It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Di Berlin, setelah Perang Dunia II, uang susah didapat, pasokan makanan yang sedikit, dan semua orang dilanda kelaparan. Pada saat itu, ada seorang wanita muda yang melihat seorang buta yang sedang menerobos kerumunan. Wanita itu bertanya "Bapak mau ke mana? ada yang bisa saya bantu?". Pria itu kemudian meminta kepadanya "Bisakah kamu memberikan surat ini ke alamat yang ada di amplop?". Karena searah dengan jalan pulangnya, wanita itu setuju. Dia kemudian bersiap untuk menyampaikan surat tersebut. Tetapi, ketika ia berbalik untuk bertanya apakah ada hal lain orang buta yang dibutuhkan, dia melihat pria itu bergegas melalui kerumunan tanpa kacamata ataupun tongkatnya. Wanita itupun curiga, jadi dia pergi ke polisi.
Ketika polisi melakukan penyelidikan ke alamat yang ada di amplop, mereka menemukan hal yang mengerikan, tiga tukang daging sedang memotong daging dan menjualnya kepada orang-orang kelaparan dengan harga murah. Dan apa yang ada di amplop pria buta itu? Sebuah catatan yang hanya bertuliskan "ini daging terakhir yang bisa aku berikan padamu hari ini."
Terbangun karena tuntutan kantung kemihku yang penuh sesak ingin keluar,
Mama masih memelukku,
Sama seperti yang dilakukannya sesaat sebelum kami tidur,
"Aku ingin ketoilet ma" kata ku menjelaskan
Mama tersentak melepas pelukannya,
Sepertinya mama terganggu tidurnya ketika aku beranjak bangun dari tempat tidur,
Aku melangkah keluar kamar menuju kamar mandi,
Hanya melewati dua kamar dan satu lorong dari arah dapur untuk menuju kekamar mandi,
Ohya,kamar itu biasanya diisi papa dan nenek,
Sekarang mereka tidak ada dikamar,
Papa dan nenek kebandung,berziarah kemakam anaknya nenek,
Eh,saat melintas di lorong dapur,tiba2 aku merinding,bulu kuduk ku meremang,
Setelah masuk kamar mandi,aku bersegera menuntas kan keinginan ku untuk pipis,
Saat keluar dari kamar mandi,kulihat mama mematung didepan pintu,
Aku sedikit terlonjak,agak bergidik juga sich,karna mama tak bersuara,dengan tatapan kosong dan wajah yang pucat menatapku,aku kembali merinding,
"Mau pipis juga ya ma?" Tanyaku sambil melintas didepan mama,
Mama masih diam dengan pandangan tanpa sorot dimatanya,
Aku kembali bergegas masuk kamar,
Mematikan AC,menarik selimut,
Memeluk mama kembali,
Tapi,ada yang aneh,mama seperti bau kapur barus,
Ahhh masa bodo,yang penting mama ada disini,
Sudah lama mama tak berkunjung kerumah. . .
Ketika aku masih SD, aku ikut Pramuka. Aku pergi ke perkemahan di tempat terpencil. Tempat itu cukup terkenal karena dekat dengan rute kabur prajurit belanda. Ada cerita bahwa ada kelompok patroli belanda yang hilang saat perang, dan masih sering terlihat melalui rute itu, pada saat malam tak berbulan. Siapapun yang melihat mereka akan dibuat bergabung dengan mereka. Kira-kira begitulah cerita yang diberitahu oleh temanku tadi saat kami bertukar cerita seram.
Jam 1 malam, aku terbangun karena mendengar suara drum di hutan. Padahal, perkemahan seharusnya sepi karena sekarang jam tidur. Aku membuka tutup kemahku dan angin malam membuat bulu kudukku merinding. Di rute jalanan, terlihat tentara sedang berbaris di tengah kabut malam. Sebagian terluka, semua mengenakan seragam, ransel, membawa senapan tersandang di bahu, saat mereka berjalan, salah seorang menabuh genderang.
Aku mencoba untuk tidak bernapas saat melihat mereka berjalan. Akhirnya tentara terakhir terlihat, dan saat melihat dia benar-benar membuatku merinding. Sesaat sebelum mereka menghilang dari jarak pandangku, dia menolehkan wajahnya dan kupikir mata kami saling bertatapan untuk sesaat.
Setelah perkemahan itu, keluargaku pindah rumah, dan aku meyakinkan diriku bahwa itu semua mimpi buruk. Aku pindah ke sini bulan lalu, dan sering mendengar suara drum saat larut malam. Saat ini malam tak berbulan, dan aku baru saja menyadari apa yang mengganggu pikiranku saat melihat tentara yang terakhir itu. Dia tidak memakai seragam tentara. Dia mengenakan seragam Pramuka.
Aku tinggal disebuah gedung kos-kosan yang cukup besar dan memiliki banyak kamar. Semua kamar yang ada digedung ini berjumlah 30 kamar yang dinomori tidak berurutan, tetapi menyusaikan dengan jumlah kamar yang ada. pemilik tinggal dikamar nomor satu.
Berbagai macam orang tinggal didalam gedung ini, mulai dari pekerja lepas, mahasiswa, karyawan sebuah perusahaan ternama, dan banyak lagi manusia dengan pekerjaannya yang beragam. sedangkan aku sendiri adalah mahasiswa yang tinggal didalam kamar nomor 26. Penghuni kamar sebelah ku adalah seorang koki dengan nomor kamar empat belas, dan kamar depan ku diisi oleh seorang karyawan perusahaan ternama yang menurutku dia adalah orang dengan selera humor yang sangat bagus. Kedua orang ini merupakan teman pertama ku dalam gedung ini. Mereka sangat baik dan ramah kepadaku, tak heran mereka langsung menajdi sahabatku.
Pada suatu malam hariku yang tenang dikacaukan oleh semua tragedy yang mengerikan. aku dikejutkan oleh suara sirine mobil polisi. Setelah aku memeriksa keluar ternyata telah terjadi sebuah pembunuhan dengan korban org yang berada didalam kamar nomor 1. Korban ditemukan sudah tidak bernyawa dgn kondisi ditusuk dengan pisau dibagian dadanya. Dirasa tidak memiliki pentujuk yang memadai, polisi pun mencoba untuk menutup kasus ini dan menganggapnya sebagai kasus bunuh diri. Namun kemudian kejadian serupa muncul kembali, korban selanjutnya adalah orang yang tinggal di nomor 2. Polisi kebingungan. Karena kasus yang serupa (seperti kasus kamar 1) terjadi kembali dikamar nomor 2. Beberapa hari berlalu, polisi pun menyerah dan kembali menutup kasus ini. Tetapi tidak sampai disitu saja, kejadian serupa terjadi kembali. Yang menjadi korban adalah kamar dengan nomor 4. Hari berikutnya kamar nomor 3, berikutnya 6, dan 7, dan kemudian sampailah pada kejadian yang membuat aku benar benar sedih. Salah seorang teman pertama dan terbaikku digedung ini (seorang koki) menjadi korban berikutnya. Aku betul betul sedih, karena dia merupakan orang yang baik. dan selama aku mengenal nya, dia tidak memiliki musuh.
Hari-hari semakin mencekam, keadaan semakin tidak kondusif didalam gedung ini. Aku berencana untuk pindah mengingat keadaan disini sungguh membuat ku gila. Namun malang, niat hanyalah tinggal sebuah niat. Aku hanya dapat terduduk disudut kamar ku ditemani kedua sahabatku. Tanpa seorang polisi pun mau menjawab, apa yg mereka semua lakukan dikamar ku. Dan aku merasa amat sangat kasihan kepada penghuni kamar 27.
Di suatu kota yang aman dan damai, tiba-tiba terjadi sebuah kasus yang menggemparkan di sebuah rumah mewah. Seorang penulis dan fotografer muda bernama Domain (22 tahun) ditemukan tewas berlumuran darah dengan dua tusukan di badannya. Di tempat kejadian tidak ditemukan senjata tajam yang digunakan pelaku untuk membunuh korban. Waktu kejadian diperkirakan pada pukul 22.00. Sang korban meninggalkan sebuah pesan kematian berupa kode. Kode tersebut tidak dimengerti oleh para polisi maupun kerabatnya.
VJ17O3U
Oleh karena itu, polisi meminta bantuan detektif Holmes. Dari keterangan para saksi, maka Detektif Holmes menaruh curiga pada 3 orang yg kemudian dijadikan tersangka. Mereka adalah :
1. Tommy (21 tahun). Pada waktu kejadian, berada di hotel Lawn sendirian sedang menonton TV. Tommy terlilit hutang yg sangat banyak jumlahnya kepada korban. Beberapa terakhir korban terlihat memarahi dan memukul Tommy karena telat membayar hutangnya yg sudah jatuh tempo.
2. Chelsea (18 tahun). Pada waktu kejadian, sedang tidur di rumahnya. Chelsea merupakan mantan pacar korban. Korban membatalkan pertunangan mereka dan mencampakkan Chelsea dengan begitu keji karena diketahui Chelsea sudah tidak perawan lagi.
3. Thomas (20 tahun). Pada waktu kejadian, sedang membuat skripsi di kosnya. Thomas merupakan rekan kerja korban. Korban seringkali menjiplak karya Thomas dan mengakui kalau itu adalah hasil tulisan dan pemikirannya sendiri. thomas tidak bisa berbuat apa-apa karena selalu diancam korban akan dibunuh.
Ketiganya memiliki motif sebagai pelaku pembunuhan. Namun dari pesan kematian yg ditinggalkan korban, akhirnya Detektof Holmes menetapkan salah satu dari mereka sebagai pelaku pembunuhan ini.
Anton pergi ke dokter Bambang dan menceritakan keluhannya
======================================================
Anton: Dok, istri saya udah agak budek.
Dokter: Kok gak dibawa istrinya?
Anton: Dia marah kalo saya suruh. Ini aja saya diem2 datang kesini buat konsultasi sama dokter (sambil nyolek si dokter)
Dokter: Wah, kalo gak ada orangnya susah periksanya. Oke deh, biar gampang, kamu tes dulu berapa jarak maksimal dia bisa denger, nanti besok kasih tau saya
Anton: Okeh dok, tunggu akuh besok yaa
=====================================================
Ternyata si istri lagi nonton, terus Anton langsung ngetes nih. "Lagi nonton apa sayang?" katanya dari jarak agak jauh. Terus karena gak dijawab, dia mendekat lagi dan ngulangin pertanyaan. Sampai tinggal jarak 2 meter dan udah beberapa kali nanya, si istri akhirnya balik badan dan dgn muak sangat marah ngelemparin wajah Anton pake remote TV. Anton hanya bisa meringis kesakitan.
Hari menjelang malam. Aku masih jalan-jalan bersama Bagus. Ketika itu aku baru selesai beribadah, Bagus menunggu di depan. Aku hendak pulang setelah selesai. Tidak jauh aku berjalan, sebuah mobil melintas dengan kecepatan tinggi. Sial sekali, tepat disebelahku ada kubangan dan airnya mencipratiku. Bagus dan bawaannya pun ikut kena. Tidak lama ada hansip ditemani warga sedang berlari-lari kebingungan. Setelah kutanya, mereka mengejar maling jambu ternyata. Katanya sih lebih dari seorang. Sayang malingnya berlari terlalu cepat dan berhasil kabur.
Berjalan sedikit lagi, aku melihat Bambang. Dia melihatku lalu memuji Bagus. Aku sudah tahu pasti ada maksudnya. Benar saja, pujiannya kepada si Bagus jadi bahan untuk menggodaku. Hoeeks... Langsung saja aku jalan cepat-cepat meninggalkannya.
Aku melanjutkan perjalanan, dan ketemu seorang warga lagi. Dia memberiku uang, untuk bayar utang katanya. Ternyata selembar 50 ribuan, lebih belasan ribu dari utangnya padaku. Saat akan kukembalikan, dia bilang lebihnya boleh untukku saja. Dia pun langsung lari terbirit-birit. Wah, setelah kena ciprat air, keberuntungan datang, kataku.
Aku dan Bagus akhirnya melewati sebuah gerbang kuburan. Tiba-tiba kudengar suara dari dalam kompleks kuburan, "Buruan kita hari ini mantap juga ya." Disusul suara yg lain lagi, "Mulai dari yg kecil sampai besar, kita sudah sikat semua, hahaha.. Masa bodolah dengan dosanya, aku tak peduli." Kembali lagi ke suara yg pertama, "Makin banyak dosanya, justru makin enak kan, hahahahaha.." Aku merinding, suara siapa itu? Jangan-jangan para malaikat pencabut nyawa sedang rapat tahunan, hiiiii.. Kugenggam Bagus sangat erat. Aku semakin ketakutan dan akhirnya pingsan setelah salah satu dari mereka berkata "Nah, itu yg di gerbang kuburan, siapa yg mau jemput?"
thomas. v-2 = t, j-2 = h, 17-2 = o, o-2 = m, 3-2 = a, u-2 = s
1
1+1 = 2
2x2 = 4
4-1 = 3
3x2 = 6
6+1 = 7
7x2 = 14
14-1 = 13
13x2 = 26
26+1 = 27
Aku sedang menjalani pendidikan di sebuah perguruan tinggi dan tinggal di kompleks asrama milik universitas tersebut. Sudah setahun aku di sini. Di asrama ini ada peraturan jam malam, penghuni tidak boleh melakukan aktivitas di luar kamar mereka melewati jam 10 malam.
Universitas ini memang memiliki kerjasama dengan berbagai universitas ternama di luar kota ataupun luar negeri, sehingga seringkali ada pertukaran pelajar. Minggu lalu saja ada beberapa orang pelajar dari luar negeri yang tiba disini. Mereka adalah para pelajar pertukaran dari fakultas teknik di Asia. Semuanya berasal dari negara-negara dengan teknologi yang boleh dikatakan termasuk yang paling maju di dunia.
Malam itu aku pulang dari kampus ke asrama. Naas, telah terjadi kasus pembunuhan di sini. Dalam sehari, sudah ada 3 orang korban. Dikabarkan bahwa polisi sedang dalam perjalanan. Petugas asrama berinisiatif menganjurkan para penghuni agar tidak keluar kamar. Penghuni akan menunggu di kamar hingga polisi datang ke setiap kamar untuk dimintai keterangan. Baru beberapa menit aku di kamarku, kudengar ada ketukan pintu. Aku dengan was-was bertanya dari dalam, "Apakah anda pak polisi?" Orang yang di luar segera menjawab, "Iya, iya.." Aku pun lega karena polisi sudah datang. Segera kubuka pintu dan orang itu masuk dengan wajah sedikit tersenyum. Namun senyuman itu membuatku bergidik ngeri.
Seorang ahli interaksi manusia dan komputer (IMK) bernama Jow ditemukan tewas ditempat kerjanya. Korban diperkirakan tewas sekitar 3 jam sebelum mayat ditemukan. Sehari sebelumnya ia sempat mengadakan rapat dengan para ahli IMK yang lain untuk membahas kode dari amerika yang digunakan untuk mengubah kata dan angka menjadi sebuah bilangan. salah satu dari ahli IMK tersebut diduga oleh polisi sebagai pelaku pembunuhan, yaitu:
Alan (43 tahun), berkebangsaan Inggris
Rajeev (40 tahun), kebangsaan India
Fred (31 tahun), berkebangsaan Amerika
Brown (37 tahun), berkebangsaan Norwegia
Richard (50 tahun), berkebangsaan Perancis
Amanda (30 tahun), kebangsaan Jerman
Serena (35 tahun), kebangsaan Mesir
Diduga pelaku membunuh korban dengan motif pencurian hasil penelitian, mengingat Mr. Jow adalah ahli IMK paling handal diseluruh dunia yang hasil karyanya sangat hebat sehingga setiap orang dapat berinteraksi dengan ponselnya hanya dengan sentuhan tangan Pada lembaran-lembaran tabel kode amerika itu ditemukan coretan tangan Mr. Jow yang
ditulisnya sebelum menghembuskan nafas terakhir.
53 48 42
Polisi tidak bisa memecahkan kode di atas. Oleh karen itu polisi meminta bantuan Detektif Holmes untuk membantu. Dengan singkat Detektif Holmes pun mengetahui siapa pelaku pembunuhannya.