It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
hoo tuh kan bener ihdi apa yg ane bilang ke lu waktu kita bbm an dlu, klo adam tuh sama kyk kita
@Blackshappire : hahaha iya,kayanya adam memang maho dee,paling banter bi dee,soalnya lagi pacaran ama evi. . .
Sory bb gw rusak,jadi gak bisa contact ama elu lagi. . .
Oya lupa hw update kalu si regar pulang kampung ke minas ato apa gitu,pokoknya di tapanuli,
Lupak juga di tapanuli utara,selatan,tengah atau barat daya hahahaha gak penting ini,
Soalnya makin cabul dia!
Gw boker aja segala pake diintipin,
Gilak kan?
@adam08 : boooodooooo hahaha
*ngacir
*sembunyiin mukaa,maluuu
Minggu ini semua bakal flashback story. . .
Dan pake narasi,
Mungkin ngebosenin,
Cuma. . .yah pengen belajar nulis aja,
Kemaren sempet nulis,
Judulnya "sebrang" dengan latar belakang jakarta dan malaysia,dengan beberapa part yang isinya bahasa melayu kedah,
Yahhhh
Gitu,ide gw buntu,
Dan gw minta ke om pokek buat ngapus tu trit supaya readers gak nanyak2 ke gw,
Lumayan ada sikk yang minat cuma yah gak ada yang nanyak ke gw kenapa sebrang di apus,
Berarti minatnya kurangkan,dan itu juga yang bikin gw sadar,tulisan gw belum berkembang. . .
Yaaahhh selamat membaca aja laaah,
Banyak bacot gw lama2. . .
@ularuskasurius
@LastBreath @blackshappire @eldurion
@brianbear_89 @seno @pokemon @adinu
@rizky_27 @Adam08 @Parapika
@herryant @arieat @WYATB @firkhafie
@rendifebrian @mustaja84465148 @arieat
@GeryYaoibot95 @rizal_91leonardus @sasadara
@nawawi8ahmed @patric @san1204
Hanya. . .yah seperti membengkak,
Aku kira,kalu tidak pingsan,mungkin aku akan geger otak,
Aku malah berharap aku bisa geger otak karna guncangan yang terjadi di kepalaku tadi,
Setidaknya,sejenak aku bisa lari dari kenyataan yang seperti mimpi,atau mimpi yang seperti nyata ini,bisa aku hindari untuk sementara,
Atau aku malah bisa tidak menghadapinya untuk sama sekali,
Tapi aku salah, ini semua nyata,senyata nyata nya.
Aku sekarang duduk di kursi meja makan,
Meja papan yang di buat babah(bapakku) beberapa tahun lalu dengan tangannya sendiri,tanpa bantuan mesin ato tenaga orang lain,
Meja ini masih kuat,masih kokoh,
Sekuat hati babah yang tetap menahan segala letupan emosinya yang tertahan,
Sekokoh hati mamak yang tak bergeming menatapku dengan sejuta tanya yang tersimpan di benaknya,
Praaaaaaakkkk,
Praaaaakkk
Praaaaak
Pecahan,patahan hapeku terdengar ngilu di telinga,takut kalau tangan kokoh tentara ini kembali membuat efek jera padaku,
Seperti benturan keras dikepalaku yang baru saja terjadi,
Biar aku jelaskan,
Tadi sepulangnya aku dari brastagi buat liburan smester 1,
Aku di izin kan babah untuk ikut kegiatan osis dalam rangka naik gunung,
Aku tak tau kegiatan ini perpusat untuk apa di mata pelajaran atau ekstrakulikuler,
Yang aku lihat hanya, semua nurid dan beberapa guru heboh berbelanja pernak pernik oleh-oleh di toba atau di tomok,
Acara naik gunung ini punya rute yang aneh menurutku,
Acara ini hanya menanjak gunung sibayak,tapi tempat yang kami kunjungi persis sama dengan turis lokal dan luar negri,
Alhasil kepulanganku juga terinfeksi beberapa teman sekelasku yang juga ikut dalam eksak aneh ini,
Letih juga tak bisa dihindari,
Badanku penat,
Kakiku keram terlalu lama duduk dibus menuju arah pulang ke kampung,
Belum lagi akses menyeberang menggunakan kapal,
Aku tak bisa berharap bus yang aku tumpangi bisa parkir dengan luwesnya di depan halaman rumahku yang ku taksir bisa memarkir 2 bus sejenis disana,
Tapi mana mungkin sebuah bus bisa mengarungi muara yang jaraknya kurang lebih satu mil,
Biar lah itu jadi daftar panjang keluhanku malam ini,
Jam delapan malam,13 november 2006,
Tanggal di hari ini tak akan pernah aku lupakan sampai kapanpun,
Hari dimana abang ku sengaja menamparku dengan kasar,membenturkan kepalaku kedinding dengan sekuat tenaga,
Dan menghancurkan barang kesayanganku,hadiah ulang tahun dari babah yang ke 17,
Yaaa itu hape ku,kado ulang tahunku,hasil prestasiku membanggakan babah dan mamak karna bisa neraih pringkat pertama dikelas 3 kali berturut selama di SMA,
Hape itu hancur berkeping keping,
Menyisakan beberapa bagian yang menjadi kenangan terkelam dihidupku,
Menyisakan memori indah dimana perhatian babah yang tercurah untuk anaknya yang ragil,
Babah memang bukan sosok bapak yang hangat, yang mengumbar kasih sayangnya setiap saat dan setiap waktu,
Babah cenderung pendiam,tak pernah berbicara jika hal itu tak terlalu penting,
Tapi tau kah kalian bahwa babah rela mati untukku,untuk anak2nya,
Mungkin semua ayah didunia ini akan mengatakan hal yang sama,
Tapi tidak dengan babah,
Babah tak pernah membuat suasana dirumah sehangat keluarga cemara,
Babah juga tidak pernah berdialog dia rela mati untukku,
Tapi benar2 melakukannya untukku,
Semua itu ku saksikan dengan mata kepalaku sendiri,
Ditahun 1999,umurku masih sekitar 10 tahun,
Babah mengajakku ke kota,
Dengan iming-iming majalah bobo yang tenar saat itu,
Bukan berarti aku anak keterbelakan mental di umur 10 tahun masih membaca bobo,
Tapi benar,aku benar kecanduan sebab hasil karya mewarnai yang aku kirim ke redaksi bobo pernah di muat disana,
Meski akhir2 ini aku mencoba untuk menyerah untuk mengirimkan gambar lagi,
Namun minat bacaku sudah terlanjur besar,
Dan itu yang tak bisa ku hilangkan hingga kini,
Babah tau aku suka bobo,dan itu jadi andalannya kalau kalau ingin mengajakku atau sekedar berjanji agar aku rajin belajar,
Bobolah jadi hadiahnya,
Sampailah dimana di pasar itu,
Si Penculik bodoh yang berani-beraninya melancarkan aksinya ditengah2 pasar yang ramai,dan lebih bodohnya si penculik tidak tahu target yang dia tuju orang tuanya masih berada disekitar anak malang pencinta majalah bobo,
Saat sadar aku di gotong untuk dibawa pergi,dengan heroik babah teriak dan langsung mengejar penculik bodoh,
Gak butuh pergulatan yang alot,dengan mudah babah bisa menyusul penculik itu,
Sekali terjang penculik roboh beserta aku yang ada dipunggungnya,
Jangan salahkan aku yang tak melakukan perlawanan,
Apa yang bisa dilakukan anak sepuluh tahun saat dibopong untuk diculik?
Menangis,tapi tidak teriak,
Sebelum merampas diriku dari pengawasan babah,
Penculik gila itu sempat menghantamkan pukulan keras kekepalaku,
Yang menyebabkan pandanganku buram,telingaku juga sempat tuli sebelah kanan selama seminggu,
Jadi jangan salahkan bocah sepuluh tahun ini kalau dia tidak bisa berinteraksi lebih,selain menangis,
Setelah menerjang,
Babah sempat menghantamkan beberapa pukulan ke wajah penculik,
Dengan harapan penculik itu bisa roboh,
Nampaknya berhasil,
Penculik terhuyung dan terduduk lesu,
Babah kira penculik memang sudah tumbang,kalah.
Aku juga mengira hal yang sama,
Dari pengawasan mataku yang masih sedikit buram,
Dapat kulihat tak adalagi pergulatan alot,
Suara riuh baku hantam juga tak terdengar,hanya beberapa suara orang2 yang ada dipasar yang menanyakan prihal apa yang terjadi disini,
Tapi aku dan babah salah besar,
Penculik yang kami kira sudah kalah mengacungkan sebuah besi tua,dan sekali tekan,
Sebilah pisau berkaratpun muncul dari badan besi tua tersebut,
Dalam sekejab,
Bahu babah mengeluarkan rembesan darah,
Yaa penculik yang melakukannya,
Aku takut, takut kalau penculik itu merasa buntu dan melakukan hal yang nekat,
Membunuh babah misalnya,
Dan dari ketegangan yang kulihat,
Mungkin hal itu yang sekarang dipikirkan si penculik,
Babah berdiri dengan sigap,
Sebuah tikaman berhasil ditangkis oleh babah,
Dan dengan cekatan siku kokohnya masuk ke rulang iga penculik,
Melihat penculik yang jembali roboh,beberapa kerumunan nekat juga membantu babah yang saat itu juga terengah-engah karna kelelahan,
Akhirnya,babah bisa menaklukkan penculik gila itu,
Ternyata menurut penuturan warga sekitar pemuda yang umurnya berkisar 28 tahun itu memang kerap melakukan keonaran,hanya saja kali ini lah yang paling ekstrim,
Setelah melapor kepolisi,dan menyerahkan si penculik,
Aku dan babah kembali pulang,
Dalam perjalanan pulang babah tidak berbicara sepatah katapun,
Di kantor polisi babah sempat menanyakan keadaanku,
Tapi diperjalanan pulang babah banyak diam dan cenderung tak bicara sama sekali,
Tapi bisa ku pastikan babah begitu melindungiku,
Dekapannya begitu erat,
Tanpa babah katakan pun aku tau babah rela mati untuk anaknya,tak hanya aku,untuk anak anaknya yang lain juga
Sama halnya seperti saat vonis yang dilakukan bang ihsan untukku saat ini,
Babah masih diam tanpa kata,tak bergeming.
Dengan tatapan matanya yang lelah,sulit untuk ku menggambarkan apa yang ada dibenaknya
"Kate kat abang di,hang homo?" bentak bang ihsan menuntut jawaban dariku,
Suaranya keras,keras yang memang benar benar keras,
Jiwa militernya tak bisa ia sembunyikan sekarang,
Aku menggeleng pelan,
Air mataku tak lagi menetes atau menggenang,tapi mengalir deras,dan sulit untuk ku cegah.
Bahuku berguncang menahan gemuruh sebak didadaku,
Kekalutan ini membuatku tak punya kata kata untuk bisa ku ucapkan,belum lagi dorongan dadaku yang menahan lidahku untuk berucap bahkan untuk meratappun terasa susah,
"Heeeeh,abang cakap sama hang,bukan sama anj*ng" bang ihsan mengejar dengan upatan yang tak pernah ku dengar keluar dari mulutnya,
Bisa ku pastikan tingkat emosionalnya telah sampai diujung batas,
Aku mengangguk cepat,
Kalau tangan kekar tersebut kembali mendarat di tubuh kurusku,
Yang aku takutkan,mungkin saja tak hanya tamparan keras,mungkin juga kepalan tangan akan ikut andil mengambil peran.
Dan seperti dugaanku,
Cengkraman tangan kekar itu mendarat di kepalaku,
Menariknya kebelakang,
Kepala ku menengadah, ku lihat wajah garangnya yang seperti manusia tapi si rasuk oleh iblis,
Saat ini aku kehilangan bang ihsan yang biasa aku kenal,yang dulu selalu melindungiku di masa masa sekolah dasar dulu,
Tangan kirinya masih mencengkram kepalaku,dan saat itu juga keberanianku pun hilan,kurapatkan mataku hingga tak ada celah untuk melihat apa yang terjadi ketika tangan kanannya yang siap mengambil ancang ancang,
"Udaaaaaah bang,bang ihsan keterlaluan"teriak suara perempuan yang asing ku dengar,
"Ovie . . . minggir" teriak bang ihsan kesal,
Kuberanikan kembali diriku untuk membuka mata,
Sosok wanita seumuran denganku kini menghadang tubuh bang ihsan yang tadinya hanya beberapa senti dariku
"Enggak mau,tonjok ovie aja buat gantiin kesel bang ihsan ke ihdi" teriak perempuan itu,
Aneh,dia kenal aku,seaneh bahasanya yang kukenal itu berasal dari luar sumatra,
"Lagian gak kaya gini cara abang ngedidik ihdi supaya lebih baek,ni otoriter!" protesnya
"Ihdi bukan calon siswa di tamtama" jelasnya lagi
"Ingat bang. . ."suara itu bergetar lirih
"Ihdi adek bang ihsan,ovie gak mau kluarga ni jadi gak harmonis gara2 ovie" tutupnya sambil merengkuh kepalaku dalam pelukannya,
Tangisnya semakin menjadi,
Aku juga masih menangis dalam kondisi yang bingung,
Siapa wanita ini,
Bagaimana dia kenal denganku seintim ini,bahkan rela menggantikanku untuk jadi bulan-bulanan kemarahan bang ihsan padaku,
Belum lagi pernyataannya yang terakhir membuat banyak tanya yang muncul dibenakku,
"Maafkan kak ovie di,kakak lancang. . ." katanya dengan susah payah menahan isakkan tangisnya yang pecah semakin menjadi
To be continue
kenes amat sih PPnya say @imt17
PP gw? "Biarlah rahsia" by : siti nurhaliza
bukan rahasia kali lo suka sama @firkhafie dan dia suka sama lo tapi ngga mau ngakuin. ya udah lah ya, laki hidung belang memang begitu cok..