dekat dengan puncak agar tidak kesulitan ketika mengejar sunrise besok. selain itu ia juga tidak ingin merepotkan kawan-kawan barunya jika Fares harus tinggal bersama mereka malam ini. tujuan utamanya adalah pendakian mandiri alias sendiri, jadi ia tidak terlalu berminat untuk memulai perjalanan selanjutnya beramai-ramai meskipun mereka juga berencana untuk melihat sunrise.

    " mas, mending bareng mereka deh, kan seru" bisik Surya kepada Fares.
    " kamu kalau mau tinggal silahkan saja. selagi mereka ramaian juga." jawab Fares pelan.
    " mas lanjut nih?"
    " yap."

    duhh... tinggal ngga ya, tapi ntar aku ngga ketemu dia lagi...
    Surya merasa bimbang dalam hatinya.

    selesai berkemas, Fares mohon diri untuk melanjutkan perjalanan. tidak lupa mereka berfoto bersama sebagai kenang-kenangan sekedar pengingat bahwa mereka pernah bertemu, berikut nomor handphone yang siapa tahu mereka akan melakukan pendakian bersama di lain kesempatan. Surya yang akhirnya lebih memilih untuk mendaki bersama Fares juga ikut bergegas melanjutkan perjalanan. meskipun sebenarnya masih merasa kelelahan setelah pendakian dari tadi siang tetapi niatnya untuk bisa tetap bersama selama perjalanan kali ini dengan Fares mengalahkan rasa lelah itu.




    Trek Pos 3, Pukul 17.35



    Kurang lebih 30 menit perjalanan menanjak Fares dan Surya lalui selepas dari pos 2. sedikitpun tidak ada mereka temui jalan landai maupun menurun. trek kali ini lebih curam daripada trek sebelumnya ketika mereka menuju pos 2. jalanan nampak kering sedikit berdebu dengan ranting yang menjulur berserakan dari kanan kiri jalan. maka dari itu Fares memperlambat langkahnya agar tidak banyak tenaga yang terkuras. untuk menguntungkan Surya juga agar ia tidak tertinggal jauh dari Fares.

    Selama perjalanan hanya terdengar deru angin yang cukup kencang dan suara langkah kaki mereka. Fares dan Surya sama sekali tidak berpapasan dengan sesama pendaki yang sedang menuju puncak atau turun ke pos 2 sampai petang menjelang.

    ketika suasana menjadi semakin hening, Fares berniat melihat kondisi Surya di belakang dan ternyata Surya berada cukup jauh di bawah. hanya nampak russian hat nya diantara rerimbunan ranting pohon. akhirnya Fares berhenti sebentar untuk memperpendek jarak mereka.

    " hei, kamu sakit?" Tanya Fares heran ketika Surya sudah berhenti di depannya.
    " hhmm? ngga kok. kenapa memang mas?" Jawab Surya yang nampak kelelahan.
    " Mukamu pucat."
    " masa? biasa aja sih tapi.."
    " kalau ngga kuat ngomong. teriak kalau perlu biar aku dengar." Kata Fares sembari berjalan kembali melanjutkan perjalanan.
    " key..."
    " btw, kalau jalan usahakan jangan kosong pandangan ama pikiran kamu." Fares mengingatkan Surya.


    Fares mulai mengkhawatirkan kondisi Surya. bukan karena apa, tetapi kondisi terakhir yang ia lihat Surya tampak kelelahan dengan muka pucat pasinya. tanpa berpikir panjang ia berencana untuk mencari tanah lapang terdekat untuk mendirikan dome agar Surya bisa beristirahat dan mempersiapkan makan malamnya. tidak lebih dari 15 menit akhirnya Fares menemukan tanah yang cukup lapang untuk digunakan sebagai base pendirian dome. sejenak ia melihat kondisi sekitar, sepertinya area tersebut hanya cukup digunakan untuk satu dome saja. sehingga diputuskan untuk mendirikan satu dome saja malam ini. mau tidak mau mereka tinggal dalam satu dome.

    " kita camp disini saja" Ujar Fares ketika Surya sudah sampai menyusulnya.

    " disini mas? bagus sih viewnya. hehe. berarti kita udah dekat puncak nih! kok cepet ya?! asyiik." cerocos Surya kegirangan meskipun wajahnya nampak semakin pucat.

    " masih 4-5 jam lagi sih."
    " apa?! masih jauh toh. yahh...kok berhenti disini."
    " tuh liat muka kamu. aku ga mau tanggung jawab kalau pingsan di jalan."
    " aku masih kuat kok!" jawab Surya sambil lompat lompat dengan keril yang masih digendongnya.
    " ya terserah kalau mau lanjut. aku transit disini dulu."
    " ya deh iya... dingin amat mas fares."

    Surya pura-pura menekuk mukanya. padahal di dalam hati ia senang akhirnya istirahat juga. tidak dipungkiri memang ia merasa kurang enak badan setelah perjalanan dari pos 2 ini. kepalanya sedikit pusing dengan keringat dingin disekujur tubuhnya. tidak biasa karena di perjalanan awal ketika berkeringat Surya tidak merasa kedinginan tetapi kali ini seakan-akan keringat itu bercampur dengan hawa dingin sampai menusuk tulang dan membuat mual di dalam perutnya.

    Surya menyandarkan tubuhnya ke Batu besar yang ada di pinggir tebing. sambil mengatur nafas ia memandangi Fares yang sedang mengeluarkan dome dan peralatan nesting dari dalam tas karilnya.

    " Sepertinya tempat ini baru dipake semalam. masih ada bekas api unggun." Kata Fares.

    " Mas, kok aku kebelet ya...hehe " Surya meringis pelan.
    " Sana cari semak-semak."
    " aduh, mana udah gelap lagi. temenin plis?" Surya memelas. hari memang mulai gelap. jalur pendakian sudah tidak nampak lagi karena penerangan yang mulai menipis.

    " wei! kamu kira aku mama mu!"
    " iya ya.. dih galak amat sih mas. kek mak mak!" Ujar Surya menggerutu sambil berjalan meninggalkan Fares. tidak lupa ia membawa sebotol air mineral dari dalam karilnya untuk membersihkan hajatnya nanti.


    20 menit berlalu


    " lama juga buang air nya. dimana emang?" Tanya Fares sambil menyeruput kopi yang baru saja ia seduh.

    " hehe, deket kok dibawah situ. sekalian sholat sih tadi."
    " kenapa ngga sholat disini aja?"
    " ngga kepikiran, tadi keburu takut yaudah biar tenang aku sholat dulu aja."
    " oh.. tuh kopi, angetin badanmu tuh. pake parka nya sekarang kalau kedinginan."

    gila gila gilaa.. aku dibikinin kopi. care banget emang mas satu ini

    " udah buruan diminum selagi panas. malah senyum-senyum" Kata Fares membuyarkan lamunan Surya.
    " hehe, makasih mas."

    Surya mengenakan kembali jaket parka nya yang terselempang di karil. hangatnya bahan parka membuat badan Surya sedikit lebih baikan. meskipun pusing dan dingin dari dalam tubuhnya masih terasa menusuk tulang.

    " eh, ngomong-ngomong aku ndiriin dome dimana ya,? kek nya ngga ada lahan lagi deh." Heran Surya sambil melihat sekitar.
    " ngga usah basa basi."
    " maksudnya mas?"
    " ngga mungkin juga aku biarin kamu tidur diluar sendirian sedangkan aku tidur di dalam dome."
    " ohh, ga papa nih? takut ngrepotin aja gitu hehe.."

    " .... "


    " sebenarnya sih aku juga ngga jago-jago amat ndiriin dome. hehe makanya nyari temen di pendakian." Ujar Surya ngeles.

    " nyali juga ya kamu, nanjak sendiri. first time lagi."
    " iseng mas, hehehe..."




    dome area, pukul 19.00


    hawa gunung semakin dingin. gulita menghadang di seluruh penjuru jalur pendakian dan hutan lebat di belakang dome. namun pemandangan yang sangat indah terhampar tepat di depan dome mereka. kerlap kerlip lampu kota ambarawa dan pemukiman kopeng memberikan pengalaman yang menakjubkan bagi setiap pendaki yang menikmatinya. selain itu langit senja yang telah berganti menjadi langit malam tidak serta merta meninggalkan bekas keindahannya. sekarang mereka bisa melihat dengan jelas penghuni alam semesta disana. ada bintang, planet, dan sesekali meteor beralih layaknya bintang jatuh bermunculan setiap saat. suatu moment yang tidak akan bisa dinikmati jika kita berada di kota yang telah tercermar polusi cahaya.

    Waktu semakin malam ketika Fares sedang sibuk mempersiapkan makan malam, sedangkan Surya tertidur di dalam dome. Fares tidak tega melihat Surya yang semakin pucat dan kedinginan setelah pendakian kedua tadi. maka dari itu ia menyuruh Surya untuk beristirahat saja di dalam dome agar tubuhnya menghangat. setelah makanan siap, Fares membangunkan Surya untuk makan malam.

    " gimana kondisi mu,ya?" Tanya Fares sambil menyantap mie instannya.

    " sedikit baikan sih mas, masih pusing tapi."
    " kamu ngga ada bawa obat ?"
    " ada kok, di dalem keril."

    " .... "

    " maaf ya mas, ngga bisa bantu banyak. tau tau ini tempat udah beres aja." Surya memelas.

    " santai, udah biasa kalau cuma gini doang."
    " udah pernah mendaki apa aja mas?"
    " lupa, lumayan banyak lah."
    " merapi?"
    " udah."
    " ungaran?"
    " hmmm."
    " lawu?"
    " udah."
    " mmm, sumbing sindoro? slamet?"
    " udah, btw mending kamu habisin makan malam terus istirahat lagi deh. daripada bawel." jawab Fares datar.

    " iya iya.."

    " nanti malam aku akan nanjak lagi sekitar jam 1. kalau mau ikut pasang alarm. kalau ngga bawa aja dulu dome ku. nanti titipkan di basement pak pak karsiman. bilang saja itu punyaku." jelas Fares

    " lho? mas Fares ngga turun lewat sini lagi?" Surya keheranan.
    " Aku turun via jalur selo."
    " oohh... ok, " jawab Surya bimbang sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

    usai makan malam, Fares tidak lupa memberikan Surya minuman penghangat tubuh dan anti masuk angin. Surya yang kembali masuk ke dalam dome hanya bisa berpikir untuk mencari cara agar bisa tetap bersama Fares dalam pendakian ini. dan akhirnya ia mendapatkan ide untuk kembali keluar dome.

    " kenapa keluar lagi?" Tanya Fares
    " mau ambil gambar langitnya mas. selagi cerah. hehe.." Surya berkilah.
    " katanya habis baterai nya?"
    " udah diganti kok, bawa cadangan. hehe."
    " istirahat lah, kondisimu lemah nanti."
    " iya mas, cuma time lapse kok. nanti aku tinggal istirahat lagi."

    gila sih ini, segitunya care ama aku hehe..
    batin Surya.

    Surya mengalihkan kecanggungannya dengan sibuk mempersiapkan perlengkapan kamera. sedikitpun ia tidak ingin terlihat bahwa dia menyimpan ketertarikan akan sesosok Fares. namun ketika Surya sedang memasang baterai kamera nya, ia melihat Fares melepas pakaiannya, pandangan Surya terganggu. ia tidak lagi konsen dengan mainannya itu. tetapi diam-diam ia melihat lekuk tubuh Fares yang tampak nyata meskipun hanya terkena cahaya api unggun.

    sangat terlihat bahwa Fares adalah orang yang peduli akan penampilan dan kebugaran tubuhnya. jelas hal ini dapat diketahui langsung oleh Surya dari tubuhnya yang atletis. tidak berlebihan seperti seorang binaraga atau petinju, tetapi cetak otot diperutnya cukup menunjukkan bahwa sit up dan push up adalah hal yang tidak asing lagi bagi Fares. ditambah lengannya yang begitu kokoh perpaduan harmonis antara bisep dan trisep membuat Surya hanya bisa menelan ludah berkali-kali ketika mencuri pandang. dadanya tegap bagaikan seorang militer terlatih sangat kokoh dan menjadi perhatian khusus bagi Surya, karena dari dulu ia memiliki fantasi bisa bersandar di dada seorang lelaki atletis.

    dan apa yang dibayangkan Surya ternyata benar. Fares melakukan exercise ringan seperti pushup dan jumping jack untuk membuat tubuhnya hangat. hal ini sering Fares lakukan sebagai gerakan ringan agar tubuhnya tidak merasa kedinginan. setelah itu Fares memakai pakaian barunya yang kering dan mengenakan jaket parasut dari dalam karilnaya karena pakaian yang tadi sudah basah oleh keringat.

    " hhashhhiii..." Surya bersin.

    " aku tidur dulu. segeralah masuk ke dalam. kamu mulai flu kan." kata Fares mengingatkan Surya.

    " ok mas,"

    Surya meninggalkan kameranya diluar. ia sudah mensetting time-lapse dan membiarkan kameranya mengambil gambar langit malam ini.

    di dalam dome, sedikitpun surya tidak merasakan kantuk. padahal kondisi tubuhnya sebenarnya semakin tidak menentu. kepalanya semakin pusing, bersin-bersin, dan menggigil kedinginan. jaket, baju hangat dan sleeping bag yang ia kenakan tidak membuat kondisi tubuhnya membaik. tetapi dia tidak ingin merepotkan Fares, maka dari itu Surya lebih memilih untuk diam saja.



    di dalam dome, pukul 21.00



    sudah satu jam Surya mengigil kedinginan dalam keadaan terjaga di dalam dome. sudah satu jam juga Surya belum merasakan kantuk untuk segera tidur.

    suasana sangat hening di sekitar dome. hanya terdengar suara hewan malam, gemerisik semak, dan dengkuran halus Fares. Surya mulai jenuh, ingin sekali dia keluar dan duduk di depan dome sambil melihat pemandangan malam itu, tetapi nyalinya tidak cukup kuat untuk keluar sendirian. suara-suara aneh sering membuat dirinya paranoid. ditambah kondisi fisik yang melemah tidak memungkinkan baginya untuk keluar dari dome.

    Surya menoleh ke arah Fares yang tertidur lelap. kali ini posisi Fares tidak lagi membelakangi Surya, melainkan miring menghadapnya. dalam gelap suasana dome surya masih bisa melihat raut muka Fares yang begitu damai dalam lelapnya. tidak nampak ada guratan kelelahan dalam tidurnya, tetapi Fares nampak sangat pulas tertidur. dengkuran kecil yang ia keluarkan tidak mengurangi ketampanan sosok Fares. Fares hanya tidur berselimutkan sleepingbag, ia tidak mengenakannya karena tidak ingin kerepotan ketika tidur. hawa dingin pegunungan tidak membuat tubuhnya mengigil. sudah biasa sepertinya.

    Surya kembali berpaling memunggungi Fares, namun ketika ia berbalik tiba-tiba tangan Fares memeluk perut Surya dengan cukup kencang. ditariknya tubuh Surya hingga ia menempel erat dalam dekapan Fares. Surya yang terkejut berusaha untuk melepaskan diri tetapi apa adaya kondisi tubuhnya yang lemah tidak mampu menahan kencangnya pelukan Fares dari belakang.

    Surya merasa ketakutan, dapat dirasakannya hembusan berat nafas Fares di belakang lehernya. apakah Fares mengetahui bahwa Surya dari siang tadi telah menyimpan ketertarikan kepadanya sehingga ia melakukan hal ini? apakah ini cara Fares untuk mencari kesempatan agar ia dapat memperkosa Surya? Surya kembali mencoba berontak. bukan seperti ini caranya untuk dapat lebih dekat dengan Fares. ia memang mengagumi Fares, tetapi tidak untuk kontak seksual seperti ini. bukan gairah melainkan ketakutan yang ia rasakan.

    Dekapan Fares semakin kencang, Surya kesulitan untuk melepaskan diri dari Fares karena ia terjebak di dalam sleeping yang membuat ia tidak bebas bergerak. akhirnya ia memelas kepada Fares.

    " mas... mas, pliss lepasin aku.."
    " ssshhh.... " Fares hanya mendesir pelan sambil terus memeluk

    " mas, jangan mas.."
    " Aku sayang kamu zry, jangan tinggalin kakak lagi..ssshhh."
    " zry?"
    " sshhh,,... mmmm"

    siapa zry?? ...mmmm

    Surya bertanya dalam hati. Fares menyebut sebuah nama, Zry. itu bukan namanya. Surya berusaha menoleh menghadap Fares dan ia melihat Fares melakukannya dalam keadaan terlelap. sepertinya Fares sedang ngelindur. belum sempat Surya berusaha menjauh kembali, tiba-tiba Fares mencium leher surya dengan lekatnya. Surya memekik pelan. tidak ingin hal ini berlanjut lebih jauh, akhirnya Surya menggigit lengan Fares dengan keras.

    " arrghhh..." Fares terbangun.

    Surya segera melepaskan dirinya dari sleeping bag ketika Fares tersadar. segera ia berlari keluar dome dan menenangkan diri di depan api unggun yang mulai meredup. Fares yang terbengong dan bingung menahan sakit di lengannya akhir keluar menyusul Surya.

    " kenapa gigit lengan ku?" tanya Fares meninggi.
    " yaiyalah mas, orang kamu mau memperkosa aku!" jawab Surya
    " memperkosa?" Fares keheranan.

    " tadi ngapain kamu peluk-peluk aku sama nyium leher segala. udah tahu aku sakit juga!"
    " nyium kamu?" Fares semakin bingung.
    " atau jangan-jangan kamu ngelindur pasti ya? orang kamu nyebut zry zry gitu tadi." ujar Surya menjelaskan kejadian di dalam dome tadi.

    " .... "

    Fares terdiam. sepertinya ia memang melindur dan tidak dapat dipungkiri dalam tidurnya ia sedang bertemu dengan seseorang. ya, seseorang yang pernah ada dalam hidup Fares beberapa tahun ke belakang.

    Setelah sedikit menenangkan diri, Fares kembali masuk ke dalam untuk mengenakan jaketnya. tidak lupa ia juga menyeduh dua gelas kopi panas untuk menghangatkan tubuh gara-gara kejadian beberapa saat lalu.

    Fares menghampiri surya yang terlihat gelisah dan menggigil di dekat api unggun yang sudah padam.

    " kopi."
    " makasih"

    " maaf soal tadi."
    " iya, udah gapapa kok mas." jawab Surya tanpa memandang muka Fares.

    " aku sama sekali tidak bermaksud untuk melakukannya. aku yakin, kamu pasti masih ketakutan untuk tidur lagi."
    " ngga kok, belum ngantuk aja."

    suasana kembali hening.
    Fares merasa iba melihat Surya yang masih mengigil kedinginan. ia menjadi semakin khawatir dengan keadaan Surya. tidak ingin mempersulit keadaan, akhirnya Fares menceritakan sesuatu hal kepada Surya.

    " ya, itu Fazry yang aku sebut tadi."

    Surya melirik datar ke arah Fares.

    " dia orang yang di mimpiku barusan. sudah lama aku tidak bertemu dengannya. dan aku memang sedang memikirkan dia akhir-akhir ini."

    " dia siapa mas?" tanya Surya penasaran.

    " Fazry temanku, mmhh ok, lebih tepatnya mantanku."

    " ohh, mimpi apa emang, kok ampe ngelindur aku kebawa-bawa mau diperkosa. huuff..."
    " ya kau tahu sendiri kan dari apa yang telah aku perbuat sama kamu."
    " jorok sih. hehe .. memang udah berapa lama ngga ketemu?"
    " ada mungkin setahun lebih."
    " lama juga. tapi aneh ya nama cewek kok Fazry sih. kek cowok. hehehe." Ujar Surya mencairkan ketegangan.

    Fares hanya tersenyum..

    " iya, memang dia laki-laki ,ya."


    " bbbrrrshhhh....."
    surya menyemburkan kopi yang ia minum. ia nyaris tidak percaya dengan pernyataan Fares bahwa yang bernama Fazry adalah seorang laki-laki. jadi selama ini sosok gagah yang ia kagumi adalah penyuka sejenis, sama seperti dirinya.

    Surya segera berlaku normal mengendalikan keadaan. ia tidak ingin menunjukkan respon apapun agar tidak menyinggung perasaan Fares yang telah terbuka dengannya.

    " jangan kaget setelah tahu aku seorang gay." kata Fares melanjutkan percakapan.

    " oh,. ngga kok. hehe. banyak temenku kayak gitu juga." surya cengar cengir.

    " jangan takut juga. aku bisa mengendalikan diri. aku bukan seperti beberapa gay yang suka mengumbar nafsu kepada laki-laki. aku hanya berlaku seperti itu kepada orang yang aku sayang. seperti fazry tadi." jelas Fares.

    " ee,.., jangan-jangan Fazry itu yang ada di notebook kamu tadi ya? " tanya Surya curiga.

    " iya, ya. dia Fazry..."






    ---- to be continued ----




  • ahirnya diupdate lagi @Dexter92veterino ... itu ada beberapa typo yang seharusnya Fares jadi Surya ... Surya itu masih agak misterius orangnya, sementara Fares sudah mulai terbuka ... makin penasaran ...


  • lulu_75 wrote: »
    ahirnya diupdate lagi @Dexter92veterino ... itu ada beberapa typo yang seharusnya Fares jadi Surya ... Surya itu masih agak misterius orangnya, sementara Fares sudah mulai terbuka ... makin penasaran ...

    hehe, thanks masukannya mas @lulu_75 . kebetulan lagi inget aja untuk ngelanjutin cerita ini. soalnya udah ngedraf sejak november lupa postingnya. jadi ga sempet edit . udah diperbaiki kok :)
  • akhirnya update juga.

    bagian pendakiannya bagus, terasa hidup. kalau punya foto-fotonya, diupload juga boleh. di Google ada juga sih, tapi rasanya beda kalo yang upload authornya dari koleksi pribadi.
Sign In or Register to comment.