It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Hehe, gw juga bingung, apakah ini salah dia. Tp skinship itu, dia memang membiarkan gw, krn gw yang minta. Dia ngomong tadi malam, ketika kelar diskusi (lihat komen gw sebelumnya), gw bilang, gw pengen peluk dia. Dia jawab, "gw sbenanrnya ga suka dipeluk, bahkan sama nyokap gw. Kalau lo mau peluk gw supaya lo tenang, silakan, tapi jangan lama2".
Status kami memang pure friendship. Dia straight, yang agamis, dan pastinya dia ga suka dgn kondisi gw. Dia td malam juga, mengakui kelebihan gw, tapi menyayangkan kondisi gw yang sangat kalah sama nafsu -.-
Dan itu yang sangat mengganggu dia. Dia bilang, "lo suka sama cowok aja, gw udah ga sepakat. Apalagi lo suka berhubungan sembarangan?"
Well, gw tahu dia banyak mengalah soal perasaannya, dan gw anggap, itu bestfriend gw, gw pun bilang, "terima kasih, krn tetap menjadi teman gw, walaupun sdh tahu banyak ttg kelemahan gw"
Lagipun bro, gw rasa persahabatan seorang homophobic dgn seorang homoseksual yang masih sering melakukan kontak dgn orang lain, gw rasa itu saja sudah menggambarkan bahwa apa yg kita lakukan adalah hal yg tidak biasa. Utk bisa saling menerima satu sama lain sejak tahun 2011, itu juga hal yg perlu diapresiasi.
Spt kata teman2 lain disini, bahwa dia memang sahabat yang luar biasa, gw pun baru tersadarkan belakangan ini.
Tantangan berikutnya, lebih kepada bagaimana persahabatan ini gw jaga bersama. Semoga teman2 yg lain juga langgeng dgn sahabat2nya. Thanks....
Mas sani, sorry saya terlewat untuk balas yang ini.
Makasih mas atas apresiasi bahagianya, dan semoga mas juga dapat sahabat yg diinginkan.
Iya, nanti saya sampaikan salam ke dia. Hehe
Hehe alhamdulillah makasih bro. Saya pikir cerita saya malah lebay, makanya saya minta maaf di awal hahaha :-)
Mengenai bahasa psikologisnya, no comment deh hehe.
Senang, itu banget, dan saya selalu menyampaikan hal tersebut kepada dia. Saya berusaha utk selalu memuji dan menghargai eksistensi dia secara verbal, karena memang itu yng saya rasakan: dia sangst bernilai dalam hidup saya.
Maksud saya, kadang ada orang, yang dia sebenarnya senang bersahabat, tapi malu atau segan utk menyampaikannya secara verbal langsung. Dia segan, walaupun hanya sekedar utk berkata, "hey, aku senang berteman denganmu".
Padahal, kalau kita disampaikan begitu oleh teman kita, kita merasa tersanjung kan? Kenapa ga kita lakukan utk orang lain juga? Hehe :-) itu sih pikiran saya.
Bangga? Itu pasti. Saya selalu bawa dia di tiap kesempatan yang memang bisa saya bawa, dan selalu memperkenalkan dia sbg sahabat, atau kalau saya diundang utk kegiatan2 pekerjaan, saya nemperkenalkan dia sbg partner kerja saya. Di kalangan teman2, saya menyebutnya sbg soulmate saya, hehe. Kadang kalau disebut soulmate, dia suka agak risih. Maklumlah, cowok yang terjebak dalam konsep maskulinitas (lihat buku "the hazardous of being male")
Makasih doanya bro, saya juga berharap bisa terus sama2. Baru saja td saya diskusi, dan dia bilang masih ingi sama2 utk ngembangkan karir dia.
Alhamdulillah kalau cerita ini bermanfaat buat anda, dan semoga anda juga dianugerahi persahabatam yang membahagiakan.
:-)
Kelak kamu berencana akan menikah, dia tau itu. Mungkin karenanya dia percaya kalau kamu bisa lalui 'cobaan gay' ini makanya dia bisa toleran dengan segala pengakuan-kejujuran kamu itu dan afeksi yg menyertainya.
Semoga awet dengan hubungan pertemanannya ini. Saran, fokuskan diri pada segala tindakan logis yg perlu dan membangun dalam hidup dan hubungan itu sendiri. Hindari drama-drama kecil yang kadang malah ga guna demi menuruti ego. Sukses.
@0142yogya: iya brother, gw juga bersyukur sekali memiliki teman seperti dia. dan dalam beberapa kali kesempatan, gw sering memverbalisasikan perasaan gw ini kepadanya. gw sering bilang, "gw berbahagia memiliki sahabat seperti dirimu."
dan yang paling membahagiakan, adalah ketika kemarin kami sempat slack . kebetulan gw menghadapi maslah yang cukup besar, dan emosi gw jadi mudah naik. pada saat kami berdamai, gw bertanya, "masih tetap ingin menjadi sahabat gw kan?"
dia menjawab dengan senyuman, "pastilah. pertanyaan lo aneh..."
reflek, gw peluk dia.
hehe. kalau lo suka dia, khawatirnya kemurnian persahabatn kalian jadi ternodai. itu sih menurut gw. mungkin brother @slapi ada masukan dalam hal ini.