BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Kerinduanku Akan Kasih Sayang Seorang Ayah

edited May 2014 in BoyzStories
Ini tulisan pertamaku. Tulisan ini fiksi dan di padukan dengan pengalamanku. Ditunggu kritik dan sarannya yaaa. ;) Don't be silent reader in my thread. L-)

Special kecup basah buat 'Papa' ku @ularuskasurius :-*
«134567

Comments

  • edited May 2014
    Aku sedang berada disebuah pantai. Aku tak tahu pantai apa ini. Pantai yang sangat luas dengan pasir putihnya yang menawan. Airnya yang jernih berwarna biru seolah mengundang siapa saja yang melihatnya untuk berenang. Aku berdiri menghadap ke arah laut. Kurenggangkan kedua tanganku. Dibelakangku ada hutan yang sangat lebat, di pagari oleh beberapa pohon kelapa. Hanya ada aku disini seorang diri. Sepi dan sunyi, hanya suara ombak yang menderu pelan. Disisi kanan, tak jauh dari tempatku berdiri, terdapat sebuah tebing yang sangat tinggi dan terjal. Aku ingin sekali berada dipuncak tebing itu. Kupanjat tebing tersebut dengan sekuat tenaga. Sekejap, aku telah berada puncak tebing itu. Aku melihat kebawah. Terlihat beberapa jejak kakiku. Disana terlihat juga deburan ombak yang tenang. Seakan-akan berlomba untuk mencapai tepi pantai. Tiba-tiba aku melompat kearah deburan ombak tersebut. Aku takut. Perasaan takut akan ketinggian. Ya, aku phobia ketinggian. Sempat terpikir oleh ku kenapa aku berani sekali melompat dari tebing setinggi itu.

    Jantungku berdetak dengan cepat. Deburan ombak tersebut semakin lama semakin dekat. “hhuuuuuuaaaaaaaa”, aku berteriak dalam hati. Namun tak ada sedikit pun suara yang keluar dari mulutku. Terasa ngilu, rasa yang hanya muncul ketika aku berada di ketinggian. Tiba-tiba semua menjadi gelap. GUBRAK! Aku merasakan tubuhku membentur sesuatu yang sangat keras. Hening. Samar-samar ku dengar suara seorang wanita tertawa. Perlahan ku buka mataku.

    Aku berada dikamarku. Tubuhku berada dilantai dengan posisi tengkurap (terlentang dengan bagian punggung berada diatas). Di ujung pintu ku lihat kak Fanny terduduk tertawa terbahak-bahak dengan tangan kiri memegangi perutnya dan tangan kanan yang menunjuk-nunjuk kearahku. Sial, ternyata aku bermimpi.

    “Hahahaha, ada kebo jatoh dari kasur. Hahahahahahaha.” Kak Fanny tertawa dengan bahagianya.
    “Ada apa?” Tanya ku datar. Menyembunyikan rasa malu ku.
    “Disuruh sarapan bareng tuh sama papa.”
    “Males ah. Masih jam setengah 6 nih. Lagian juga biasanya juga sarapan sendiri-sendiri.”
    “Katanya sih ada yang mau di omongin sama papa.”
    “Oh yaudah, nanti gue turun”

    Aku tutup pintu kamarku. Berjalan menuju kamar mandi. Samar-samar aku masih mendengar suara kak Fanny yang masih cekikikan akibat kejadian tadi.
    “Papa ? Tumben jam segini masih dirumah. Biasanya juga udah kelayapan au kemana.” Gumamku heran.

    Sebenarnya sebutan tersebut tidaklah salah. Dengan beratku yang mencapai 80kg pantaslah tadi kakakku menyebutku kebo. Tapi ini diimbangi dengan tinggi badanku yang mencapai 180cm. Cukup proporsional walau terlihat sedikit tambun. Wajahku? Aku memiliki wajah putih khas sunda, rambutku perpaduan potong kantoran dan sasak. Secara keseluruhan aku sedang-sedang saja. Kalau diberi nilai, wajahku mendapat skor 70 dari 100.

    Aku cuci wajahku. Merapihkan diri ala kadarnya. Berjalan keluar kamar. Menuruni tangga dan menuju ruang makan.

    Papa mengumpulkan semua anggota keluarga untuk membahas rencana kepergiannya ke Jepang. Sebenarnya berpergian keluar negeri bukan hal yang baru. Yang menjadikan kepergian kali ini istimewa adalah papa akan mewakili perusahaannya untuk menjalin kerjasama dengan pengusaha asal negeri sakura tersebut. Jika kerjasama ini berhasil maka akan banyak bonus yang akan papaku dapatkan.

    Tentu saja ini menjadi kabar baik bagi keluargaku. Ibuku terlihat bahagia sekali, mungkin karena bangga papa bisa menjalankan proyek sebesar ini. Kak Fanny dan Tiara adikku lompat kegirangan. Mereka meminta berbagai macam oleh-oleh khas Jepang. Dengan sabar papa menanggapi kehebohan anak-anaknya tersebut. Sedangkan aku? Aku bersikap datar. Menikmati makanan yang ada di hadapanku. Nasi, ikan gurame goreng dan sambal terasi serta sayur asem aku makan dengan lahapnya. Sangat tidak berminat aku dengan topik yang mereka obrolkan.

    “Iman, kok kamu diem aja? Kenapa belum siap-siap?” tegur papaku.
    “Tadi kan disuruh nemenin sarapan pa, bukan nemenin ngobrol. Lagian ini masih jam 6 kurang. Tar aja siap-siapnya.” Jawabku santai.
    “hahahaha, kamu ini bisa aja.”

    Kaku sekali. Ya, hubungan ku dengan papa memang cukup renggang. Aku agak menjaga jarak dengannya. Ini salah satu bentuk kekecewaanku terhadapnya. Dan sepertinya papa juga menyadari hal yang aku lakukan ini. Tapi papa tidak pernah ambil pusing. Papa lebih memilih mengembangkan karirnya demi mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya ketimbang mengurusi hal yang menurutnya sepele ini.

    Aku naik lagi menuju kamarku dan mengunci pintunya. Aku putar lagu di handphoneku dan ku hubungkan dengan speaker kecil di dekat komputerku. Aku pasang volume yang cukup kencang supaya bisa terdengar ketika aku mandi. Lagu My Chemical Romance – I’m Not Okay mulai mengalun. Menyemangatiku untuk memulai hari pertamaku di SMA.

    Aku loloskan semua pakaian yang melekat ditubuhku dan menuju kamar mandi kamarku. Selesai mandi aku lihat handphone ku. Ada sebuah pesan masuk 5 menit yang lalu.

    -man, ud siap blm? W otw komplek lu nh-
    -yaudah, ktmuan di dpn komplek aja. Biar ga lama. W tinggal pke baju-
    -oke-

    Selesai bersiap aku menuruni tangga menuju halaman rumah. Kulihat lantai satu sudah sepi. Papa pastilah sudah berangkat ke bandara. Mama juga tidak ada, mungkin sudah ke butik. Kakak dan adikku sudah berangkat sekolah. Aku pacu sepeda menuju depan komplek yang tak begitu jauh dari rumah. Yap aku menggunakan sepeda untuk berpergian ke sekolah. Bukannya aku tidak diberi motor atau mobil oleh papa. Tapi aku memilih sepeda untuk menikmati sejuknya suasana di kotaku ini. Sungguh sayang jika kesejukkan kota ini dilewati begitu saja.

    Sebenarnya aku orang pindahan. Dulu aku tinggal di bekasi. Namun karena permintaan mamaku, akhirnya kami pindah ke kota Cimahi. Kota kelahiran mama. Makanya, logat betawi ku masih sangat kental dan tak ada niatanku untuk menggunakan bahasa Sunda. Waktu itu aku baru lulus SD. Dan teman yang pertama kali aku kenal adalah Ahmad. Kami berkenalan sewaktu hari pertama SMP. Kebetulan kami duduk sebangku pada saat itu.

    “Woy Mad, tumben udah nungguin gue di depan komplek? Kangen ya?” Godaku kepada Ahmad. Sahabatku.
    “Yee, ge er. Siapa juga nungguin lo? Gue nungguin satpam komplek lu nih.” Jawabnya sewot.
    “Lha, mau ngapain?”
    “Minta bantuan buat gebukin lu!”
    “hahahaha. Pagi-pagi udah ngedumel bae lu.”
    “idih, yang mulai juga elu. Dasar ga tau diri.”
    “udah ah yuk capcus.”

    Ahmad, temanku sejak SMP. Orang yang sangat baik. Satu-satunya orang yang mengerti akan keadaan ku. Dengan sifatku yang menurut orang-orang menyebalkan. Dengan tinggi 175 cm dan berat 52 kg yang aku ketahui ketika membaca formulir pendaftarannya. Wajahnya cukup tampan dan menurutku mirip Farel Fadilla, anak dari Ivan Fadilla.

    Kami memacu sepeda kami beriringan. Dia didepan dan aku menyusul dibelakangnya. Aku sangat menikmati sejuknya udara di kotaku ini. Kota kecil dengan penduduk yang sungguh sangat ramah. Jarang sekali aku lihat dikotaku perselisihan atau pertengkaran sesama warga. 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun), sangat diterapkan disini. Pohon-pohon disepanjang perjalanan seakan menemani perjalanan kami. 15 menit perjalanan kami menuju sekolah tak terasa melelahkan buatku. Justru membuatku merasa lebih segar dan siap memulai hari.
  • lanjut bang.
  • @haha5 siappp. thanks ya udah mampir :)
  • yuhuu..dtunggu lanjutannya
  • ini story ya?? taroknya kok di boyzstyle??
  • @Tsu_no_YanYan oiyaa, salah taro @yuzz tolong pindahin dnk :(
  • kok mbak yuzz yg diminta pindahin? hihihi

    itu diedit aja, kan bisa....^^
  • iya, kamu bisa mindahin sendiri kok sayang, jangan apa2 minta tolong mbak @yuzz, dia lagi keberatan, sudah 9 bulan, bentar lagi melahirkan. ayoookkk mandiri... xixixii

    ini lokasinya di jambi apa palembang??? xixixi
  • @Tsu_no_YanYan oke, done

    yee aku punya ade dnk dari tante @yuzz :))

    @ularuskasurius lokasi apa ya pa?
  • lokasi ceritanya sayang... dimanakah ini gerangan?

    karena ada bahasa "ngedumel bae" ngingatin papa bahasa jambi dan palembang. :D
  • @ularuskasurius papa ga baca sampe abis niih :((
  • akhirnya buat cerita juga :D *peluk
  • Di cimahi @ularuskasurius.........
    ђαϑϱђ (¬˛¬)
  • @d_cetya #PelukBalik komennya dnk :D

    oiya, cerita kamu manaa?? di tunggu ya :P
Sign In or Register to comment.