It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ya, mas, intinya nambah BB klo aktivitas minim, kalori intake banyak, tidur tidak cukup (< 6 jam minimal)
Yang satunya (latar oranye) gambar masker N-95 yang dianjurkan untuk digunakan saat ada polusi udara atau debris kecil
Aaahh.. maaf mas.. kebanyakan ya.. maksudku maunya njabarkan dasar teori, sisi pemikiran sama landasannya darimana dan gimana jadi lebih mudah dilogika n dicerna.. tapi malah bikin ribet ya?..
Nanti kalau sempat aku sederhanain mas.. maaf ya malah ngerepotin yang mbaca..
Sekilas Tentang Obat Merah
Bagi yang tidak tahu apa itu obat merah,'Obat merah’ atau mercurochrome adalah salah satu antiseptik (cairan untuk mematikan kuman) yang ditemukan oleh dokter Hugh Young pada tahun 1919.
Sebagai catatan yang dimaksud obat merah di sini adalah obat yang berwarna merah yang dulu masih banyak dijual di pasaran sebagai obat luka, bukan betadin lho,
Betadin
Betadine adalah nama dari sebuah antiseptik yang tersedia bebas yang digunakan untuk mengobati luka kecil pada mamalia. Betadine juga digunakan untuk mempersiapkan kulit sebelum operasi, karena merupakan mikrobisida topikal kuat berspektrum luas yang mengandung 10% povidon-iodin.[1]
Betadine adalah suatu zat kimia (povidon iodin) yang punya sifat antiseptik (membunuh kuman) baik bakteri gram positif maupun negatif..
Betadine digunakan dalam pengaturan rumah sakit sebagai bagian dari rejimen untuk Post-exposure prophylaxis (PEP). Betadine dapat digunakan secara topikal untuk infeksi permukaan rektum manusia
Kenapa Tidak Perlu Obat Merah Ketika Merawat Luka
Luka merupakan dikontinuitas (robeknya) permukaan kulit yang mudah terpapar kuman atau mikroba lian seperti jamur. Meski tergantung kesehatan kulit itu sendiri, luka biasanya sembuh tanpa perlu banyak diperhatikan. Artinya, akan terbentuk kulit baru yang menutupi permukaan luka secara sempurna. Ini karena tubuh sehat mempunyai mekanisme regenerasi luka sangat baik, yakni membentuk jaringan granulasi yang kemudian ditutup dengan jaringan epitel.
Dengan sendirinya, bila dipengaruhi penyakit seperti diabetes, atau usia lanjut, kulit tidak lagi sehat dan lentur sehingga penyembuhan luka terganggu.
Luka baru, terutama yang kotor, sebaiknya dibersihkan dengan air dan sabun. Kemudian segera dikeringkan dengan kain bersih, bukan tisu. Soalnya, serpihan tisu atau bahan apa saja yang menempel di atas luka merupakan tempat kuman berkembang biak sehingga mengalangi tumbuhnya jaringan granulasi.
Perawatan Luka
1. Mencuci Luka Dengan Air Bersih dan Sabun
Air mengalir/Air mineral/Aquades dan sabun biasa saja ndak apa
2. Kain Bersih
Bila luka hanya berada di permukaan dan terdapat di bagian tubuh yang tidak bergerak, kadang kala ada baiknya untuk membiarkan luka terbuka. Ini membuat penyembuhan luka jadi lebih cepat. Antiseptik atau salep antibiotik sering tidak diperlukan, bila lukanya bersih.
Namun, bila lukanya dalam atau kotor sebaiknya ditutup dengan kasa steril dan dengan alasan di atas jangan menggunakan kapas. Membersihkan dengan air dan sabun juga dianjurkan, bila luka kotor dan baru terjadi. Perdarahan sebaiknya dihentikan dengan cara menekan di tempat darah keluar dengan menggunakan kain kasa (steril bila ada) dan baru dilepas bila perdarahan sudah berhenti.
3. Kasa Steril
4. Cairan Antiseptik
Dahulu kita memakai "obat merah" berisi larutan merkurokrom yang dapat membuat luka (basah) menjadi kering. Mungkin, satu kali pemberian sudah cukup. Sayang, kini merkurokrom tidak dibenarkan lagi karena mengandung senyawa merku7ri organik yang dianggap sangat toksik terhadap otak. Padahal, bila dipakai sedikit saja tidak masalah. Cuma bila sering dipakai untuk permukaan luas, dikhawatirkan sifat toksik akan menumpuk.toksik sama dengan racun.
Sama halnya dengan boorwater yang juga sudah tidak dibenarkan lagi untuk mencuci luka atau mata (ataupun sebagai zat pengawet dalam makanan) karena kandungan garam borium juga toksik terhadap saraf. Selain itu kristal garam borium akan menempel di bulu mata bila airnya menguap. Boorwater juga tidak terlalu efektif lagi untuk luka.
Bubuk sulfa untuk ditaburkan di atas luka sekarang pun tidak dianjurkan lagi: hipersensitivitas kulit terhadap sulfa sangat dikhawatirkan. Jadi harus bagaimana?
Luka basah sebaiknya dikompres dengan larutan permangan (larutan 1 per 10.000) atau rivanol (larutan 1 per 1000). Lagi-lagi, gunakan kain kasa dan bukan kapas. Norit juga sering dianjurkan untuk ditaburkan di luka kronis basah, mengandung nanah, dan sulit sembuh. Untuk ini sebaiknya dipakai bubuk norit halus bersih dari botol, jangan yang dari gerusan tablet. Luka kronis (luka yg terjadi dan perlu waktu cukup lama untuk sembuh) perlu dibersihkan setiap hari dan jaringan mati perlu dibuang.
Paling sulit adalah mengobati luka terinfeksi atau bisul kecil pada orang tua atau penderita diabetes. Seperti kita ketahui, pada penderita diabetes luka sekecil apa pun, terutama yang kadar gulanya tidak terkontrol baik dan ada edema (pembengkakan) di sekitar luka, sulit disembuhkan. Repotnya lagi, indera rasa sakit mereka juga sudah berkurang. Padahal, luka kecil akibat memotong kuku kaki sendiri saja dapat menjalar ke atas dengan sangat cepat sehingga diperlukan tindakan operatif. Itulah sebabnya, luka pada penderita diabetes memerlukan perawatan khusus dokter. Dalam hal ini antibiotik yang tepat sangat diperlukan.
Jadi, sebaiknya penderita diabetes lanjut usia tidak memotong kukunya sendiri dan harus menggunakan sepatu atau sandal berukuran pas sehingga tidak menimbulkan gesekan yang dapat menyebabkan luka lecet.
Tambahan Untuk Penggunaan Plester dan Cairan Infus NaCl
1. Plester
Penutupan luka dapat menggunakan plester. Plester ini ialah perban kecil yang digunakan pada luka yang tidak begitu serius untuk diberi perban besar. Plester ditemukan oleh Earle Dickson pada tahun 1920. Plester berguna melindungi luka dari terbentur, rusak, atau kotor. Plester juga biasanya ditutupi oleh tenunan, plastik, atau karet lateks yang memiliki kemampuan rekat. Meskipun terdapat banyak variasi plester dengan fungsi perlindungan. Tetapi Jenis Plester yang berfungsi menyebarkan pengobatan ke kulit alih-alih untuk melindungi luka disebut plester transdermal.
Plester transdermal (transdermal patch) atau plester kulit adalah plester adesif yang mengandung obat yang ditempatkan pada kulit untuk menghantarkan dosis pelepasan obat berdasarkan waktu melalui kulit dan dalam aliran darah. Pertama kali tersedia secara komersil dan disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat pada Desember 1979,yaitu scopolamine untuk mabuk kendaraan. Menurut perkembangannya saat ini terdapat plester yang memiliki lapisan yang dapat berfungsi ampuh membunuh kuman,mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan luka yang terbuka. Pada plester jenis ini sekarang bisa dijumpai seperti tensoplas dan hansaplash. Plester ini terdapat lapisan berupa bantalan luka. Bantalan luka ini mengandung silver yang bekerja aktif melepaskan ion – ion antiseptic selama proses penyembuhan. Ion – ion antiseptic inilah yang akan mempercepat penyembuhan pada luka tersebut. Kandungan antiseptiknya akan mencegah infeksi pada luka yang diakibatkan bakteri. Selain itu. antiseptik ini adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit . Terutama pada mikroorgsnisme yang merugikan seperti kuman. Penggunaan antiseptik sangat direkomendasikan ketika terjadi epidemi penyakit karena dapat memperlambat penyebaran penyakit. Untuk mengurangi risiko infeksi bakteri, selalu membersihkan luka sebelum menggunakan pembalut serta menggunakan perekat dengan posisi selebar luka dan bukan memanjang
2. Larutan NaCl 0,9% (garam dapur 0,9%)
NaCl ( Natrium Chloride) dapat digunakan untuk membersihkan luka karena NaCL 0,9% ini sendiri mengandung isotonik dan tidak akan menggangu penyembuhan luka. Larutan NaCl ini dimaksudkan untuk mencuci dan merendam luka atau lubang operasi, sterilisasi ini sangat penting karena cairan tersebut langsung berhubungan dengan cairan dan jaringan tubuh yang merupakan tempat infeksi dapat terjadi dengan mudah.
Mengapa Alkohol Tidak Disarankan
Faktanya, menggunakan alkohol atau hydrogen peroxide untuk membersihkan luka justru akan merusak jaringan kulit dan menghambat proses penyembuhan. Memang benar alkohol dapat membantu membunuh bakteri, tapi tidak hanya bakteri saja yang terbunuh melainkan juga sel-sel di sekitar area luka. Itulah kenapa, sebenarnya, proses penyembuhan luka malah akan bertambah lama. Bagaimana kulit baru dapat tumbuh dengan cepat kalau sel-selnya mati? Jika Anda mengaku alkohol membantu luka sembuh dengan cepat, mungkin itu sekadar sugesti Anda saja.
Cara terbaik membersihkan luka kecil adalah membasahinya dengan air mengalir dan sabun biasa (tak perlu menggunakan sabun antiseptik khusus). Lalu keringkan luka setidaknya lima menit untuk menghilangkan kotoran, serpihan benda asing, dan berikan salep antibiotik untuk menghindari infeksi dari bakteri. Namun untuk luka yang menganga lebar, dalam, dan terus menerus berdarah harus diobati oleh orang yang ahli.
Dr.Oz di acara OPRAH SHOW juga mengingatkan masyarakat untuk mengganti alkohol dengan 'air garam hangat'. Larutkan garam dalam air bersuhu hangat dan basuh kaki Anda dengan air tersebut. Air garam mampu membunuh kuman-kuman di area luka dan ternyata sel-sel di tubuh kita pun 'menyukai' kandungan garam tersebut. Jika sudah begitu, dipastikan proses kesembuhan juga akan berlangsung lebih cepat.
Kesimpulan
Jadi, alasan kenapa jangan menggunakan obat merah adalah :
Obat merah ternyata mengandung larutan merkurokrom yang membuat luka basah menjadi kering, namun merkurokrom tidak dibenarkan lagi karena mengandung senyawa merkuri organik yang dianggap beracun terhadap otak. Namun, bila dipakai sedikit saja tidak masalah. Cuma bila sering dipakai untuk permukaan luas, dikhawatirkan sifat racun ini akan menumpuk dan akan membahayakan kesehatan
=========================
Artikel disadur dengan sesikit perubahan dari :
http://m.kaskus.co.id/thread/530d60967fcf1784080001d4
Hahaha. Yoi mas. Tapi yang alkohol masih sering tuh dipake langsungan
*sudah tau luka di dalam dadaku, sengaja kau siram dengan air garam*
trus kalo pake refanol (entah nulisnya gimana) yg warnanya kekuningan gitu boleh gak?
Pakai air garam tapi konsentrasinya rendah. 0,9% aja kokoku @vian_oei
Klo pake aqua gelas 240 mL itu, garemnya cuma 2,16 gram aja. Yup emang agak pedih, tapi kumannya mati dan sel tubuhnya yg luka ndak ikutan mati. Kok bisa? Karena cairan tubuh kita itu komponen isinya sebagian besar garam dapur 0,9%
Rivanol boleh kok dipakai. Fungsinya juga sama kayak larutan garam 0,9% itu. Sebagai antiseptik.
Cuma bedanya klo garem dapur itu fisiologis (ada di tubuh), klo rivanol n alkohol non fisiologis dengan rivanol lebih baik daripada alkohol.
Maaf ru bales ko .
mau tanya donk, kalau gunain hand sanitizer itu bahaya ga? soalnya aku sering pake itu.
apa bener2 bisa ngilangin kotoran n kuman?
karena setahuku, kuman dan bakteri itu berbeda, kalo kuman yang kutahu itu kumpulan dari bakteri dan virus. iya ga?
Sebelum ngomongin tentang pembersihan, ada baiknya tau dulu apa2 yang sebenarnya kita bersihkan ya. Jadi klo ngomongin hand sanitizer berarti sanitasi tangan ya
Perlu diketahui kalau di tangan itu yg menyebabkan dia "kotor" adalah bakteri, virus, jamur, telur hewan, larva hewan. Disini konteksnya hal2 yg bisa nyebabkan sakit ya
Nah, klo ngomong hand sanitizer, kandungan bahan aktifnya bisa membunuh beberapa bakteri dan virus. Tapi untuk makhluk yg ukurannya agak lebih besar dan kompleks seperti larva cacing, jamur, dll hand sanitizer ndak berperan optimal membasminya.
Makanya para ahli kesehatan tetap menyarankan penggunaan cara cuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk hal sanitasi. Tujuannya biar telur2 cacing, jamur dll itu terangkat dan terbawa air mengalir
Mungkin sebagai gambaran lumayan mengerikannya cacing ini menurut persebaran dan angka kejadian penyakit cacingannya, di Asia Tenggara angkanya tinggi sekali. Yaitu 73%. Coba dibandingkan sama Afrika yang hanya 12% dan Amerika Selatan yang 8%. Untuk menghindari disturbing picture, coba search sendiri "Ascariasis" ya
Lho tapi berarti sumber penyakitnya pindah ke air dong? Bikin penyakitnya nyebar dong?
Jawabannya ya kalau lingkungannya mendukung dan ndak ada saingannya. Untungnya Tuhan nyiptakan banyak bakteri2, alga2, jamur2 lain yang ndak nyebabin sakit ke manusia, tapi dengan keberadaannya yang banyak bisa menekan jumlah yg sumber penyakit tadi pada batas normal dan tidak membahayakan. Untuk cacing2 yang bersifat menimbulkan sakit juga kebanyakan disebarkan melalui tanah (via eek)
Selain itu di hand sanitizer kan sering ada parfum wangi2annya tu. Nah itu klo numpuk banyak di tangan dan dipakai makan akhirnya masuk tubuh juga bisa menyebabkan gangguan. Coba dibandingkan hand sanitizer di RS sama yang dijual bebas. Di RS nggak ada pewangi2nya. Bener2 bau alkohol
Trus kok di RS juga ada hand sanitizer kalau gitu? Padahal katanya tadi nggak efektif kan?
Ya benar, tapi masih lebih baik membersihkan tangan dari agen2 yg infeksius sesegera mungkin daripada nunggu cari tempat cuci tangan kan? Klo di RS kan banyak bakteri2 penyakit yg berbahaya dan harus segera dibunuh biar tenaga medisnya ndak ketularan dan malah ikutan jadi agen penyebar penyakit menular berbahaya. Nanti dokter2 dan perawat2nya juga akan cuci tangan lagi kalau sudah selesai kok
Oke. Masuk kesimpulan ya sekarang
Intinya hand sanitizer itu boleh digunakan darioada nggak disanitasi sama sekali tangannya, tapi sebaiknya tetap lebih baik cuci tangan karena cuci tangan itu lebih total membersihkan tangan dari agen2 penyebab penyakit
Oya, aku bukan dokter... cuma mahasiswa fk yg sharing ilmu aja mas
saya juga mau penelitian ini, mau cari seorang pakar psikolog.