BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

SUNSET TERAKHIR by @seno (update)

1161719212228

Comments

  • “jaaaaarrrr….jaaarrrrr…liat iniiii…” teriak bu har dari bagian ruang depan rumah.
    Aku kaget..
    Segera kulempar palu dan paku yang tadi kupegang
    Setengah berlari aku ke bagian ruang depan
    Nafasku ngos-ngosan…
    “ada apa bu?” tanyaku bingung.

    Aku berdiri terpaku
    Bu har wajahnya ceria…
    Senyum lebarnya mengembang di bibirnya
    Aku masih bingung
    “lihat” ujarnya sambil menunjuk ke arah riri
    Langsung pandanganku tertuju ke arah riri
    “akhhhh…” aku menghela nafas panjang

    Riri seperti biasa
    Nggak ada apa-apa dengan riri
    Dia berdiri dengan masih goyah
    Memang beberapa hari terakhir ini riri mulai latihan berdiri
    Dan seperti biasa…
    Setiap berdiri dia tertawa lebar
    Kedua tangannya yang kecil menepuk nepuk seolah bertepuk tangan
    Yahhh…walau aku paham ini adalah dalam rangka menjaga keseimbangan tubuhnya.
    Nggak ada yang aneh dengan riri?

    “riri kenapa bu?” ujarku masih bingung
    “jar…tadi riri jalan lho…beneran” ujar bu har tertawa
    “oh yaaaa?” aku kaget

    Tak dapat kugambarkan rasa bahagia di hatiku
    Bahagiaaa banget
    Duhhh…akhirnya aku melihat salah satu tonggak sejarah kehidupan buah hatiku
    Yaitu…
    Dia mulai bisa berjalan.
    Akhhh bahagia banget…
    Beneran…
    Sejak kemaran memang riri sudah mulai ‘rambatan’
    Setiap ada kursi atau tembok
    Telapak tangannya memegang kuat dan mulai bisa berdiri.
    Memang sih sesuai dengan usianya sudah saatnya riri mulai bisa berjalan.

    Aku langsung jongkok
    “hehehehheheh…rirrrriiiii….sini dong …ririiii….” Aku melambai ke arahnya yang hanya sekitar dua meter
    Riri memandangku
    Bibirnya masih tertawa dengan bunyi kecil yang melegakan setiap mendengar
    Kedua belah tangannya masih menepuk nepuk

    Dan…
    Saat yang ditunggu datang
    Kedua kaki mungilnya melangkah..
    Satu..
    Dua…
    Tiga…
    Tiga langkah mendekatiku dan dia langsung ambruk
    “hehehehhehehe…duh pinter….ayooo kesini lagiiii…ayoooo” ujarku memberi semangat.
    Dia bangkit lagi…
    Berdiri lagi
    Tawanya seperti cekikikan..
    Riri sama bahagianya sepertiku
    “ayooo ririii…sini…sini….sini dengan bapak…siniii”
    Aku memang tidak mau menyebut diriku ayah atau papa
    ‘bapak’ saja
    Sebutan paling sederhana untuk diriku terhadapnya.

    Kaki mungilnya melangkah lagi…
    melangkah…
    Terus melangkah
    Terus …
    walau dengan tubuh terhuyung
    “hahhahahahhaha” aku tertawa lebar
    Langsung kutangkap tubuh mungilnya ketika sampai di depanku
    Kupeluk erat…
    Kuciumi pipinya gemas.
    “ririii pinteeerr…pinter deh anak bapak….”kuciumi sekali lagi
    Kugendong…
    Kugoyang-goyangkan tubuhnya dalam gendonganku.
    Kami tertawa lepas…
    Kudengar bu har juga tertawa
    Kami semua bahagia menyambut peristiwa ini .

    “udaaaahhhh….uhhh jar…tuh riri jadi kotor tuh…kamu tuh belum cuci udah peluk-peluk riri…sini!”
    “hehehehehhe…abisnyaaa….riri dah pinter jalan yaaa…hemmm” kucium lagi pipinya
    “udaahhhh…ihhh jorok…cium cium riri…kamu kan keringetan…sini!”
    Bu har mengulurkan tangannya
    Kuserahkan riri kedalam gendongan bu har
    “tuh kaaannnn…riri jadi bau apek!”
    “hahahhahaha” aku masih tertawa gembira
    Bu har cemberut
    Tapi aku paham…beliau juga bahagia.
    “riri…nanti malem pokoknya kupijit yaa…kakimu pasti capek…hmmm” bu har ikut-ikutan ciumi pipi riri.

    Akhhh…hari pertama menempati rumah ini
    Sekaligus…
    Ini hari pertama riri mulai bisa berjalan
    Seolah memberi harapan besar terhadap masa depan kami hidup di sini
    Di tanah kelahiran bu har…
    Magelang.

    ………………………

    Yahh ini hari pertama kami menempati rumah ini
    Walau…seharian ini aku masih tetep kerja keras membetulkan ini itu yang masih nampak kurang
    Empat hari…
    Yah empat hari aku menyiapkan rumah super kotor ini menjadi lebih siap di huni.
    Dan…
    Tadi malam
    Setelah semua di rasa beres
    Kami mengadakan acara selamatan menempati rumah ini
    Bu har mengundang beberapa tetangga untuk mengadakan selamatan
    Sekaligus mengenalkan aku kepada warga sekitar
    Hmmm…masih ingatnya…bapak suwandi, pak sunardi..pak parjono…pak rtnya pak suyono…pak mukti..pak paryanto…akhh…kami sudah mulai mengenal tetangga di sini.
    Semua menyambut kami dengan penuh kekeluargaan.
    Pak rt berbekal surat pindah dari tangerang sudah mengurus kependudukan kami disini
    Aku lega…
    Ini jauh lebih membahagiakan hatiku
    Menyadari…
    Satu hal
    Yaitu..kehadiran kami diterima oleh warga sini.


    ********
  • Malam yang sunyi..
    Sungguh sunyi
    Terdengar di halaman rumah suara serangga nyaring terdengar
    Jangkrik… atau apalah namanya
    Suaranya nyaring terdengar membelah kesunyian malam

    Aku menghela nafas panjang
    Sudah sangat lama aku tak menikmati suasana seperti ini
    Suasana alamiah
    Suasana yang tak kudapatkan di tangerang
    Hening….
    Udara sejuk…
    Kadang terdengar deru sepeda motor atau mobil
    Tapi tetep tak mengubah malam menjadi hingar bingar.

    Kuseruput kopi panas ini…
    Pelann
    Kunikmati…
    Dan…
    Kudengar dengkuran ringan nafas bu har yang sedang terlelap.
    Kuhisap kuat rokok di sela bibirku..
    Asapnya yang panas menyeruak diantara paru paruku
    Memberi rasa hangat di sekujur tubuhku.

    Aku sedang susah tidur…
    Otakku tiba-tiba penuh dengan masa depanku disini
    Aku bingung…
    Aku tak mungkin terus begini hidup di sini
    Aku harus memulai hidup yang benar-benar baru disini
    Mencari uang…
    Menafkahi anakku satu-satunya
    Akan kulakukan apapun demi riri dan bu har
    Dan…
    Melupakan masa lalu yang kelam.

    “belum tidur jar?” suara bu har mengagetkanku
    Aku menoleh
    Tersenyum
    “belum bu…”
    “udah jam satu lho”
    “nggak ngantuk bu”

    Kudengar langkah kaki pelan bu har mendekatiku
    Aku hanya diam saja…
    “napa? Mikirin apa?” tanya bu har pelan
    “nggak apa-apa bu, Cuma…mungkin belum terbiasa tinggal di sini”
    Bu har tersenyum
    “rumahnya nggak bagus yo?”
    “okhhh….bukan itu bu…bukannnn….sebenarnya….hmmm….aku sebenarnya sedang mikir…hmmm….tentang cari uang disini bu” ujarku lirih takut meyinggung perasaan bu har

    Bu har kulihat hanya menarik nafas pelan
    “baru sehari nempatin rumah…pelan saja jar…lagian kamu kan bisa memulai lagi usaha tambal ban…disini dulu sementara”
    “iya bu…”
    “lagian jar…biaya hidup disini lebih ringan dibanding di tangerang.”
    “ya bu….” Ujarku pelan sambil mengusap rambut
    “udah sana tidur..udah malem”

    Pelan aku bangkit
    Menuju kamarku
    Dipan hanya beralas tikar
    Memang aku hanya punya satu kasur saja
    Itu untuk tidur bu har dan riri.
    Nggak masalah…

    Kurebahkan tubuhku
    Keras….
    Dan kutarik sarung untuk sekedang menutup badanku
    Diluar hujan rintik mulai turun…
    Dingin…
    Aku terlelap dalam penat dan lelah.

    ******

    Akhirnya….
    Sebuah gubug kecil di pinggir jalan berhasil kudirikan
    Seharian aku membuat ‘tempat usaha ini’
    Kutulis pakai cat putih TAMBAL BAN MOTOR
    Walau kecil…ini rintisan usaha pertamaku di magelang ini.
    Letaknya tepat di depan rumah
    Sehingga aku juga bisa sekalian bermain dengan riri.

    Hanya satu permasalahannya
    Jalan ini jalan kecil
    Hanya jalan kampung
    Bukan jalan raya…
    Motor yang lewat juga jarang
    Aku pesimis usaha tambal ban ini akan sukses.

    Aku sudah siapin semuanya…
    Mulai dari pompa…
    Lem…
    Ban bekas..
    Serta alat-alat bengkel sekedarnya.

    Bu har ikut juga membantu
    Membersihkan
    Serta menata hingga walau hanya berupa gubug kecil…
    Tapi bersih
    Ada bangku panjang untuk menunggu pelanggan.

    Dalam hati kecil…
    Aku suka tempat ini
    Walau aku tak yakin akan seramai rencanaku.


    Dan….
    Dan….
    Benar saja dugaanku…
    Hari pertama…
    NIHIL
    Tak ada satupun yang menambal ban di tempatku ini…
    Tapi aku sadar kok
    Ini awal
    Ini awal…
    Dan awal biasanya memang sulit

    Hari kedua…
    Ketiga
    Sampai dengan hari ke empat…
    Hanya dapat dua orang yang menambal ban di tempatku.

    Aku menghela nafas panjang…
    Sudah mulai putus asa dengan keadaan ini
    Sementara …
    Kebutuhan hidup terus berjlan
    Susunya riri…kebutuhan dapur…listrik dan semuanya perlahan mulai menguras tabunganku.
    Akhhhggg…..semoga aku kuat menghadapi semua ini.

    ***************
  • Hujan deras di malam ini
    Sangat deras disertai angin kencang.
    Aku sendiri heran…
    Magelang sering banget hujan…
    Mungkin karena letaknya di lembah.

    Aku menghisap rokok…
    Kunikmati sekedar menghangatkan badan ini.
    Riri dan bu har sudah tidur…
    Pukul 10 malam
    Seperti biasa…
    Sunyi…
    Hanya suara hujan deras yang menerpa atap seng ini dan petir yang menyambar memekakkan telinga.

    “jaaaaarrrrrr……” suara bu har menjerit dari dalam kamar
    Aku kaget dan langsung melompat berlari menuju kamar…
    “ada apa buuu….”
    “iniiiii…ririiiiiiiiiiiii….” Suara bu har berteriak

    Aku melompat ke ranjang
    Kudapat riri..
    Diam tak bergerak..
    Suhu badannya sangat tinggi.

    “rirrrriiiiiiiiiiiiiiiiiiiii” aku ikut berteriak
    Kugoyang-goyangkan badannya
    Matanya melotot tak berkedip
    Mulutnya terbuka dan tak bergerak.
    Aku panik…sepanik paniknya.
    “ririiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii….” Aku menjerit lagi

    “bu riri kenapa?”
    “sepertinya kena muntaber…tadi muntah disertai diare”
    “hah….” Aku kaget
    “jar cari mobil jar…kita ke rumah sakit….biar riri kukompres dulu” bu har panik sambil membawa panci berisi air

    Aku melompat
    Keluar rumah…
    Berlari kesetanan menembus hujan deras yang di sertai angin.
    Jam sepuluh malam…
    Sudah sepi dan aku harus membawa riri ke rumah sakit

    Tubuhku basah kuyup…
    Tak kurasakan lagi..
    Di otakku hanya ada riri
    Riri…
    Ya Tuhan….
    Selamatkan nyawanya.

    Mencari angkot? Nggak mungkin ada
    Aku terus berlari
    Mencari rumah yang ada mobil nya
    Yup….
    Kutemukan…

    Aku tak paham ini rumah siapa..
    Tak peduli lagi.
    Kuketuk pintu rumah ini
    Sepertinya penghuninya belum tidur

    “salamualaikuuuummmmm” suaraku keras
    “salamm…” kudengar suara bapak-bapak dari dalam rumah
    Pintu terbuka…
    Dan ….bapak bapak berdiri terpaku mengamatiku.
    “maaf…anda siapa ya? Dan ada keperluan apa?”
    “pak…tolong saya pak….anak saya sakit keras dan perlu mobil ke rumah sakit” suaraku menghiba
    “ohhh….dimana?”
    “saya anaknya bu hartini yang dari jakarta pak”
    “ohhh…baik…tunggu bentar” bapak itu berlari ke belakang
    Dan secepatnya kembali di hadapanku.

    “saya tunggu pak…saya mau pulang dulu”
    Aku secepatnya berlari kembali
    “heiiii….” Teriak bapak itu
    “ada apa pak?”
    “ikut mobil saja”
    “nggak pak…tubuh saya basah….”

    Aku kembali lagi berlari…
    Hujan semakin deras menerpa tubuhku.
    Aku tak peduli
    Dan…
    Kembali tiba di depan rumah..
    Sejenak aku terpaku…
    Menetap…
    Menatap…
    Gubug bengkelku ambruk berantakan tesapu hujan yang di sertai angin
    Sejenak aku terpaku menatap
    di…sana…di dalam rumahku riri dan bu har sedang menungguku.
    Tak terasa air mataku menetes….bercampur dengan tetesan air hujan di pipiku….



  • Met membaca buat :
    @ularuskasurius
    @masbadudd
    @3ll0
    @adinu
    @erickhidayat
    @YANS FILAN
    @mustaja84465148
    @agungrahmat
    @sindu
    @aa_akew
    @arieat
    @ramadhani_rizky
    @imt17
    @Agova
    @hikaru
    @sandy.buruan
    @angelsndemons
    @akukamukita
    @denizputera
    @arjuna150586
    @yunjaedaughter
    @pria_apa_adanya
    @joenior68
    @ukhty
    @mumura
    @DavidLiu
    @cute cowo
    @AbnerLeo19
    @cloverxander
    @Sonny77
    @Hiruma
    @hananta
    @zeva_21
    @tarry
    @Afhand
    @d_cetya
    @raka rahardian
    @egosantoso
    @heavenstar
    @Ian_sunan
    @adhiyasa
    @babayz
    @kojul
    @eka-januartan
    @fends
    @4ndh0
    @DickDevil69
    @Fino_DeAustin
    @edmun_shreek
    @Mr_makasar
    @wooyoung
    @sandalrusak
    @euy_aing
    @wita
    @bodough
    @yansah678
    @sulastri
    @daniel007

    Sekali lagi mohon maaf
    Lamaaa banget nggak update
    Ada banyak masalah yang menimpaku dan kebetulan laptop juga ngadat.

    Moga kedepannya diberi kelancaran dan kemudahan dalam segala hal termasuk dalam menulis cerita ini hingga tamat
    Makasih bagi yang masih sudi baca tulisanku ini.
    Updatetan kali ini agak kacau tulisanku…
    Maklum…lama vakum nulis jadi kagok..hehehhe
    Maaf juga jika ada yang belum kumention.

    Sekali lagi trims…

  • perjuangan seorang ayah yg bener2 tulus :'( :)
  • Wahh ni cerita lama ... baguss, akhirnya d lanjut, kirain mandeg :)
  • bagus qaqa aku suka tp nanggung hehe..jgn lupa mention lagi yah ;)
  • Walah, lagi tegang, seru dan deg2an malah bersambung!!! #panggil taxi buat jemput fajar dan riri ke rumah sakit

    Hehhee. Lik @seno kalo gak aku tagih mulu bakalan lanjutnya 2015 nih cerbung, lain kali jangan diulangi ya, pembaca pada galau nih kalo lama updetnya...tapi thanx lah udah dilanjut, moga2 kontinyu...#kasih tip goceng buat lik no
  • Thanks apdetannya bang @seno
  • wah crita yang ku tunggu2 nih.... perjuanganbya berat...
  • Akhirnye di lanjut kang @seno :)
    Pas... Semuanye, anak sakit, tempat usaha hancur. Sabar ye jar :)
  • Akhirnya Mas Seno Comeback juga.


    Awal perjuangan yang penuh ujian buat Mas Fajar.
  • Huwaaa terharu,,,,,
  • mas @seno kalo update dimention ya , ceritanya bagus ... mudah-mudahan riri dan bu har tidak apa-apa ...
Sign In or Register to comment.