BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

true love

179111213

Comments

  • chapter 6


    ‘tok tok’

    Terdengar suara pintu kamarnya di ketok, menghentikan Nanda dari kegiatan rutin Nanda setiap hari sabtu. Nonton serial drama Jepang. Kali ini dia menonton serial drama Iryu, drama yang berkisah tentang tim medis yang dengan tulus menolong pasien pasien dengan kemampuan mereka yang luar biasa.

    “eh, kak Hilman. Ada apa kak?” tanya Nanda setelah membuka pintu dan melihat sesosok pria yang tampan, gagah, dan tentunya sangat menawan. Dengan balutan T-shirt berwarna coklat yang agak longgar, serta celana pendek se-lutut, dan rambut yang acak-acakan namun tetap bisa membuatnya terlihat begitu sempurna.

    “boleh main disini? Bosen abisnya dikamar sendirian. Lagian, sama penghuni kos lain gak akrab, ya tau lah. Mereka rata-rata kan udah berjiwa tua, gak asik diajak ngobrol.” Jawab Hilman

    “idih, kejam banget bilang berjiwa tua. Hahaha. Yaudah kak, silakan masuk, anggap aja kamar aku. Jadi jangan buang sampah sembarangan yah.” Ujar Nanda sekaligus mengajak Hilman masuk ke kamarnya tercinta itu.

    “yee, nyindir. Iya iya.” Walaupun sangat sempurna terlihat dari luar. Ada kekurangan Hilman. Dia sangatlah jorok dan sangat tidak rapih. Memang, jika dilihat penampilan fisik terlihat dia orang yang bersih, rapih, tertata. Tetapi, itu hanya di badannya saja, sebenarnya dia sangat malas untuk beres-beres, kamarnya pun sudah seperti kapal pecah, puing-puing sampah dan pakaian berserakan dimana-mana.

    “lagi apa nih Nda? Gak ganggu kan?” tanya Hilman sambil duduk di karpet yang baru saja didapatkan Nanda dari hasil berburu diskonan dan tawar menawar di sebuah pasar tradisional di Jakarta.

    “ooh gak kok, gak ganggu sama sekali. ini, lagi nonton dorama Jepang.” Jawab Nanda singkat

    “dorama apa?” tanya Hilman mencairkan suasana

    “Iryu, ceritanya tentang tim medis gitu kak. Kakak suka dorama juga gak?” ucap nanda sambil mengambil camilan dari atas meja

    “suka, Cuma gak update. Nungguin donlotan temen atau minjem DVD temen.” Jawab Hilman


    “ooh,, nih kak, dimakan. Maaf loh Cuma ada cemilan ginian dikamar aku. Abisnya aku gak biasa ngemil sih. Ini aja boleh dikasih sama bang Ronin. Katanya harus banyak makan, biar badan ku sedikit lebih berisi.” Ucap Nanda sambil menyugukan cemilan ke Hilman

    “weeeh, thanks ya. Di kamar gue malah gak ada cemilan sama sekali.” Jawab Hilman sambil mengambil dan memakan kue berbentuk bola seukuran kelereng tersebut.

    “emm, enak juga. Gue kira ini semacam nastar tadinya. Gak suka kalau nastar, soalnya dalemnya nanas. Eh, ternyata dalemnya coklat dan ada batangan keju. Bener nih si Ronin, kalau kamu sering makan ini, dijamin naik berat badan kamu. Hahaha.” Jawab Hilman

    “eh, beneran ada coklat dan keju di dalemnya? Wah, aku aja belom nyoba kak. Tau gitu aku makan dari semalem pas dikasih.” Ucap hilman sambil tak mau kalah berebutan kue tersebut dengan Hilman

    “eh Nda, ngomong-ngomong. Kamu pacaran yah sama Ronin?” tanya Hilman yang penasaran dengan kedekatan Ronin dan Nanda

    “heh.. gak kok.. gak.. kita Cuma temen satu kantor, satu divisi juga.” Jawab Nanda

    “oooh, kirain. Abisnya deket banget keliatannya.” Balas Hilman

    “kalo kak Hilman sendiri udah punya pacar?” tanya Nanda mulai menyelidiki Hilman

    “hahahaha, mana ada yang mau sama aku Nan. Aku ini orangnya pemalu dan penakut, banget malah. Aku tuh jarang bisa deket atau PDKT sama orang Nan. Sekalinya aku deketin, sekali aja aku dicuekin atau dijutekin, langsung gak berani deketin lagi.” Jelas Hilman

    “emm, kenapa malu kak.. kak Hilman ganteng kok, gagah, berkharisma, baik, senyum kakak juga manis. Ya, walaupun aslinya jorok.” Jelas Nanda

    “ah masa? Hahaha. Jadi tersanjung nih. Ya, gak tau juga sih, emang dari sananya aku pemalu.” Jawab Hilman sambil mengambil lagi cemilan yang ada dihadapannya.

    “ih, serius kak, buktinya Diana aja sampe sukak banget sama kakak pas pertama kali ngeliat kakak.” Jawab Nanda

    “hehehe, ya, Alhamdulillah kalo gitu.” Jawab Hilman singkat

    “terus, kalo kakak pemalu, kenapa berani terbuka kalo kakak gay?” jawab Nanda

    “abisnya ketawan Nda. Jadi, sebulan pas wisuda S.1 sekitar umur 21 jalan 22, gue kan pulang ke Bandung tuh. Terus, gue lagi gak ada kerjaan kan, dirumah juga nganggur. Nah, yang namanya umur-umur segitu, lo juga pasti ngerasain lah ada gejolak-gejolak nafsu pengen berhubungan sex. Nah, tapi, karena gue gak berani. Jadinya gue Cuma nonton bokep dan ya, memuaskan diri secara manual lah. Karena dirumah biasa sendirian, Ayah sama Bunda kan kerja, dan kita gak pake pembantu dan gue anak tunggal. Jadi, biasalah gue kalau nonton bokep itu keras-keras, toh, gak mungkin kedengeran juga sama tetangga, tapi kalau sampe luar kamar mah pasti kedengeran. bodohnya, gue tuh lupa hari itu adalah hari sabtu. Waktu itu gue langsung ngebokep abis bangun tidur, ya, maklum biasa kan pagi-pagi itu yang paling puncak ‘ketegangan’. Dan tiba-tiba, ‘brak’ Ayah sama Bunda yang penasaran dengan suara-suara desahan langsung ke kamar dan ngeliat kalau anak mereka satu-satunya ini lagi nonton bokep, gay pula. Sambil mastur basi pula. Mana pas itu scenenya lagi si Top mau penetrasi ke si Bot.” Jelas Hilman

    “bhahaha. Sumpah tolol. Hadeeeh. Kocak abis. Terus terus gimana kak?” jawab Nanda penasaran

    “ya, panik lah. Singkat cerita gue disidang. Untungnya Ayah dan bunda bisa ngertiin gue. Ya, gue diizinin jadi gay dulu, tapi harus janji nikah sama cewek sebelum umur 35 tahun. Terus gak boleh macem-macem, apa lagi sampe yang di adegan bokep yang mereka liat. Hahaha.” Jawab Hilman

    “lah, terus, kan kalau orang tua udah tau belom tentu orang sekitar harus tau dong? Kenapa kakak bilang ke kita kalau kakak gay hayo?” selidik Nanda

    “emang gak semua orang tau kok. Gue juga pilih-pilih kali siapa yang bisa gue percaya. Dan gue yakin kalian bisa dipercaya. Semua penghuni kos sini juga sepertinya gak tau kalau gue gay. Lagian kemaren terdesak bilang, karena sikapnya diana. Hehehe” jelas Hilman.


    “oooooh” jawab Nanda singkat membuat bibirnya bulat dan ekspresi wajahnya menjadi semakin lucu.

    “iya, kalau kamu sendiri kenapa gay?” kini gantian giliran Hilman yang menyelidik.

    “ah, gak kok. Aku belom tau aku gay apa gak.” Jawab Nanda enteng, sambil berdiri mengambil minuman di lemari es kecil yang baru saja dibelinya. Ketika awal beli lemari es tersebut dengan bangga dia pamerkan ke teman-teman dan juga Hilman kalau dia kini punya lemari es yang dia beli dengan diskon 50% dari harga asli+cicilan 0%. Ya, begiitulah Nanda, sejak berteman dengan Diana, dia jadi ketularan menjadi pemburu diskonan dan cicilan 0% di jakarta.

    “loh, terus kenapa temen-temen kamu bilang kamu itu gay?” tanya Hilman bingung

    “ya, soalnya aku masih bingung sama orientasi aku sebenernya. Aku belom pernah tertarik sama cowo maupun cewe. Nah, terus aku baru-baru ini deket sama bang Ronin. Nah, kebetulan emang bang Ronin gay, jadilah gosip kalau aku juga gay. Ya, aku sendiri sih biarkan waktu yang menentukan, kalau emang aku gay, ya, gak masalah, aku gak bakal menghindar dari takdir ku.” Jawab Nanda

    “asik dah. Tapi jangan asal pilih yah, nanti nyesel loh.” Ucap Hilman

    “iya laah.” Jawab Nanda yang hendak mengambil camilan. Tampa sengaja tangannya bersentuhan dengan tangan Hilman yang juga ingin mengambil camilan tersebut

    Sejenak suasana kamar Nanda menjadi hening. Untuk beberapa saat, Hilman dan nanda tertegun dengan posisi berhadapan. Tangan kanan Hilman berada diatas tangan kanan Nanda yang hendak mengambil camilan. Kedua pasang mata mereka saling bertatapan. Waktu terasa terhenti saat itu.

    Hilman merasakan ada getaran aneh didalam dadanya saat menyentuh tangan Nanda dan metatap mana anak itu yang begitu indah seperti berlian. Begitu pula dengan Nanda, merasakan aliran adrenalin yang begitu deras luar biasa ketika kulitnya yang lembut bersentuhan dengan kulit Hilman. Tatapan mata Hilman yang tajam, seperti singa yang hendak menerkam mangsanya, namun jika dilihat lebih dalam, ada kesejukan dibalik ketajaman mata Hilman.

    Entah apa yang mereka berdua rasakan. Ada kedamaian melihat wajah orang yang ada dihadapan mereka masing-masing. Kedamaian yang sangat sulit diungkapkan. Kini wajah mereka semakin mendekat. Seperti ada dua kutub magnet yang berbeda didalam wajah mereka. Mereka tak kuasa untuk menahan agar kedua kutub magnet tersebut tidak saling tarik menarik.

    Kini, wajah mereka hanya terpisah kurang dari tiga sentimeter. Nanda sudah bisa merasakan hembusan nafas Hilman mengenai wajahnya. Begitu pula dengan Hilman, merasakan angin yang di hebuskan sang dewa cinta melalui nafas Nanda. Keduanya masih bertahan di posisi tersebut.

    ‘dreet dreet dreet.. dreet dreet dreet.. dreet dreet dreet..’

    Suara getar smartphone Nanda menghancurkan semua upaya peri-peri kecil yang dikirim dewa cinta yang sedang nakal berusaha mempersatukan mereka. Mereka pun kini langsung saling menjauh, dan Nanda sibuk mencari sumber suara tersebut.

    “halo, iya, ada apa Bang” ucap Nanda menjawab penelpon tersebut. “oh, iya iya, sip. Aku siap-siap nih. Aku tunggu yah.” Ucapnya mengakhiri pembicaraan dan menutup telponnya.

    “siapa Nda?” tanya Hilman

    “oh, ini bang Ronin. Katanya mau jemput setengah jam lagi.” Jawab Nanda seolah tadi tidak terjadi apa-apa diantara dia dan Hilman

    “ooh, mau pergi yah?” tanya Hilman

    “iya kak. Bang Ronin minta temenin nyari buku, sekalian jalan. Katanya bosen di kosan.” Jelas Nanda

    “ooh, yaudah kalo gitu. Have a nice day yah. Aku pamin balik ke kamar.” Jawab Hilman yang tiba-tiba seperti ada batu kali yang berukuran sangat beras yang menimpa hatinya.

    “you too” balas Nanda

    *bersambung
  • @hananta msih kangen nih sama ceritanya :(
    sdikit bnget kak, sekian lama menunggu :'(
    tapi gpp :D asal jngn macet..
  • @YogaDwiAnggara hehehe..
    Maap yaw, soalnya TS juga gak terlalu bisa merangkai kata.. Jadi partnya suka to the point..

    Kalo masalah macet, ya, semoga aja kedepannya gak ada halangan..

    Duh,, pas di baca lagi scene hampir ciumannya kurang ngena :((
  • Tarik @eldurion‌ paksa baca cerita gue
    >:)
  • @hananta ciuman nya ngegantung :'(
    ugh..gw bejek" juga lu ronin :D
  • Oooo bkin cerita lg tah.. Di slesain ga nih ? :p
  • kasian hilman, cup cup cup jangan nangis ya hahaha xD
    ditunggu chapter selanjutnya kakak ;)
  • u wooooo... hilman itu si gendut itu ya??

    jadinya gmn nih nanda, mau ama hilman, roni atau diana :D

    eh @hananta gw da di malang n dpt host dr cs loh hehehe, lumayan hemaaat :D

    @eldurion ceceeeee dpt salam dr org yg fotonya lo capture n share di wa :p
  • beneran ada coklat dan keju di dalemnya? Wah, aku aja belom nyoba kak. Tau gitu aku makan dari semalem pas dikasih.” Ucap hilman sambil tak mau kalah berebutan kue tersebut dengan Hilman. nah itu typo^^n 'ketawan' apa 'ketahuan/ketauan'

    aiissshh bang Ronin instingnya keren! tau aja saat2 genting dmna keperawanan bibir Nanda di ujung tanduk, nice timing~ wkwkwkwk

    lanjutt><
  • npe gak d lnjtn '' ehhem...ehmmx"
  • yaaah,ko' gak jdi sih ciumannya :( *cubit @hananta
    tapi hilman kayaknya udah mulai cemburu nih *bantu dewa cinta nyebar benih2 cinta sama kecemburuan :D
  • LanjuuUuuuuuuuut.....
Sign In or Register to comment.