It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
wew Nino setia bgt! salut!^^)b
btw, maksud mas bukan magsud hihihi
lanjuuuuttt><
ato jangan2 sebenernya yg di maksu itu si................
Ria lg broken heart neh, ampe kedenger kesini retakan hatinya *lebeh*
lanjut! Lanjut!
Mendingan buat character baru atau kaga buat selingannya si Rio?
penyampaian critanya udah bagus, ga lebay ga alay.
ga usah kebanyakan tokoh.. br awal pun.. fokusin aja dulu konfliknya ini..
tp terserah sih, ada jg yg demen byk drama, kan katanya bukan binan kl ga drama, lol
Kenapa dengan diriku?
Seharusnya aku tau konsekuensi jika aku memberikannya nomor Nino.
Tapi kenapa aku terus saja menangis?
Bodoh.
Aku benar-benar bodoh.
Untuk apa aku menangis hanya karena
orang itu. Orang yang jelas-jelas tidak
merasakan keberadaan cintaku. Tapi
semakin aku menahannya, hatiku semakin sakit. Jarum-jarum itu sepertinya sudah mulai masuk kedalam ulu hatiku.
Aku hanya bisa tertunduk berharap bisa
meredakan tangis ku. Mencoba melupakan kejadian yang baru saja terjadi padaku.
Forget it. Forget it. Forget it
Tapi memang dasarnya aku bodoh. Aku
malah tidak bisa melupakan kejadian itu.
Pertama kali nya dia menyapaku dan
langsung membuatku sakit hati—tanpa
diketahuinya. Sepertinya itu tandanya aku harus mundur untuk berusaha
mendapatkannya. Walaupun aku tau, aku tidak berusaha sedikitpun. Yang aku lakukan hanya berharap. Ya, harapan kosong.
"Ekhmm..." Seseorang berdehem. Sepertinya ada orang yang ingin aku menanggapi keberadaannya.
Aku mengusap kasar air mata dengan
punggung tanganku sebelum melihat orang itu. Dan sedikit terheran ketika aku tau kalau orang itu adalah Fabian.
"Kenapa nangis?" Fabian bertanya dengan raut keheranan.
"Siapa yang nangis?"
"Jangan bohong. Itu kenapa mata sama
hidungnya bisa merah gitu?"
Aku hanya diam. Aku tau jika aku selesai
menangis hidungku akan memerah. Dan
mungkin mataku ikut memerah karena
terlalu sering mengucek tadi.
"Engga kok. Oh iya, kakak mau ngapain
kesini lagi? ada yang ketinggalan?" Aku
berusaha mengalihkan pembicaraan. Aku
tidak mau memberitahu kalau dia lah alasan kenapa aku menangis. Bisa-bisa itu menjadi bumerang untukku. Pasti
menurutnya alasanku tidak logis.
"Ehm... Boleh minta nomor handphone nya sekalian ga?" tanyanya kikuk.
Aku membuat lengkungan tipis dibibir ku.
"Boleh kok"
Sepertinya aku masih punya kesempatan.
Walaupun aku tau itu hanya sedikit.
Sangat. Sangat sedikit.
Fabian mengeluarkan handphone nya dan mengetikkan nomor ku saat aku mendiktenya.
"Aku miss call dulu ya"
Aku hanya mengangguk untuk
menanggapinya.
Seketika handphone ku bergetar
menandakan nomor yang ia masukkan
benar. "Dah ada kak"
Aku me-reject nya dan segera
menyimpan nomornya.
"Namanya mau apa kak?" kataku mengulur waktu. Aku tidak mau moment berdua kita berakhir begitu saja.
"'Kak Fabian ganteng' aja" katanya narsis diselingi tawa kecil. Aku baru tau kalau dia mempunyai tingkat kenarsisan yang tinggi.
Aku memasang wajah horror. Dan saat itu pula Fabian tertawa lebar melihat ekspresiku.
"Narsis amat" sungutku. "Ntar gimana kalo ada yang liat? Mereka bakal nganggep kita apa?" tambahku.
"Hmm..."
Dia pura-pura memasang ekspresi berpikir. Dengan jari telunjuk diketuk-ketukkan di dagu dan mata yang memandang ke atas.
"Pacaran mungkin" ucapnya enteng.
Kata-katanya sukses membuatku
tersentak kaget. Kontan saja wajahku
memanas. Bisa ku tau kalau wajahku
sekarang memerah. Tawanya semakin lebar ketika melihatku berekspresi seperti itu.
"Kamu itu lucu tau ga?" Pujinya sambil
mencubit pipiku gemas.
Ini buruk. Sepertinya wajahku kian
memerah karena pujiannya itu.
Tapi aku harus sadar diri mengingat kalau Fabian menyukai Nino.
"Kak" sapaku setelah tawanya berhenti.
"Iya?"
"Ehmm..." aku menjadi kikuk untuk
membicarakan hal ini. Aku seperti
menghancurkan perasaanku sendiri untuk hal ini. Tapi aku lanjutkan saja. Mengingat aku sudah terlanjur membicarakannya.
"Kakak sebenernya suka sama Nino ya?"
"Eh?" Sepertinya dia terkaget-kaget
karena aku bicara langsung to the point. Badannya menegang dan kulihat didahinya terdapat sedikit keringat—yang kuyakini itu keringat dingin. Hal yang sering terjadi jika seseorang sedang gugup.
"Gapapa kok kak. Bicara aja. Aku juga
sama kaya kakak kok" responku santai. "Eh?"Aku tersentak kaget karena pertanyaanku sendiri. Aduh! bisa-bisanya aku keceplosan bicara.
Kulihat juga Fabian makin tersentak. Aku merutuki diri sendiri karena bisa-bisanya kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutku.
Awkward moment pun muncul diantara kita. Kita sama-sama terdiam sampai Fabian membuka percakapan kembali setelah kondisinya sudah normal.
"Sama gimana?" tanya nya meminta
penjelasan.
"Ehm... Engga kok. Lupain aja" Sumpah! aku benar-benar kikuk sekarang. Aku sudah tidak mau membicarakan hal ini lagi. Tapi dilain sisi aku sangat—amat— ingin mendengar ceritanya.
Tapi sayangnya suara bell harus
menginterupsi pembicaraan kami. Mau tidak mau kami harus memasuki kelas untuk memulai jam pelajaran selanjutnya.
Saat aku memandang Fabian. Ternyata dia sudah memandangiku sebelumnya. Setelah hening beberapa saat karena aksi pandang memandang tadi, aku memutuskan untuk membuka—atau menutup—pembicaraan terlebih dahulu.
"Ehm... Aku duluan ya kak" kataku sambil
memasang senyum tipis.
"Barengan aja. Kelas kita juga satu jalan kan?" Dia membalas senyumku dengan mengelus rambutku. Sesaat kemudian dia mengacak-acaknya.
"Oke" jawabku singkat.
Sesaat kemudian kami berjalan beriringan menuju kelas masing-masing. Tak jarang pula canda tawa menyelingi jalan kami.
Kami berjalan berlawanan arah dikarenakan perbedaan letak kelas. Saat ditengah perjalanan, handphone ku bergetar dua kali menandakan ada yang mengirim SMS. Saat aku mengecek nama pengirimnya, refleks aku tersenyum
melihatnya.
From: Kak Fabian Ganteng
Nanti malem ada acara ga?
Kalo ga ada, Boleh ga kakak culik? :P
Aku hanya mengetik 'boleh' untuk
membalasnya.
To be continued
@3ll0
@Gabriel_Valiant
@alvaredza
@d_cetya
@animan
@raharja
@Beepe
@bladex
@Wook15
@trio_shfly17
@blackshappire
@ularuskasurius
@Tsu_no_YanYan
@jacksmile
@amira_fujoshi
Maaf masih banyak kekurangan O:)
On di HP jadi agak susah buat benerin (
ngetik magsud itu dah jadi kebiasaan -_- //Brb ganti kebiasaan
Efek penulis pemula masih banyak kekurangan