Uhmmmmm…..this is my first story, lebih tepatnya cerita pertama yang coba-coba saya buat…moga bisa jadi bahan bacaan yang menarik buat sobat semua,,,,,just information, cerita ini saya mix dari pengalaman sebenarnya dan fiktif, intinya sebuah pengalaman yang sedikit saya kasih tambahan biar lebih menarik. Tak kasih cabe, merica, ama garam ama vetsin banyak-banyak
Oiya, sebagai newbie dalam dunia tulis menulis, besar harapan pada kawan-kawan semua seumpama ada masukan, kritikan yang membangun, atau koreksi yang mungkin akan membuat saya dan tulisan saya lebih baik nantinya. Jangan lupa komentar dan tanggapannya ya, semoga cerita ini dapat menginspirasi dan menjadi sebuah bahan bacaan yang menarik untuk kawan-kawan semua. Tak ada manusia yang sempurna, begitupula dengan saya dan tulisan saya ini, masih banyak celah ataupun kekurangan-kekurangan dalam tulisan saya, saya harap kawan semua dapat memakluminya dan kalau berkenan sudi kiranya memberikan saya arahan ataupun petunjuk dalam memperbaiki kekurangan saya.
Sedikit saya menceritakan kenapa saya menulis cerita ini, lebih kurang adalah karena saya sangat mencintai sastra, itu poin pertama, dulu sejak SMP saya sudah bercita-cita ingin menjadi seorang penulis, saya suka sastra, Buya Hamka alias Buya Haji Abdul Malik Karim Amrulloh (Tenggelamnya Kapal Van De Wijck, Di Bawah Lindungan Ka’bah) berada dalam urutan pertama, Itok Srengengge (Megatruh) saya sangat suka gaya bahasa yang beliau gunakan, sangat indah menurut saya, ada pula Marah Rusli dengan Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai) nya, ada pula Sutan Takdir Alisjahbana dalam novel Layar Terkembangnya, beliau-beliau adalah inspirator saya dalam menulis. Alasan kedua saya adalah karena ingin menantang diri saya sendiri, mampukah saya menulis sebuah cerita?bagaiman unsur-unsur intrinsiknya?atau unsur ekstrinsiknya? Saya sadar bahwa menulis dan mengatur sebuah cerita itu tidaklah mudah, dalam kurun waktu 2 tahun saya hanya mampu menulis cerita “My Autumn Lessons” ini sebanyak 11 lembar. Selain karena kesibukan saya sebagai seorang mahasiswa, juga karena faktor kemalasan yang menjadi unsur utamanya. Cerita ini awalnya saya tulis sekitar 2 tahun lalu dan pernah saya posting disalah satu blog ini, setelah vakum sekian lama akhirnya saya lanjutkan dengan merevisi beberapa bagian dari cerita awal di cerita ini. Alasan ketiga, adalah karena saya ingin menceritakan kisah hidup saya walaupun hanya dalam bentuk tulisan ini. Seperti di atas saya mengatakan bahwa cerita ini saya mix antara kisah hidup saya dengan cerita fiktif agar tidak terlalu membosankan dan menambah warna-warna dalam perjalanan ceritanya. Saya suka menulis karena saya dapat mencurahkan seluruh isi hati saya ke dalamnya tanpa perlu mendapatkan respon yang tidak diinginkan, (tentu saja karena kertas maupun LCD komputer saya tidak bisa berbicara, kalau mereka bisa mungkin mereka bakal bilang saya lebay, hha, naujubille, jangan sampai) dengan menulis saya bisa bercerita apapun tentang hidup saya, terutama bagian-bagian sedih yang tak mampu saya ceritakan kepada orang lain.
Saya berharap bisa terjalin sebuah silaturrahim antar saya dan kawan-kawan pembaca semua. Karena teman ataupun sahabat adalah sutera dalam rajutan benang takdir. Saya ucapkan selamat membaca, dan sekali lagi jangan lupa memberikan komentarnya.
Well, aku Chand Felixandra Adawwi, nama yang unik kan? Kayak nama orang Nasrani, tapi belakangnya Arabian name, aneh? Sama akupun kurang paham, nama tengah itu dari Papa, sedangkan nama belakang itu mama yang ngasih. But im a moeslem, dan kebanyakan Chinesse di Banjarmasin sini itu Moeslem. Chan…..itu nama yang biasa temen-temenku panggil buat ku, dari nama aku aja udah jelas kan? Yaaa,,,aku anak blesteran, mamaku asli Banjarmasin dan Papaku seorang keturunan Chinesse.. seperti anak blesteran lainnya, aku juga punya tampang yang boleh di bilang lumayan (menurut Lembaga Survey Indonesia loh, mau bukti?ada sertifikatnya, suer), tinggi 178cm, mata sipit, putih, aku juga arogan juga agak susah diatur. Yeah,,,its me. Aku keras kepala dan agak nakal, agak oneng, agak,,,semuanya..hha. tapi hal demikian malah buat aku jadi tambah menarik (kata mereka). Tapi dibalik itu semua, aku punya masa lalu yang selalu aku tutup-tutupin sampai sekarang, cerita dan kejadian yang buat aku paham bahwa aku adalah orang yang gagal. Setidaknya gagal menjadi orang yang seharusnya, dan tak kalah bodohnya,,,,,aku tak pernah menyesal dengan semua ini. Itulah sedikit Introducing dariku dan selebihnya bisa kalian bayangkan sendiri gimana wujudku. ^^
###############
Inikah Broken Heart?????
Aku tertegun memandang kertas biru muda yang tergeletak di atas meja, aku udah tau itu isinya apa cuman melihat dari luar, dan ku tau….isinya tak seindah penampilannya. Selama beberapa waktu aku blank, ya,,,,aku blank mengartikan penghinaan ini, kenapa tadi aku mau aja menerima ni kertas?? Kenapa aku mesti denger temenku manggil-manggil namaku?Kenapa aku harus dapat kertas ini??emosiku tak karuan, tapi aku malah bisanya cuman diam di sudut kamar, dan sekarang aku paham, wanita itu makhluk yang paling berbahaya dan brengsek.
Aku beranjak kelar dari kamarku ke pekarangan belakang, ku bakar kertas biru itu, hal terakhir yang bisa aku baca adalah kalimat membunuh yang berbunyi “PERNIKAHAN ANAK KAMI RISCHA AMANDA DEWI DENGAN INDRA AGUNG SETIAWAN”. Aku bakar undangan sialan itu bersama hatiku buat gadis itu, aku bakar semua hal-hal tentang dia, pengorbanan, harapan, usaha, kesetiaan, semua ku bakar. Bahkan barang-barang tentang dia pun juga habis semua ku bakar. Aku cuma bisa berharap hal ini bakalan hilang bersama abu-abu seperti barang-barang kenangan dia yang aku bakar. Seharusnya aku tau, bahwa sakit hati itu tak seperti kertas yang bisa dibakar. Tapi bullshitt lah, sebisa mungkin aku membuang semua hal-hal tentang dia.
Rischa adalah gadisku, walaupun lebih tua dari aku 2 tahun, tapi dialah yang berhasil mengubah aku jadi cowok baik-baik. Aku kenal dia waktu masuk SMA, dan waktu itu dia sudah kelas 3, dan aku rasa,,,,aku waktu itu fallin at the first sight. Tiap ketemu dia senyum, padahal kita tak saling kenal dan kita juga beda sekolah. Dialah yang mengubah sikap aku dari playboy menjadi serius. Dialah yang ngajarin dan ngarahin aku buat jadi cowok yang baik. Sementara aku tak tau, bahwa hati gadis itu kayak air di daun keladi. Bisa berubah 180 derajat, dan aku yang bodoh adalah salah satu orang yang sekarang bisa paham siapa gadis itu sebenarnya.
Dia sekolah di Madrasah Aliyah sedangkan aku di SMA, kenapa bisa ketemu? Waktu itu aku sedang ikutan les komputer ceritanya, aku di ajakain temenku si Dedy untuk ikutan les di sekolahnya. Kebetulan di sekolahku yang baru belum dibuka les komputer, akhirnya aku ngambil les di sekolahnya Dedy. Uniknya lagi, kukira yang les disana adalah umum untuk orang banyak, ternyata cuman aku yang berasal dari sekolah luar, lainnya teman Dedy semua. Jadilah aku cuman punya temen ngobrol si Dedy doang, yang lainnya pada gak kenal, lagian waktu itu juga masih cupu alias pendiam alias pemalu alias minder (emang aslinya pendiem sih, diem-diem mengharukan
)
Kami biasanya berangkat jam 3 selepas sekolah bubar, seminggu sekali di hari senin sore. Les nya dari jam 3.00 pm sampe jam 5.30 pm. (dan tau gak, sebebarnya les itu cuman bertahan sampe beberapa pertemuan doang, janjinya sampe dapet sertifikat Ms. Word loh, tapi nihil, yang ada uang iuran kita-kita ludes, janji ngajar sampe dapet sertifikatnya didapat juga kagak, btw, sampe sekarang juga belum ada sertifikat bahwa sudah Ms. Word loh, jadi maap kate-kate ni ye kalo aye ade saleh-sale kate dipenulisannye) stop menggunjing tentang les itu, balik ke cerita.
Uhmmmm,,,waktu itu aku lagi ngedit undangan, ceritanya sore itu kami sedang belajar membuat format membikin undangan lengkap dengan desain dan format kop nya, disitulah cerita ini bermula, begini ceritanya (sambil ngusap2 dagu dengan serius dan manggut2)
Jeng jeng jeng jeng
(background musik koes ploes, jadul baheula banget ni ingatan ttg scene ini)
“anak-anak, ada pengumuman dari kakak kelas kalian” instruktur les waktu itu memberikan aba-aba untuk orang yang sedang berdiri di luar ruangan untuk masuk, (aku bukan anak sekolah sini paa, jadi mereka bukan kakak kelasku, dalam hatiku sambil tetap melototin layar komputer, aku kurang peduli dengan perkataan instrukturku, masih berkutat dengan tugas design undangan yang dikasihkannya ke kami, emang dari dulu agak lola deh dalam 2 hal pelajaran, matematika sama komputer)
Masuklah dua orang perempuan, pakai jilbab, aku tidak terlalu memperhatikan karena sedang asik ngedit-ngedit desain undanganku.
“maaf adik-adik, cuman mau menanyakan, yang tadi parkir motor di belakang kelas XC, apa orangnya ada disini?” tanya salah satu dari dua orang perempuan itu.
“Chan chan, ada gadis cantik tuh” Senggol Dedy kepinggangku sambil mengarahkan matanya ke dua orang wanita di depan.
“masa sih” jawabku sambil memalingkan muka dari komputerku.
Dan…..
“Ded, ada kacamata hitam gak? “ tanyaku sambil menggoyang lengan dedy tanpa melepaskan pandangan dari orang di depan.
“kenapa emang?” katanya.
“mataku silau, dia sangat bercahaya
“ (udah bakat ngelebay dari orok, turunan kakek ku
)
“wuuuuu….silau tuh mata kan, eh tadi pengumumannya apa ya?” nah kan Dedy juga gak sadar apa yang mereka omongin.
“sekali lagi, apa ada yang markir motor di belakang kelas XC?” katanya mengulang pertanyaannya.
Aku langsung berdiri, dan semua mata tertuju padaku (lampu sorot pleaseeeee, sorotin muka ku, kalo perlu lampu yang lain dipadamin aja, cuman lampu sorot aje arahin ke aku, hha). Wanita itu juga langsung menatapku.
“maaf, apa adek yang markir motor di belakang sana?” tanya nya sambil tersenyum manis.
“eeeeng,,ngg,,,enggak tau mba,,eh,,ka” jawabku kagok (mampus kan) (‾^‾)
“terus ngapain berdiri?” katanya sedikit bingung.
“reflek ka” kataku sambil garuk-garuk kepala yang gak gatal cuman ketombean dikit..dikit aja kok gak banyak.
“itu motor kami ka” Dedy juga berdiri
“hah????” sekarang aku yang kaget.
Nah dari sanalah akhirnya kami di ajak ngobrol diluar karena takut mengganggu jalannya les anak-anak yang lain. Jadi ceritanya kenapa kami dipanggil, karena kakak yang tadi itu juga memarkir motornya di sana, dan motornya hilang, ada yang maling. Dan dia melihat ada motor lain disana, cuman motor kami doang, dia berfikir kalo itu bukan motor anak-anak di sekolah, berarti motor nya si maling (nyambung gak sih?). tau ahh,,nyambung aja sih menurutku, karena wajahnya menjelaskan dengan jelas apa dan kenapa dan bagaimana semuanya bisa terjadi (kehilangan motornya maksudnya), dia juga menjelaskan kemungkinan-kemungkinannya. Itulah awal perkenalan kami, bay de way, waktu itu aku masih belum tau namanya loh, aku sebut saja Jaskia Adia Meka.
Cukup dulu untuk mengigat masa lalunya, itu awal perkenalan ku dengannya. Dari sana akhirnya (setelah berbagai macam proses pedekateh) akhirnya pacaran. Walaupun sekarang akhirnya harus berakhir dengan menyedihkan, aku dan dia akhirnya putus, dan sekarang dia menikah dengan lelaki pilihan hatinya.
Dalam kekalutan itu, aku berusaha bersikap sabar, meski sabar adalah sesuatu yang sangat susah bagi anak “to the points boy” seperti aku (ceilleeee- norak). Aku sadar bahwa aku sekarang sedang dikasih ujian (dan ujian dan ujian) oleh Tuhan. (So thanks God, it means You care bawt me ). Satu hal yang aku ingat bahwa segalanya tentang aku dan dia sudah berakhir sekarang.
…
…
Tell me again I want to hear
Who broke my faith in all these years
Who lays with you at night when I'm here all alone
Remembering when I was your own
I'll let you go
I'll let you fly
Why do I keep on asking why?
I'll let you go
Now that I've found
A way to keep somehow
More than a broken vow
Tell me the words I never said
Show me the tears you never shed
Give me the touch,
that one you promised to be mine
Or has it vanished for all time?
I'll let you go
I'll let fly
Why do I keep on asking why?
I'll let you go
Now that I've found
A way to keep somehow
More than a broken vow
I close my eyes
And dream of you and I
and then I realize
There's more to life than only bitterness and lies
I close my eyes
I'd give away my soul to hold you once again
And never this let this promise end
…
Aku putuskan buat menghilangkan stress ini dengan dugem bareng temen-temen ku, “back to nature”. Kembali menjadi aku yang ‘night boy’. Sejenak aku lupa sama masalah-masalah aku oleh efek minum-minuman yang kami tenggak bersama malam ini. Dalam situasi seperti ini, cuman ada Rega, Iwan dan juga Dyrta yang mau berbagi kegalauan denganku. Mereka memang sahabat-sahabat paling pengertian.
Di antara sahabat-sahabatku, dengan Rega lah aku paling sering curhat, Rega itu seperti saudara sendiri bagiku, sementara Iwan dan Dyrta mereka selalu sibuk sama kegiatan masing-masing. Tapi hal ini tak membuat persahabatan kami renggang, sebab aku tau Iwan selalu sibuk dengan kegiatan kemanusiaan yang dia geluti, sementara Dyrta sedang sibuk ber-backstreet ria dengan si Mary.
Aku mengenal mereka bertiga ini cuman waktu SMA doang, awalnya kan aku gak tinggal disini, jadi pas SMA doang baru pindah kesini dan aku masuk SMA disini, dulu awalnya gak kenal tuh ama mereka bertiga. Pas kelas satu itu beda kelas, aku kelas C, Dyrta sama Rega kelas B dan Iwan kelas F, waktu naik ke kelas XI barulah kami sekelas, masih ingat deh waktu pembagian jurusan, hari pertama masuk langsung liatin papan pengumuman tentang pembagian jurusan, dilihatin kelas Bahasa, gak ada, lalu kelas IPS, tiga kelas ga ada semua namaku tertera disana, sempat khawatir jangan-jangan aku dimasukin di kelas Kedokteran (emang ada??), waktu liat di kelas IPA, syukur deh, ada namanya tercantum disitu, masuk Kelas XI IPA 1. Dari semua deretan nama di kelas IPA aku ga ada yang kenal, cuman kenal sama Imel doang, sahabat waktu di kelas X, sebenernya sempat naksir sama Imel, cuman gara-gara waktu itu status KTP-ku sudah “double” alias gak singel lagi, jadi cuman sahabatan. Disanalah perkenalan kami dengan sahabat-sahabat tercintaku ini, kami dikumpulin dalam satu ruangan yang sama. Main kartu di kelas, asik-asikan bikin video konyol dikelas, tiduran di perpus bareng, ke kantin bareng, setiap weekend sepedaan bareng, bahkan yang paling konyol nonton bokep berjamaah sama anak-anak cewek di kelas. Ow em jih, kangen masa-masa itu deh dan di kelas inilah aku mendapatkan jati diriku, gak tertutup kayak waktu di kelas X, disini aku mulai eksis, ngumpul-ngumpul with the gank, kayak ayam sudah menemukan kandangnya.
Rega adalah seekor bocah yang menurutku asik, tetapi sangat menyebalkan kalau penyakit “bully” nya kumat. Dan malam ini, aku yang mentraktir mereka bertiga disini buat menemani ku yang lagi mengidap penyakit kronis yang bernama “Broken heart”. Dan mereka (gara –gara ditraktir) dengan legowo dan antusias tingkat anak alay menerima dan menemani ku malam ini.
Inikah yang namanya Broken heart???????
Rasanya sakit sekali, semacam dada kita dijejalin seribu bantal, sesak,,bahkan sekedar bernafaspun terasa sangat berat. Terasa berat menerima semua ini, suatu hal yang terjadi setelah aku mencoba untuk memulai keseriusan dan menaruh jangkar hatiku pada seorang gadis saja. Rischa, sangat jahat sekali kamu, mengapa kau memutuskan setelah aku merajut benang harapan kepadamu???
Patah hati itu kayak elo kecebur got, dan di dalam got itu ada 10 ekor buaya yang lagi kelaperan, sementara lo cuman punya seutas benang yang akan menarik lo naik.
Patah hati itu, kayak lo lagi jalan, tapi jalan pake dengkul lo sementara lo tau ada pengapuran di sendi dengkul lo.
Patah hati itu kayak lo kelaperan, dan tiba-tiba ada makanan dan minuman di depan lo, pertama lo langsung nyamber makanannya, ternyata makananya itu basi dan lo langsung ambil minum, dan ternyata air yang lo minum itu perasan cabe.
Patah hati itu kayak lo lagi jalan di gurun pas matahari terik, lo nemu daun pisang buat payung dan lo pake, baru aja lo angkat, daun pisang nya udah layu dan kering.
Patah hati itu kayak lo bangun dari tidur lo, pas lagi pewe baru nyadar lo kalo lo tidur di atas kuburan.
Patah hati itu kayak lo lagi kipas anginan, tiba-tiba aja udara yang dihembuskan adalah gas Arsine1 ama Boron Trichloride2 .
Patah hati itu, kayak mainin gitar, lo asik main gak sadar ternyata senar gitarnya itu adalah kumpulan silet.
Patah hati itu kayak makan bakwan, isinya mor ama baut sausnya oli.
Patah hati itu kayak lo lagi terjun payung, pas udah terjun, lo baru ingat parasut yang lo bawa itu cuman jas hujan.
Patah hati itu kayak lo lagi makan ayam, pas lo udah kenyang, lo baru dikasih tau penjualnya kalo ayam yang lo makan itu kena HIV.
Patah hati itu kayak lo beli obat diare, dikasihnya obat saraf.
Patah hati itu kayak lo sedang bimbingan skripsi, tapi dosen lo ngasih revisi terus.
Patah hati itu, kayak lo disuruh ngmbilin sendal yang nyangkut di pucuk monas sementara lo cuman dikasih ijuk doang sebagai tali.
Patah hati itu kayak lo jatuh dari motor, jidat lo kena knalpot, kaki lo kelindes truk, trus dada lo ketumbuk setang.
Patah hati itu kayak lo nulis surat cinta, tapi dia bales pake surat cerai.
Patah hati itu kayak lo makan kacang tapi gigi lo ga ada, dan kacangnya dari batu.
Patah hati itu kayak lo lagi mandi, pas lo guyur badan lo ternyata airnya mendidih.
Patah hati itu kayak lo makan duren, sementara lo ga tau tensi darah lo 180/100.
Patah hati itu kayak becak, kalo nyungsep kali ngangkatnya perlu bantuan orang lain.
Patah hati itu kayak rendaman kain, kalo didiemin busuk, kalo dijemurin lama malah jadi kayak kerupuk.
1: bahan kimia beracun, secara alami ada di alam. Arsine bervalensi tiga (trioksid) merupakan bahan kimia yang cukup potensial untuk menimbulkan terjadinya keracunan akut.
2:adalah cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai katalis dalam pemurnian aluminium, magnesium, seng dan tembaga. Dalam bentuk gas akan bersifat racun apabila terhirup oleh manusia.
Comments
“ Maaf cha, beri aku satu kesempatan untuk mengurai masalah ini, biar kita selesaikan masalah ini sama-sama” Ku genggam tangan Rishca, gadis yang begitu ku sayangi dari pertama aku melihatnya.
Rischa adalah gadis bersahaja yang sangat manis, dia selalu mengenakan hijab. Dia dewasa dan terkadang bisa jadi sangat manja terhadapku.
“kesempatan apa lagi sih?aku sudah di wanti-wanti sama keluargaku, mereka mau aku segera menikah Chan” isak Rischa dalam pelukanku.
Hari ini untuk kesekian kalinya kami membahas ini, apakah salah untuk berpaaran dengan orang yang lebih dewasa? Rischa ku baru saja menyelesaikan studi DII nya dalam bidang Bimbingan Konseling cuman dalam waktu 2 tahun, sementara aku masih kelas 3 SMA. Memang aku dan Rischa terpaut 2 tahun lebih, pertama aku melihatnya ketika les komputer pada saat seminggu baru masuk kelas 1 SMA, dan waktu itu dia sudah kelas 3 dan sebentar lagi lulus. Hampir tiga tahun kami pacaran, setiap masalah selalu bisa kami selesaikan dengan baik, walaupun terkadang sambil mengorbankan air mata. Tapi masalah-masalah yang selama ini kami hadapai selalu mempunyai jalan keluar untuk kami, tapi hari ini, detik ini, dan saat ini permasalahan yang kami hadapai sangatlah pelik. Aku tau bahwa kami berdua tak akan mampu memecah dinding permasalahan kami saat ini, karena begitu berat dan begitu besar resiko yang akan menimpa kami dikemudian hari.
“ya cha, aku minta keluargamu untuk bersabar, pliss..tunggu aku sebentar lagi cha,,kasih pengertian buatku,,kasih waktu buatku cha,,,” aku masih memeluk rischaku, tak ingin walau hanya sedetikpun aku melepaskannya. Sebab aku takut ketika terlepas aku tak bisa memeluknya lgi.
“ya..mama sudah kasih waktu buat kita kan chan, mama sudah kasih waktu buat kamu untuk bersikap, dan hari ini adalah hari terakhir kan mama ngasih waktu batasan buat kita, aku takut chan” rischa masih menangis di didekapanku, aku tau dia sangat takut hal ini terjadi.
Seminggu yang lalu aku di panggil orang tuanya rischa, mereka sudah mengutarakan niat mereka kepadaku, mereka ingin Rischa segera menikah. Karena aku adalah pacarnya Rischa, sudah barang tentu aku yang diminta untuk segera melamar Rischa. Itulah awal dari segala permasalahan ini terjadi.
“oke, kita pulang sekarang, biar aku temuin mama kamu buat ngomong” aku mengajak Rischa, aku tuntun dia untuk naik keboncenganku.
“gak, aku gak mau pulang, kita selesaikan masalah kita sekarang disini chan, kamu mau menikahiku?” Rischa menanyaiku.
“Yaa,,aku mau Cha, tapi kasih waktu sedikit lagi buat aku menyelesaikan sekolahku cha, kita perlu masa depan cha, aku mau sekolah, mau kuliah dulu, baru kita menikah” Aku menjelaskan keinginanku pada Rischa.
“aku sudah meminta mama untuk memberikan kita ijin untuk menikah cha, tapi mama tak mau mengijinkan sebelum aku menyelesaikan sekolah dan kuliah dulu, kamu tau sendiri kan gimana mama kerasnya kalo sudah kasih keputusan?”tambahku ke Rischa.
“aku tak punya waktu lagi untuk menunggumu, keluarga semua selalu menuntutku untuk segera menikah,,” jawab Rischa sendu
“Tapi cha…”
“Oke, ku rasa kamu sudah jelas sekali memberikan jawaban untuk masalah ini chan,,dan ku rasa akupun harus mengambil sikap demi kenyamanan kita berdua, aku mencintaimu Chan, ketahuilah, orang yang sangat ku inginkan untuk berlayar bersama dalam kehidupan ini adalah kamu, orang yang selalu aku cintai itu adalah kamu, tapi Chan ada hal yang lebih tepat untuk kita lakukan sekarang ini, ku harap kamu memaklumi ini chan, ku harap kamu ngerti posisiku sekarang chan, aku mau kita putus” tutur rischa dengan jelas
JLEGGGGG…
Sesaat aku berharap aku sedang bermimpi, untuk sesaat aku berharap untuk tidak dapat mendengar.
“Apa Cha?kamu yakin ngomong begitu?” aku bertanya dengan kesal
“Yaa,,maafkan aku Chan, ini semua ku lakukan demi kita” dia tak berani menatap mataku
“oke,,aku terima ini, sudah hampir 3 tahun aku bersamamu tak pernah terbersit untuk mengucapkan kata putus itu, aku menghargaimu,,teramat sangat menghargaimu, bahkan aku memujamu,,oke,,aku tau maksudmu,,,terimakasih” Aku sudah mulai emosi, kenapa begitu gampang dia memutuskan masalah ini dengan jalan keluar yang begitu pesimis seperti ini aku tau rischa tak seperti ini, ada hal lain yang disembunyikannya dariku, entah apa itu aku tak bisa dan tak mau menebak.
“maafkan aku Chan’
Itulah kalimat terakhir yang ku dengar keluar dari mulut Rischa, pembicaraan kami hari ini berakhir dengan kata putus. Kata yang dulunya sering aku ucapkan terhadap mantan-mantanku, tetapi tak pernah aku ingin ucapkan kepada rischaku. Rischa memutuskan ku dengan alasan didesak keluarga, terlebih lagi mamanya yang sangat ingin anaknya segera menikah. Aku tau rasanya berada dalam posisi Rischa, aku sebenarnya bisa dan “belajar” untuk memahami jalan pikiran Rischa sore ini, tapi aku tak yakin apakah aku mampu, dengan harapan bahwa esok akan terjadi keajaiban dalam hubungan kami, aku beranjak pulang.
Aku pulang dengan perasaan gamang, hari ini sangat berat untukku.
###
Bagi² mention ya.Trims
“Gaa…..aku naik banget neh” teriak ku agak keras di sofa sudut diskotik
“Kamu emang lagi kumat yak? Udah tau baru aja balik dugem, malah main banyak kamu” omel Rega sambil megang jidat aku.
“ Gaa….kok tumben hari ni aku pusing banget yak?, biasanya kuat” kataku yang udah merasa kepalaku udah agak berat.
“Yadah, kita cabut…biar aku yang nyetir” Jawab Rega sambil mapah aku ke luar dari ruangan kami.
Karena Rega tau papa mama ku sedang ada di rumah, dia membawa aku ke rumahnya, ku nginap, dan memang udah biasa nginap. Kebetulan papa mama Rega sedang ke Lamongan. Aku sepanjang jalan ngeracau ini itu, aku teriak-teriak, dan itu pemandangan yang udah biasa bagi Rega kalau aku lagi ada problem.
“Apa yang harus aku lakukan Gaa?Apa???Aku sakit Gaa” racau aku tak karuan
(Rega hanya tersenyum)
“Huftttt……Gaa, kita jangan pulang dulu dong, masih belum midnite ini” kataku sambil menarik-narik legan bajunya.
“Kamu childy juga yaa ternyata” ucap Rega
???????apa aku tak salah denger??ahh masa bodok
…
Larut malam, setengah sadar enggak sadar aku kebangun, dan aku lihat Rega lagi asik main Laptopnya. Kepalau masih sedikit berat, efek tadi kayaknya masih ada. Aku tengok jam tangan aku, udah jam 03.15 WITA. Ngapain tuh anak?Penasaran aku ikut nimbrung ngeliatin dia sedang ngapain, dan…….
itu film bokep……
Dingin-dingin gini nonton bokep asik juga, lagian kita sama temen-temen lainnya udah biasa kok nonton bokep bareng.
“Dasar maniak kamu” komentar ku ke Rega
“Ehh bangun kamu Chan?Kebetulan..hahah” respon dia
“ Asik juga tuh Three Some mereka, si gadisnya cantik juga” komentar aku lagi
Pas aku lihat lagi jelas-jelas, itu adegan agak aneh. Kok tak seperti pose Three Some yang biasa?Gadis paling bawah, ditusuk oleh cowok satu, dan cowok satunya lagi sedang nusuk cowok yang lagi ngentotin gadis trsebut. What??????Ini bokep Bisex (O.o) dan ngapain ni anak curut satu nonton yang beginian????
“Pilemnya gak bagus Gaa, ganti napa?” kata aku agak ilfill
“Coba dulu liatin bentar, perhatiin aja, aku penasaran,,kok bisa yak cowok itu keenakan?” Tanya Rega pura-pura polos
“Mana aku tau” jawab aku
“Jadi penasaran aku Chan?” lanjut Rega
“Kamu kan emang suka penasaran, oneng” sambil aku jitak si Rega
Entah karena efek obat yang masih belum hilang total atau gara-gara aku yang juga memang oneng, tak tau kenapa malah aku tak curiga dengan Rega yang agak aneh nonton film Bisexkep, malah aku biarin aja dan ikutan nonton. Lama-lama aku jadi malah horny juga ngeliatnya. (Dasar memang udah Error ni otak ku, yang begituan juga malah jadi horny).
Dasar memang bokep ya tetep aja bokep, ujung-ujungnya horny dan jadinya gelisah gara-gara ada yang tak beres di bawah sana, haha. Sementara aku tak sadar dari tadi si Rega merhatiin sikap ku yang gelisah.
“Lagi on ya Chan?” Tanya Rega
(Dasar oneng ni anak, malah nanya)
“gak, aku lagi bisulan..pake nanya kamu” jawab aku sekenanya
“ahahaha, coba liat Chan, bibir cowok itu, sexy gak nurut kamu?” Tanya Rega
“Tak tau, tapi sepertinya cowok yang satunya doyan banget ama bibirnya, aneh’ jawab ku
“iyaaaa…padahal seksian juga bibir kamu Chan” kata Rega sambil kedip-kedip ke aku
“Ahhhh,,,,tante-tante kamu” timpalku
Dan Rega cuma diam menatap ku,
Entah apa yang sedang dia bayangkan, dia terdiam mematung dengan senyum aneh yang biasa di perlihatkan orang-orang mesum. Rega malam ini sangat aneh, but I don’t care, I jucst caring bawt my heartache
“Kerasukan ya Ga???” Tanyaku waktu melihat rega masih saja melototin wajahku.
(Dia tetep diem dan mandangin aku lebih tajam)
Untung sekali film yang dia putar sudah habis, akhirnya dia menyudahi nonton film yang menurutku kurang asyik ini, ,dia memutar mp3 lewat laptopnya…
Musim hujan kepanasan
Musim panas kehujanan
Pantaslah saja diriku selalu dalam keresahan
Kau janji janji
Kau tawar tawar
Kau janjikan kau tawarkan cinta
Iming iming saja
Cinta siapa rindu siapa
Kalau cinta milik orang lain
Ya percuma saja
Biarlah, diriku sendiri sendiri
saja
BUGHHHHH…
Aku melempari Rega guling dan pas banget kena kepalanya
“Apaan tu maksud mutar lagu begituan? dangdut pula” kataku dengan nada kesal. Terdengar lagu dangdut yang sangat melegenda di kalangan emak-emak, lagu ini sering banget di putar di radio, lagi booming banget kayaknya.
“hahaha, gak ada maksud, cuman kebetulan aja ada nemu lagu itu” jawabnya dengan sok polos.
“manada, buruan pindahin lagunya” pintaku tambah kesal
“yeilah, sensi banget ni pak bos..denger lagu begitu aja langsung berasa di hati, wkwkwkwk” dia memindahkan lagu. Gak tau lagu apa, masa bodoh lah dengan anak ini, kalau diperhatikan nanti dia semakin menjadi-jadi. Aku memejamkan mata mencoba untuk tidur lagi. Rega naik ke kasur dan ikut tiduran di sampingku, aku tetap memejamkan mata, tak memperdulikannya.
“Chan…” panggil Rega dengan suara sedikit pelan, hampir berbisik di sampingku.
“Apa??” jawabku datar,
“Sakit nyadisini ya Chan?” sambil tangannya meyenduh dadaku, tepat dibagian dimana ada jantung bersarang.
“Ya..” jawabku
“Masih sakit?” dia mengusap2 dadaku, seperti hendak mengurangi rasa sakitku.
Aku membuka mata,
“Apaan lah Ga, yang ada ntar dada ku membesar gara-gara di grepein kamu” selorohku kepada Rega.
“hahah…sebenarnya itu maunya..wkwkwk” Rega mulai lagi.
“oneng” ku sikut pinggangnya Rega disampingku.
“haha, sabar ya..” kalimat support dari Rega yang baru kali ini ku dengar, biasanya dia selalu ngebully siapapun. Tak pernah dia menampakkan bahwa dia peduli dengan siapapun, tak terkecuali dengan kami para sahabatnya. Tapi kali ini dia memberi support kepadaku?seperti bukan Rega saja lah ini.
“ Thanks yaa, “ sambil ku pegang jidatnya dia, memastikan apakah dia sedang demam atau memang sedang kesambet jin di depan komplek, menurutku anak ini sekali-sekali perlu di rukiyah, ahah.
Dia diam saja
Dan akupun diam
Aku kembali ke posisi tidurku semula, kembali memejamkan mata. Mataku semakin lama semakin berat selaras dengan semakin berkurangnya kesadaranku dikarenakan rasa kantukku, setengah sadar atau tidak, aku mendengarkan rega mengucapkan kalimat selamat malam sambil mencium pipiku, aku tak begitu mendengar kalimat apa yang dia ucapkan sebenarnya, seperti ucapan selamat tidur, namun samar. Entahlah, aku sudah tak kuat.
“Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz”
###
Hidup itu layaknya sebuah perjalanan yang penuh misteri,
Kadang banyak hal yang kita dapatkan dalam perjalanan kita
Entah itu senang, sedih, gamang,
Tapi semua adalah sebuah pelajaran berharga
Yang bersamaan dengan waktu, akan menguak beribu-ribu persimpangan yang akan menuju pada satu titik,
Takdir…
…….
Aku membuka mata dengan enggan, terasa sekali pagi ini begitu menusuk dinginnya ke seluruh permukaan badan, kutarik kembali selimut dengan kakiku. Inginku teruskan tidur, ku pejamkan mata kembali. Namun suasana ini begitu aneh, badanku terasa berat. Ku buka mataku kembali sekedar memastikan apa yang menimpaku.
Rega,
Aku lupa, aku sedang menginap dirumahnya,
Ku geser badanku agak sedikit menjauh, dia masih tertidur pulas, aku bangun dan duduk., mencoba untuk mengumpulkan kesadaran yang masih tertahan oleh himpitan ngantuk. Begini neh kalonya orang susah bangun pagi, berasa berat bahkan sekedar memincingkan mata untuk melihat jam berapa sekarang aja harus menunggu beberapa detik.
Kulihat jam dinding dikamar Rega, oke,,,,pukul 09.00 AM
Aku beranjak dari tempat tidur, tepatnya dengan terpaksa, haha..i think im gonna hungry. Mau jadi maling bentar ah di dapur rumahnya rega.
Aku sedang mengamati isi kulkasnya rega ketika Cil Minah menyapaku selamat pagi.
“Baru bangun ya bang?pasti lapar” katanya seraya tersenyum hangat.
Cil Minah adalah orang yang bantu-bantu mengurus rumah keluarganya Rega. Aku kenal dia, karena tentu saja aku sering menginap disini. Orangnya sangat ramah, terlihat sekali kalau dia adalah sosok orang tua yang penyayang.
“Kada3 masak Cil???” tanyaku
“kada bang, hari ini mau pulang kampung, bang Ega sudah tau kok. Tapi cil sudah belikan nasi kuning neh di depan” katanya sambil meletakkan kantong plastik yang dari tadi di pegangnya.
“wah..pas banget neh ..” seruku girang
“by the way..kok pulkam??ada apa cil?” kataku sambil duduk di depan meja makan.
“kayaknya ada yang belum cuci muka dan sikat gigi” seru seekor makhluk asing yang berjalann dengan santainya ke arah kami, rambutnya basah. Hmm baru cuci muka kayaknya si monyet.
“Ooopsss,,,lupa” jawabku sambil kabur ke kamar mandi Rega, dengan muka cengengesan bercampur malu, ada cil minah. -_-
“Sikat gigiku yang kemaren masih ada kan ga?gak kamu pakai kan?” Aku melongokkan kepala kembali dari balik pintu.
“cek aja sendiri sana, kalo hilang masih ada sikat lantai kan?” jawabnya sambil membuka bungkusan nasi kunignnya. Siall, dia duluan. Cil minah sambil senyum di belakangnya sambil bikin teh buat kami.
Asemm..umpatku dalam hati
Aku masuk lagi.
3= Kada :(Bhs. Banjar) Tidak
“sisakan bungkusan buatku…” teriakku dari dalam kamar mandinya rega.
Gatau dia dengar apa kagak.
Miawww..Miawww
Bunyi sms dari HP ku, aku sibuk mencari-cari darimana bunyi SMS itu berasal.
Owwww, di kasur. Buru-buru ku ambil, dari siapa ya…
Bang Chan, sudah tau kabar tentang ka Chacha?
Nomer baru, siapa ya?tanya-tanya Chacha pula, ya jelas lah aku sudah tau, teringat akan nama itu aku kembali galau, perasaan gamang kembali menyeruak ke dalam hatiku. Kenapa sih pagi-pagi begini sudah diingatkan tentang dia, kayak jam beker aja yang pagi-pagi buta ngingetin tuannya buat bangun. Aku bergumam kesal..
Sp ya?
Aku mengirimkan SMS balasan kepada pemilik nomer baru itu. Aku sudah berusaha untuk sedikit saja melupakan beban fikiranku tentang permasalahanku sejenak. Tapi sudah diingatkan kembali. Awal yang menyebalkan untuk hari ini.
Oh maaf bang, ini Chima, maaf ganggu abang pagi-pagi, hhe….cuman kefikiran abang aja, aku berasa hal ini akan membuatku bersalah nantinya kalau aku tak memberitau abang..
Ow,,,,mantan calon adik ipar,,,
Bahasanya ambigu banget..
owww ada apa dik? Iya sudah tau kami sudah gak ada apa-apa lagi dik, tenang aja, abang gak bakal ganggu dia lagi
jawabku sedikit sok cool, haha..memang harus terlihat tegar di hadapn cewek. Masa cowok diputusin mewek sih kayak bekicot kena garem (nyambung gak sih….entahlah,,wkwkwk).
Dihadapan cewek harus kuat, apalagi dihadapan mantan calon adik ipar, hhu berasa pengen gigit kursi didepanku deh. Jangan terbawa kesedihan plis.
Pernikahannya kan besok bang, abang datang?aku mau ngomong sama abang, penting
Yeillaaaah,, bocah, manada orang yang kuat melihat pacarnya sedang bersanding dengan orang lain. Daripada ntar disana aku melakukan hal-hal yang konyol, jujur aku merasa belum kuat untuk menerima ini semua. Hmmm, tapi tunggu sebentar, besok disana, bawa korek api ama bahan bakarnya, siram tenda Penganten nya, sulut. Kayaknya boleh juga…hahah..bodoh bodoh bodoh, langsung aku tepis pikiran yang tidak-tidak, tetap harus berfikir secara logis. Atau datang kesana, langsung ajak duel sang suaminya?biar yang menang berhak menikahi Chacha. Ahahah, Im gonna be Stupid. Jangan – jangan yang ada nanti malah aku yang pingsan melihat pacar (Channn,,ingat, sudah jadi mantan, “MANTAN”) sendiri di atas dengan orang selain aku. …tapi untuk kemungkinan ini kayaknya gak mungkin deh, apakah aku secupu itu?berasa jadi orang aneh hari ini, memikirkan kemungkinan-kmungkinan yang terjadi, sementara aku tau itu hal yang gak penting untuk ku pikirkan.
Liat nanti lah dek, terasa berat
Hampir lupa untuk mebalas SMS nya, keasikan sama pikiran sendiri, jelas itu hal yang tak bagus, bermain dengan fikiran dan kemungkinan-kemungkinan yang tak perlu. Ngomong-ngomong, kayaknya SMS ku tadi malah sedikit curhat deh, Koplak banget. Aku nepok jidat, berasa malu deh, hilang kan image cool dan kuatnya jadinya. Semoga Chiema gak sadar sampai kesana deh. Hope so…
Harus datang bang, penting banget,
“sikat gigi apa lagi modusin anak orang?daritadi lama banget” kata rega masuk kamar dengan muka masam. Melihat ku yang lagi melototin HP.
Uppppppsssssssssssssss…..lagi-lagi
“eh sory deh aa Lega” ku jitak kepalanya sambil berlalu ke kamar mandi.
“Dilarang uhuk uhuk dikamar mandiku ya coy” Kepalanya nongol di pintu.
“Asemm, ngapain juga,” kali ini aku yang dibikinnya kesal.
Dia sudah menghilang di balik pintu
Ketika aku asik menikmati makan pagiku, ku lihat Cil Minah masih asik bersih-bersih di dapur.
“sudah makan cil (4) ?” tanyaku
‘sudahlah bang, tadi makan di warungnya” jawab cil minah sambil menatapku sekilas sambil tersenyum.
“kenapa pulkam?ntar si bang Ega sapa yang ngasih makan dong cil?” tanya ku sok imut geli, membayangkan Rega dirumah tanpa ada yang masakin (atau beliin makan seperti sekarang).
“Si Adit, anak Cil kecelakaan bang” jawab Cil, ku lihat wajahnya langsung sendu, terlihat begitu dia mengucapkan nama Adit, wajahnya khawatir, sedih, bercampur dengan perasaan galau (ibu-ibu tau galau juga gak ya?ahah) jelas sekali dia sedang memikirkan “si Adit” ini. Cil Minah pasti berasa tak sabar ingin segera pulang. Itu terlihat dari caranya bekerja pagi ini, gak ada semangat sama sekali. Ngomong- ngomong aku gatau siapa “si Adit” ini.
“oooooooo..” aku ber o panjang
“Adit itu anaknya Cil, dia sepantaran dengan abang, mungkin lebih muda satu atau dua tahun bang..” Cil minah menjelaskan, oww anak, pantes saja. Seorang Ibu mana aa yang gak khawatir dengan anak nya.
“turut berduka Cil atas kejadian yang menimpa Adit, semoga lekas sembuh” jawabku simpel, tak mau membuat Cil minah semakin terlarut dalam kesedihannya, kasihan dia, tak sepantasnya aku mengungkit masalah itu lebih jauh.
“makasih bang” jawabnya lirih
Selesai aku menyantap sarapan, aku langsung mencari sosok Rega. Ku cari dikamar, gak ada, di kamar mandi, gak ada. Di dapur?jelas gada, soalnya aku baru dari sana.
Mungkin di depan, gumamku pelan seraya beranjak ke depan rumah.
Benar saja, dia sedang di depan rumah, dengan alat tulis dan clipboard lengkap dengan kertas yang menempel di clip tesebut. Sedang mengores-goreskan pensilnya. Yep benar sekali, dia adalah anak unik yang pernah ku kenal, dia sedang melukis, di pagi bolong ini, dengan mata terpejam. Itulah kebiasaannya, yang terbilang rada unik, melukis dengan menutup mata. Sempat penasaran dengan hasilnya nanti, tapi feelingku kayaknya bakalan jelek deh, ahah..ku rasa aku bukan sahabat yang baik dalam hal ini, wkwkwk
“berasa ada bau makhluk astral disini” dia berkata, masih dalam keadaan mata tertutup.
PLOTAKKK
Jitakan sayang spesial dariku, ku harap dia benjol. Amin
“ngapain pagi-pagi kayak Bapak Pensiunan?duduk di depan rumah, cuman kurang Kopinya aja tuh, lengkap dah” kelakarku, dia mengusap-usap kepalanya, minta tambahin boleh sini nak, hahah
“sana bikinin” jawabnya singkat, masih bersungut, sedikit kesal
“ koler (5)” jawabku mantap
Saat itu Cil Minah keluar, sambil membawa barang-barangnya dalam sebuah tas. Di belakang tadi, dia ku suruh langsung pulang aja. Kasihan dia, sebenarnya dia gak mau dengan alasan kerjaann beres-beres rumahnya belum selesai. Tapi aku meyakinkan bahwa itu gak perlu untuk hari ini, biar aku sama Rega aja yang membersihkan dan beres-beres rumah. Akhirnya dia mau setelah meminta maaf kepadaku untuk hari ini, padahal aku bukan sang Tuan Rumah, ahah. Dia menghampiri kami dan meminta pamit untuk pulang. Aku dan Rega mengiyakan.
“hati-hati Cil, nanti kalau ada waktu kami berkunjung sekali-kali ke tempat Cil” kataku sambil melambai-lambaikan tangan selamat tinggal.
“hah,,kami???” rega bergumam pelan.
Kusikut dia, untung cuman suaranya pelan
4 = cil adalah sebutan bibi untuk orang banjar
5 = koler ( Bhs. Banjar) malas
Ohya boleh kasih saran ya.hehe
Lebih enak kalau ada Bahasa Daerahnya,terjemahannya langsung taruh disebelahnya aja,bisa langsung dimengerti.
masalah penulisan footnote alias catatn kaki, ane cuman menyesuaikan dengan penulisan novel aja sih, tapi nanti saya coba,,,mksh ya
Setiap manusia mempunyai perasaan masing-masing
Sejalan dengan itu, setiap manusiapun di berikan hak untuk me-manage perasaannya itu
Perasaan . . .
Bahasa yang sangat puitis sebenarnya, dan entah kenapa akhir-aknir ini aku tambah puitis
Perasaan itu sangat dinamis
Ak selalu menampilkan sisi terbaik dari perasaanku, sebab sifat dasar manusia adalah mereka tidak peduli, dan walaupun ada yang peduli, kemungkinan hanya karena merasa iba ataupun kasihan
Maka hal terbaik yang sebaiknya kita lakukan adalah menyimpan perasaan sakit kita
Sebab, mengutarakannya pada dunia, hanya akan menambah besar luka yang akan di derita
Sungguh ironi memang, maka sebab itu, aku selalu berusaha untuk menjadi seorang aktor yang profesional dipanggung dunia ini
Walau ku akui, terkadang perasaan juga tak memiliki perasaan
Berbicara mengenai perasaan, tak lengkap rasanya kalo kita tidak menyentil sedikit tentang cinta, ya,,,cinta..sejatinya perasaan itu akan berujung kepada cinta, cintakah orang itu?tidak cintakah orang itu?
Senang dan sedih, tangis dan tawa, semua akan berujung pada satu titik pertanyaan yang sama, cinta.
Semua orang di dunia ini pasti pernah berurusan dengan yang namanya cinta
Cinta adalah permasalahan klasik yang akan menimpa orang-orang yang lemah jiwanya
Lemah? Ya lemah,,,,
Jiwa yang lemah terhadap kekuatan hati dan ketegaran rasa
Jiwa yang akan dengan mudah terbuai ataupun tersadar oleh getaran cinta
Ya, cinta akan merasuki orang yang lemah oleh pesona,
Tapi ketahuilah, cinta adalah bentuk dari kelicikan nafsu
Dalam perjalananku bergulat dengan perasaan yang berujung pula kepada cinta
Maka aku menemukan ketidakwajaran dalam hakikat cinta yang ku lihat selama ini
Kenapa cinta itu di puja?tapi kenapa pula cinta itu dihujat?
Kenapa cinta itu dikejar?tapi kenapa pula ada yang melepaskan cinta?
Cinta itu seperti sebuah kotak pandora, yang isinya akan berbeda untuk setiap orang
Bahagia…
Duka…
Itu dua keputusan akhir yang akan kita dapatkan ketika memilih cinta
Entah pilihan yang mana yang akan didapatkan?
Setiap orang akan mendapatkan hasil yang berbeda, dengan jalan yang berbeda pula
Menurut seluruh orang bijak, cinta akan berujung kepada kebahagiaan, selalu
Walaupun jalan yang di tempuh berliku dan tajam, ada satu kebahagiaan yang akan menanti di ujung jalan itu
Hufffff….
Sayangnya aku bukanlah orang yang temasuk bijak,
Aku mulai ragu, akankah cintaku berujung bahagia?
Jalan yang kulalui begitu rapuh, walaupun sampai di ujung, apakah kebahagiaan itu akan mampu ku raih?
Pesimistis akan timbul bersamaan dengan terkikisnya semangat,
Fiuhhhhh…
Aku mulai gila
Aku mulai berhipotesa
Sementara hal-hal logis tak aku turut sertakan
Okeee, cukup
Yang terpenting dalam perasaan adalah ketegasan
Dan tentu saja kesabaran
Dan kabar buruknya adalah, hanya 1 % manusia yang mampu menggunakan keduanya secara benar
…
Sepulangnya dari rumah Rega, aku langsung pulang ke rumah. Hari ini malas ntuk jalan - jalan, setelah dari tadi pagi, bahkan sampai sekarang detik ini si Chima masih saja meyakinkan aku untuk datang ke pernikahan kakaknya yang tak lain adalah mantanku sendiri, yang putus gak sampe sebulan dariku. Jujur aku bingung dengan anak ini, sangat jelas sekali dia sangat antusias megajakku datang di resepsi itu. Entah apa niatnya, akupun tak tahu.
Aku tak hendak berburuk sangka, ku anggap itu sebagai niat baiknya untuk membuat aku bersikap gentle. Gentle? Berasa aneh dengan kata-kata ini. Aku merasa kegentle an ku tak perlu dibuktikan dengan cara mendatangi acara pernikahan mantan. Lantas nanti disana ngapain? Nyumbangin lagu? Terus lagunya dipilih yang sesuai buat nyindir sang penganten? Lagu Pestamu Dukaku?dangdutan dong?atau lagu Geisha, yang judulnya Pergilah? ahah. Konyol sekali.
Bukannya aku tak mau, ku rasa aku memerlukan waktu untuk menata kembali perasaanku, agak sedikit lebay memang, tapi ya memang aku berasa belum kuat sekarang ini. Perlu banyak waktu untuk melupakan apa yang kami jalin selama ini. Kecewa? Jelas, aku tak memungkiri ini, tapi aku belajar satu hal, bahwa mencintai tak perlu memiliki (bijak banget ya?). aku berusa merelakan Chachakun. Berat memang, tapi kan yang namanya cowok, masa mesti mewek-mewek kayak cewek, bukan aku banget lah. Kesedihan bukan untuk diperlihatkan segamblang itu. Cukup aku dan Tuhan yang tahu rasanya gimana.
Bertahun-tahun sejak dari awal merasakan pacaran untuk pertama kalinya, aku tak pernah merasakan yang namanya sakit hati, diputusin pula. Tak pernah. Dan kali ini aku merasakannya, rasanya ternyata sangat luar biasa, bahkan kalau saja tak ingat akan tugasnya Amang Dilah itu sebagai tukang kebun di rumah, bisa saja aku habiskan itu rumput-rumput di depan rumahku, saking kesalnya mencari pelampiasan. Bahkan kemaren waktu sama rega aku beli baygon semprot, dia nya malah pada berisik ngelarang sambil nangkepin badanku, dia bilang jangan lemah jadi cowok, dia bilang masa aku cemen banget, dia nasehatin gak seharusnya aku berfikir pendek, masih ada banyak orang yang sayang sama aku lah, berisik. Padahal apa coba?aku kan beli baygon karena dirumahnya banyak nyamuk. Koplak . tapi ngomong-ngomong sakit hati itu beneran sakit, pantes saja orang-orang yang terkena syndrom ini sering lebay, termasuk….hehehe. gak gak, im not le to the bay. Hanya sedikit puitis melankolis megantropis palaeo javanicis. Hha
Dalam situasi seperti ini malah ingat suratnya Majnun kepada Laila deh:
“Kau berkata bahwa aku adalah sang penjaga harta. Memang aku berada didekatnya, namun disaat yang bersamaan aku tidak pernah sejauh ini darinya! Kunci yang dengannya aku bisa membuka peti harta itu belumlah diciptakan. Logam yang darinya kunci itu akan ditempa masih di dalam perut bebatuan.
Aku adalah pasir yang kau injak di bawah kakimu, sementara kau adalah air kehidupan--- tapi kehidupan siapa? Aku bersujud dikakimu sementara tanganmu memeluk--- memeluk siapa? Aku bahkan mendapatkan musibah darimu, sementara kau membelai---membelai siapa? Aku adalah budakmu dan bebanmu ada dipundakku, tapi bagaimana denganmu? Perhiasan siapa yang tergantung ditelingamu? Kau adalah Ka’bah ku, kepadamu aku menghadapkan shalatku, tapi apakah aku ini bagimu?
Kau adalah penyembuh bagi semua yang salah pada diriku, namun pada saat yang sama kau adalah penyakitku! Kau adalah anggur dalam cawanku, namun tidak menjadi milikku. Kau adalah mahkota yang dibuat untukku, namun yang menghiasi kepala orang lain. Memang kau adalah hartaku, namun kau ada ditangan orang asing, untuk dinikmati: aku tidak lain dari seorang pengemis malang yang dipatuk oleh ular penjagamu. “
Oke, sekarang kalian boleh nyebut aku lebay -______-
But I still like Nizami Ganjavi, apalagi pas galau-galau begini. Kata-katanya pas banget buat hatiku saat ini.
Aku tak berjanji kepada Chima untuk pasti datang besok, perasaan gamang membuatku untuk tak perlu memutuskan sekarang.
ada yang mau ak omongn dg abng, penting,,,ak mau ksh tau rahasia ttg ka Cha2,,pasti abng blm tau kn yg sbnrnya, ak tk mau ni jd dosa trbsar kk ku
Wewwww. .apaan tuh?
Sekedar alasan biar aku dateng?
Ya nanti difikirkan lg
Ku tekan tombol send ke Chiema.
Ok bang, ku hrap abng dtg
Jujur aku penasaran, dari tadi pagi dia ngirim SMS ngajak datang, bilang ada hal penting atau apalah itu.
hahah
thx, sebuah komentar yang bagus, i like it,,,mencoba memperbaikinya gan..