It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
yeaaa!!!!
Udah dimensyen berulang kali padahal..
Maaf Ya TS bru dibaca skrg..
I love your story, Okta sounds really "BF-Material" you know and I love that!!
Keep mentioning me ya..
I love your story..
Boom Clap
Hallo Again... Namaku Arman.
Sekarang aku kelas XII.. Akhirnya hari ini aku perdana memulai pembelajaran di kelas XII setelah kemarin bergelut dengan acara MOPD yang melelahkan.
Hem, tidak sepenuhnya memang.. Karena berkat itu aku bertemu dengan Okta. Seorang cowok menawan dengan seragam SMP nya.
"...PING.." Nada dari Handphone ku berbunyi.
Aku segera menghentikan aktivitas bercermin sambil mengingat setiap kejadian bersama Okta.
Ku ambil handphone dan melihat sebuah BBM dari Okta "Aku berangkat sekarang ya,tunggu" yang segera ku balas dengan cepat "Hati-hati".
Setelah itu aku menyambar buku-buku yang tadi ku letakan sementara diatas kasur, memasukannya kedalam tas, memakai sepatu dan berderap keluar kamar menuju ruang makan.
Seperti biasa, baru ada Papa di meja itu.
Aku meminum susu ku sedikit, mengambil roti dengan beberapa potongan keju dan melahapnya.
"Pelan dong man,liat tuh berantakan kejunya" kata Papa sambil mengamatiku
"Buru-buru...ntar keburu dia dateng" jawabku asal sambil terus makan dengan cepat. Sebenarnya aku tidak terlalu memfavoritkan roti untuk sarapan dan lebih memilih nasi goreng. Tapi apa boleh buat sepertinya Mama sedang tidak ingin membuatnya hari ini. Buruknya lagi stok bubur bayi ku habis.
"Dia? dia siapa?" tanya Papa bingung
"Oh...Dia itu temen aku pah" kataku sekenanya
"Oh yang masih SMP itu? kok bisa sih kamu main sama anak SMP? main tuh sama yang seumuran sajalah.. lagian dia itu masih SMP kok udah bawa mobil sih? penuh-penuhin jalan aja padahal SIM aja bel-"
"Mas temennya udah dateng tuh" kata Mba Ika sedikit berteriak di dekat pintu ke dapur. Otomatis celotehan Papa terhenti dan aku sesegera mungkin bangkit dan pamit kepadanya yang masih diam, mungkin karena dia masih jengkel omongannya harus terpotong.
Aku berjalan sedikit cepat menuju arah taman tempat biasa Okta menungguku.
"Hai" sapaku kali ini dengan senyuman dan tidak sinis seperti dulu.
Kulihat dia sedang berjongkok memperhatikan Anggrek yang ada di rak bawah.
"Hai" katanya seraya membalikkan badan dan berdiri.
Hari ini dia benar-benar.....Menawan dan Rupawan.
Dengan Seragam Putih Abu-abu yang sangat terlihat baru,Sepatu Sneakers,Kacamata.. hah? Bahkan aku baru tau dia memakai kacamata padahal kemarin-kemarin tidak. Satu lagi, Dia tersenyum sangat lepas.
"Cie cool banget pake Abu-abu" kataku menggodanya
"Haha bisa aja kamu. Jadi,bisa kita berangkat sekarang?"
"Boleh hehe".
Aku mengikutinya ke mobil, Sebenernya ini masih terlalu pagi, namun saat aku masuk kedalam mobilnya akhirnya aku tau mengapa berangkat terlalu pagi.
Ternyata ada cowok berkacamata yang disebut tetangganya itu, jujur saja aku sedikit jengkel sama cowok itu karena perkataannya yang merusak momen ku dibawah pohon kemarin.
Kulirik dia sedikit sinis tapi sayangnya dia hanya melirik keluar jendela. Sial.
Cukup lama terjadi hening didalam mobil ini ketika aku dan Okta masuk.
"Tetangga kamu itu namanya siapa sih Ta?" Kataku akhirnya memecah suasana hening ini. Kulirik orang yang kumaksud sementara yang dilirik hanya cuek saja bagaikan mayat hidup yang menatap keluar jendela.
"Soalnya kayaknya langka banget ngomongnya jadi gak mungkin aku nanya dia" kata ku akhirnya karena Okta tidak merespon.
"Itu kan ada nametag nya Arman" kata Okta memberi tau yang membuatku seakan-akan anak barunya dan dia seniornya. Bodohnya Aku.
Kutengokkan kepala ku ke arah belakang untuk melihat nametag didadanya.
Sialnya dia langsung menutup nametag itu dengan tas yang diletakkan diatas pangkuannya.
"Gak perlu tau" Ujarnya dingin dan menusuk. Kulihat sinis kearahnya yang sudah kembali menatap keluar jendela.
"Oh" Kataku pendek dan kembali menatap kearah depan. Okta melirik kebelakang melalui kaca dan sedikit tersenyum saat melihat raut wajahku yang jengkel.
"Udah man..sebut saja Mawar hahaha" ujarnya sambil tertawa yang membuatku ikut tertawa karena teringat acara berita investigasi disalah satu channel TV.
Setelah itu mobil kembali diisi keheningan. Setelah sampai diparkiran sekolah, si tetangga langsung melesat keluar dengan cepat dan terus berjalan cepat menjauhi parkiran.
Dasar tetangga tidak tahu diri, kataku dalam hati. Yang benar saja, dia menumpang dan pergi tanpa 'Terimakasih'.
Semrntara aku keluar mengikuti Okta.
"Hem...semangat ya belajarnya yang kelas XII" kata Okta membuatku menengok kearahnya
"haha iya.. Kamu juga tuh yang baru SMA biasanya butuh adaptasi" kataku
"Sama-sama semangat intinya" ujarnya sambil tersenyum ke wajah ku dan sedetik kemudia jantungku berdetak cepat lagi.
"Hehe..iya, aku keatas ya" kataku akhirnya sedikit kaku. Aku menaiki tangga sementara dia harus berjalan kebelakang karena memang Kelas XII berada di gedung depan lantai 2 semetara kelas X berada di belakang dan berbeda gedung.
"Arman... Lu duduk sama gue ya" ujar Yuna saat aku baru memasuki kelas.
Akhirnya aku menghampiri mejanya dan meletakkan tasku diatas meja.
Yuna ini memang salah satu dari sahabatku dikelas terlepas dari Elena dan Sandra yang memang berbeda kelas dengan ku. Yuna juga salah satu orang yang menerima orientasi seksual ku karena menurutnya itu tidak penting.
Aku sangat menyukainya dan cara bergaulnya yang cocok denganku, dia mempunyai darah keturunan Chinese dan Jepang yang membuat wajahnya sangat mengemaskan.
"Yu,Lu gak mabok kan? ini kita duduk dibarisan kedua gini?" kataku heran
"Please deh man..kita udah kelas XII biar nyerep dikit kalo guru ngejelasin" katanya membuatku hanya bisa manggut-manggut.
Aku dan Yuna dulu waktu dikelas XI adalah orang yang sama-sama malas.
Walaupun dulu Yuna duduk bersama Arif, orang paling arogan seantero kelas dan terkenal dengan hobi membualnya yang menjijikan dimataku. Sementara dulu aku duduk sendiri di pojok belakang,ini terjadi saat berita 'gay' dari diriku menyebar luas dan aku memilih meninggalkan Dewa dan duduk di pojok sendirian tanpa teman.
Saat itu Yuna datang membawa warna baru dan hobi yang sama yaitu cabut saat jam pelajaran. Aku merasa cocok dengan Yuna saat itu maka sekarang aku tidak keberatan dan malah menyambut ajakannya dengan senang hati dan hanya bermasalah dibarisan kedua yang mungkin saja membuatku tak bisa tidur saat jam pelajaran.
"Arif lu kemanain Yu? kok lu duduk sama gue?" kataku menyelidiki siapa tau ada bahan gosip yang tersirat.
"Ah.. you know lah man.. cowok arogan dan pembual kayak dia? hello...capek kali meladeninya" kata Yuna
"Iya ya..katanya kena kanker waktu itu, kok gak mati-mati? hahaha" kataku berbicara dengan nada tinggi yang sudah kujamin orangnya mendengar. Aku tidak peduli karena orang sepertinya sangat pantas dipojokan.
Aku dan Arif beberapa kali mendapat konflik semenjak SMP. Aku pernah di cap orang bodoh dengan suara jelek saat aku duduk dengannya di kelas VIII, Aku pernah membullynya cowok cengeng karena hanya banci yang ikut ekstrakulikuler Basket dan menangis dengan drama hanya karena terkena lemparan bola basket di punggungnya yang saat itu aku tak merasa iba seperti yang lainnya, Aku malah ingin sekali melempar bola yang ku pegang ke kepalanya atau ke selangkangannya bila perlu.
Intinya aku sangat membencinya yang sedari dulu mengaku kanker namun tak kunjung tewas bahkan lebih kuat daripada aku yang hanya terkena asma.
"Eh ada Bu Dita" ujar Nia teman ku dan Yuna yang duduk didepan kita.
"Selamat Pagi Anak-anak" ujar Bu Dita sambil berjalan masuk menuju meja guru,meletakan buku-bukunya dan kembali ketengah kelas.
"Tolong turunkan tasnya, tempat minumnya. saya mau meja itu kosong atau minimal hanya buku saat aktivitas mengajar saya" ujarnya tegas.
Bu Dita ini merupakan Walikelas ku di kelas XII IPA 2, Bu Dita kira-kira berumur 45 an, walaupun baru pertama kali melihat sifatnya didalam kelas namun aku sudah tau sedikit banyak tentangnya. Usut punya usut, Dia ini adalah guru fisika tergalak disekolah ku.
Kira-kira sekitar 90 menit dia berbicara ini itu, mulai dari sistem belajar sampai target nilai dan tujuan perguruan tinggi.
"Ok baiklah sampai situ aja dulu sharingnya. Sekarang tolong kerjakan tugas kunjungan dari saya. Saya mau kalian kunjungan ke Museum IPTEK dan Listrik di TMII. Dibuat laporannya paling lambat sebulan setelah ini jam 12 siang. Telat dari itu jangan ikut pelajaran saya. Mengerti kan? iya itu saja. Sampai ketemu lagi. Selamat pagi" ujarnya dan langsung geloyor pergi meninggalkan kelas yang kini ramai dengan suara keluhan dari seisi kelas termasuk aku.
"Gila Yuna...kita baru masuk dan dengan seenaknya dia kasih tugas macam begini" kataku heran Ternyata Yuna sibuk dengan menguap dan terlihat ngantuk. Sepertinya sia-sia aku komplain ke dia.
Seperti biasa, Aku seperti elektron yang tak bisa berhenti bergerak. Aku selalu keluar kelas kesana kemari mencari aktivitas. seperti saat ini aku kedepan kelasku yang berhadapan dengan kelas XII IPS 2 yang ada Sandra didalamnya. Sayangnya masih ada guru di dalamnya. Kemudian aku ke sebelah kelas ku yang merupakan kelas XII IPA 1 untuk melihat Elena yang ternyata juga sedang ada guru didalamnya. Aku memilih kembali ke dalam kelas. kulihat Yuna sudah tidur diatas mejanya. Entah darimana rasa kantuk pun menjalar dan aku menaruh kepalaku diatas meja dan sedikit-sedikit mulai terpejam. Mungkin ini hari pertama seluruhnya masuk disekolah ini sehingga masih belum efektif belajar pikirku ditengah kantukku yang sangat berat dan akhirnya tertidur.
Pukul 12.30
"Arman...arman.." Aku merasa tubuhku diguncang-guncang oleh Yuna.
"Apaan sih yu?" kataku malas dengan sedikit mengangkat kepalaku dari meja ini.
"Udah pulang. Itu ditungguin sama temen lu" kata Yuna. Untung sekali jam segini sudah pulang kataku. kemudian aku bingung. Apa tadi? Teman? yang mana?
Aku mengarahkan kepala ku ke depan pintu dan...glek... Okta sudah berdiri disana tersenyum sambil memegang handphonenya. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali dan ternyata aku tak salah lihat. Okta melihat aku tertidur ? sungguh memalukan. Aku membasuh wajahku dengan tissue kemudian keluar kelas dengan malu menghampirinya.
"Hey..kok malah tidur sih? nakal ya hahaha" katanya bercanda
"Tau ah..ngantuk tau. Ayo pulang ah" kataku cepat sambil nenarik pergelangan tangannya yang membuat banyak mata melihat kita di sepanjang koridor kelas XII. Persetan untuk semuanya, kataku dalam hati.
Saat diparkiran aku melihat tetangganya itu berdiri menyandarkan punggung ke mobil Okta.
"Lama banget ya nyamperinnya" katanya dengan sinis.
"Yaudah sih sabar aja lo kan nebeng" kataku tak kalah sinis karena terbawa rasa kantukku yang membuatku sedikit emosi.
"Hahaha lo juga nebeng kyaknya deh harus tau diri kalo gk tau asal usulnya" katanya sambil masuk ke mobil.
Aku melihat dirinya dengan tatapan sinis.
Menyadari akan hal itu, Okta memegang bahu ku dan menuntunku masuk kedalam mobil. Suasana didalam mobil pun terasa canggung bagiku. Sebenarnya dia ini tetangga macam apa sih? Sombong banget laganya. Aku terus memikirkannya dan berpikir kenapa Okta tak ingin cerita siapa cowok itu.
"Tadinya malem ini aku mau ajak kamu jalan man" kata Okta tiba-tiba memecah kesunyian dan kecanggungan
"hem? trus?" kataku pura-pura cuek karena tak ingin dibilang 'tahu diri' oleh cowok aneh itu.
"Coba kamu liat kaca, wajah kamu aja pucet banget gitu. Kamu sakit kan?"
"Ah enggak.. sok tau banget kamu ta hahaha" ujarku sedikit berdusta karena aku merasa stamina ku menurun karena kurang istirahat
"Serius gapapa? soalnya aku sih udah pesan tiket bioskop jadi sayang sebenarnya kalo dibuang" katanya sambil terus berkonsentrasi dengan jalanan di kompleks perumahan ku.
"Oh ok kalo gitu aku mau kok nanti malem ta. Aku juga pengen refreshing hehe" kataku akhirnya.
"Yaudah nanti malam jam 7 aku jemput kamu ya?"
"Iya ok ta" ujarku senang dan kulihat Okta pun tersenyum.
Setelah itu suasana kembali sunyi sampai dirumahku. Saat turun dari mobilnya, Aku mengucapkan 'Terimakasih' supaya tetangga itu tau bagaimana cara berterimakasih.
Aku masuk kedalan rumah dengan langkah cepat kemudian membongkar baju-baju dilemariku.
Kira-kira baju apa yang harus ku kenakan malam ini? Okta mengajak ku keluar rumah, itu adalah hal besar bagiku.
Sekarang...detik ini juga Aku mengakui menyukai Okta bahkan lebih dari itu.
Kataku dalam hati meyakinkan deklarasi perasaan ku kepada Okta.
Sejam aku memikirkan pakaianan ku malam nanti dengan mengerluarkan setengah dari isi lemari ku yang digantung. Ada sekitar 17 kemeja yang kupilih. sedikit merasa pusing, Aku membaringkan tubuh ku diatas kasur merasakan peregangan otot-otot ku yang sebelumnya tegang. Ku pejamkan mataku sejenak..
________
"...tok tok tok...Mas...mas... Ada temen lo noh"
"Woyy!!.. tok tok tok..."
"Mas...Woy!! lo mati ya?"
Kubuka mataku perlahan karena mendengar suara berisik dari luar kamar.
"Astaga!! Gila lo! mau kabur dari rumah?!"
Aku kaget saat Jhony tiba-tiba saja membuka pintu kamarku.
"Apaan sih lo? bacot banget, gak tau apa orang lagi tidur?!" ujarku marah ke Jhony.
"Lo tuh aneh. dipanggil gak nyahut gue kira lo mati overdosis. ini juga apaan lagi lemari lo berantakin isinya?!"
"Sesuka gue,ini kamar gue. apa lo kesini-sini? Mau minjem apa lagi sekarang lo?" kataku sinis dan tajam ke Jhony.
"Pede banget loh.. oke gue keluar. mending lo mandi deh, gue tau lo punya janji malem ini daripada telat" katanya ingin nyelonong pergi
"Please banget..jangan sok tau ya ini masih siang gini juga. ganggu aja lo" kataku ingin melempar bantal rasanya.
"Dih ngigo lo? liat jam tuh. cuma mau ngasih tau mending lo mandi biar gak ngigo. Kasian soalnya temen lo dibawah kalo lo ngigo terus!"
Brak...
pintu kamar ku tertutup dengan kasar olehnya. Aku baru saja akan tidur lagi kalau saja tidak melihat jam di samping tempat tidurku dan dengan kaget aku bangkit.
Aku sangat bingung..
Apa yang harus aku lakukan?
Tiba-tiba aku berlari berniat melihat kebawah. Kulihat dari jendela kamar ku, Mobil Okta terparkir disana.
Dengan sigap aku berlari menyambar handuk dan mandi dengan cepat.
Setelah itu aku memakai Skinny Jeansku yang tergantung di luar lemari,mengambil kemeja dengan asal lalu memakainya,menyemprotkan parfum ku dengan gerakan singkat, mengambil dompet dan handphone ku serta membawa sepatu sneakers ku dan memakainya di tangga dan menyisir rambutku asal di tangga juga.
Setelah siap, aku berlari menuruni tangga dan menuju ruang tamu.
Sebelumnya aku berteriak "Dek gue pergi dulu".
Saat tiba di ruang tamu, Okta langsung mengalihkan pandangannya ke arah ku.
Aku yang dilihatnya dari atas kebawah merasa seperti orang aneh.
"Arman...kamu ganteng sih..tapi kita bukan mau ke jeruk purut atau ke makam pahlawan hahahaha" katanya yang disambut dengan tawanya yang pecah.
Aku merasa aneh juga dengan kemeja yang kupilih asal ini.
"Yah aneh ya? perlu aku ganti? bentar ya" kata ku saat ingin beranjak pergi namun sebuah tangan menghalangi ku..
"Gak usah.. hitam kan elegan. lagipula waktunya udh gak cukup" kata Okta terdengar sabar sambil menampakkan senyumnya.
Aku menurut dan mengikutinya berjalan kearah mobilnya yang diparkir dekat taman depan rumahku.
"Loh, Mobil kamu bukan yang biasa ta?" tanyaku ketika menyadari kalau mobilnya kali ini Grand Livina dan bukan Avanza yang biasa dipakainya. hanya saja berwarna sama yaitu putih susu, ternyata dari jendela kamarku terlihat serupa dan mungkin mataku mulai tak sehat.
Aku melihat Okta yang tampil tampan malam ini. Memakai blue jeans dengan kemeja lengan panjang berpola kotak-kotak putih dan biru, Tak lupa kacamatanya yang membuatnya terlihat dewasa. Aku benar-benar menyukainya.
Didalam mobil aku hanya diam dan membiarkan Okta berkonsentrasi dengan jalanan di Jalan Padjajaran Bogor yang mulai padat oleh karena aktivitas jam sibuk pulang kantor.
Tapi tunggu sebentar....
Rasa-rasanya aku pernah menaiki mobil ini sebelumnya. Aku langsung merasakannya ketika melihat ornamen Captain America di beberapa sudut.
Tapi dengan siapa aku pernah menaiki mobil ini? dan kapan? Apa aku hanya berhalusinasi dan merasa pernah menaiki mobil ini? Aku ingat betul kalau Okta membawa mobil ini pertama kali kedepan wajah ku dan belum pernah sebelumnya. Aku yakin itu.
Tapi mobil ini....
"Hey,bengong aja..udah sampe nih. masih terus mau disini?" katanya sambil melepas seatbelt ku.
Kemudian kita turun dan berjalan bersama di Mall yang terletak di depan Tugu Kujang Kota Bogor ini.
Tak kusangka Okta merangkul ku tanpa rasa malu atau canggung, sementara aku hanya menerima perlakuan manisnya saja yang sudah membuat wajahku bagaikan kepiting rebus.
"Emang kita mau nonton apa ta?" tanyaku ketika sudah berada diarea bioskop.
"The Fault In Ours Star judulnya.. katanya sih bagus dari novel gitu" katanya menjelaskan
"Ah pasti seruan novelnya, kan pasti selalu begitu"
"Ah kamu suka sok tau" kata Okta seraya mengacak-acak rambutku.
Setelah membeli popcorn ukuran Medium Caramel dan Small Original, Akhirnya kita masuk kedalam Teater 3.
Sepertinya Okta sangat pintar memilih tempat duduk, Dia memilih kursi A1 dan A2 yang berada sangat atas dan dipojok. Aku tahu pasti privasi menjadi alasan Okta memilih kursi ini.
Selama film berlangsung, Aku hanya tertuju pada filmnya yang saat ini menampilkan kedua pasangan dalam film itu yang sedang berkeliling Amsterdam.
Dari awal film dimulai, Okta menggenggam tangan kiri ku kemudian menarik kepala ku untuk bersandar di bahunya. Aku sangat menyukai caranya ini. Tak terhitung pula banyaknya kecupan yang diberikannya di keningku.
I really enjoy the movie...Dan tentunya menyukai semua perlakuan Okta kepadaku.
"Kamu mau makan apa?" tanyanya ketika kita keluar dari arena bioskop
"Terserah kamu aja ta" kataku sambil mengingat adegan di film tadi
"Hahaha udah dong man jangan terbawa suasana film terus,tadi kemeja aku udh kamu basahin loh haha" ujarnya yang lagi-lagi mengacak-acak rambutku.
"Kita makan Pizza aja ya?" tawarannya yang langsung kusetujui.
"Jadi gimana tentang kehidupan kamu ta? kok bisa dari Bandung pindah kesini?" tanyaku saat menunggu pesanan kita datang.
"Hem.. biasa aja sih, Ayah harus pindah tugas dan aku jadi harus ikut deh" katanya menjelaskan dengan perlahan "Awalnya berat dan jengkel karena harus pindah,padahal aku bisa aja tinggal di sana sendirian tapi gak di izinin".
"Oh pasti berat ya, Mungkin harus ninggalin pacarnya disana?" kata ku penasaran
"Enggak berat juga sih lama kelamaan apalagi semenjak ketemu kamu hehe untuk urusan pacar itu udah jadi masa lalu sejak lama sebelum aku harus pindah" katanya terkesan jujur dan tentu saja membuatku merasa tersipu dengan kata-katanya.
Kita terus bercerita tentang apa saja. yang kuketahui Ibu dari Okta sudah lebih dulu dipanggil yang Maha Kuasa. Dan Okta merupakan anak tunggal. Aku mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulutnya dengan seksama dan menanggapi atau menimpalinya dengan ceritaku. Aku benar-benar menikmati saat bersamanya seperti ini.
Setelah puas makan dan berbincang banyak tentang apapun, Kita kembali keparkiran mobil yang sudah mulai terlihat lenggang karena memang malam ini sudah cukup larut.
"Man.." ujar Okta saat kita baru memasuki mobilnya
"Iya kenapa ta?" ujarku sambil memasang seatbelt ku.
"Bisa gak kamu merem sebentar aja.." katanya dengan wajah memohon
"Kenapa emang ta?" ujarku bingung dengan permintaannya yang aneh.
"Ayolah tutup dulu matanya" sambil menyodorkan tanganku ke wajahku sendiri untuk tidak melihat seperti perintahnya.
"Ada apa sih ta?" ujarku yang tak dapat jawaban apapun, aku tetap melakukan aksi menutup mataku.
setelah 2 menit menutup mata akhirnya Okta memberiku aba-aba untuk membuka mataku..
Betapa kagetnya aku ketika melihat Okta menyodorkan buket bunga mawar sedang dan sebuah kertas Biru Muda menempel diplastik pembungkus mawar itu. kubalikan kertas itu dan bertuliskan "Be my boyfriend, Please!!"
Aku menatap kedua matanya, menatap tak percaya dengan caranya ini. Aku merasa...istimewa.
"Mawar. Yabg kupetik dari taman ku sendiri dirumah, Mawar dari bibit yang dulu Ibu ku miliki" katanya membuatku tak bisa berbicara saat ini.
"Apa kamu mau? jadi pacar aku?" ujarnya kemudian
"Aku.. Aku.. Sangat sayang sama kamu" kataku terbata
"Lalu? "
"Aku takut hati aku terluka karena cinta lagi "
"Oh Arman... come on. Aku serius dengan kamu. Aku janji gak akan bikin kamu sakit dan kecewa seperti kemaren - kemaren" ujarnya tulus.
"Tap-...."
Sebuah ciuman hangat mendarat di bibirku dan memotong kata-kata ku tadi.
Malam Apa ini? mengapa semua terasa berbeda? mengapa semua berubah? ini kah cinta yang sebenarnya?....
Bye Ricko... Welcome Oktara
Now Playing : Boom Clap - Charlie XCX
" You're picture perfect blue
Sunbathing under moon
Stars shining as your bones illuminate
First kiss just like a drug
Under your influence
You take me over you're the magic in my veins
This must be love
Boom Clap
The sound of my heart
The beat goes on and on and on and on and
Boom Clap
You make me feel good
Come on to me come on to me now
Boom Clap
The sound of my heart
The beat goes on and on and on and on and
Boom Clap
You make me feel good
Come on to me, come on to me now
No silver or no gold
Could dress me up so good
You're the glitter in the darkness of my world
Just tell me what to do
I'll fall right into you
Going under cast a spell just say the word
I feel your love"
_________________________________________
Malam minggu yang taken pasti ngedate dong? haha
yang single kayak gue? jangan sedih karena gue update cerita ini buat menghibur kalian semua
Maaf bgt sebelumnya baru bisa update karna gue banyak banget dapet pertanyaan dari tokoh "Yuna" dikehidupan nyata.. Yuna ini lagi rajin banget konsultasi tarot sama gue ditambah tugas yang menumpuk jadi sedikit agak lama tapi rampung juga part ini
Kritik Sarannya ditunggu ya...Surat cintanya juga ditunggu *eh hahahaha
Semoga kalian suka gays.. Oiya share ya malam minggu ini kalian ngapain sih? #kepo
baru nih
@tamagokill @MErlankga @bram94
@Abyan_AlAbqari
@callme_DIAZ
@kutu22
@Dltyadrew2
@Monic
@0003xing
@Beepe
@Bintang96
@Rikky_kun
@Dimz
@Snowii_
@Gabriel_Valiant
@indoG
@n0e_n0et
@Cheesydark
@Venussalacca
@jokerz
@bponkh
@laikha
@foursquare
@Ian_McLaughlin
@alexwhite
@Archiez
@dionville
@mahardhyka
@sandy.buruan
@DiFer
@obay
@egalite
@Jhoshan26
@adinu
@tyo_ary
@ananda1
@adilope
@dannyfilipe1
@exxe87
@cassieput
@bi_men
@lintang1381
@aldi_arif
@hikaru
@harya_kei
@YuuReichi
@Tsu_no_YanYan
@No_07021997
@yubdi
@wisas
@bladex
@tohartoharto
@cmedcmed
@CoffeePrince
@wandi_aja
@faradika
@adre_patiatama
@hwankyung69
@Adam08
@haikal24
@bebong
@DM_0607
@raka_okta
@arifinselalusial
@sky_borriello
@tamagokill
@Rizal_M2
@angelofgay
@pokemon
@FauziNIC
@lasiafti
@Éline
@MikeAurellio
@anjinganjing
@DanniBoy
@mamomento
@kimo_chie
@Sefares
@Rez1
@newsista
@Kim_Kei
@the_angel_of_hell
@rafky_is_aldo
@alexrico
@kimsyhenjuren
@rickyAza
@rizky_27
@Ervfan55
@marvinglory
@Flowerboy
@emoniac
@Taylorheaven
@Onew
@Anju_V
@VBear
@kangmas1986
@FISE
@mikaelkananta_cakep
@arwin_syamsul
@caetsith
@davey88
@vasto_cielo
@GeryYaoibot95
@voldemmort1
@galihsetya14
@abiDoANk
@trinity93
@farizpratama7
@OlliE
@nand4s1m4
@rarasipau
@NielSantoso
@Yongjin1106
@tsu_gieh
@esadewantara88
@Putra_17
@diditwahyudicom1
@ikmal_lapasila
@kikyo
@MErlankga
@ElninoS
@edwardlaura
@putra_ajah
@arieat
@Ariel_Akilina
@rey_drew9090
@ddonid
@joeb
@elul
@andra99
@TigerGirlz
@irfan295_
@pria_apa_adanya
@balaka
@kevinlord7
@Chachan
@_newbie
@raffi_harahap
@deph46
@ichafujo97
@Lonely_Guy
@abang_jati
@zephyros
@chandisch
@tialawliet
@blackshappire
@Adra_84
@Tamma
@icha_fujo
@Key_Zha
@boy_filippo
@hantuusil
@diyuna
@yuzz
@pyolipops
@AvoCadoBoy
@aldyliem
@Arjuna_Lubis
@yooner5
@ryanjombang
@Irfandi_rahman
@RezaYusuf
@i_am
@diandasaputra
@khaW
@Zazu_faghag
@pradithya69
@san1204
@bapriliano
@Ranmaru
@Anggoro007
@3ll0
@Remiel
@Fae91
@gege_panda17
@d_cetya
@zevanthaikal
@tarry
@unknowname
@adjie_
@keanu_
@bell
@lulu_75
@3ll0 @abiDoANk @jacksmile @tsunami @Aghi @caetsith @TigerGirlz
Wah kamu gak date?
Nambah 1misteri lagi,mobil sapa yang dipake Okta,kok Arman ngerasa kenal?
Part ini Romantis..tis..tis dah.bisa dipraktekin entar