Dia, yang kusayang...
"Sudahlah, Jar! Pokonya kamu harus ikut lomba drumband nanti di Padalarang!" tandas Raka ketika kami telah selesai eskul Drumband di SMP *******. Raka adalah teman baru-ku-walau kami sudah kenal lama-tapi entah kenapa sejak hari ini aku merasa dekat dengannya. Aku dan dia seangkatan walau beda kelas, yaitu kelas 9. Aku masuk di esktra kulikuler drumband karena aku -entah kenapa sejak dua hari yang lalu-ketika melihat Raka, rasanya ada yang aneh di dalam tubuhku. Aku merasa senang ketika melihatnya, apalgi jika dia sudah menyapa : 'Jar, ayo kita main gitar lagi."
Memang aku suka sekali gitar, terutama memainkan fingerstyle. Kalau Raka lebih ke rytem, namun sepertinya dia juga jago banget memainkan vocal karena dia sudah menjadi murid kesayangan guru berkat suaranya yang indah. "Kayaknya aku nggak deh, Ka. Soalnya aku kan baru masuk, masa sudah ikutan lomba?" tolakku halus. Dia berhenti menyetem quartom lalu menatapku lekat-yang jujur saja membuat jantungku berdegup dengan kencang. 'Hhffft... apakah aku suka sama Raka?' gumamku dalam hati. Jikalau iya, aku sudah tidak aneh lagi karena sejak SD aku lebih memperhatikan pria dibanding wanita. Yah, Fajar Setiawan yang selalu jadi kebanggaan mamah dan bapak adalah seorang gay semenk awal masuk SMA. Kemajuan teknologi yang berkembang pesat lebih memudahkanku untuk mencari sebuah pertanyaan yang sulit, bahkan tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Gay... dunia pelangi yang akan kuhadapi di masa mendatang. Benarkah? Benarkan kehidupan ku akan indah seperti pelangi? Atau benarkan kehidupanlu akan indah seperti cerita 'pelangi' yang sering kubaca di blog Andy Star Vegantara? Mungkin saja ceeitaku akan seperti Bright Day miliknya Rendi Febrian, tapi yang pasti, aku tidak menginginkan hal itu. Aku menginginkan kisah hidupku menurut versiku sendiri: Fajar Nugraha.
"Sudah kubilang kami kekurangan anggota untuk cowok, Jar! Peserta minimal harus 100 orang. Kamu tenang aja, toh di semerter pertama kamu pernah masuk drumband kan? Cuman keluar di semester ke dua." Aku mengangguk untuk menjawab pertanyaan Raka. Memang aku dulu pernah masuk drumband, namun keluar karena waktu itu aku gak punya temen sama sekali. "Kamu juga masih inget kan pukulan mars sama solo drum?" lagi, aku menangguk untuk kedua kalinya. "Yaudah kalau kamu sudah mafhum akan hal itu, kamu gak usah khawatir. Aku yakin kamu pasti bisa...," semangatnya sambil mengambil gitar di sampingku.
Namun belum sempat Raka mengambil gitar, aku sukses mengambilnya lebih dulu. Jariku lincah memetik snar, memainkan lagu Sorry yang cukup terkenal di dunia akustik. Yah, musisi itu adalah Sungha Jung pemain finger asal Korea. Aku memainkan lagu ini sesuai dengan judulnya yaitu maaf. Maaf karena niatku masuk drumband bukan karena sepenuhnya ingin mendalami soal musik, tapi lebih kepada agar aku bisa deket sama Raka. Seperti sudah kubilang : AKAN KUBUAT CERITAKU SENDIRI DALAM HIDUPKU SENDIRI.
TBC
#Cuap -cuap penulis
Ini adalah kisah real-ku. Mungkin beberapa scene akan ada perubahan biar ceritanya menarik-tidak terlalu datar- mungkin juga tidak sesuai keinginan. TAPi yang pasti, ceeita ini campuran real and non real...
Comments
@GeryYaoibot95
@Tsu_no_YanYan
@alfa_centaury
@d_cetya
@HidingPrince
@arieat
@admmx01
@elul
@Xian_Lee
@agungrahmat
@erickhidayat
@Adityaa_okk
@Anubisnoh
@Handikasendave
@sasadara
@TigerGirlz
@abiDoANk
@zeva_21 @RichardLee
maaf manggil akang-akang. seterusnya aaya gak akan manggil lagi kok saya akan nge mention yang komen aja. Maka, jangan komen jika gak ingin di mention sama saya. hehe...
makasih bagi yang rela baca...
Saking byk cerita pake nama Raka,sampek suka ketuker² ngiget jalan ceritanya #CurCol
Gak nolak klo Kena dimention )
Mention aku ya....