BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

SUNSET TERAKHIR by @seno (update)

1171820222328

Comments

  • “untung belum telat….telat sebentar lagi saja saya tidak tahu nih…” guman dokter sambil memeriksa
    Aku Cuma dia terpaku
    Riri sudah mulai siuman
    Bibirnya meringis seperti akan menangis tapi tak keluar suara apapun dari mulutnya.
    Dokter disertai perawat…sibuk mengurusnya…
    Memasang infus…dan mengecek di seluruh badannya.
    Aku lega…
    Bagaimanapun keadaan riri saat ini
    Aku lega…
    Melihatnya mulai berontak ketika selang infus di pasang di lengannya yang mungil.
    Kulihat…tanda tanda kehidupan mulai tampak padanya.

    Aku keluar dari ruang UGD
    Kulihat bu har dengan bapak-bapak penolongku…. duduk bersebelahan
    Disampingnya anak muda yang mmungkin itu anaknya.
    Wajah bu har masih kalut dengan keadaan riri.
    “gimana keadaan riri jar?”
    “sudah sadar kok bu…tadi nggak sadarkan diri karena demam yang terlalu tinggi dan kehilangan banyak cairan kata dokter”
    “alhamdulillah…” kata bapak bapak itu dan bu har hampir bersamaan.

    Aku baru sadar…
    Aku belum berkenalan dengan bapak-bapak yang telah menolongku tadi
    Usianya mungkin usia pensiunan…
    “mohon maaf…saya saking paniknya…malah belum berkenalan dengan bapak…nama saya fajar pak…saya anak dari bu hartini” ujarku menyalami beliau
    Beliau tersenyum..
    “saya sujono…sebenarnya bu har bukan asing bagi saya kok…mendiang suaminya dulu….teman saya”
    “ohhh….kebetulan kalau begitu”
    “iya…saya sendiri sudah dengar kalau bu har pulang kampung tapi belum sempat berkunjung, oh ya…kenalkan…ini andi, anak saya…kuliah di jogja” beliau mengenalnya pemuda yang duduk disampingnya.
    Aku juga menyalaminya
    Cowok berusia dua puluhan tahun tersenyum ramah menyalamiku
    Dia yang tadi menyopir mobil
    “baru libur ya?” tanyaku
    “iya mas…”

    Selanjutnya kami ngobrol banyak dengan pak sujono, andi dan bu har
    Kebanyakan tentang masa lalu…
    Jadi mirip reuni antara bu har dan pak sujono
    Aku dan andi kebanyakan hanya sebagai pendengar saja.

    Tiba-tiba namaku di panggil masuk ruang UGD
    Aku meompat dan berjalan cepat masuk
    Kudengar riri menangis…
    Dan…
    Ternyata riri mau dipindah ke ruang perawatan
    Aku harus mengurus berbagai administrasi
    Mulai dari pemilihan ruang dan tanda tangan beberapa lembar kertas yang tak kubaca tulisannya
    Semua beres…
    Dan…
    Akhirnya riri dipindah ke ruang perawatan
    Kami semua mengikutinya.

    Malam sudah larut…
    Jam 12 malam lebih..
    Pak sujono dan andi pamit diri
    “aku langsung mengambil uang..
    “ini pak…terima kasih sekalia bantuan pak sujono…ini sekedar pengganti bensin” ucapku ramah sambil menyodorkan uang
    “hehehhehehe…nggak usah nak fajar…kayak sama siapa to? Yahh….hanya ini yang dapat saya bantu buat nak fajar dan bu har, moga cepat sembuh”
    “ohh…wahhh…ini saya jadi ngerepotin pak sujono, sekali lagi terima kasih pak”
    “nggak apa-apa…..sudah selayaknya kita saling menolong”

    Akhirnya beliau pulang..
    Aku mengantar sampai tempat parkir
    Hmm…inilah yang tak kudapatkan di tangerang
    Suasana kekeluargaan
    Tak materialistis…
    Dan uang bukan segala galanya…

    Mobil pak sujono keluar dari rumah sakit
    Aku menghela nafas panjang
    Kutatap langit hitam di atas sana
    Gelap…
    Seperti otakku saat ini
    Gelap..
    Kelam…
    Dan tak mampu lagi untuk sekedar berfikir.

  • Tujuh hari riri di rumah sakit
    Yaahhh tujuh hari…
    Praktis awal hidupku di magelang hanya tinggal di rumah sakit
    Tak lagi kuurus usahaku
    Tak lagi kuurus kehidupanku…
    Rumah baruku…
    Masa depanku…
    Semua tercurah pada satu hal…
    Nyawa anakku.

    Tabunganku terkuras untuk kesehatan riri…
    Aku sendiri tak peduli lagi
    Yang penting nyawa riri tertolong.

    Ada satu hal yang menarik…
    Beberapa tetangga baruku bergantian menengok riri di rumah sakit
    Aku sendiri nggak menyangka
    Ada rasa terharu bahwa awal kehidupanku di kota kecil ini di terima warga sini.
    Walau bagai manapun juga….aku pantas bersyukur
    Terdampar di sini
    Di antara penduduk yang peduli dengan sesama.

    *****************

    Seminggu setelah riri kembali dari rumah sakit aku mulai menyadari
    Aku harus menata kembali hidupku
    Tapi bagaimana?
    Uang tabunganku hampir habis
    Gubug tambal ban kembali kudirikan…
    Tapi tetap saja…
    Usahaku macet
    Hampir tak ada yang menambal ban disini.

    Malam ini…
    Aku terpekur sehabis sholat malam.
    Menatap langit di teras rumah
    Menatap bintang bermilyar di sana
    Mengagungkan kekuasaan Tuhan
    Betapa kekayaanNya yang luar biasa…
    Menguasai jagat raya ini
    Seluruh alam semesta ini….

    Dan…
    Betapa kecillnya aku ini…
    Miskinnya aku ini…
    Lemahnya aku ini
    Dan hanya diuji dengan ujian sekecil ini saja aku sudah kebingungan
    Bingung menatap masa depan disini
    Bungung
    Dan baru menyadari…
    Betapa lemahnya aku

    Aku menarik nafas panjang
    Kuhisap rokok ini kuat-kuat
    Sekedar menghilangkan gundah di hatiku.

    “jar…”suara bu har mengagetkanku
    Aku menoleh
    “ya bu”
    “ibu mau bicara…kesini bentar”

    Aku mengikutinya..
    Duduk di ruang tamu
    Kupandang wajah bu har
    Wajah yang penuh keteduhan…
    Beliau orang yang yang bijak
    Penuh pengalaman menghadapi permasalahan kehidupan ini.

    “Ini jar” ujarnya singkat sambil meletakkan amplop tebal di meja
    Aku bingung
    Dan…Cuma kupandangi amplop itu
    “apa ini bu?”
    “gunakan untuk mulai usaha baru…kurasa kamu harus punya bengkel baru…lebih dari sekedar tambal ban…untuk tempat ibu sudah matur ke pak sujono yang kemaren nganter kita….dia punya lahan tak jauh dari sini…pinggir jalan yang lumayan ramai dibanding disini, sudah setuju kalau disewa untuk bengkel”
    “maksud ibu?” aku masih bingung
    “jar….aku tahu uang kamu sudah habis untuk berobat riri, ini …aku ada uang…pakailah untuk mulai usaha baru”

    Aku kaget..
    “uang?” gumanku tanpa sadar
    “iya…uang…emang kenapa?”
    “buu…beneran…aku tak ingin ngrepotin ibu lagi”
    Kulihat bu har malah tersenyum
    “kalau kamu nggak pakai uang ini….justru akulah yang bakal ngeropotin kamu jar”

    Kupandang amplop tebal di meja
    Aku semakin bingung
    Aku tak ingin merepotkan bu har di hari tuanya
    Beliau sudah sangat banyak membantuku
    Sungguh sudah sangat banyak…

    “Ambillah…pakailah….hanya ini yang dapat kubantu untukmu jar dan untuk riri” ujar bu har tenang

    Aku tak tahu harus bagaimana lagi
    Aku Cuma menggeleng dengan mata berair…
    Dan langsung bersimpung dihadapannya
    “makasih bu…makasih….” Ucapku sambil terisak.




  • @all : maaf banget nggak ada mention untuk update ini...nggak pede...cuma nulis pendek gini.
    trims untuk yang dah baca dan nulis koment.
  • Hmmm ... lanjuttt, nyimakk :D
  • ibu Har lebih dari seorang ibu ...
  • Terkadang orang lain lebih baik drpd kluarga sendiri *ceritanya bagus n mengharukan :( @seno
  • Kisah yang luar biasa bang @seno , singkat tapi maknanya panjaaaang... Hee...he... Salut sama Ibu Har yg sd luar biasa baik sm Fajar
  • Kisah yang luar biasa bang @seno , singkat tapi maknanya panjaaaang... Hee...he... Salut sama Ibu Har yg sd luar biasa baik sm Fajar
  • ********************
    Akhirnya….
    Akhirnya…………..
    Aku dapat kembali menata usahaku
    Semua karena bu har
    Ini semua karena bantuan tulus dari bu har
    Uang dari beliau cukup banyak…
    Sembilan juta lebih…hampir sepuluh juta ditambah sisa uang tabunganku
    Lebih dari cukup untuk sekedar mendirikan bengkel kecil sepeda motor.

    Kami menyewa tanah dari pak sujono seluas 5 x 5 meter
    Sebenarnya ini hanya pekarangan kosong yang ditumbuhi pohon pisang
    Ketika kutanya berapa sewanya …pak sujono hanya terkekeh
    Beliau bilang…pakai saja…toh hanya pekarangan seluas gitu
    Tapi aku tetep aku minta kejelasan sewa…karena ini untuk usaha
    Aku tak ingin nantinya timbul masalah di kemudian hari
    Akhirnya ….disepakati sewa pertahun terhadap pekarangan ini.
    Sangat murah….
    Aku menyewa untuk dua tahun sekaligus…

    Kudirikan sebuah bangungan mirip rumah…
    Dibagian depan kubuat tanpa pintu..
    Terbuka…
    Di bagian belakang ada satu kamar untuk penyimpanan barang serta satu kamar mandi kecil
    Untuk keamanan…bagian depan dibuat pintu dari potongan papan papan yang tertata saling berkait.
    Sebuah bangunan bengkel berhasil kudirikan…

    Rencanannya aku mau mendirikan tambal ban serta servis ringan terutama ganti oli
    Di depan bengkel kubuat tulisan…”tambal ban dan ganti oli”
    Sebenarnya mau kutulis…”bengkel”
    Tapi…
    Jujur keahlianku untuk servis belum begitu tinggi
    Yahhh…sekedar servis ringan…membersihkan karbulator nggak masalah sih.

    Letak bengkel ini lumayan strategis
    Di pinggir jalan yang lumayan ramai
    Walau ini bukan di pinggir jalan raya
    Dibanding di depan rumah bu har yang ada di gang…tempat ini jauh lebih ramai
    Yang pasti….
    Ada optimisme terhadap usaha bengkel ini.

    Aku juga membeli peralatan yang lumayan lengkap
    Dan…
    Aku juga membeli sepeda motor tua…
    Sepeda merk honda keluaran tahun 1991
    Harganya juga murah Cuma dua setengah juta
    Tujuanku…sepeda ini selain untuk transport juga sebagai ajang latihan aku dalam perbengkelan
    Rancanaku…
    Sepeda motor ini tiap hari aku bongkar…kupasang kembali
    Kuamati letak kerusakan dsb
    Intinya ini sebagai sepeda motor praktek.

    Bu har sama sekali tidak ikut campur dalam usahaku
    Tapi sesekali memberi ide terhadap usahaku
    Usul sepeda motor praktek juga dari bu har…
    Dan…
    Yang pasti aku akan berusaha keras untuk mempertanggungjawabkan uang beliau yang kugunakan untuk usaha
    Suatu saat jika usahaku berhasil…
    Akan kukembalikan semua yang telah dipinjamkan bu har untukku.

    Akhirnya bengkel siap…
    Setelah seminggu menyiapkan tempat dan peralatannya.
    Esok hari akan kubuka
    Dalam setiap tarikan nafasku selalu teriring doa…
    Moga usahaku sukses.
  • ******************************

    Benar saja…
    Benar saja dugaanku
    Bengkel ini jauh lebih ramai dibanding usahaku dahulu.

    Dihari pertama buka saja
    Aku sudah mendapatkan lima orang yang tambal ban…dua orang yang ganti oli serta satu orang yang servis ringan
    Aku lega..
    Ini adalah awal yang baik untuk usahaku
    Tak ada rasa lelah…
    Aku benar benar bahagia untuk semua ini…

    Hari hari berikutnya tambah ramai…
    Jika ada sela-sela waktu…kubongkar sepeda motorku…
    Kuservis…kuamati….
    Jika ada yang belum kumengerti…aku bertanya ke bengkel yang lebih besar
    Ini merupakan ajang kursus otodidak bagi diriku.

    Bertambah hari…aku mulai berani menservis sepeda motor dengan kerusakan yang lumayan berat
    Walau…memang betuh waktu lama
    Bahkan kadang aku nginep di bengkel…
    Lembur untuk menservis sepeda motor yang rusak berat

    Ada satu hal yang kukagumi di kota ini…
    Yaitu…keamanan
    Menurutku…
    Ini kota ter-aman di Indonesia
    Walau magelang kota yang lumayan besar
    Tapi suasana alami sangat terasa
    Ditunjang dengan banyaknya komplek militir di daerah ini
    Ada RINDAM 4 Diponegoro, SCABA, AKMIL..
    Makanya ini menambah amannya kota ini.

    Selama ini bengkel selalu kutinggal kalau malam hari
    Cuma kugembok dari luar saja
    Dan selalu aman
    Tapi….
    Bagaimanapun juga aku mulai waspada akhir-akhir .
    Peralatan bengkelku semakin lengkap apalagi amu mulai menyediakan sparepart sepeda motor.
    Makanya kemaren aku memperkerjakan satu orang untuk tidur di benkel ini ketika malam hari.
    Namanya mas wiwid…sebenarnya nama aslinya widodo dan dipanggil wiwid.
    Kulitnya hitam..
    Tubuhnya gempal dan gendut
    Bertatto…
    Wajahnya mirip preman
    Dia pengangguran dan hampir tiap hari nongkrong di bengkelku.
    Hampir tiap hari dia nongkrong di bengkelku.
    Tiap hari juga selalu kuberi rokok dan kutraktir makan…
    Mungkin ini yang menyebabkan dia akrab banget denganku.
    Kadang di kala aku sedemikian sibuk…dia membantuku juga menambal ban…
    Aku paham betul…
    Orang orang seperti wiwid jika diakrabi…akansangat setia.
    Yaahhh…seneng juga sih punya temen ngobrol tiap hari.

    Dan genap dua bulan bengkelku berdiri…aku memperkerjakan mas wiwid untuk menunggu bengkelku di kala malam hari.
    Aku percaya….
    Dia kelihatannya juga sangat bahagia ketika kutawari pekerjaan ini…
    Rencanaku ke depan…mas wiwid akan kujadikan pegawaiku di bengkel
    Tapi ini perlu latihan dulu.

    ************************
    Tanpa kusadari…
    Benar-benar tanpa kusadari sudah enam bulan aku di magelang
    Usaha bengkelku boleh dibilang maju pesat
    Sudah lumayan banyak pelangganku

    Mas wiwid juga sudah mulai bisa menservis walau dalam sekala servis ringan.
    Rumah mas wiwid tak terlalu jauh dari bengkel sehingga kadang siang malam mas wiwid tidak pulang.
    Faktor mas wiwid juga menambah banyak pelangganku
    Maklum…
    Sosok seperti mas wiwid banyak teman
    Dan…sebagian besar temannya menservis motornya di bengkelku
    Akupun berusaha akrab dengan teman-temannya.

    Dalam usahaku aku mengutamakan pelayanan…
    Aku ingin setiap orang yang menservis motornya di bengkelku menjadi pelanggan tetap.
    Dan benar saja….
    Beberapa pelanggan rutin menservis motornya di bengkelku.

    Di sisi lain…
    Kehidupanku menjadi lebih baik..
    Riri semakin lincah saja
    Wajahnya cantik..
    Kulitnya putih
    Dan rambutnya lurus…hitam dan mulai tebal
    Tambah cantik apalagi ketika diberi bando atau aksesoris rambut oleh bu har…
    Cantik banget anakku.

    Perpaduan suku dayak dariku dan sunda terjadi pada ririku…
    Beneran…
    Setiap pelanggan bengkel yang lihat anakku selalu gemas ingin mencium atau mencubit pipinya.

    Tiap siang bu har selalu datang…membawakan makan siang untukku sambil mengasuh riri.
    Dan…disini riri bisa bebas bermain dengan peralatan bengkel atau berlaian di samping bengkel
    Sesekali…
    Bu har menata kamar belakang tempat mas wiwid tidur
    Tentu saja sambil ngedumel karena berantakan hehehehe.

    Aku bahagia…
    Bahagia…
    Dan benar benar bahagia…
    Bukan karena uang yang mulai mengalir dari usahaku
    Tapi…
    Aku mulai merasa hidupku sedikit sempurna.

  • *******************

    Suatu sore..
    Hujan turun deras
    Sudah hampir jam enam.
    Aku sudah bersiap-siap untuk menutup bengkel
    Menata peralatan bengkel yang berantakan setelah selesai digunakan.

    Mas wiwd belum datang
    Tadi dia nelpon kalau mau datang jam delapan malam karena ada keperluan.
    Aku iya in saja….
    Lagian hari ini bengkel juga tak terlalu ramaai seperti biasanya.

    Ketika aku akan menutup pintu depan
    “kulonuwuuuunnnn” suara perempuan keras
    Aku mendongak keluar
    Seorang cewek sedang menuntuk sepeda motor yang kelihatannya ban belakangnya bocor.

    “gimana mbak?” tanyaku keras
    “mas…tulungi mas…banku bocor” ujarnya
    “oh ya mbak….bawa masuk saja…

    Duh…
    Ada-ada saja
    Udah sore gini ada ban bocor.

    Dia menuntun sepeda motornya amsuk ke bengkelku
    Basah kuyup
    Nih cewek…hujan hujan gini nggak pakai mantol.

    “duh mas….bocor je..”ujarnya mengguman
    “oh ya…mbak…mau tambal atau ganti ban mbak?”
    “monggo mas…periksa dulu…eh…ganti ban saja mas…daripada nanti bocor lagi”
    “oh ya…silakan duduk dulu mbak”

    Aku mengambil peralatan bengkel
    “mau irc atau federal mbak?”
    “waduh mas…terserah masse sajalah”
    “yang federal saja ya…” ujarku memberi solusi
    “monggo mas…aku nggak paham merk ban”

    Aku keluar dari kamar sambil membawa ban dalam
    Dan…
    Jleb…
    Aku terpaku…
    Ketika kusadari…
    Nih cewek beneran seksi banget.
    Bukan cewek sih…tapi mbak-mbak gitu.

    Umurnya mungkin sekitar tigapuluhan
    Nggak begitu tinggi
    Putih…
    Dan…
    Yang kusuka darinya…
    Dia montok banget
    Dadanya membusung besar
    Woww…kaosnya yang basah menambah seksi pemandangan.
    Payudaranya nyeplak terpampang jelas
    Wowww….
    Ranum banget.

    “ada apa mas? Kok memandangku gitu?” tanyanya keheranan
    Aku kaget…
    “ohhh nggak apa apa mbak…Cuma…” aku bingung sendiri mau bilang apa
    “ada apa mas?”
    “mbak’e nggak pake mantol?’ tanyaku beralasan
    Padahal mataku tetap tertuju pada dadanya yang membusung montok
    Duhhh…godaan besar nih.
    “ iyo he mas…ketinggalan…lha tak kiro nggak ujan je” ujarnya dengan nada manja bikin aku gemas.
    “basah gitu…entar masuk angin lho mbak”
    “lha piye mas…trus gimana lagi…lha wong memang nggak bawa mantol” ujarnya sambil melirik genit
    Duhh…lirikannya
    “nanti kupinjami mantol ya “
    “nggak usah mas…nggak ada gunanya..lha wong udah basah gini”
    “hmmm…saya ada kaos kering mbak…pakai saja…” ujarku menawarinya kaos
    Dia menyibakkan rambutnya yang basah
    Tetes air ujan seperti bintik embun di pipinya
    Cantik banget…

    “akhhh…mosok pinjem kaos to?” dia bingung
    Aku masih berdiri
    “emang napa?”
    “yaa…hmmm…eh masse punya panu nggak…aku takut kalau entar ketularan hehehehe” ujarnya genit
    “yeee….nih lihat..periksa saja” ujarku menarik kaos ke atas hingga terpampang badanku
    “walahh masse ini lho…aku kan Cuma guyon…beneran nggak apa-apa kalau aku pinjem kaos?”
    “iyaaa…silakan ganti di kamar”

    Aku kembali masuk kamar
    Kuambil beberapa kaos bonus pembelian spare part dan oli..
    Kuletakkan tiga buah diatas kasur biar dia milih sendiri
    Tuh mbak…silakan ganti…kaos ada diatas kasur mbak”

    Dia sedikit ragu..
    “jangan khawatir mbak…nggak akan kuapa-apain…kamar nanti dikunci dari dalam saja mbak” ujarku menjawab keraguannya
    “yo wis….tapi beneran lho…ojo ngintip”ujarnya genit
    “iyaaaaa….”

    Dia masuk ke dalam kamar
    Kudengar mengunci kamar dari dalam
    Dadaku bergemuruh
    Membayangnya tubuhnya yang polos ketika berganti baju
    Huh…sudah lama sekali syahwat ini tak tersalurkan
    Akhhh…membayangkan wajahku dicelah payudaranya yang montok..
    Perlahan …celana dalamku sesak..
    Ada yang keras disana.

    Kudengar puntu terbuka perlahan
    “duh mas…kaosnya kekecilan mas…duhh…yang penting kering ya”
    “ohhh..” aku Cuma melongo menelan ludah memandangnya
    Kaosnya sesak dipakainya
    Kaos merah dengan tulisan merk oli
    Seperti tak muat menampung payudaranya yang super montok.
    “Masse namanya siapa?”
    “fajar…mbak’e?”
    “aku sarinten mas…eh ada kresek nggak mas…mau minta untuk bungkus kaosku yang basah ini”

    Sekali lagi
    Sekali lagi….
    Aku menelan ludah
    Memandang terpaku
    Di telapak tangannya ada kaos basah..
    Dan…
    Dan….
    Beee…Haaaa….BH?
    Ditelapak tangannya ada BH
    Beneran nih?
    Aku seperti tak percaya
    Berarti dia tidak pakai BH
    Duhhhh….pusing nih kepala
    Kembali kuamati dia
    Payu dara montok menyembul di dadanya…
    Dan…
    Dan…
    Duh…sarinten….puting payudaramu nyeplak…
    Menyembul di kaosmu
    Menampilkan bulatan jelas sebesar kelereng
    Ohhh…sarinten…jangan godain aku…sarintennnnn
    Beneran…
    Dibalik celanaku.
    Aku ngaceng keras!
    Sekeras-kerasnya….



  • Akhirnya ... Selamat atas d mulainya hidup baru :)
  • aku ngehayalnya sarinten ini perpaduan antara jupe dengan raisa hahaha sexy nan cantiikk..woooaaaaa aku rela jd straight utuh jika menikah dgn mbak raisa :'(
Sign In or Register to comment.