BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Instant Crush - End

24

Comments

  • Ikutan ahhh....
  • @elul hihihi...

    @sascha gapapa dikit-dikit lama-lama menjadi bukit :p

    @kiki_h_n cuzzz....

    @tsu_no_yanyan jenderal cucok,hihi, nihh..

    @d_cetya silakan dibaca... :D

    @congcong campuran bro, hihihi

    @wyatb apdettt.....

    @arieat yukkk mariiii.....



    To all makasi yah udah mau baca cerita gak jelas ini, awalnya sih karna iseng aja pengen bikin cerita homonya setelah liat MV nya Daft Punk - Instant Crush.
    Jadi bisa dibilang ini cuma fanfic aja, dibikin homo tapi :))

    Maap kalo ga sesuai ama aslinya, LOL.


    See U! :*

  • edited July 2014
    ****


    03.15am




    “Ini malam terakhir kita disini tuan...” pemuda manis bermata indah ini berucap lirih, duduk bersandar pada dadaku.


    Rutinitas yang kerap kami jalani setelah berkenalan enam hari lalu, apabila sudah bosan berjalan-jalan mengelilingi musem biasanya kami duduk-duduk pada sebuah kursi yang berhadapan dengan jendela di ruang yang disebut ruang tunggu, berbincang dan berkelakar, karakter yang santai pada pemuda ini membuatku dapat menghilangkan kekakuanku.


    “Iya..” aku menjawab lemah, tak tau harus menjawab bagaimana lagi, aku mengeratkan pelukanku pada tubuhnya.

    “Besok aku tidak tau bagaimana nasib kita.. semoga nasib baik berpihak pada kita..”

    “Ya.. Aku juga berharap itu yang terjadi..”

    “Aku harap tuan tidak melupakanku setelah apa yang terjadi esok” ia memeluk lenganku yang melingkar pada dadanya.

    “Tidak mungkin aku melupakanmu, sedikit waktu yang telah kita lalui beberapa hari ini, hanya kenangan itulah yang menjadi hartaku satu-satunya, yang kurasa pasti akan sangat berbeda bila tidak melihatmu disekitarku..”

    “Apabila mungkin, aku masih ingin selalu bersamamu tuan..”

    “Begitupun denganku, tapi.. tak ada yang dapat memberi kita waktu untuk itu, kita tak bisa berbuat apa-apa”


    Kami berdua termenung menatap bulan di langit, memancarkan cahayanya yang seolah dapat menghangatkan jiwa kami, jiwa.. entah benarkah kami memiliki jiwa, karena pada dasarnya kami hanyalah patung yang dengan sebuah keajaiban dapat membuat kami hidup seperti manusia biasa, meskipun dengan keterbatasan dan bergantung pada sinar bulan.

    Kami menghabiskan malam terakhir ini dengan saling berpelukan, berbincang seolah berusaha mengabaikan apa yang akan terjadi esok hari, berharap nasib baik akan berpihak pada kami. Semoga..




    *****



    13.46 pm



    “Yakk.. angkat.. hati-hati awas jatuh!”


    Setelah laki-laki itu menurunkan tanganku yang sedang dalam posisi hormat bersama dua orang laki-laki lain ia mengangkatku, mengeluarkanku dari ruanganku yang selama tujuh hari ini menjadi tempatku berdiri sepanjang hari, sampai saat malam tiba.

    Aku hanya bisa diam, mematung, yah..aku sadar.. aku memang patung..

    Kulihat si pemuda manis masih berdiri di tempatnya, masih dengan tangan terulur, namun kulihat berbeda, apabila dulu aku melihat tangannya yang terulur seakan mengajak bersalaman, kini aku melihatnya seolah dia tak rela dengan kepergianku.

    Aku tak bisa apa-apa..

    ya... tak bisa apa-apa..




    Mereka membawaku ke dalam ruangan sempit dan gelap, memasukkanku pada salah satu rak kayu terbuka. Banyak patung-patung lainnya sudah berada dalam ruangan ini. Ruangan yang berdebu dan kusam. Ketiga orang lelaki itupun keluar.


    “Hei pak, tempat yang masih kosong di sebelah mana?” suara cempreng seorang laki-laki terdengar dari luar.

    “Itu di lorong paling kiri, depan patung tentara atau jendral atau apalah itu” jawab laki-laki yang tadi membawaku.

    “Oke pak makasih ya! Ayo ayo cepet angkat, berat juga nih”

    "Sama-sama"



    “Tuh tuh patung tentaranya, letakkan di rak depannya aja tuh kosong” ujar si cempreng.

    “Oke”


    Aku melihat dua laki-laki membawa sebuah patung, mereka memunggungiku membuatku tidak bisa melihat siapa yang mereka bawa.


    “Yak patung terakhir yang masuk, tinggal besok beresin ruangannya. Pulang yuk bro, dah laper nih.”

    “Sama ini laper juga, dari tadi bolak-balik ngangkatin patung lilin gini berat juga..”


    Aku terpana..

    Cahaya yang masuk dari pintu terbuka membuatku dapat melihatnya..

    Dia yang berada di depanku kini..

    Si pemuda, pemuda yang memiliki senyum ramah dan mata hitam yang berbinar..

    Kini ia tak lagi mengulurkan tangannya, kedua tangannya berada pada kedua sisi tubuhnya, sama sepertiku.


    “Matiin saklarnya dulu bro!” suara si cempreng membuyarkan lamunanku.

    “Oke”


    "Blamm..!!"



    Suasana menjadi gelap saat suara pintu terdengar ditutup.
    Samar aku melihatnya, pemuda di depanku, ingin rasanya aku menggerakkan tubuhku untuk merengkuhnya, tapi sia-sia. Tidak ada sinar bulan yang masuk dalam ruangan ini.

    Kami hanya bisa saling diam, meskipun kami bisa saling melihat, hal ini sungguh menyiksa.



    "Duaarrr....!!!!"


    Aku tersentak kaget mendengar suara kencang itu, seperti suara ledakan.

    Cahaya.. muncul cahaya merah berkobar dengan terangnya..

    Dengan cahaya ini aku bisa melihat lagi wajahnya dengan jelas, wajah pemudaku.

    Aku tidak mempedulikan saat cahaya ini menyambar kakiku, aku juga melihat cahaya merah itu menjalar celana si pemudaku.

    Aku tidak peduli, yang aku pedulikan hanyalah aku bisa melihat lagi wajah pemudaku.

    Aku juga tidak peduli saat tubuhku jatuh karena cahaya merah ini menggerogoti sebelah kakiku sampai meleleh, membuatku kehilangan keseimbangan dan jatuh kelantai.

    Hal yang sama terjadi pada pemudaku, cahaya merah itu menyambar kakinya dan membuatnya meleleh, membuatnya limbung dan jatuh kesisiku.

    Kami berdua berbaring bersisian, meleleh bersama, yang bisa kurasakan adalah saat tanganku meleleh menyentuh tangannya.

    Aku tidak peduli, yang terpenting kami tidak sendiri lagi, tidak berpisah.

    Meskipun singkat, kurasa nasib baik telah berpihak pada kami.

    Yah.. kupikir beberapa hal layak untuk meleleh, seperti aku, aku rela meleleh, asalkan aku bisa selalu bersama dengan orang yang kucintai ini selamanya.

    Selamanya...













    "Instant Crush"
    (Daft Punk feat. Julian Casablancas)

    [Verse 1]
    I didn't want to be the one to forget
    I thought of everything I'd never regret
    A little time with you is all that I get
    That’s all we need because it's all we can take

    One thing I never see the same when your 'round
    I don’t believe in him—his lips on the ground
    I wanna take you to that place in the “Roche”
    But no one gives us any time anymore

    He ask me once if I'd look in on his dog
    You made an offer for it, then you ran off
    I got this picture of us kids in my head
    And all I hear is the last thing that you said

    [Pre Chorus]
    "I listened to your problems
    Now listen to mine"
    I didn't want to anymore, oh oh oh

    [Chorus]
    And we will never be alone again
    'Cause it doesn't happen every day
    Kinda counted on you being a friend
    Can I give it up or give it away
    Now I thought about what I wanna say
    But I never really know where to go
    So I chained myself to a friend
    'Cause I know it unlocks like a door

    And we will never be alone again
    'Cause it doesn't happen every day
    Kinda counted on you being a friend
    Can I give it up or give it away
    Now I thought about what I wanna say
    But I never really know where to go
    So I chained myself to a friend

    Some more again

    [Verse 2]
    It didn't matter what they wanted to see
    He thought he saw someone that looked just like me
    The summer memory that just never dies
    We worked too long and hard to give it no time
    He sees right through me, it's so easy with lies
    Cracks in the road that I would try and disguise
    He runs his scissor at the seem in the wall
    He cannot break it down or else he would fall
    One thousand lonely stars hiding in the cold
    Take it, I don't wanna sing anymore

    [Pre Chorus]

    [Chorus]





  • Kok da bahasa bulenye? Ora ngertiii.. :'(

    Meleleh karna kebakarankah?
  • meleleh, oh my yes oh my no *apasik

    terus, tamat ya?
  • meleleh, oh my yes oh my no *apasik

    terus, tamat ya?
  • @ryan_y_b_p makasihhh, kerennya dimana ya..?? :D

    @arieat itu lirik lagu aja, yg penting sik nonton video clip d youtube itu :))

    iya kebakaran, dimakan si jago merah.. :D

    @tsu_no_yanyan iya tamat, ga usah panjang2 ribet ntar, lol
  • padahal saya suka yang panjang-panjang :(
  • hah... tamat????? gak bisa di panjangin lagi :(
  • @tsu_no_yanyan yg panjang lebih nikmat ;))

    @elul ga bs udah mentok nih :)) critamu gih diapdet, huh..



    belum pada liat video clipnya ya??
    liat gih, lagunya jg enak kok..
  • Σ(°▽°")kyaaa!!! Suka endingnya :) bersama saat sudah tiada,. Akankah itu abadi??
  • waw.. akhir yang bagus, sedih karna terbakar, tapi romantis karna si tuan bisa bareng sama si pemuda. good job!

    saya udah baca cerita yg satunya, keren juga, tema ceritanya beda. (y)

    ditunggu karya yang lainnya ^^
Sign In or Register to comment.