BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Gay dan suka naik gunung?

1181921232436

Comments

  • tgl 29 mei gw mau ke cireme neh.
    yg mau ikutan PM gw aja
  • Akhir juli mw ke mt.prau nih... ada yg udh ksana?
  • edited May 2015
    Mau sedikit berbagi cerita tentang perjalanan saya ke Gunung Marapi di Pandang Panjang minggu kemarin. Jadi niat awal, saya dan 3 orang sahabat berencana mengunjungi Gunung Leuser di Aceh, namun karena waktu yang tidak banyak (kami hanya ada jatah liburan selama 4 hari) yang artinya tidak mungkin kami mengunjungi Gn Leuser. Mengingat jalur pendakian di Gn Leuser tidak mudah. Alhasil saya dan sahabat memutuskan untuk mengunjungi Gn Marapi, yang memang menjadi salah satu dari daftar gunung yang harus kami kunjungi.
    Singkat cerita, sesampainya di Desa Koto Baru (setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dari Bandara Minangkabau) kami langsung menuju pos pendakian dekat tower TVRI dengan hamparan kebun sayur-mayur yang sedikit mengingatkan saya akan keindahan Desa Gunung Putri di kaki Gn Gede. Menempuh perjalan hapir 4 jam, kami tiba diketinggian 2800 mdpl, nah uniknya mulai dari sini Gn Marapi memiliki sedikit kesamaan denga Gn Merapi di Jateng. Dengan adanya lapangan seluas lapangan bola mirip dengan Pasar Bubrah di Merapi. Selain itu, jika di Gn Merapi terdapat Puncak Garuda, di Gn Marapi juga terdapat puncak yang di namakan Puncak Merpati.
    Namun sebelum kami melanjutkan pendakian, salah satu sahabat saya merasa sudah kelelahan, dan meminta untuk tidak lanjutkan pendakian. Awalnya kami khawatir mengenai kondisi kesehatannya, namun ia hanya berkata jika ia fit dan tidak merasa sakit di bagian tubuh manapun. Ia hanya berujar jika ingin mengukur sampai mana batas kemampuan yang ia bisa kekita mendaki, maka dari itu ketika ia sudah tidak mampu dan ia memilih tidak melanjutkan pendakian. Sempat terjadi obrolan singkat mengenai apakah kita lanjut menuju puncak atau kembali turun, tapi sahabat saya yang sudah kelelahan mempersilahkan kami untuk melanjutkan pendakian dan ia yang akan menunggu kami, akhirnya setelah wejangan-wejangan satu sama lain tentang ini dan itu, kami bertiga melanjutkan perjalanan menuju puncak. Dan saat kami berjalan beberapa meter, sahabat kami yag tidak ikut berujar "titip tawa ya di atas sana, biar nanti bisa kalian ceritakan ke aku sesampainya kita di bawah" ya, ini drama sekali memang hahahaha..
    Untuk sampai ke Puncak Merpati kami harus menempuh waktu kurang lebih 1 jam dengan memutar ke arah kanan. Sesampainya di sana, tampak Gn Singgalang dan Gn Tandikek dikeilingin lautan awan, sungguh pemandangan yang memanjakan mata. Kami tidak berlama-lama di sana, karena tidak tahan dengan bau belerang dari 5 kawah yang masih aktif . Maka dari itu segera kami tinggalkan Puncak Merpati yang menjadi pendakian singkat namun akan kami kenang selamanya. Dan ini bukan hanya tentang hamparan awan, langit cerah, pegunungan maha agung ataupun sunset dan sunrise yang kami cari. Ini tentang membangun kepercayaan dan kebersamaan. Dan ini sedikit dari persahabatan kami yang kebetulan tertulis di puncak ketinggian[/spolier]
  • Ah iya ya. Ada banyak gunung di Sumbar yg layak dilirik--meski saya lebih tergoda dg Singgalang dan Talamau sih. Selama ini fokusnya cuma Leuser, Kerinci, dan Dempo saja. Haha.

    Nice trip, btw.
  • @senjahari wah asik bgt udah menapaki jejak di tanah Minang, kereenn 8->
  • Wohoo!! Saya masih penasaran dengan Gn Leuser nih, dan belantara Hutan Kalimantan.
  • @reitnaws_89 masih belum sekeren yang ke Semeru nih, hahahhaha.. Gimana Semeru?
  • minggu depan berangkat bro @senjahari tp dari laporan anak2, longweekend kmrn ud kayak antri sembako, mbludak bgt sampe ga bsa lama2 di puncak huhu
  • Itu bikin males, gunung udah jadi pasar malam @reitnaws_89 hahaha.. Ya semoga aja pas kamu ke sana ga terlalu ramai
  • edited June 2015
    “Thousands of tired, nerve-shaken, over-civilized people are beginning to find out that going to the mountains is going home; that wildness is a necessity”
    ― John Muir, Our National Parks


    Ulasan buku The Sense of Wonder
    http://boyzforum.com/discussion/comment/2648321/#Comment_2648321
  • Kalio naik gunung, plis jangan foto pose nunjuk-nunjuk awan. Geli!
  • edited June 2015
    Merambah ketinggian adalah mengenali kekuatan, menaklukan dingin di puncak tinggi berarti menaklukan diri sendiri,menjejak kaki di puncak artinya mendesak keluar semua potensi yang selama ini tak tergali. - Seorang kawan lama.
    Rindu dari Rinjani, 2 juni 2010.
  • edited June 2015
    Mahameru The Peak of Gods

    Semenjak tahun 2007, ane selalu membuat suatu list resolusi tahunan dan di tahun 2015 ini pada poin nomor tiga, ane menulis “sukses mendaki ke puncak Gunung Semeru” kemudian ane langsung ngajak temen2 kampus buat gabung tapi sayangnya mereka ga pada bisa karena bentrok dengan urusan pekerjaan, akhirnya pun ane googling dan nemu suatu situs travelling yang menyediakan jasa pendakian gunung Semeru dengan budget termurah yaitu sekitar Rp 550k (exclude logistic dan transport dr luar Malang). Setelah membayar DP sebesar Rp 300k, mulai Januari ane mulai kembali berolahraga seperti jogging dan berenang supaya stamina ane kembali prima (mengingat pendakian perdana ane di Gunung Prau yang payah karena sering kehabisan nafas) kemudian beberapa bulan sekali mendaki gunung api purba bersama beberapa member disni seperti @haphap93 @seksehh @arif_jogja dan @senjahari.

    Untuk peralatan mendaki ane yang cuma modal sepatu outdoor aja sih, sama jaket dan celana trekking yang kebetulan beli bekas di took (cuma Rp 35k-45k per item) sedangkan untuk Sleeping Bag dan matras saya meminjam pada temannya @Senjahari , kak Rinda, sedangkan tas carrier 70liter saya sewa di tempat persewaan outdoor dengan harga sewa 15k per hari.

    Pada tanggal 28 mei 2015 sepulang kantor saya langsung menuju kosan kak rinda untuk memakai kartu perpustakaan dia sebagai jaminan untuk meminjam tas carrier selanjutnya kami balik ke kosan ane, packing bentar terus lanjut ke terminal Giwangan, naik bus Handoyo menuju Malang. Di terminal saya berkenalan dengan seorang mas2 yang kebetulan menjadi guide untuk pendakian Semeru juga, beliau merupakan lulusan Teknik Mesin UGM yang saat itu baru saja resign dan menghabiskan waktu senggangnya menjadi guide pendakian gunung. Tepat pukul 9 malam, bus pun berangkat, semalaman ane cuma bisa mejemin mata tapi pikiran tetap bebas kemana2.

    Setelah 8 jam perjalanan, saya sampai di Terminal Arjosari Malang dan dijemput teman kampus saya menuju meeting point di Stasiun kota Malang. Setelah beberapa lama menunggu, kereta Matarmaja pun singgah di Stasiun dan gerombolan pendaki dari travel yang sama dengan saya berhamburan keluar, panitia menjelaskan bahwa terdapat tiga kelompok besar, kelompok satu itu terdiri dari 12 orang yang satu kantor, sedangkan kelompok dua dan tiga terdiri dari berbagai pendaki dari seluruh Jawa, ada yang dari Jabodetabek, Bandung, Surabaya dan Malang,. Sekitar jam 9 pagi kami langsung carter angkot menuju pasar tumpang, kemudian kami membeli pelengkap perjalanan seperti sayur, air minum dan lain-lain. Setelah itu kami carter mobil jeep yang mampu menampung 8 hingga 10 orang. Setelah 2 jam perjalanan akhirnya saya sampai di Ranu Pane, basecamp awal dan kemudian kami masuk ke gedung Information Center dan diberikan penyuluhan tentang pendakian gunung Semeru. Tepat jam 3 sore kami berangkat meninggalkan Ranu Pane

    Ranu Pane – Ranu Kumbolo
    Terdapat 4 pos antara Ranu pane dan Kumbolo dan ditiap posnya ada warga setempat yang menjual makanan dan minuman seperti nasi bungkus, gorengan, semangka dan air mineral. Dari pos 1 ke pos 2 ga begitu jauh sih tapi pas melewati pos 3 tanjakannya cukup curam dan menguras tenaga kemudian di daerah watu rejeng ternyata ada longsoran sehingga kami menggunakan tali tambang yang sudah disediakan pengelola untuk menyebrang dan dibantu panitia. Mulai masuk jam 6 maghrib, suasana muali gelap dan headlamp mulai dinyalakan tetapi karena ane ga bawa batere cadangan, saya pun mengandalkan pencahayaan dr headlamp kelompok sampai akhirnya saya terpeleset dan hamper jatuh ke jurang akhirnya pun ane menghidupkan headlamp ane, setelah berjalan selama 5,5 jam, ane pun sampe di Ranu Kumbolo dan merupakan pendaki terakhir sampe dr kelompok wkkwkwkw lelet banget deh ane jalannya. Sudah gelap kami pun memasak indomie goreng dengan background ranu kumbolo yang tertutup kabut, sesudahnya kamu mulai tidur dengan satu kemah terdiri 4 orang, ane, Umar, Levi dan Liuss.


    11391616_10152845857696867_5980523472109420022_n.jpg?oh=d3c9248d8b86f44a618c97f889ac3814&oe=55F37966



    Ranu Kumbolo – Kalimati
    Semalaman saya tidak bisa tidur, bukan karena hawa dingin, tetapi say memang tidak bisa tidur desak2an disamping orang lain, bahkan di kosan saya di Jogja pun saya memakai dipan yang bertingkat sehingga bila ada teman yang menginap bisa tidur di dipan atas atau bawah. Bangun pagi kami pun berfoto di pinggir danau dan mengambil air untuk memasak. Di Ranu Kumbolo ternyata ada 6 bilik toilet kering tanpa flush, karena takut saya kebelet pup di perjalanan saya pun berinisiatif pup d toilet tersebut, pas jongkok, terdengar suara org eek, kentut di kanan kiri bilik, njirrr ganggu konsentrasi aja, akhirnya ane pun Cuma pup seadanya, faklah… :))
    Jam 9 pagi kami berangkat menuju Kalimati, pertama kami menanjaki Tanjakan cinta yang punya mitos bila mendaki tanjakan ini sambil membayangkan gebetan tanpa menoleh kebelakang maka cintanya akan berbalas daaaann ane sukses doooong (kalo tetep gagal berarti mitosnya hoax, huh). Habis tanjakan eh ada turunan yang sangat curam karena ane emang apa2 lelet, mau nanjak, jalan atau nurun makanya ane tertinggal belakang dr tim karena lelet pas turun, kemudian setelah turunan terjal saya sampai di Oro Oro Ombo yang merupakan padang sabana yang terhias dengan hamparan bunga Verbena Brasiliensis Vell (tanaman bukan asli Semeru) sayangnya pada saat itu bunga terlihat kering belum mekar. Habis itu ane sampai di Cemoro Kandang, anak2 nunggu saya disana sambil makan semangka, istirahat sebentar, kami pun melanjutkan track tersulit kedua setelah penanjakan summit attack, track antara Cemoro Kandang sampai Jamblangan ini selain jauh dan juga penuh dengan tanjakan dan jarang sekali ada turunan sehingga ane sering beristirahat disini dan teteppp jalan paling belakang hahahha, di Batang pohon runtuh ada tindakan Vandalisme bertuliskan “Levi 30-5-2015” anjirr si Levi temen sekemah usil banget nyorat nyoret. Akhirnya setelah ngos2an di penanjakan Cemoro Kandang ane sampe di Jamblangan, gad a yang istimewa disini tapi kami mulai bisa melihat gunung semeru yang gagah berdiri diatas kami. Perjalanan dilanjutkan dan setelah 4-5 jam akhirnya kami sampai di Kalimati, kami buka Camp dan saya kebagian mengambil air di Sumbermani. Sumber air ini cukup jauh ya, sekitar 30-40 menit dr Kalimati dan rutenya itu semacam bekas jalur lahar Semeru dan kata pengelola ketika maghrib Macan Tutul (Panthera pardus) meminum air di Sumbermani. Sesampainya di sumber air yang merupakan air mengucur dari tanah dan dibantu oleh pipa, saya pun mencoba airnya, beeeuhhh seger bangettt, kalah deh air mineral lainnya. Kemudian ane kembali ke Kemah dan mulai memasak kemudian langsung tidur dan menyiapkan tenaga buat summit attack nanti malam.

    Kalimati- Puncak Mahameru
    Jam 9 malam hujan mengguyur kalimati dengan intensitas ringan hingga berat disertai beberapa kali Guntur, dalam hati saya sudah ikhlas ga muncak malam itu dan saya tetap belum bisa tidur. Pada pukul 12 malam Hujan pun berhenti dan panitia mengatakan akan segera melakukan summit attack dan kami pun berkumpul ditengah untuk berdoa, saya memakai atasa lapis 3, celana lapis 2, sepatu outdoor, headlamp dan penutup kepala (lupa namanya apa). Ditengah perjalanan menanjak Semeru, pas di Arcopodo si Liuss pun menyerah karena dia ternyata sedang diare, saya pun melanjutkan perjalanan bareng kelompok 3 yang terdiri banyak cwe, dan damn batere headlampnya habis dan untungnya cwe2 itu bawa cadangan banyak. Setelah batas vegetasi, track menanjak hanya dipenuhi batu, pasir dan abu, kadang2 tiap 10-20 menit sekali ada hujan abu sehingga kami hrs memakai masker. Perjalanan menanjak sangat melelahkan karena pasir yang sangat dalam sehingga susah menanjak dan ternyata hujan semalam merupakan berkah buat kami, Karena hujan membuat pasir gembur sehingga tidak begitu sulit untuk ditapaki. Emang deh hujan itu dimana2 berkah hehehe. Terkadang beberapa kali longsoran batu turun dari atas sehingga ane harus sigap dan tidak tidur, saya pun hamper saja terkena 2 bongkahan batu dari atas tapi untungnya ane sigap berlindung di batu besar dan aman dari malapetaka.
    pukul setengah 5 matahari mulai terbit dengan samudra awan dibawahnya saya melihat kebawah terlihat jalur yang telah saya tempuh seperti Ranu Kumbolo, Oro-oro Ombo dan Kalimati. Sayangnya saat sunrise saat belum sampai ke puncak, dan sekitar 1-2 jam kemudian saya menapaki puncak semeru. Yeaaaayy!! 5 jam bro penuh perjuangannyaaa dan tetep ane paling terakhir datengnya. Hahahha. Ternyata di belakang puncak Semeru terdapat kawah Jonggring Salaka yang setiap 15 menit sekali meledak dan mengeluarkan asap macam bom nuklir, keren deh, kami pun foto2 diatas dan turun pada pukul jam 8 pagi, karena bila diatas jam 10 asap Semeru akan mengarah ke kami. Jalur turun berbeda dengan jalur naik, jalurnya penuh dengan pasir2 dalam sehingga kadang2 saya meluncur bebas dengan serunya tapi krn banyak batu2 besar jg akhirnya saya turun santai hingga Kalimati. Sampai Kalimati kamui beristirahat sejenak dan melanjutkan perjalanan ke Ranu Kumbolo dan bermalam disana, dan esoknya kami langsung ke Ranu Pane dan kembali ke Malang.


    11351119_10152845858121867_5621641029635627914_n.jpg?oh=e9863934acf4030d7fd798a47587d206&oe=55ECC5F4


    Kesannya naik semeru sih, entah kenapa biasa aja, pemandangannya sih bagus2 tapi entah ga dapet aja feelnya kayak di Baluran dulu, tapi cukup puas juga sih, pulang pun saya Cuma beli badge Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan akan saya tempel di jaket kesayang menemani badge Taman Nasional Baluran, mungkin habis lebaran saya akan mendaki Merbabu bareng temen2 di Jogja. huhuhu



    Bonus
    11351383_585203208288932_1953823878386549664_n.jpg?oh=fae5416a53933ad414cfd505bb26a193&oe=55EB2DE0
  • Ada yang pernah naik papandayan?
  • ^serius nanya gitu?
Sign In or Register to comment.