BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

BLUE

mlm gan,oe mbr baru:) setelah udah sering baca cerita di sini jd pengen buat sendiri.sorry kl typo,please enjoy and dont forget to leave a coment^^ thks
peter story.
chapter 1
Cahaya matahari menembus awan-awan tipis yang mengantung malas-malasan di atas kota jogja hari ini.menerangi pekarangan luas di depan rumah-rumah sederhana yang berjajar rapi dengan jarak yang masih cukup jauh antar rumah.cahaya itu menembus celah gorden di sebuah rumah yang bisa dibilang mewah untuk ukuran tempat itu,dengan cat biru cerah yang sudah agak kusam.mungkin karena ini musim panas di pertengahan agustus,membuat debu di jalan beraspal semakin tebal.
Seorang pria yang tidur di kamar lantai dua rumah itu mengerjap,matanya memicing melihat semburat cahaya tipis yang menembus celah gordenya,seperti tali bersinar yang tebal menerangi sebagian tempat tidurnya.dia mengucek matanya dengan malas sebelum menguap lebar,memandang ke platfom kamarnya yang berwarna krem kusam.
Pria muda itu bernama peter rahardian,usianya sudah mencapai tujuh belas tahun.badanya cenderung pendek untuk ukuran anak seusianya dengan tinggi hanya seratus enam puluh membuatnya lebih tampak seperti anak smp dari pada mahasiswa,ditambah lagi wajahnya seperti anak kecil semakin menegaskan kekeliruan itu.bicara tentang wajah,wajah peter inilah yang sempat menjadi masalah ketika dia masih bayi.bagaimana tidak,seluruh keluarga peter bangga menyatakan diri bahwa mereka keturunan asli jogja,mereka bahkan berkata kalau mereka masih memiliki hubungan darah dengan kesultanan jogja.tapi kelahiran peter seakan mematahkan semua pernyataan itu.peter lahir pada tanggal 20 maret tujuh belas tahun lalu di sebuah rumah sakit swasta di jogja diiringi dengan kehebohan seluruh anggota keluarganya.mereka bersikeras mengatakan kalau terjadi kesalahan dari pihak rumah sakit yang menyebabkan bayi mereka tertukar.peter terlahir dengan rambut berwarna biru cerah,dengan mata sewarna rambutnya hanya saja lebih gelap,dan kulit yang putih bersih seakan menegaskan kalau dia keturunan eropa.keluarganya berniat menuntut pihak rumah sakit sebelum mereka menerima hasil tes DNA yang jelas menunjukan bahwa peter adalah anak mereka.
Sudah tujuh belas tahun berlalu sejak kejadian yang menghebohkan rumah sakit itu.peter dewasa duduk termenung di atas tempat tidurnya,mengacak-acak rambutnya yang setengah berantakan.saat kelas satu SD dia pernah dimarahi habis-habisan oleh gurunya yang menyatakan sungguh keterlaluan anak kelas satu SD sudah mengecat rambutnya sebelum peter menjelasjan dengan putus asa bahwa itu rambut asli.dia menguap lebar untuk kedua kalinya sebelum turun dari tempat tidur.setengah sadar menuju kamar mandi di sebelah kamarnya untuk mencuci muka.baru turun kedapur lima belas menit setelahnya,mendapati kakak perempuanya mila yang sedang duduk di meja makan yang tinggi,wajahnya tertutup koran,dan tampaknya menyadari kedatangan peter karena dia langsung memberikan tatapan tajamnya sebagai bentuk ketidak setujuanya atas jadwal bangun pagi peter yang kacau.
"kau kulah jam berapa?"tanyanya sebagai pengganti selamat pagi.
"jam 8"jawap peter malas sembari menjangkau sebuah roti panggang di tengah meja dan mengolesinya dengan selai coklat kesukaanya.
"dan kau belum memutuskan untuk mandi?ini sudah jam tujuh seperempat!"
"hah,baru jam segini kak,aku kan belum sarapan.mama sama papa udah berangkat?"tanyanya tidak jelas karena roti yang memenuhi mulutnya.tapi sepertinya mila mengerti pertanyaan adiknya itu karena dia langsung menutup koranya dan berkata dengan angkuh
"karena papa dan mama tidak memiliki cukup banyak waktu luang untuk bisa bangun siang sepertimu,mereka sudah berangkat dari tadi!"
"bukankah kau juga punya cukup banyak waktu luang.kenapa kau ikutan bangun pagi?"peter langsung tahu kalau itu pertanyaan yang salah karena mila langsung meninggalkan ruangan dengan kesal sambil membawa koranya.
peter sudah biasa dengan sikap kakaknya itu,karena empat bulan terakhir ini dia menunjukan sikap memburuknya setelah lulus kuliah yang oleh peter disebut "penyakit pengangguran",mudahnya mila tidak bisa mendapat pekerjaan secepat harapanya.bukan karena orang tua mereka yang menunutut mila untuk cepat bekerja,tapi lebih kepada ambisinya untuk segera mandiri.
Peter menghabiskan roti ketiganya dan menuang susu dari teko didepanya kegelasnya,dia melirik jam di sudut dapur,sudah jam tujuh tiga puluh,masih sempat untuk mandi baru berangkat ke kampus.jarak kampus peter cukup dekat dengan rumahnya,paling butuh lima menit naik motor.dia menghabiskan susunya sekali teguk lalu naik lagi kekamarnya.menyambar handuk yang tergantung di sudut kamarnya dan mengambil hp androidnya di atas meja.ada tiga pesan,satu dari jasmine,teman sekampusnya yang menanyakan flashdisk yang peter pinjam.lalu dari operator yang mengiklankan ringtone lagu terbaru,siapa yang peduli juga!pikir peter kesal sambil menghapus pesan itu.dan yang terakhir dari glen,pacarnya yang mengucapkan selamat pagi dengan emoticon kiss.pesan terakhir inilah yang membuat peter tersenyum dengan semburat merah dipipinya.peter punya sebuah rahasia yang hanya mila dan beberapa sahabatnya yang tau.dia gay.dan dia sudah menjalin hubungan dengan glen selama hampir tiga tahun sejak SMA.dia membalas pesan glen dan jasmine lalu menuju kamar mandi.sepuluh menit mandi dia keluar dengan handuk terlilit di pinggangnya.memakai baju yang sudah dipilihnya dan menatap bayanganya di kaca besar yang menempel dengan pintu almarinya,menatap bayangan dirinya yang tampak ganjil.sampai sekarang dia sendiri tidak bisa menjelaskan kelainan tubuhnya itu,meskipun dia menerima alasan dokter yang menjelaskan tentang kelainan albino langka.
Peter memasukan buku,laptop,dan flashdisk jamine ke dalam tas sebelum melesat meninggalkan kamar.berpamitan dengan kakaknya yang dijawab dengan dengungan tak jelas.menstater motornya di halaman rumah.dia memang lebih suka naik motor atau mobil kemana-mana.bukan karena dia tak setuju program pemerintah tentang penghematan bbm,tapi dia tidak tahan pada tatapan orang-orang kalau dia naik kendaraan umum atau jalan kaki.bahkan dikampuspun dia masih ditatap seperti alien oleh beberapa orang,meskipun tak separah hari pertamanya,hal ini juga disebabkan karena glen akan menghardik siapapun yang tertangkap matanya sedang melihat peter dengan tatapan aneh.peter menutup kaca helm fullface nya sebelum melesat meninggalkan rumah.ini adalah salah satu hal yang disukainya dar daerah tempat tinggalnya,tidak terlalu jauh dari pusat kota tapi suasananya benar-benar asri,dengan pohon-pohon besar di pekarangan setiap rumah dan sawah yang tampak dari kejauhan.dia berbelok kekiri meninggalkan suasana tenang dibelakangnya dan menuju jalan raya yang ramai.sebuah keuntungan dia mengetahui jalan-jalan pintas menuju kekampusnya yang menghindarkan dia dari kemacetan dan tatapan heran orang-orang.
Sampai kampusnya pukul delapan kurang sepuluh.dia memarkir motornya lalu menuju ke gedung fakultasnya.dia mengambil jurusan DKV.beberapa orang menatapnya dengan pandangan aneh yang lain bahkan menunjuk-nunjuk tapi satu dua orang menyapa"pagi peter".dan saat-saat seperti inilah peter merasa asing,seperti seorang anak kecil dari ruang angkasa yang tersesat di tengah kampus normal di bumi.drrrd,bunyi hp nya membuarkan lamunan peter tentang dia yang dikurung di kebun binatang dan banyak orang yang mengerumuninya.peter merogoh sakunya dan menarik keluar androidnya,sebuah SMS.
Glen:dh smp syng?
Peter:dh nih ada di dpn kmpus,baru mau ke gedung fakultas:)
Glen:oh yaudah aku tungguin d sana,udah sarapan?
Peter:udah,knp mau traktir?:p
Glen:hehehe tadinya sih iya,tp kl udah mkn g jd deh
Peter:hmm traktir mkn siang aja
Glen:boleh deh,ntr ku ajak mkn diluar,see you:*
Peter:oke:)
Gedung kampusnya sudah keliatan dari jauh.sebuah gedung tinggi berlantai empat yang penuh jendela,memantulkan cahaya matahari seperti puluhan layar televisi yang besar.
"selamat pagi!!!"sapa seseorang ceria,saat peter berbalik dia merasa terhuyung kebelakang oleh pelukan penuh semangat seseorang.baru saat dia berhasil menyeimbangkan dirinya dan melihat siapa yang tadi memeluknya.seorang gadis cantik dengan wajah tembam kemerahan memakai kerudung sewarna bunga matahari yang terpilin rumit.
"pagi jasmine,lain kali aku lebih suka kalau kau tidak berusaha menjatuhkanku setiap bertemu"gerutu peter kesal.jasmine hanya nyerngir sebagai tanggapanya.
"gimana flashdisk ku?" "udah kubawa"
"hay"sapa seorang dibelakang jasmine.pemuda itu berbadan tegap berotot yang terlihat di balik kaos hitamnya yang ditutupi jaket merah marun"glen mana?"
"hmm nggak tau tadi sih katanya mau kesini"jawap peter agak gugup setelah melihat penampilan pemuda itu yang langsung disembunyikanya dengan pura-pura mencari sesuatu dalam tasnya.
Pemuda itu hanya tersenyum simpul.namanya treo kakak jasmine,dari penampilanyapun sudah menunjukan kalau dia sangat berbeda dengan adiknya,dan kalau bukan karena tas yang diselempangkan di bahunya orang akan mengira dia adalah preman pasar alih-alih mahasiswa.wajahnya tegas dengan kulit gelap dan bekas luka sayatan di pipi kirinya(hasil dari tawuran waktu dia SMA).rambutnya ditata mowhak tebal dibagian tengah dan tipis di samping kiri dan kanan.matanya tajam dengan tindik di tengah alis kirinya yang tebal semakin menegaskan alasan kenapa orang-orang enggan berurusan denganya.
Peter menyerahkan flashdisk jasmine diiringi ucapan terimakasih sebelum menatap treo
"tumben pake nyariin segala?"
"mau ngomongin latihan buat pertandingan minggu depan"gerutu treo dengan suaranya yang berat.
Hampir diluar kemauan peter dia membayangkan batapa sexy nya suara treo,pantas untuk tubuhnya.
Treo dan jasmine adalah salah satu dari sedikit orang yang mengetahui hubungan peter dengan glen.mereka mendukungnya,meskipun treo dengan tegas mengatakan kalau hubungan cinta glen dan peter tidak boleh mempengaruhi performa glen di tim basket sekolah.treo adalah kapten tim basket sekolah,yang memiliki antusiasme kelewat besar(bahkan cenderung opsesif menurut glen) untuk memenangkan setiap pertandingan.apalagi dengan pertandingan basket nasional yang semakin membuat treo meningkatkan latihan secara gila-gilaan,diiringi dengan keluh menyedihkan setiap anggota tim,termasuk glen yang membuat waktunya bersama peter semakin sempit.
Dan saat itu peter dikejutkan dengan ciuman amat basah di pipi kirinya,yang membuatnya langsung menoleh.seorang pemuda tampan tersenyum padanya.rambutnya yang gelap dipotong pendek,matanya yang seperti buah zaitun berwarna coklat gelap menatap peter intensif
"pagi sayang"katanya manja seraya mengalungkan lengan besarnya dipundak peter,mencubit pipi kirinya dengan gemas."udah lama nunggunya ya?"
"nggak.tuh ditungguin treo,mau ngomongin latihan katanya"
"hah?latihan lagi?"keluh glen"mungkin kalau kami semua sudah sekarat rirumah sakit baru dia akan berhenti lati...eh halo treo"dia langsung berhenti mengeluh setelah tertangkap oleh matanya sosok treo yang memasang ekspresi paling mengerikan
"gua bakal bikin loe sekarat kalo kita kalah pertandingan"ancamya kejam.
Glen langsung memasang wajah polos tidak bersalahnya sebelum berkata dengan hati-hati.
"yah,jangan hari ini deh yo...gua g bisa soalnya,adek gua sakit jadi gua harus nganterin dia dulu"glen mengakhiri alasanya dengan wajah yang menurut peter sangat meyakinkan.tapi nampaknya treo tidak sependapat.dia menyipitkan matanya dengan dingin.
"lo gak boong kan"katanya dengan nada yang berbahaya
"yaelah masa gua bohong soal adek gua sendiri sih,kan nggak mungkin"
"baiklah,tapi besok lo harus ikut latihan!"
"yes sir!"kata glen semangat sambil memberi hormat seperti tentara.
Treo sempat memberi glen pandangan mencela yang galak sebelum berbalik sembari berkata"gua mau ngasih tau billy dan yang lain dulu"lalu menghilang di kerumunan anak yang berisik
"seingatku kau tak pernah punya adik"kata peter geli.
Glen hanya nyengir sebelum berkata"kalo nggak gitu dia nggak akan ngijinin aku pergi sayang,katanya kita kan mau makan bareng"
"ohh jadi kamu boongin kak treo ya?hmm aduin nggak ya..."kata jasmine sambil tersenyum nakal dan menggaruk-garuk dagunya seakan sedang berpikir keras
"yahh jangan bilangin treo dong jas nanti gua dihajar sama dia"rintih treo sambil memasang ekspresi yang dianggapnya paling memelas namun bagi peter malah kelihatan kaya kucing kelaparan.
"ok deh aku gak bakal aduin,tapi kalian harus dateng ke pestanya jesica besok,ok?"
"pesta jesika..."kata peter bingung sebelum terlintas di ingatanya kejadian kemarin.jesica,salah satu teman seangkatan mereka,telah mengumumkan dengan angkuh kepada seluruh fakultas bahwa dia akan mengadakan pesta ulang tahun besar-besaran dan semua orang harus datang.
"tentu saja kami akan datang"kata glen ceria sambil mengeratkan rangkulanya pada pundak peter.sebenarnya peter tidak terlalu suka hingar bingar pesta begitu,tapi karena glen sudah bilang akan datang yah,mau gimana lagi.
"bagus!kalian harus datang kalau tidak dia akan memaksaku mendengar ocehanya tentang pacar barunya semalaman.kemarin aja dia bicara tentang mantan pacarnya selama berjam-jam,bikin stess deh"jasmine lalu berbalik dengan anggun "aku ada kelas nih,dada peter dada glen"
"kau akan datang?"tanya peter akhirnya sambil melangkah memasuki kelas dan glen mengekor di belakangnya.
"kita akan datang,masa aku kesana sendirian"
"hmmm,entahlah glen,kau tau aku tak terlalu suka pesta kan"
"yahh masa kau tega lihat aku dipukulin treo sayang"rengek glen sambil kembali memasang wajah kucing kelaparanya."aku janji kita nggak akan disana sampai selesai kok,ya ya pliisss"
"huft ok deh"kata peter seraya duduk di kursinya yang biasa.
"thanks sayang"jawab treo sambil tersenyum simpul dan duduk di kusri sebelahnya.
selang beberapa menit,dosen mereka bu maya masuk ke kelas.pada hari pertamanya bertemu bu maya,peter sempat kesulitan menahan tawa.penampilan bu maya mungkin yang teraneh di kelas saat itu bahkan mengalahkan anehnya penampilan peter.bu maya adalah wanita paruh baya berdagu runcing,dengam mata setajam elang dan alis palsu yang digambar dengan pensil alis mencuat mengerikan,sehingga kesanya dia seperti elang tua yang sedang marah.ditambah tumpukan rambut palsunya yang ditata menjadi sanggul rumit setinggi beberapa senti,sehingga dia kelihatan seperti memakai semacam sarang lebah kelewat besar di kepalanya.
"selamat pagi semuanya"katanya dengan suara serak mengerikan.
"pagi buk..."tidak ada satu mahasiwapun yang berani membuat ulah di kelas bu maya.
peter sedang menulis catatan panjang tentang sitem informatika saat dia merasa sesuatu mengenai sisi kepalanya.sebuah kertas yang terlipat tergeletak di sebelahnya,dia tak perlu mencari tahu siapa pelakunya karena glen baru saja nyengir di seberangnya
"apa?!"tanya peter dengan suara kesal mendesis
"bukalah"kata glen tanpa suara.
Peter mendesah pelan sebelum membuka lipatan kertas itu.didalamnya hanya ada dua kata'kiss me'.sontak majah peter merona merah dia hendak melempar balik kertas itu ke glen sebelum sebuah suara serak menghentikan niatnya
"sepertinya apa yang sedang ingin didiskusikan oleh peter jauh lebih penting dari pelajaran kita hari ini!"
Dan saat dia sadar seluruh kelas sedang memandangnya,itu sudah cukup buruk tanpa perlu ditambah tatapan tajam bu maya yang mendelik ke arahnya.
"ayo nak teruskan,jangan biarkan kami mengganggumu"
Peter menelan ludah pahit sebelum berkata dengan suara tercekat
"ma...maaf bu".katanya dengan suara yang mengenaskan
"kuharap kau tidak terlalu sibuk saat kuliah selesai karena kau harus menemuiku di kantorku"kata bu maya sambil meluruskan kacamatanya.
Peter sudah hendak membela diri sebelum sebuah suara lain kembali menghentikan niatnya
"saya yang salah bu.saya melempar kertas pada peter.hukum saja saya."
Peter menoleh dan mendapati glen berdiri mantap disaksikan seluruh kelas dengan pandangan ngeri.bu maya menatapnya selama sepuluh detik penuh sebelum berkata dengan tegas.
"baiklah,kalian berdua!"
Glen kembali terhenyak di tempat duduknya menoleh pada peter dan nyengir.peter masih kesal.
Hasil dari pertemuan mereka berdua dengan bu maya adalah mereka harus menata kembali semua buku-buku yang berserakan di perpustakaan sesuai dengan jenis buku yang benar.dan sampai jam lima sore mereka masih belum selesai mengemasi buku-buku yang entah bagaimana bisa bersebaran di setiap sudut perpustakaan.sedikit banyak peter merasa kesal tentang bagaimana mahasiswa bisa bertingkah seperti manusia gua di perpustakaan.dia masih marah pada glen dan sengaja menyusun buku-buku yang jauh darinya.
"ini tidak seperti harapanku bagaimana kita melewatkan sore"kata glen memecah keheningan yang semakin tidak enak ini"aku sebenarnya ingin mengajakmu jalan-jalan"dia berjalan mendekati peter membawa setumpuk buku ensiklopedia.
Sulit bagi peter untuk tidak menjawab dengan nada yang kasar,maka dia diam saja.saat ini glen sudah berada di dekatnya,menatapnya dengan mata sayu.menyadari jarak amanya telah dilanggar, peter berniat segera menjauh,tapi tangan glen menahanya dan menariknya sampai mereka berhadapan.
"maaf kan aku"kata glen lembut,masih menatap kedalam mata sewarna biru laut yang cerah.peter mengela nafas berat sebelum berkata
"kita pasti sudah bisa jalan-jalan kalau kau menahan sedikit sofat kekanakanmu!"
"yah,aku tau aku memang kekanak-kanakan.tapi kau tau?aku hanya melakukan itu didepanmu,agar kau selalu memperhatikanku,karena bagiku hanya dengan mendapat perhatianmu itu sudah lebih dari apapun"glen tersenyum manis sambil tetap menatap mata peter yang eksperinya mulai melunak.
Peter mungkin sudah tau bahwa tingkah glen yang kekanak-kanakan itu hanya untuk menarik perhatianya.tapi mendengarnya langsung dari mulut glen tetap membuat hatinya hangat.glen menariknya dalam pelukan dan peter merasa sesuatu yang basah dan hangat menekan bibirnya.dia membiarkan glen menciumnya lebih dalam,dia membuka mulutnya dan langsung saja lidah glen menyeruak masuk dan bertaut dengan lidahnya.peter semakin terbawa dalam ciuman yang kian panas.dia sudah hendak membalas ciuman glen sampai suara kaca pecah yang memekakkan telinga memaksa mereka untuk berhenti.
«13

Comments

  • ceritanya udah bagus, untuk penulisan kamu kan sering baca cerita penulis di forum ini perhatikan caranya penulisan ceritanya ini terlalu rapet. ini sekedar saran agar cerita selanjutnya lebih baik oke...! lanjut ya...
  • thks coment nya:) ntr diperbaiki lg deh penulisannya hehehe
  • Hmmm...good story, tp msh bingung emank ada ya org terlahir dg rambut warna biru alami? Sorry nanya TS, karena keterbatasan pengetahuan reader nih jd saya bertanya... :)
  • oh ya satu lagi, ceritanya harus sampai tamat ya walau misal yang komen satu atau dua, anggap cerita ini awalan keinginan kamu menulis. tetap semangat ya !
  • Great...., aku di mentionin....
  • aku titip juga dwehh
  • hayo di lanjjutt
  • ada cerita bagus.....lanjut plissss..........
  • Sepertinya menarik.... Dilanjut kk.... :)
  • ciuman di perpus.. 8->

    Tetap menulis ya masbro sampai tamat :)
  • ceritany baguusss...
    semangat nulis yah TS...
    updateny jgn kelamaan..
  • to all;thks for coment,sorry baru bls bru ol dr pc.chapter 2 akan diupdate please enjoy
  • Peter sudah tahu bahwa dia dan glen pasti dalam masalah mengingat kejadian yang menimbulkan bencana di perpustakaan kemarin.saat ini mereka sedang berhadapan dengan pak broto,rektor kampus yang luar biasa gemuk,botak tapi anehnya kumisnya sangat tebal,seakan seluruh rambut yang harusnya tumbuh di kepalanya telah memutuskan untuk tumbuh berdesakan di bawah hidungnya.dan juga bu maya yang peter yakin tampangnya tidak bisa lebih seram lagi dari ini.
    "jadi"kata pak broto yang menggelegar,suaranya bergaung di ruang sempit yang kusam itu"kalian pikir lucu merusak properti kampus begitu?"
    "sudah kami bilang pak bukan kami yang melakukanya..."kata peter mencoba menjelaskan tapi suaranya langsung terpotong oleh geraman serak bernada tinggi
    "jadi menurutmu kaca jendela itu sengaja memecahkan diri berigtu?"tanya bu maya dengan nada sinis.
    Peter berpikir untuk menjawab dengan lebih kasar'mungkin saja coba tanya sama kacanya'tapi dia memutuskan bahwa dia ingin hidup lebih lama jadi dia hanya diam.
    "kami sedang membereskan buku kemarin saat kaca itu pecah,jadi kami tidak tau siapa yang melakukanya"jelas glen dengan kesabaran yang patut di puji,karena dia sudah mengatakan alasan itu lebih dari lima kali pada dua orang yang kelewat keras kepala.
    "satpam kampus kita mengatakan bahwa hanya ada kalian berdua di perpustakaan saat itu,jadi tak ada gunanya menuduh orang lain!"tegas pak broto yang kumis tebalnya bergerak-gerak setiap kali dia bicara.
    "ya mungkin dia nggak melihat orang lain"bantah peter keras kepala.
    Pak broto mengangkat tangan gemuknya,memberi isyarat agar mereka diam lalu mulai menatap intens mereka dengan matanya yang kecil.kumisnya bergerak-gerak gelisah seakan mencari kata-kata yang tepat untuk menutup perdebatan ini
    "sudahlah!aku tak punya waktu seharian untuk mendengarkan alasan kalian!jadi mulai besok samai seminggu kedepan kalian akan membantu pak maman membersihkan komplek kampus."
    "tapi pak..."sebelum mereka menyelesaikan kalimat protesnya,pak broto sudah mengangkat tanganya lagi menyuruh mereka diam.
    "baiklah sekarang kalian keluar!"perintahnya.glen masih ingin membantah tapi peter memutus kan lebih maik mereka mengalah.dia menarik lengan glen yang sedikit memberontak keluar kantor tanpa mengatakan apapun.
    Bu maya mengawasi mereka meninggalkan ruanga dengan campuran ekspresi kemenangan dan angkuh.
    "kita dihukum karena nggak ngelakuin apa-apa?!dimana adilnya itu"gerutu glen keras di depan kantor rektor.
    "sudahlah,percuma juga kita nentang rektor,kita pasti kalah"kata peter yang tampak lebih lesu daripada saat di kantor tadi.
    Mereka berjalam menyusuri koridor lantai dua yang penuh mahasiswa yang berisik.tampaknya glen melihat perubahan sikap peter ini,karena dia langsung menariknya dalam rangkulan hangat sembari berkata
    "kau nggak perlu ikut dihukum kok sayang,karena ini salahku biar aku sendiri yang ngelakuin hukumanya".
    Peter menatapnya dengan pandangan seakan tak percaya"kau pikir aku akan membiarkanmu dihukum sendirian?jangan bodoh!aku akan menemanimu".dan tak ada alasan lain bagi glen untuk menolaknya,jadi dia hanya tersenyum simpul.
    Tapi nanpaknya berita bahwa glen kena hukuman ini tidak menunjukan perubahan berarti bagi treo.dia menegaskan bahwa latihan mereka harus tetap dilakukan apapun yang terjadi!
    "mungkin walau langit runtuh pun dia akan tetap memaksa kita latihan!"gerutu billy ke telinga glen yang susah payah menahan agar tidak tertawa.
    Pada dasarnya latihan mereka cukup baik menurut peter yang saat itu memutuskan untuk menonton latihan glen.dia dan jasmine duduk di tribun penonton yang dipasang di sekeliling lapangan basket kampus,cahaya matahari luar biasa terik hari itu.ditampah lagi peter yang agak tidak setuju pada dukungan kelewat antusias yang diteriakan oleh jasmine dengan suara yang memekakkan telinga disebelahnya.dalam hati peter bertanya apa mungkin keluarga jasmine memang dikaruniai energi yang melimpah ruah,mengingat betapa tinggi pula semangat treo.glen melakukan drible yang bagus kemudian dioper pada treo yang langsung melakukan triple point shoot.jasmine memekik kegirangan disebelahnya.
    Tapi nanpaknya latihan hari itu tidak terlalu baik bagi treo,karena dia telah mengkritik semua anggota tim dan mengatakan dengan tegas kalau mereka harus berlatih lebih keras besok,yang ditanggapi dengan keluh seluruh anggota tim.
    Glen berjalan terhuyung ke tribun sebelah kiri tempat peter duduk.tubuhnya penuh keringat yang membuat kulitnya mengkilap diterpa cahaya matahari sore.kaos shiveless nya basah kuyup seakan dia menyiramkan sebotol air ke tubuhnya.peter menelan ludah suasana disini sudah terlalu panas tanpa perlu ditambah lagi dengan treo yang memutuskan untuk melepas kaosnya,menunjukkan tubuhnya yang tegap dan berotot.kulitnya yang kecoklatan dan penuh bekas luka berkilau karena keringat.glen duduk dengan desahan keras di sebelahnya,memberi peter alasan untuk memalingkan wajah dari tubuh treo sebelum dia terlalu jauh berhayal.
    Saat peter menoleh dia merasakan ciuman yang hangat,basah,dan asin di bibirnya.cuma beberapa detik karena glen langsung melepasnya
    "untung nggak ada yang lihat!"geram peter kesal setelah dengan panik melihat sekeliling,dan hanya jasmine yang tersenyum usil disebelahnya.
    Glen hanya nyengir sebelum mengambil botol minuman yang dipegang peter dan langsung meneguk setengah isinya.
    "gila cape baget"keluh glen sambil menegak habis air minumnya"habis ini musti bantuin pak maman lagi"
    "huft iya..."jawab peter sama lesunya.
    saat itu seseorang menepuk punggung peter dan membuatnya menoleh.tommy sedang tersenyum manis ke arahnya.tommy adalah teman satu tim glen,seorang pemuda berwajah manis dengan lesung pipit dan rambut coklat gelap yang berombak.dia pernah bilang kalau dia punya keturunan jerman,mungkin saja,pikir peter karena kulitnya jelas terlalu putih untuk ukuran orang indonesia,meski tak seputih kulit peter.
    "hay tommy"sapa peter ramah
    "kalian datang ke pesta nanti malam kan?"tanyanya penuh semangat
    Peter berpikir sejenak sebelum menjawab"hmm mungkin"
    "ayolah kalian harus datang ya..."pintanya lagi"sebenernya aku ingin bicara sesuatu denganmu pete"katanya ragu-ragu"ehmm bisakah kita..."
    Tapi kata-kata tommy terputus oleh suara batuk luar biasa keras,saat peter menoleh glen sedang menatap tomy dengan pandangan teramat dingin.sepertinya tommy menyadari hal itu karena dia jadi salah tingkah dan menggaruk belakang kepalanya,yang peter yakin sama sekali tidak gatal.
    "ehmm kita bicara di pesta nanti malem ya..."katanya gugup lalu berbalik pergi.
    Semburat merah sudah muncul di ufuk barat,maka peter dan glen berjalan cepat ke area kampus yang sudah sepi.
    "kau kenapa sih?!"tanya peter kesal sembari berjalan melewati lapangan rumput.
    Sepertinya glen masih marah karena dia diam saja namun menendang kerikil di depanya dengan kekuatan yang berlebihan.peter tau cara terbaik menghadapi glen saat marah adalah mendiamkanya karena dia bakal menjadi lebih kekanakan.maka mereka berjalan dalam diam.di tengah jalan mereka bertemu pak maman.OB kampus yang sudah setengah baya dan sangat ramah,dia bilang bahwa mereka tak perlu membantunya karena semua pekerjaan hari itu sudah seleai.
    Maka dengan perasaan hati yang jauh lebih baik mereka meninggalkan kampus setelah mengucapkan terimakasih pada pak maman.saat hendak berbelok ke pqrkiran motor peter menabrak seseorang sampai jatuh terjungkal.
    "hey!kalo jalan tuh pake mata!"gelegar glen mengerikan
    "so..sory"kata pria itu gugup"kau tidak apa-apa kan?"
    "aku nggak papa kok"kata peter saat glen membantunya berdiri.
    Saat itu peter melihat orang yang menabraknya.macho!itu kata pertama yang muncul dikepalanya.pria itu memiliki wajah tegas dengan kumis dan jenggot bekas cukuran yang masih terlihat.rambutnya di cat pirang kemerahan sebahu yang di kuncir kuda rapi.
    "ayo pete!"ajak glen sembari merangkul peter memjauh.pria itu mengawasi mereka dengan pandangan hawatir.
    "kau sudah nggak marah lagi padaku?"tanya peter sambil menatap wajah glen
    Glen meliat nya dengan pandangan yang sudah peter hafal"mana bisa aku marah padamu"kata glen lembut sambil mengecup dahi peter.peter tersenyum lalu membalas mengecup pipi glen dengan sedikit berjingkat.
    Mereka melewatkan sore dengan makan di sebuah cafe sebelum glen mengantar peter pulang dengan motor,dan berjanji menjemputnya jam tujuh malam.
    "kau nggak mau mampir dulu?"
    "lain kali aja sayang"dan glen langsung melesat pergi.
    Peter memasuki ambang pintu rumahnya yang langsung disambut suara lembut ibunya"udah makan sayang?"
    "tadi udah makan dikampus ma"kata peter sambil duduk di sofa depan tv diantara papa dan mamanya.
    "kok pulangnya sampe sore begini?"tanya ayahnya yang mengalihkan perhatianya dari acara tv.
    "ah,iya pa banyak tugas..."keluh peter dengan nada yang diharapkan terdengar sangat kelelahan
    "huft!paling juga pacaran"dengus mila menyebalkan di seberang meja
    "biarin dari pada kau,jomblo!"balas peter kejam.
    Mila sudah akan menjawab dengan lebih kasar kalau saja mamanya tidak menghentikan pertengkaran mereka.
    Jam tujuh kurang seperempat peter sudah selasai mandi dan sekarang mengamati bayanganya di cermin.dia memakai baju ham putih dengan lengan digulung dipadukan dengan celana jins hitam.dia tampak manis,pikirnya narsis.peter sudah berpamitan dengan orang tuanya kalau dia akan pergi malam ini,dan tentu saja ditanggapi dengan sinis oleh kakaknya tercinta.
    Dia sedang merapikan kerah bajunya saat didengarnya suara motor teredam disusul panggilan mama dari kejauhan
    "peter...dicariin nak glen nih!"
    "yaaa!"jawab peter sama kerasnya.
    Dia sedang menuruni setengah anak tangga saat melihat glen tengah ngobror seru dengan ayahnya,peter tersenyum.menyadari peter sudah turun glen menoleh dan matanya yang berbentuk buah zaitun langsung berubah.dia memandang peter dari atas kebawah selama sepuluh detik penuh.
    "kita jadi pergi kan?"tanya peter memecah keheningan karena sebal dilihatin seperti itu.
    "oh ...yeah ,tentu saja"jawab glen gugup.
    Setelah berpamitan dengan keluarganya,mereka mengendarai motor ninja hijau glen menembus malam.
    "kau ganteng banget malam ini"kata glen akhirnya di sela deru motor.
    Peter merasakan mukanya memanas,untuk menyembunyikan kegugupanya dia bicara dalam nada ketus"mulai deh ngegombal"
    "ini bukan gombal sayang,ini serius.rasanya kaya aku jatuh cinta lagi sama kamu tiga tahun lalu"
    Dan wajah peter semakin memanas,dia memukul helm glen dengan sedikit keras"ough!"
    "fokus ke jalanan!"kata peter ketus.tapi glen tau kalau peter sedang gugup jadi dia hanya nyengir saja.
    Ternyata rumah jesica berada di perumahan elit,peter bahkan belum tau.mereka sampai didepan rumah nomor tujuh yang berpenarangan paling terang dibanding rumah-rumah disampingnya.di pintu terbang mereka disambut seorang satpam berbadan tegap yang meminta mereka langsung ke halaman belakang.
    Dekorasinya terlampau megah menurut peter,sebuah tenda berwarna krem besar dipasang di halaman yang luas.dihiasi dengan bunga-bunga yang dominan berwarna putih,untaian balon warna-warni berkumpul di langit tenda membiaskan cahaya dari lampu lampu kristal.lagu yang keras mengalun memberitahu bahwa jesica telah menyewa sebuah band.
    "peter,glen,selamat datang!!"sapa seorang ceria
    "hey jesica selamat ulang tahun"kata glen sembari mengangsurkan sebuah kotak yang dibungkus indah"ini dari gua sama peter"
    "oh,makasih...nggak perlu repot-repot sih sebenernya.kalian suka band kakakku?"katanya sambil menunjuk ke arah panggung.
    peter menjulurkan lehernya untuk melihat pemain band yang kini sedang memainkan lagu starlight nya muse dengan sangat bagus,tapi banyaknya kerumunan orang menghalangi pandangan
    "kakakmu punya band?"tanya glen
    "iya dia jadi fokalis sama gitaris,keren kan?"jawab jesica sedikit angkuh.
    "iya keren."
    dari belakang muncul seorang wanita cantik yang memakai kerudung ungu muda,wajahnya tampak sebal."malam glen,peter.sukurlah kalian datang"sapanya
    "malam jasmine"jawab peter sambil tersenyum"kenapa kau...?"tapi kata katanya diputus oleh jasmine yang bicara cepat dengan jesica
    "loe dicariin mike tuh,mau tanya dimana naruh hadiah besarnya."katanya dengan nada yang jelas menunjukan bahwa dia lebih suka tidak menyampaikan pesan itu.
    "oh benarkah,aku pergi dulu ya"dan dia langsung menghilang diantara kerumunan.
    "huft untung kalian datang"kata jasmine masih agak sebal
    "kenapa kau kelihatan dongkol begitu"tanya glen
    "gimana nggak dongkol,sejak setengah jam lalu dia mesaksaku mendengarkan tentang pacar barunya,mike,yang menghadiahinya tas baru!siapa yang peduli coba!"katanya kesal sebelum menambahkan"oh ya dan kau dicariin kak treo"
    "jangan bilang gua ada disini"bisik glen sambil bersembunyi di belakang peter.tidak terlalu membantu karena besarnya dua kali badan peter"gua lagi nggak mau ngomongin apapun yang ada hubunganya sama latihan basket!"
    "kita kesana yuk,aku laper"ajak peter sambil berjalan ke salah satu sisi tenda.tempat sebuah meja panjang yang penuh dengan minuman dan makanan kecil.glen celingak-celinguk menastikan tak ada treo disekitarnya sebelum berjalan membarengi peter,jasmine mengekor dibelakang mereka,bersenandung tak jelas.
    Peter sedang mengunyah pai apel mininya saat seseorang menepuk pundaknya.tommy tersenyum manis membuat lesung pipit nya semakin jelas,malam ini dia memakai baju hitam bergaris sederhana namun sangat cocok untuknya.
    "senang akhirnya kau datang,aku dari tadi nungguin kamu"kata tommy ramah"dan harus dua kali kabur dari treo"tambahnya sambil tersenyum getir.
    "nungguin aku?kenapa?"
    "tadi siang kan aku sudah bilang mau ngomong sesuatu sama kamu"katanya dengan nada kecewa
    "oh ya,sorry.memangnya mau ngomongin apa sih"
    "jangan disini deh pete,kita ke pojok sana yuk"ajaknya sambil menunjuk sisi tenda yang dipenuhi hiasan bunga.
    "memangnya kenapa kalo disini!"sela glen ketus
    Tommy menatap glen sesaat sebelum menjawab dengan dingin"ntar lo ngerecokin lagi!"
    saat itu glen menarik peter dalam rangkulanya dengan possesif"kalo lo mau ngomong sama peter,gua harus tau!"
    tommy mengerutkan keningnya
    "emang lo siapanya dia?!"tanyanya ketus
    "gua itu..."kata glen yang langsung berhenti setelah mendapat tatapan tajam dari peter"err...sahabatnya!"
    kening tommy semakin mengerut
    "yaudah kita kesana yuk."ajak peter sebelum kekesalan glen akan membuatnya mengatakan rahasia mereka.
    Tommy tersenyum sebelum mengikuti peter.meninggalkan glen yang ekspresinya seakan sudah siap memukul seseorang.
    Saat itu musiknya berhenti dan seseorang(peter pikir adalah vokalisnya)mengatakan mereka akan istirahat sebentar.
    "ok,mau ngomong apa?"
    "ehhm.."kata tommy gugup,sebenernya aku mau minta bantuanmu."
    "bantuan?bantuan apa?"tanya peter heran
    "yah aku punya rencana untuk membangun sebuah sekolah jalanan,kau tau,sekolah untuk anak-anak jalanan.aku sudah dapat tempatnya dan sedang mencari relawan pengajar.yah kalau kau bersedia aku ingin memintamu menjadi salah satu relawan,lucas sudah bersedia untuk ikut."
    "tentu aku mau"jawab peter antusias"kenapa tidak"
    "serius kau mau?"tanya tommy nyaris tak percaya,yang langsung dijawab dengan anggukan absolut peter"bagus deh,aku tadi sempat minta sama jasmine juga dan dia juga setuju"dia tersenyum lebar sambil berjingkat-jingkat saking senangnya"aku akan segera mengatur jadwalnya,nanti kukabari,thanks ya"dan dia pun berlalu.
    "udah selese pacaranya?nggak pake acara ciuman gitu?"kata suara dingin dibelakang peter.
    Glen sedang bersandar di tiang penyangga tenda,menatap geram pada tempat tommy tadi menghilang.
    "cemburu?"goda peter
    "siapa yang cemburu!"jawab glen ketus
    "kalo nggak cemburu ya udah..."
    "gua cemburu!"
    Peter hanya tersenyum sebelum memberi glen sebuah kecupan kilat dibibir
    "masih cemburu?"tanyanya sambil nyengir.glen hanya menggeleng sambil tersenyum,dia sudah mendekatkan wajahnya dan siap memberi peter ciuman balasan sebelum sebuah suara menghentikanya
    "hey kita bertemu lagi,kalian datang juga?"
    Glen menoleh marah kepada si pengganggu"lo!ngapain lo disini!?"tanyanya galak
    Peter ikut menoleh dan langsung melihat pria yang menabraknya tadi siang,tersenyum ramah.terlihat elegan sekaligus macho dalam balutan jas hitam yang dipakainya dengan santai
    "masa gua nggak dateng di ulang tahun adek gua sendiri."katanya santai"oh ya gua lupa ngenalin diri,nama gua lucas."
    Lucas mengulurkan tanganya yang langsung disambut oleh peter seraya memperkenalkan diri,namun diabaikan oleh glen.
    "kalian suka pestanya?aku yang mendekor tempat ini."katanya yang kelihatanya tidak mempermasalahkan ketidak sopanan glen"kami akan memainkan beberapa lagu lagi setelah ini".
    "bagus!cepetan main sana!"kata glen kasar sambil menarik tangan peter"ayo pergi pete"
    "sampai ketemu lagi"kata peter sebelum mereka menghilang diantara kerumunan.
    Glen membawanya ke belakang tenda yang berpenerangan remang remang,langsung menarik peter dalam pelukanya dan manatap mata birunya intensif.peter yang sudah sering ditatap seperti itu oleh glen hanya tersenyum simpul.glen mendekatkan wajahnya sampai hidung mereka bersentuhan.dia memiringkan sedikit wajahnya dan bersiap mencium peter...
    "glen!ternyata lo disana gua cariin dari tadi!"seru treo dibelakang mereka.
    glen sudah benar-benar siap untuk membantai seseorang.
  • Peter sudah tahu bahwa dia dan glen pasti dalam masalah mengingat kejadian yang menimbulkan bencana di perpustakaan kemarin.saat ini mereka sedang berhadapan dengan pak broto,rektor kampus yang luar biasa gemuk,botak tapi anehnya kumisnya sangat tebal,seakan seluruh rambut yang harusnya tumbuh di kepalanya telah memutuskan untuk tumbuh berdesakan di bawah hidungnya.dan juga bu maya yang peter yakin tampangnya tidak bisa lebih seram lagi dari ini.
    "jadi"kata pak broto yang menggelegar,suaranya bergaung di ruang sempit yang kusam itu"kalian pikir lucu merusak properti kampus begitu?"
    "sudah kami bilang pak bukan kami yang melakukanya..."kata peter mencoba menjelaskan tapi suaranya langsung terpotong oleh geraman serak bernada tinggi
    "jadi menurutmu kaca jendela itu sengaja memecahkan diri berigtu?"tanya bu maya dengan nada sinis.
    Peter berpikir untuk menjawab dengan lebih kasar'mungkin saja coba tanya sama kacanya'tapi dia memutuskan bahwa dia ingin hidup lebih lama jadi dia hanya diam.
    "kami sedang membereskan buku kemarin saat kaca itu pecah,jadi kami tidak tau siapa yang melakukanya"jelas glen dengan kesabaran yang patut di puji,karena dia sudah mengatakan alasan itu lebih dari lima kali pada dua orang yang kelewat keras kepala.
    "satpam kampus kita mengatakan bahwa hanya ada kalian berdua di perpustakaan saat itu,jadi tak ada gunanya menuduh orang lain!"tegas pak broto yang kumis tebalnya bergerak-gerak setiap kali dia bicara.
    "ya mungkin dia nggak melihat orang lain"bantah peter keras kepala.
    Pak broto mengangkat tangan gemuknya,memberi isyarat agar mereka diam lalu mulai menatap intens mereka dengan matanya yang kecil.kumisnya bergerak-gerak gelisah seakan mencari kata-kata yang tepat untuk menutup perdebatan ini
    "sudahlah!aku tak punya waktu seharian untuk mendengarkan alasan kalian!jadi mulai besok samai seminggu kedepan kalian akan membantu pak maman membersihkan komplek kampus."
    "tapi pak..."sebelum mereka menyelesaikan kalimat protesnya,pak broto sudah mengangkat tanganya lagi menyuruh mereka diam.
    "baiklah sekarang kalian keluar!"perintahnya.glen masih ingin membantah tapi peter memutus kan lebih maik mereka mengalah.dia menarik lengan glen yang sedikit memberontak keluar kantor tanpa mengatakan apapun.
    Bu maya mengawasi mereka meninggalkan ruanga dengan campuran ekspresi kemenangan dan angkuh.
    "kita dihukum karena nggak ngelakuin apa-apa?!dimana adilnya itu"gerutu glen keras di depan kantor rektor.
    "sudahlah,percuma juga kita nentang rektor,kita pasti kalah"kata peter yang tampak lebih lesu daripada saat di kantor tadi.
    Mereka berjalam menyusuri koridor lantai dua yang penuh mahasiswa yang berisik.tampaknya glen melihat perubahan sikap peter ini,karena dia langsung menariknya dalam rangkulan hangat sembari berkata
    "kau nggak perlu ikut dihukum kok sayang,karena ini salahku biar aku sendiri yang ngelakuin hukumanya".
    Peter menatapnya dengan pandangan seakan tak percaya"kau pikir aku akan membiarkanmu dihukum sendirian?jangan bodoh!aku akan menemanimu".dan tak ada alasan lain bagi glen untuk menolaknya,jadi dia hanya tersenyum simpul.
    Tapi nanpaknya berita bahwa glen kena hukuman ini tidak menunjukan perubahan berarti bagi treo.dia menegaskan bahwa latihan mereka harus tetap dilakukan apapun yang terjadi!
    "mungkin walau langit runtuh pun dia akan tetap memaksa kita latihan!"gerutu billy ke telinga glen yang susah payah menahan agar tidak tertawa.
    Pada dasarnya latihan mereka cukup baik menurut peter yang saat itu memutuskan untuk menonton latihan glen.dia dan jasmine duduk di tribun penonton yang dipasang di sekeliling lapangan basket kampus,cahaya matahari luar biasa terik hari itu.ditampah lagi peter yang agak tidak setuju pada dukungan kelewat antusias yang diteriakan oleh jasmine dengan suara yang memekakkan telinga disebelahnya.dalam hati peter bertanya apa mungkin keluarga jasmine memang dikaruniai energi yang melimpah ruah,mengingat betapa tinggi pula semangat treo.glen melakukan drible yang bagus kemudian dioper pada treo yang langsung melakukan triple point shoot.jasmine memekik kegirangan disebelahnya.
    Tapi nanpaknya latihan hari itu tidak terlalu baik bagi treo,karena dia telah mengkritik semua anggota tim dan mengatakan dengan tegas kalau mereka harus berlatih lebih keras besok,yang ditanggapi dengan keluh seluruh anggota tim.
    Glen berjalan terhuyung ke tribun sebelah kiri tempat peter duduk.tubuhnya penuh keringat yang membuat kulitnya mengkilap diterpa cahaya matahari sore.kaos shiveless nya basah kuyup seakan dia menyiramkan sebotol air ke tubuhnya.peter menelan ludah suasana disini sudah terlalu panas tanpa perlu ditambah lagi dengan treo yang memutuskan untuk melepas kaosnya,menunjukkan tubuhnya yang tegap dan berotot.kulitnya yang kecoklatan dan penuh bekas luka berkilau karena keringat.glen duduk dengan desahan keras di sebelahnya,memberi peter alasan untuk memalingkan wajah dari tubuh treo sebelum dia terlalu jauh berhayal.
    Saat peter menoleh dia merasakan ciuman yang hangat,basah,dan asin di bibirnya.cuma beberapa detik karena glen langsung melepasnya
    "untung nggak ada yang lihat!"geram peter kesal setelah dengan panik melihat sekeliling,dan hanya jasmine yang tersenyum usil disebelahnya.
    Glen hanya nyengir sebelum mengambil botol minuman yang dipegang peter dan langsung meneguk setengah isinya.
    "gila cape baget"keluh glen sambil menegak habis air minumnya"habis ini musti bantuin pak maman lagi"
    "huft iya..."jawab peter sama lesunya.
    saat itu seseorang menepuk punggung peter dan membuatnya menoleh.tommy sedang tersenyum manis ke arahnya.tommy adalah teman satu tim glen,seorang pemuda berwajah manis dengan lesung pipit dan rambut coklat gelap yang berombak.dia pernah bilang kalau dia punya keturunan jerman,mungkin saja,pikir peter karena kulitnya jelas terlalu putih untuk ukuran orang indonesia,meski tak seputih kulit peter.
    "hay tommy"sapa peter ramah
    "kalian datang ke pesta nanti malam kan?"tanyanya penuh semangat
    Peter berpikir sejenak sebelum menjawab"hmm mungkin"
    "ayolah kalian harus datang ya..."pintanya lagi"sebenernya aku ingin bicara sesuatu denganmu pete"katanya ragu-ragu"ehmm bisakah kita..."
    Tapi kata-kata tommy terputus oleh suara batuk luar biasa keras,saat peter menoleh glen sedang menatap tomy dengan pandangan teramat dingin.sepertinya tommy menyadari hal itu karena dia jadi salah tingkah dan menggaruk belakang kepalanya,yang peter yakin sama sekali tidak gatal.
    "ehmm kita bicara di pesta nanti malem ya..."katanya gugup lalu berbalik pergi.
    Semburat merah sudah muncul di ufuk barat,maka peter dan glen berjalan cepat ke area kampus yang sudah sepi.
    "kau kenapa sih?!"tanya peter kesal sembari berjalan melewati lapangan rumput.
    Sepertinya glen masih marah karena dia diam saja namun menendang kerikil di depanya dengan kekuatan yang berlebihan.peter tau cara terbaik menghadapi glen saat marah adalah mendiamkanya karena dia bakal menjadi lebih kekanakan.maka mereka berjalan dalam diam.di tengah jalan mereka bertemu pak maman.OB kampus yang sudah setengah baya dan sangat ramah,dia bilang bahwa mereka tak perlu membantunya karena semua pekerjaan hari itu sudah seleai.
    Maka dengan perasaan hati yang jauh lebih baik mereka meninggalkan kampus setelah mengucapkan terimakasih pada pak maman.saat hendak berbelok ke pqrkiran motor peter menabrak seseorang sampai jatuh terjungkal.
    "hey!kalo jalan tuh pake mata!"gelegar glen mengerikan
    "so..sory"kata pria itu gugup"kau tidak apa-apa kan?"
    "aku nggak papa kok"kata peter saat glen membantunya berdiri.
    Saat itu peter melihat orang yang menabraknya.macho!itu kata pertama yang muncul dikepalanya.pria itu memiliki wajah tegas dengan kumis dan jenggot bekas cukuran yang masih terlihat.rambutnya di cat pirang kemerahan sebahu yang di kuncir kuda rapi.
    "ayo pete!"ajak glen sembari merangkul peter memjauh.pria itu mengawasi mereka dengan pandangan hawatir.
    "kau sudah nggak marah lagi padaku?"tanya peter sambil menatap wajah glen
    Glen meliat nya dengan pandangan yang sudah peter hafal"mana bisa aku marah padamu"kata glen lembut sambil mengecup dahi peter.peter tersenyum lalu membalas mengecup pipi glen dengan sedikit berjingkat.
    Mereka melewatkan sore dengan makan di sebuah cafe sebelum glen mengantar peter pulang dengan motor,dan berjanji menjemputnya jam tujuh malam.
    "kau nggak mau mampir dulu?"
    "lain kali aja sayang"dan glen langsung melesat pergi.
    Peter memasuki ambang pintu rumahnya yang langsung disambut suara lembut ibunya"udah makan sayang?"
    "tadi udah makan dikampus ma"kata peter sambil duduk di sofa depan tv diantara papa dan mamanya.
    "kok pulangnya sampe sore begini?"tanya ayahnya yang mengalihkan perhatianya dari acara tv.
    "ah,iya pa banyak tugas..."keluh peter dengan nada yang diharapkan terdengar sangat kelelahan
    "huft!paling juga pacaran"dengus mila menyebalkan di seberang meja
    "biarin dari pada kau,jomblo!"balas peter kejam.
    Mila sudah akan menjawab dengan lebih kasar kalau saja mamanya tidak menghentikan pertengkaran mereka.
    Jam tujuh kurang seperempat peter sudah selasai mandi dan sekarang mengamati bayanganya di cermin.dia memakai baju ham putih dengan lengan digulung dipadukan dengan celana jins hitam.dia tampak manis,pikirnya narsis.peter sudah berpamitan dengan orang tuanya kalau dia akan pergi malam ini,dan tentu saja ditanggapi dengan sinis oleh kakaknya tercinta.
    Dia sedang merapikan kerah bajunya saat didengarnya suara motor teredam disusul panggilan mama dari kejauhan
    "peter...dicariin nak glen nih!"
    "yaaa!"jawab peter sama kerasnya.
    Dia sedang menuruni setengah anak tangga saat melihat glen tengah ngobror seru dengan ayahnya,peter tersenyum.menyadari peter sudah turun glen menoleh dan matanya yang berbentuk buah zaitun langsung berubah.dia memandang peter dari atas kebawah selama sepuluh detik penuh.
    "kita jadi pergi kan?"tanya peter memecah keheningan karena sebal dilihatin seperti itu.
    "oh ...yeah ,tentu saja"jawab glen gugup.
    Setelah berpamitan dengan keluarganya,mereka mengendarai motor ninja hijau glen menembus malam.
    "kau ganteng banget malam ini"kata glen akhirnya di sela deru motor.
    Peter merasakan mukanya memanas,untuk menyembunyikan kegugupanya dia bicara dalam nada ketus"mulai deh ngegombal"
    "ini bukan gombal sayang,ini serius.rasanya kaya aku jatuh cinta lagi sama kamu tiga tahun lalu"
    Dan wajah peter semakin memanas,dia memukul helm glen dengan sedikit keras"ough!"
    "fokus ke jalanan!"kata peter ketus.tapi glen tau kalau peter sedang gugup jadi dia hanya nyengir saja.
    Ternyata rumah jesica berada di perumahan elit,peter bahkan belum tau.mereka sampai didepan rumah nomor tujuh yang berpenarangan paling terang dibanding rumah-rumah disampingnya.di pintu terbang mereka disambut seorang satpam berbadan tegap yang meminta mereka langsung ke halaman belakang.
    Dekorasinya terlampau megah menurut peter,sebuah tenda berwarna krem besar dipasang di halaman yang luas.dihiasi dengan bunga-bunga yang dominan berwarna putih,untaian balon warna-warni berkumpul di langit tenda membiaskan cahaya dari lampu lampu kristal.lagu yang keras mengalun memberitahu bahwa jesica telah menyewa sebuah band.
    "peter,glen,selamat datang!!"sapa seorang ceria
    "hey jesica selamat ulang tahun"kata glen sembari mengangsurkan sebuah kotak yang dibungkus indah"ini dari gua sama peter"
    "oh,makasih...nggak perlu repot-repot sih sebenernya.kalian suka band kakakku?"katanya sambil menunjuk ke arah panggung.
    peter menjulurkan lehernya untuk melihat pemain band yang kini sedang memainkan lagu starlight nya muse dengan sangat bagus,tapi banyaknya kerumunan orang menghalangi pandangan
    "kakakmu punya band?"tanya glen
    "iya dia jadi fokalis sama gitaris,keren kan?"jawab jesica sedikit angkuh.
    "iya keren."
    dari belakang muncul seorang wanita cantik yang memakai kerudung ungu muda,wajahnya tampak sebal."malam glen,peter.sukurlah kalian datang"sapanya
    "malam jasmine"jawab peter sambil tersenyum"kenapa kau...?"tapi kata katanya diputus oleh jasmine yang bicara cepat dengan jesica
    "loe dicariin mike tuh,mau tanya dimana naruh hadiah besarnya."katanya dengan nada yang jelas menunjukan bahwa dia lebih suka tidak menyampaikan pesan itu.
    "oh benarkah,aku pergi dulu ya"dan dia langsung menghilang diantara kerumunan.
    "huft untung kalian datang"kata jasmine masih agak sebal
    "kenapa kau kelihatan dongkol begitu"tanya glen
    "gimana nggak dongkol,sejak setengah jam lalu dia mesaksaku mendengarkan tentang pacar barunya,mike,yang menghadiahinya tas baru!siapa yang peduli coba!"katanya kesal sebelum menambahkan"oh ya dan kau dicariin kak treo"
    "jangan bilang gua ada disini"bisik glen sambil bersembunyi di belakang peter.tidak terlalu membantu karena besarnya dua kali badan peter"gua lagi nggak mau ngomongin apapun yang ada hubunganya sama latihan basket!"
    "kita kesana yuk,aku laper"ajak peter sambil berjalan ke salah satu sisi tenda.tempat sebuah meja panjang yang penuh dengan minuman dan makanan kecil.glen celingak-celinguk menastikan tak ada treo disekitarnya sebelum berjalan membarengi peter,jasmine mengekor dibelakang mereka,bersenandung tak jelas.
    Peter sedang mengunyah pai apel mininya saat seseorang menepuk pundaknya.tommy tersenyum manis membuat lesung pipit nya semakin jelas,malam ini dia memakai baju hitam bergaris sederhana namun sangat cocok untuknya.
    "senang akhirnya kau datang,aku dari tadi nungguin kamu"kata tommy ramah"dan harus dua kali kabur dari treo"tambahnya sambil tersenyum getir.
    "nungguin aku?kenapa?"
    "tadi siang kan aku sudah bilang mau ngomong sesuatu sama kamu"katanya dengan nada kecewa
    "oh ya,sorry.memangnya mau ngomongin apa sih"
    "jangan disini deh pete,kita ke pojok sana yuk"ajaknya sambil menunjuk sisi tenda yang dipenuhi hiasan bunga.
    "memangnya kenapa kalo disini!"sela glen ketus
    Tommy menatap glen sesaat sebelum menjawab dengan dingin"ntar lo ngerecokin lagi!"
    saat itu glen menarik peter dalam rangkulanya dengan possesif"kalo lo mau ngomong sama peter,gua harus tau!"
    tommy mengerutkan keningnya
    "emang lo siapanya dia?!"tanyanya ketus
    "gua itu..."kata glen yang langsung berhenti setelah mendapat tatapan tajam dari peter"err...sahabatnya!"
    kening tommy semakin mengerut
    "yaudah kita kesana yuk."ajak peter sebelum kekesalan glen akan membuatnya mengatakan rahasia mereka.
    Tommy tersenyum sebelum mengikuti peter.meninggalkan glen yang ekspresinya seakan sudah siap memukul seseorang.
    Saat itu musiknya berhenti dan seseorang(peter pikir adalah vokalisnya)mengatakan mereka akan istirahat sebentar.
    "ok,mau ngomong apa?"
    "ehhm.."kata tommy gugup,sebenernya aku mau minta bantuanmu."
    "bantuan?bantuan apa?"tanya peter heran
    "yah aku punya rencana untuk membangun sebuah sekolah jalanan,kau tau,sekolah untuk anak-anak jalanan.aku sudah dapat tempatnya dan sedang mencari relawan pengajar.yah kalau kau bersedia aku ingin memintamu menjadi salah satu relawan,lucas sudah bersedia untuk ikut."
    "tentu aku mau"jawab peter antusias"kenapa tidak"
    "serius kau mau?"tanya tommy nyaris tak percaya,yang langsung dijawab dengan anggukan absolut peter"bagus deh,aku tadi sempat minta sama jasmine juga dan dia juga setuju"dia tersenyum lebar sambil berjingkat-jingkat saking senangnya"aku akan segera mengatur jadwalnya,nanti kukabari,thanks ya"dan dia pun berlalu.
    "udah selese pacaranya?nggak pake acara ciuman gitu?"kata suara dingin dibelakang peter.
    Glen sedang bersandar di tiang penyangga tenda,menatap geram pada tempat tommy tadi menghilang.
    "cemburu?"goda peter
    "siapa yang cemburu!"jawab glen ketus
    "kalo nggak cemburu ya udah..."
    "gua cemburu!"
    Peter hanya tersenyum sebelum memberi glen sebuah kecupan kilat dibibir
    "masih cemburu?"tanyanya sambil nyengir.glen hanya menggeleng sambil tersenyum,dia sudah mendekatkan wajahnya dan siap memberi peter ciuman balasan sebelum sebuah suara menghentikanya
    "hey kita bertemu lagi,kalian datang juga?"
    Glen menoleh marah kepada si pengganggu"lo!ngapain lo disini!?"tanyanya galak
    Peter ikut menoleh dan langsung melihat pria yang menabraknya tadi siang,tersenyum ramah.terlihat elegan sekaligus macho dalam balutan jas hitam yang dipakainya dengan santai
    "masa gua nggak dateng di ulang tahun adek gua sendiri."katanya santai"oh ya gua lupa ngenalin diri,nama gua lucas."
    Lucas mengulurkan tanganya yang langsung disambut oleh peter seraya memperkenalkan diri,namun diabaikan oleh glen.
    "kalian suka pestanya?aku yang mendekor tempat ini."katanya yang kelihatanya tidak mempermasalahkan ketidak sopanan glen"kami akan memainkan beberapa lagu lagi setelah ini".
    "bagus!cepetan main sana!"kata glen kasar sambil menarik tangan peter"ayo pergi pete"
    "sampai ketemu lagi"kata peter sebelum mereka menghilang diantara kerumunan.
    Glen membawanya ke belakang tenda yang berpenerangan remang remang,langsung menarik peter dalam pelukanya dan manatap mata birunya intensif.peter yang sudah sering ditatap seperti itu oleh glen hanya tersenyum simpul.glen mendekatkan wajahnya sampai hidung mereka bersentuhan.dia memiringkan sedikit wajahnya dan bersiap mencium peter...
    "glen!ternyata lo disana gua cariin dari tadi!"seru treo dibelakang mereka.
    glen sudah benar-benar siap untuk membantai seseorang.
  • Peter sudah tahu bahwa dia dan glen pasti dalam masalah mengingat kejadian yang menimbulkan bencana di perpustakaan kemarin.saat ini mereka sedang berhadapan dengan pak broto,rektor kampus yang luar biasa gemuk,botak tapi anehnya kumisnya sangat tebal,seakan seluruh rambut yang harusnya tumbuh di kepalanya telah memutuskan untuk tumbuh berdesakan di bawah hidungnya.dan juga bu maya yang peter yakin tampangnya tidak bisa lebih seram lagi dari ini.
    "jadi"kata pak broto yang menggelegar,suaranya bergaung di ruang sempit yang kusam itu"kalian pikir lucu merusak properti kampus begitu?"
    "sudah kami bilang pak bukan kami yang melakukanya..."kata peter mencoba menjelaskan tapi suaranya langsung terpotong oleh geraman serak bernada tinggi
    "jadi menurutmu kaca jendela itu sengaja memecahkan diri berigtu?"tanya bu maya dengan nada sinis.
    Peter berpikir untuk menjawab dengan lebih kasar'mungkin saja coba tanya sama kacanya'tapi dia memutuskan bahwa dia ingin hidup lebih lama jadi dia hanya diam.
    "kami sedang membereskan buku kemarin saat kaca itu pecah,jadi kami tidak tau siapa yang melakukanya"jelas glen dengan kesabaran yang patut di puji,karena dia sudah mengatakan alasan itu lebih dari lima kali pada dua orang yang kelewat keras kepala.
    "satpam kampus kita mengatakan bahwa hanya ada kalian berdua di perpustakaan saat itu,jadi tak ada gunanya menuduh orang lain!"tegas pak broto yang kumis tebalnya bergerak-gerak setiap kali dia bicara.
    "ya mungkin dia nggak melihat orang lain"bantah peter keras kepala.
    Pak broto mengangkat tangan gemuknya,memberi isyarat agar mereka diam lalu mulai menatap intens mereka dengan matanya yang kecil.kumisnya bergerak-gerak gelisah seakan mencari kata-kata yang tepat untuk menutup perdebatan ini
    "sudahlah!aku tak punya waktu seharian untuk mendengarkan alasan kalian!jadi mulai besok samai seminggu kedepan kalian akan membantu pak maman membersihkan komplek kampus."
    "tapi pak..."sebelum mereka menyelesaikan kalimat protesnya,pak broto sudah mengangkat tanganya lagi menyuruh mereka diam.
    "baiklah sekarang kalian keluar!"perintahnya.glen masih ingin membantah tapi peter memutus kan lebih maik mereka mengalah.dia menarik lengan glen yang sedikit memberontak keluar kantor tanpa mengatakan apapun.
    Bu maya mengawasi mereka meninggalkan ruanga dengan campuran ekspresi kemenangan dan angkuh.
    "kita dihukum karena nggak ngelakuin apa-apa?!dimana adilnya itu"gerutu glen keras di depan kantor rektor.
    "sudahlah,percuma juga kita nentang rektor,kita pasti kalah"kata peter yang tampak lebih lesu daripada saat di kantor tadi.
    Mereka berjalam menyusuri koridor lantai dua yang penuh mahasiswa yang berisik.tampaknya glen melihat perubahan sikap peter ini,karena dia langsung menariknya dalam rangkulan hangat sembari berkata
    "kau nggak perlu ikut dihukum kok sayang,karena ini salahku biar aku sendiri yang ngelakuin hukumanya".
    Peter menatapnya dengan pandangan seakan tak percaya"kau pikir aku akan membiarkanmu dihukum sendirian?jangan bodoh!aku akan menemanimu".dan tak ada alasan lain bagi glen untuk menolaknya,jadi dia hanya tersenyum simpul.
    Tapi nanpaknya berita bahwa glen kena hukuman ini tidak menunjukan perubahan berarti bagi treo.dia menegaskan bahwa latihan mereka harus tetap dilakukan apapun yang terjadi!
    "mungkin walau langit runtuh pun dia akan tetap memaksa kita latihan!"gerutu billy ke telinga glen yang susah payah menahan agar tidak tertawa.
    Pada dasarnya latihan mereka cukup baik menurut peter yang saat itu memutuskan untuk menonton latihan glen.dia dan jasmine duduk di tribun penonton yang dipasang di sekeliling lapangan basket kampus,cahaya matahari luar biasa terik hari itu.ditampah lagi peter yang agak tidak setuju pada dukungan kelewat antusias yang diteriakan oleh jasmine dengan suara yang memekakkan telinga disebelahnya.dalam hati peter bertanya apa mungkin keluarga jasmine memang dikaruniai energi yang melimpah ruah,mengingat betapa tinggi pula semangat treo.glen melakukan drible yang bagus kemudian dioper pada treo yang langsung melakukan triple point shoot.jasmine memekik kegirangan disebelahnya.
    Tapi nanpaknya latihan hari itu tidak terlalu baik bagi treo,karena dia telah mengkritik semua anggota tim dan mengatakan dengan tegas kalau mereka harus berlatih lebih keras besok,yang ditanggapi dengan keluh seluruh anggota tim.
    Glen berjalan terhuyung ke tribun sebelah kiri tempat peter duduk.tubuhnya penuh keringat yang membuat kulitnya mengkilap diterpa cahaya matahari sore.kaos shiveless nya basah kuyup seakan dia menyiramkan sebotol air ke tubuhnya.peter menelan ludah suasana disini sudah terlalu panas tanpa perlu ditambah lagi dengan treo yang memutuskan untuk melepas kaosnya,menunjukkan tubuhnya yang tegap dan berotot.kulitnya yang kecoklatan dan penuh bekas luka berkilau karena keringat.glen duduk dengan desahan keras di sebelahnya,memberi peter alasan untuk memalingkan wajah dari tubuh treo sebelum dia terlalu jauh berhayal.
    Saat peter menoleh dia merasakan ciuman yang hangat,basah,dan asin di bibirnya.cuma beberapa detik karena glen langsung melepasnya
    "untung nggak ada yang lihat!"geram peter kesal setelah dengan panik melihat sekeliling,dan hanya jasmine yang tersenyum usil disebelahnya.
    Glen hanya nyengir sebelum mengambil botol minuman yang dipegang peter dan langsung meneguk setengah isinya.
    "gila cape baget"keluh glen sambil menegak habis air minumnya"habis ini musti bantuin pak maman lagi"
    "huft iya..."jawab peter sama lesunya.
    saat itu seseorang menepuk punggung peter dan membuatnya menoleh.tommy sedang tersenyum manis ke arahnya.tommy adalah teman satu tim glen,seorang pemuda berwajah manis dengan lesung pipit dan rambut coklat gelap yang berombak.dia pernah bilang kalau dia punya keturunan jerman,mungkin saja,pikir peter karena kulitnya jelas terlalu putih untuk ukuran orang indonesia,meski tak seputih kulit peter.
    "hay tommy"sapa peter ramah
    "kalian datang ke pesta nanti malam kan?"tanyanya penuh semangat
    Peter berpikir sejenak sebelum menjawab"hmm mungkin"
    "ayolah kalian harus datang ya..."pintanya lagi"sebenernya aku ingin bicara sesuatu denganmu pete"katanya ragu-ragu"ehmm bisakah kita..."
    Tapi kata-kata tommy terputus oleh suara batuk luar biasa keras,saat peter menoleh glen sedang menatap tomy dengan pandangan teramat dingin.sepertinya tommy menyadari hal itu karena dia jadi salah tingkah dan menggaruk belakang kepalanya,yang peter yakin sama sekali tidak gatal.
    "ehmm kita bicara di pesta nanti malem ya..."katanya gugup lalu berbalik pergi.
    Semburat merah sudah muncul di ufuk barat,maka peter dan glen berjalan cepat ke area kampus yang sudah sepi.
    "kau kenapa sih?!"tanya peter kesal sembari berjalan melewati lapangan rumput.
    Sepertinya glen masih marah karena dia diam saja namun menendang kerikil di depanya dengan kekuatan yang berlebihan.peter tau cara terbaik menghadapi glen saat marah adalah mendiamkanya karena dia bakal menjadi lebih kekanakan.maka mereka berjalan dalam diam.di tengah jalan mereka bertemu pak maman.OB kampus yang sudah setengah baya dan sangat ramah,dia bilang bahwa mereka tak perlu membantunya karena semua pekerjaan hari itu sudah seleai.
    Maka dengan perasaan hati yang jauh lebih baik mereka meninggalkan kampus setelah mengucapkan terimakasih pada pak maman.saat hendak berbelok ke pqrkiran motor peter menabrak seseorang sampai jatuh terjungkal.
    "hey!kalo jalan tuh pake mata!"gelegar glen mengerikan
    "so..sory"kata pria itu gugup"kau tidak apa-apa kan?"
    "aku nggak papa kok"kata peter saat glen membantunya berdiri.
    Saat itu peter melihat orang yang menabraknya.macho!itu kata pertama yang muncul dikepalanya.pria itu memiliki wajah tegas dengan kumis dan jenggot bekas cukuran yang masih terlihat.rambutnya di cat pirang kemerahan sebahu yang di kuncir kuda rapi.
    "ayo pete!"ajak glen sembari merangkul peter memjauh.pria itu mengawasi mereka dengan pandangan hawatir.
    "kau sudah nggak marah lagi padaku?"tanya peter sambil menatap wajah glen
    Glen meliat nya dengan pandangan yang sudah peter hafal"mana bisa aku marah padamu"kata glen lembut sambil mengecup dahi peter.peter tersenyum lalu membalas mengecup pipi glen dengan sedikit berjingkat.
    Mereka melewatkan sore dengan makan di sebuah cafe sebelum glen mengantar peter pulang dengan motor,dan berjanji menjemputnya jam tujuh malam.
    "kau nggak mau mampir dulu?"
    "lain kali aja sayang"dan glen langsung melesat pergi.
    Peter memasuki ambang pintu rumahnya yang langsung disambut suara lembut ibunya"udah makan sayang?"
    "tadi udah makan dikampus ma"kata peter sambil duduk di sofa depan tv diantara papa dan mamanya.
    "kok pulangnya sampe sore begini?"tanya ayahnya yang mengalihkan perhatianya dari acara tv.
    "ah,iya pa banyak tugas..."keluh peter dengan nada yang diharapkan terdengar sangat kelelahan
    "huft!paling juga pacaran"dengus mila menyebalkan di seberang meja
    "biarin dari pada kau,jomblo!"balas peter kejam.
    Mila sudah akan menjawab dengan lebih kasar kalau saja mamanya tidak menghentikan pertengkaran mereka.
    Jam tujuh kurang seperempat peter sudah selasai mandi dan sekarang mengamati bayanganya di cermin.dia memakai baju ham putih dengan lengan digulung dipadukan dengan celana jins hitam.dia tampak manis,pikirnya narsis.peter sudah berpamitan dengan orang tuanya kalau dia akan pergi malam ini,dan tentu saja ditanggapi dengan sinis oleh kakaknya tercinta.
    Dia sedang merapikan kerah bajunya saat didengarnya suara motor teredam disusul panggilan mama dari kejauhan
    "peter...dicariin nak glen nih!"
    "yaaa!"jawab peter sama kerasnya.
    Dia sedang menuruni setengah anak tangga saat melihat glen tengah ngobror seru dengan ayahnya,peter tersenyum.menyadari peter sudah turun glen menoleh dan matanya yang berbentuk buah zaitun langsung berubah.dia memandang peter dari atas kebawah selama sepuluh detik penuh.
    "kita jadi pergi kan?"tanya peter memecah keheningan karena sebal dilihatin seperti itu.
    "oh ...yeah ,tentu saja"jawab glen gugup.
    Setelah berpamitan dengan keluarganya,mereka mengendarai motor ninja hijau glen menembus malam.
    "kau ganteng banget malam ini"kata glen akhirnya di sela deru motor.
    Peter merasakan mukanya memanas,untuk menyembunyikan kegugupanya dia bicara dalam nada ketus"mulai deh ngegombal"
    "ini bukan gombal sayang,ini serius.rasanya kaya aku jatuh cinta lagi sama kamu tiga tahun lalu"
    Dan wajah peter semakin memanas,dia memukul helm glen dengan sedikit keras"ough!"
    "fokus ke jalanan!"kata peter ketus.tapi glen tau kalau peter sedang gugup jadi dia hanya nyengir saja.
    Ternyata rumah jesica berada di perumahan elit,peter bahkan belum tau.mereka sampai didepan rumah nomor tujuh yang berpenarangan paling terang dibanding rumah-rumah disampingnya.di pintu terbang mereka disambut seorang satpam berbadan tegap yang meminta mereka langsung ke halaman belakang.
    Dekorasinya terlampau megah menurut peter,sebuah tenda berwarna krem besar dipasang di halaman yang luas.dihiasi dengan bunga-bunga yang dominan berwarna putih,untaian balon warna-warni berkumpul di langit tenda membiaskan cahaya dari lampu lampu kristal.lagu yang keras mengalun memberitahu bahwa jesica telah menyewa sebuah band.
    "peter,glen,selamat datang!!"sapa seorang ceria
    "hey jesica selamat ulang tahun"kata glen sembari mengangsurkan sebuah kotak yang dibungkus indah"ini dari gua sama peter"
    "oh,makasih...nggak perlu repot-repot sih sebenernya.kalian suka band kakakku?"katanya sambil menunjuk ke arah panggung.
    peter menjulurkan lehernya untuk melihat pemain band yang kini sedang memainkan lagu starlight nya muse dengan sangat bagus,tapi banyaknya kerumunan orang menghalangi pandangan
    "kakakmu punya band?"tanya glen
    "iya dia jadi fokalis sama gitaris,keren kan?"jawab jesica sedikit angkuh.
    "iya keren."
    dari belakang muncul seorang wanita cantik yang memakai kerudung ungu muda,wajahnya tampak sebal."malam glen,peter.sukurlah kalian datang"sapanya
    "malam jasmine"jawab peter sambil tersenyum"kenapa kau...?"tapi kata katanya diputus oleh jasmine yang bicara cepat dengan jesica
    "loe dicariin mike tuh,mau tanya dimana naruh hadiah besarnya."katanya dengan nada yang jelas menunjukan bahwa dia lebih suka tidak menyampaikan pesan itu.
    "oh benarkah,aku pergi dulu ya"dan dia langsung menghilang diantara kerumunan.
    "huft untung kalian datang"kata jasmine masih agak sebal
    "kenapa kau kelihatan dongkol begitu"tanya glen
    "gimana nggak dongkol,sejak setengah jam lalu dia mesaksaku mendengarkan tentang pacar barunya,mike,yang menghadiahinya tas baru!siapa yang peduli coba!"katanya kesal sebelum menambahkan"oh ya dan kau dicariin kak treo"
    "jangan bilang gua ada disini"bisik glen sambil bersembunyi di belakang peter.tidak terlalu membantu karena besarnya dua kali badan peter"gua lagi nggak mau ngomongin apapun yang ada hubunganya sama latihan basket!"
    "kita kesana yuk,aku laper"ajak peter sambil berjalan ke salah satu sisi tenda.tempat sebuah meja panjang yang penuh dengan minuman dan makanan kecil.glen celingak-celinguk menastikan tak ada treo disekitarnya sebelum berjalan membarengi peter,jasmine mengekor dibelakang mereka,bersenandung tak jelas.
    Peter sedang mengunyah pai apel mininya saat seseorang menepuk pundaknya.tommy tersenyum manis membuat lesung pipit nya semakin jelas,malam ini dia memakai baju hitam bergaris sederhana namun sangat cocok untuknya.
    "senang akhirnya kau datang,aku dari tadi nungguin kamu"kata tommy ramah"dan harus dua kali kabur dari treo"tambahnya sambil tersenyum getir.
    "nungguin aku?kenapa?"
    "tadi siang kan aku sudah bilang mau ngomong sesuatu sama kamu"katanya dengan nada kecewa
    "oh ya,sorry.memangnya mau ngomongin apa sih"
    "jangan disini deh pete,kita ke pojok sana yuk"ajaknya sambil menunjuk sisi tenda yang dipenuhi hiasan bunga.
    "memangnya kenapa kalo disini!"sela glen ketus
    Tommy menatap glen sesaat sebelum menjawab dengan dingin"ntar lo ngerecokin lagi!"
    saat itu glen menarik peter dalam rangkulanya dengan possesif"kalo lo mau ngomong sama peter,gua harus tau!"
    tommy mengerutkan keningnya
    "emang lo siapanya dia?!"tanyanya ketus
    "gua itu..."kata glen yang langsung berhenti setelah mendapat tatapan tajam dari peter"err...sahabatnya!"
    kening tommy semakin mengerut
    "yaudah kita kesana yuk."ajak peter sebelum kekesalan glen akan membuatnya mengatakan rahasia mereka.
    Tommy tersenyum sebelum mengikuti peter.meninggalkan glen yang ekspresinya seakan sudah siap memukul seseorang.
    Saat itu musiknya berhenti dan seseorang(peter pikir adalah vokalisnya)mengatakan mereka akan istirahat sebentar.
    "ok,mau ngomong apa?"
    "ehhm.."kata tommy gugup,sebenernya aku mau minta bantuanmu."
    "bantuan?bantuan apa?"tanya peter heran
    "yah aku punya rencana untuk membangun sebuah sekolah jalanan,kau tau,sekolah untuk anak-anak jalanan.aku sudah dapat tempatnya dan sedang mencari relawan pengajar.yah kalau kau bersedia aku ingin memintamu menjadi salah satu relawan,lucas sudah bersedia untuk ikut."
    "tentu aku mau"jawab peter antusias"kenapa tidak"
    "serius kau mau?"tanya tommy nyaris tak percaya,yang langsung dijawab dengan anggukan absolut peter"bagus deh,aku tadi sempat minta sama jasmine juga dan dia juga setuju"dia tersenyum lebar sambil berjingkat-jingkat saking senangnya"aku akan segera mengatur jadwalnya,nanti kukabari,thanks ya"dan dia pun berlalu.
    "udah selese pacaranya?nggak pake acara ciuman gitu?"kata suara dingin dibelakang peter.
    Glen sedang bersandar di tiang penyangga tenda,menatap geram pada tempat tommy tadi menghilang.
    "cemburu?"goda peter
    "siapa yang cemburu!"jawab glen ketus
    "kalo nggak cemburu ya udah..."
    "gua cemburu!"
    Peter hanya tersenyum sebelum memberi glen sebuah kecupan kilat dibibir
    "masih cemburu?"tanyanya sambil nyengir.glen hanya menggeleng sambil tersenyum,dia sudah mendekatkan wajahnya dan siap memberi peter ciuman balasan sebelum sebuah suara menghentikanya
    "hey kita bertemu lagi,kalian datang juga?"
    Glen menoleh marah kepada si pengganggu"lo!ngapain lo disini!?"tanyanya galak
    Peter ikut menoleh dan langsung melihat pria yang menabraknya tadi siang,tersenyum ramah.terlihat elegan sekaligus macho dalam balutan jas hitam yang dipakainya dengan santai
    "masa gua nggak dateng di ulang tahun adek gua sendiri."katanya santai"oh ya gua lupa ngenalin diri,nama gua lucas."
    Lucas mengulurkan tanganya yang langsung disambut oleh peter seraya memperkenalkan diri,namun diabaikan oleh glen.
    "kalian suka pestanya?aku yang mendekor tempat ini."katanya yang kelihatanya tidak mempermasalahkan ketidak sopanan glen"kami akan memainkan beberapa lagu lagi setelah ini".
    "bagus!cepetan main sana!"kata glen kasar sambil menarik tangan peter"ayo pergi pete"
    "sampai ketemu lagi"kata peter sebelum mereka menghilang diantara kerumunan.
    Glen membawanya ke belakang tenda yang berpenerangan remang remang,langsung menarik peter dalam pelukanya dan manatap mata birunya intensif.peter yang sudah sering ditatap seperti itu oleh glen hanya tersenyum simpul.glen mendekatkan wajahnya sampai hidung mereka bersentuhan.dia memiringkan sedikit wajahnya dan bersiap mencium peter...
    "glen!ternyata lo disana gua cariin dari tadi!"seru treo dibelakang mereka.
    glen sudah benar-benar siap untuk membantai seseorang.
Sign In or Register to comment.