It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Awalnya mau mandi kan?
tapi sorot mataku beralih tuju,
halaman yang kotor membangkitkan jiwa babu-ku untuk memegang gagang sapu lidi yang ter sampir di pojok halaman depan,
pohon mangga di depan rumah ini sungguh kejam,
ditumpuknya dedaun kering hingga rumput jepang yang tumbuh hijau kini tertutup rapi diantara kecoklatan daun mangga, sebagai penyempurna dijatuhkannya juga putik busuknya, semakin lengkaplah penderitaan halaman ini,
mengenaskan, layaknya hunian tak berpenghuni.
dasarnya aku yang tak pernah serius, baru saja membersihkan halaman yang belum ada separuh terlihat terang, adegan nimbus 2000 yang ada di serial "Harry Potter" mengajak ku berimajinasi, kutunggangi "nimbusku" dengan erat, memutar mengelilingi halaman kecil, dan mengeluarkan bebunyian aneh,
"ngoooweeengggg" menambah seperempat putaran, keceriaanku terganggu,
seseorang hadir dengan motor bebek berwarna hitam,
plus helm,dan jaket hitam tebal,super kece bertulis "rollink" miliknya Charlie ST12,
setelah parkirnya dirasa cukup aman,
dengan lincah ia turun dari jok motornya,
ada yang aneh dengan gelagat pria ini,
Helm dibuka,
pemuda yang ku taksir umurnya berjarak empat atau lima tahun diatasku ini terlihat begitu ambigu,
antara memasang wajah bingung,kesal,dan penasaran dia mendekat,
yaak Dias,bersiaplah kau kedatangan tamu sore ini.
"cari siapa ya mas?" beramah tamah sedikit tak mengapa lah,
meski aku sedikit terganggu dengan tatapannya yang mengintimidasi.
Aku masih mengamatinya dengan raut sehangat mungkin agar tetap terlihat ramah,
berbanding terbalik dengannya,
sorot mata itu seperti berkata "dari mana datangnya orang ini?",
Bukannya langsung menjawab kepentingannya datang kemari,
malah mengitariku dengan langkah yaaanng. . .permisi,aku mau tertawa.
Tepat dugaanku, Aku kedatangan tamu aneh sekarang,
"kamu," tunjuknya dengan ujung jari yang sedikit melengkung,
"siapa?" belum siap aku menerima sebuah pertanyaan dipukul setengah empat sore ini dari pria yang tak ku ketahui siapa, dan terlebih dengan gaya kewanitaan seperti itu,
kontras benar dengan penampilannya saat turun dari motor sesaat tadi.
"ooh,perkenalkan, namaku Dias, adiknya Kak Nissa" babak kedua missi beramah tamah,
ku ulur tanganku dengan niat ingin berjabat tangan,
kurang sah rasanya jika berkenalan tidak bersalaman,
Kesal aku dibuatnya, bukannya menyambut telapak tanganku yang sudah terulur,
malah dengan jari telunjuk yang terlatih melentik itu juga dia menuding bahwa tanganku kotor sehabis menyapu halaman,dan di tanganku pastilah terdapat banyak kuman.
Ohhh tuhan, belum genap empat jam aku tiba di kota ini, telah kau suguhkan makhluk setempat dengan prilaku yang memuakkan seperti ini,
"aku cari yay,eh Bang Ihsan,kemana dia??" pertanyaan itu ditujukannya untukku,
tapi raut wajahnya seperti berbicara dengan makhluk astral,
aku pernah melihat ekspresi seperti ini,
sama seperti abahnya Mitha saat ditagih utangnya oleh pihak "koperasi",
datar.
"eh anu,bang Ihsan ke pasaaar,pasar apa tadi," aku berhenti sejenak mengingat pasar apa yang dikatakan bang Ihsan,
pria itu masih saja menatapku -ogah-ogahan-,
"haaa pasar brayan,menjeput kak Nissa katanya" jelasku tergesa, seolah penjelasanku begitu penting untuk dia ketahui,
sebenarnya jika mengikuti kekesalanku pada pria aneh ini, bisa saja aku bilang "tidak tahu" hanya saja, kebiasaanku yang jujur menolaknya melakukan demikian.
"ya udah lah, nanti kalau dia pulang, bilang sama dia aku tunggu di warnet dekat pos ojek di mukak gang ya" sambil lalu dia melintas didepanku,
langsung menaiki motornya lagi,
eeegghhh tidak sopan,
"eh mas, nama mas siapa?" tanya ku ingin tahu,
"buat apa kau tanyak?" tampangnya sebal
"kalau bang Ihsan nanya,kan aku bisa jelaskan" terangku sedikit menghela nafas,
"oh iya ya" tampangnya berubah bodoh,
"bilang aja 'si ilham'," pungkasnya, menyalakan sepeda motornya, berlalu tanpa permisi, apa lagi mengucapkan terimakasih,
aku rasa ayah dan ibunya tak pernah mengajarinya cara bersopan santun yang baik dan benar.
Ku lanjutkan acara sapu menyapu halaman,
tanpa adegan nimbus 2000,
Setelah selesai, aku beralih ke tong sampah yang ada disamping pintu, tong yang penuh dengan sampah kertas dan plastik sisa makanan,
ku buang ke bak sampah yang ada di ujung halaman,sampah di dalamnya tak pernah dibakar, sungguh penghuni rumah yang "rajin",
Baru saja hendak memasuki rumah, bang Ihsan pun tiba,
sedikit tercenung menatap halaman yang terang benderang tanpa sampah dan dedaun kering, senyumnya melebar.
"rajin di!" di sampirkan tangannya di pundakku, sungguh keakraban yang terasa sungkan,
oh bang Ihsan, seandainya kau tau orientasiku, mungkin kau tak kan melakukan hal ini,
di ajaknya aku masuk dengan tangannya yang masih di bahu,
terseok lah langkahku dengan posisi seperti ini,
"bang, tadi ada tamu nyariin abang" kabar dariku membuat senyum itu berganti dengan mimik alis yang bertaut,
"siapa?" berlalu melepaskan tangkulannya, membuka kulkas, mengambil botol bekas sirup yang diisi air putih, langsunh menegaknya tanpa fungsi gelas.
"kalau tidak salah, namanya Ilham, dia nyuruh abang nyusul ke warnet di depan gang" terangku masih sedikit mengingat, kesadaranku akan kurangnya daya pikir sedikit membuatku sering berbicara kurang lugas,
"oh,tukang ojek itu?"
apa? tukang ojek?
dengan gaya seperti itu tukang ojek?
aneh,
dan semakin aneh lagi,
karena setibanya si tukang ojek yang bernama "Ilham" itu tadi,
alarm gay radarku tak berhenti berdering didekatnya,
dan aku yakin akurat,
meski umurku belum genap tujuh belas, tapi soal ketajaman radar ini aku tak meraguinya.
jika ingin dimention atau unmentio,tolong di beri tahu ya,
soalnya aku tak tahu,mood pembaca kan bisa naik turun,
salam : dias
@blackshappire
@mustaja84465148
@adinu
@Tsu_no_YanYan
@reenoreno
@elul
@san1204
@alfa_centaury
@3ll0
jadi....ini cerpenmu ya?
woowww...
bagus kok, membaca tulisanmu...pembaca langsung paham, kamu dari melayu..
tersirat ada kalimat khas sastra melayu , seperti..."pohon mangga sungguh kejam dll"
sukaaa...
lanjut.
lanjuuttt^^
mention ya >:D<