It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
DARI SEKTE MENJADI AGAMA NEGARA
Joko Tingtong bilang, orang Indonesia sibuknya membungkam mulut satu sama lain. Itu orang-orang yg rajin bilang Allah begini atau Allah begitu apa tidak sadar? Yg bilang Allah begini atau Allah begitu adalah diri mereka sendiri. Orisinil hasil olah pikir mereka, atau kutipan dari hasil olah pikir orang lain yg, pada masanya, bilang Allah begini atau Allah begitu. Kalau anda bohong, dan mewariskan kebohongan anda kepada keturunan anda sampai 1000 keturunan, itu tetap saja namanya kebohongan, bukan kebenaran.
T = Menganalisa kitab suci sama dengan berusaha menganalisa "ucapan" Tuhan. Jangan menganalisa Tuhan, tapi merasakan Tuhan. Karena para utusan Tuhan juga menerima wahyu melalui RasaNya. Sebagai manusia biasa, gunakan alat yg sama seperti para utusan untuk memahami kitab suci.
J = Yg seperti itu pemahaman manusia pada masa kegelapan di Eropa, masa Dark Ages, ketika akal haram digunakan. Kalau pakai akal menjadi kafir. Anda sendiri secara implisit mengakui semua utusan itu manusia biasa, tidak ada bedanya dengan anda dan saya. Mengapa anda mau membedakan diri sekarang? Anda bilang para utusan itu beda. Kalau beda berarti bukan manusia biasa. Mereka manusia luar biasa, dan anda manusia biasa. Dengan alasan itu anda mengharamkan penggunaan akal anda untuk menganalisa tindak tanduk, ucapan maupun tulisan yg dihasilkan para utusan. Anda terima saja akidah penggunaan rasa atau apapun istilah yg anda sebut. Pada saat bersamaan, akal atau kemampuan berpikir anda tidak digunakan.
Sebenarnya anda menggunakan akal juga, tetapi secara terbatas, yaitu membatasi diri dalam parameter tertentu. Batas-batas tertentu. Istilahnya macam-macam lagi. Ada yg bilang namanya rahasia Illahi. Ada yg bilang dapat kunjungan malaikat. Dan entah berbagai macam istilah apa lagi yg intinya anda menjadi pasif. Seolah-olah dihipnotis. Pedahal tidak ada yg menghipnotis anda. Anda menghipnotis diri anda sendiri.
Ada pula yg bilang kalau akal dipakai akan menjadi nabi baru. Kalau mau masuk Surga, akal tidak perlu dipakai. Kalau mau pakai akal akan jadi nabi baru. Dengan kata lain, kalau pakai akal akan jadi kafir. Istilah nabi baru berarti orang kafir. Al-Masih Dajjal. Orang yg dibenci Allah. Tetapi apakah benar demikian? Tentu saja tidak benar. Itu hanyalah akal-akalan. Jadi, bukannya akal tidak dipakai, melainkan dipelintir. Dipelintir seolah-olah anda tidak boleh berakal, dan yg boleh berakal hanyalah mereka yg menciptakan agama dan larangannya. Sebagai pengikut, anda tinggal mengaminkan saja.
Masih banyak yg seperti itu sampai detik ini. Tidak jauh beda dengan orang Eropa di abad kegelapan. Mereka dulu begitu, makanya terbelakang sekali. Dan mulai berubah sejak abad pencerahan, ketika akal mereka mulai digunakan. Mulanya sedikit, lama-lama ketagihan. Sejak 300 tahun lalu, akal orang Eropa mulai digunakan secara giat. Makanya ilmu pengetahuan maju terus, memunculkan kapitalisme, revolusi industri, demokrasi dan penghormatan terhadap hak-hak manusia. Apa anda pikir mereka jadi begitu karena tidak menggunakan akal? Karena mengandalkan Allah? Tentu saja tidak. Mereka bisa saja pakai simbol Allah, tetapi akal dipakai. Tidak dibiarkan mubazir.
T = Bagaimana caranya agar Allah yg kita sembah tahu bahwa Ia sedang kita sembah?
J = Anda konsepkan di dalam pikiran anda sendiri.
T = Tatkala Izrofil meniup sangkakala untuk dkumpulkan di mizan, ruh yg normal statusnya betul-betul rest in peace, sementara ruh pemuja Jin, energi negatifnya sangat pekat, makanya tidak bisa bersenyawa dengan energi ilahiyah, ibarat air dan minyak, menjadi ruh yg terjebak.
J = Itu kepercayaan orang Kristen awal yg diambil-alih oleh Islam. Skenario lengkapnya bisa anda baca sendiri di kitab Wahyu, yaitu bagian terakhir dari Alkitab. Di dalam kitab Wahyu, Al-Masih Dajjal masih pakai nama asli, yaitu Antikristus. Jun dan Majun masih bernama Gog dan Magog. Dan tentu saja ada Yesus yg datang kembali. Di dalam Islam disebut Isa AS. Datang kembali ke dunia, turun dari Surga. Kenapa ada Yesus? Bukankah itu Tuhannya orang Kristen? Karena aslinya ini skenario Kristen. Kepercayaan Kristen yg memang diambil-alih bulat-bulat oleh Islam. Dan dinamakan kepercayaan Islam. Aslinya itu Kristen. Bahkan sampai detik ini. Cuma, banyak orang Kristen tidak lagi percaya itu.
T = Islam mau tidak mau musti mengakui, bahwa Yahudi dan Kekristenan merupakan induk dari mereka, termasuk pemakaian Kiblat untuk sembahyang.
J = Kiblat asli ke Yerusalem. Mungkin orang Yahudi masih pakai itu. Kristen sama sekali tidak pakai kiblat sekarang. Islam aslinya adalah sekte Kristen, sama seperti Kristen aslinya adalah sekte Yahudi. Tidak ada yg aneh tentang hal ini. Saya penganut Islam sebagai jalan spiritual, dan itu bukan agama. Tapi susah sekali pakai Islam sebagai simbol, terlalu banyak negatifnya.
T = Kalau menurut saya, baiknya tidak perlu dilihat atau dicari batasnya, karena tidak ada batasnya. Semua nabi-nabi ini berusaha meruntuhkan agama mayoritas saat itu yang ajarannya sudah melenceng disana-sini. Dan semua nabi-nabi ini membawa satu ajaran yang sama, yaitu ajaran Abraham/Abram/Avram/Ram.
Nah, coba simak, apakah BRAHMA dan ABRAHAM adalah orang yang sama? Yang hidup di sekitar 2000 tahun SM, yang berasal dari seberang sungai Effrat (India sekarang), dan yang berbondong bondong (beserta kawanannya) bermigrasi ke Timur Tengah akibat banjir besar? yang namanya ABRAHAM berevolusi menjadi BRAHMA, yang artinya kurang lebih sama (Bapa Ta'ala). Kalau demikian halnya, maka dari sinilah agama-agama itu berasal (Hindu, Islam, Kristiani, dan Yahudi). Lalu mengapa tiga agama sama menamakan Tuhan nya dengan Allah? Rupanya kata Allah berasal juga dari satu peradaban, yaitu BABILONIA, yang telah mengenal istilah El (dewa tertinggi). Orang-orang Semit mengartikannya sebagai Tuhan yang Esa Pencipta Langit dan Bumi. Orang-orang Ibrani menyebutnya Elo, Elohim atau Eloah. Arab Kuno (jauh sebelum jaman Islam) menyebutnya Ilah atau Allah.
J = Agama adalah produk budaya, tidak jatuh dari atas langit. Nabi Muhammad adalah penganut Kekristenan juga, walaupun dianggap nyeleneh oleh hirarki Kekristenan saat itu. Ayat-ayat yg dihasilkannya adalah produk di tempat dan masa tertentu, dalam hal ini masa lalu. Tidak bisa diterapkan untuk kita yg hidup di tempat dan masa berbeda. Saya pakai prinsip logika, supaya tidak jatuh ke pelecehan intelektualitas manusia. Istilah Islam baru muncul jauh belakangan. Di masanya, Muhammad dikenal sebagai seorang yg percaya kepada Isa atau Yesus, walaupun berada di luar hirarki Kekristenan saat itu. Dan mungkin benar Muhammad berusaha untuk diakui sebagai pemimpin Kekristenan di wilayah Timur Tengah. Tentu saja tidak terlalu ditanggapi karena Kekristenan punya ribuan orang nyeleneh. Di Timur Tengah, di Yunani dan Turki. Di Italia sampai ke Inggris. Di Afrika Utara. Jenisnya dari ekstrim asketis atau bertapa di tempat sunyi sampai gerombolan bersenjata yg bergerilya melawan penguasa. Diakui sebagai Kristen juga walaupun, menurut kebiasaan saat itu, dimaki sebagai orang sesat. Menurut saya tidak sesat, karena semua orang berhak mengembangkan spiritualitas mereka masing-masing. Berhak mengaku Allah berbicara langsung kepada mereka.
T = Kemunculan pertama nama Muhamad rasul Allah ditemukan pada coin Arab-Sassanian dari Xalib ben Abdallah dari tahun 690, yang dibuat di Damaskus. Pernyataan kepercayaan, termasuk Tauhid (Ketunggalan Allah), pernyataan bahwa Muhammad rasul Allah dan penolakan ketuhanan Yesus (rasul Allah wa-abduhu) ditemukan dalam inskripsi Abd al-Malik dalam the Dome of the Rock, tertanggal 691.
Setelah dinasti MAARWANID (sampai 750), nama Muhammad mulai timbul dalam pernyataan religius, seperti pada kepingan uang dan papyrus ‘’protocols’’. Namun, papirus bahasa Arab pertama di Mesir, dalam bentuk bukti penerimaan pajak tahun 642, ditulis dalam bahasa Yunani dan Arab dan menganut judul "’BASMALA’’, namun karakternya bukan Kristen maupun Muslim.
Inskripsi-inskripsi dalam the Dome of the Rock, walaupun mengandung teks religius, tidak pernah menyebut nama nabi atau kepercayaan Muslim, 30 tahun setelah kematian Muhamad, walaupun menganut suatu bentuk monotheisme yang berkembang dari gaya literatur Yahudi-Kristen. Lebih-lebih lagi, ketika kepercayaan itu diperkenalkan pada masa MARWANID (setelah 684), tiba-tiba, kepercayaan itu menjadi satu-satunya deklarasi religius negara. Namun lagi-lagi tidak begitu saja diterima rakyat.
Sampai disini saya tarik kesimpulan, peningkatan status Muhammad sebagai nabi universal hanya terjadi pada akhir abad ke 7, lama setelah kematiannya.
J = Saya sudah baca penelitian ilmiah oleh Robert Spencer yg menceritakan hal itu, dan kesimpulan saya, ada kemungkinan apa yg diungkapkan penelitiannya memang benar, yaitu Islam baru dibentuk belakangan. Asal-usulnya dari kepercayaan seseorang yg bernama Ahmad atau Muhammad, yg menganut salah satu variasi dari Kekristenan. Tentu saja tokoh ini ada. Dan penelitian Spencer menelusuri bagaimana suatu kekuasaan di pusat pemerintahan bisa membuat sebuah sekte atau aliran sempalan menjadi agama negara. Kekristenan juga begitu asal-muasalnya, dari suatu sekte atau aliran sempalan. Ada yg membuat, dan tidak jadi begitu saja.
Menurut saya, yg asli warisan dari praktek spiritual Yesus di Islam cuma tahajud. Dipraktekkan oleh Yesus dan murid-muridnya. Anda bisa baca di Injil bahwa Yesus sering tahajud, tapi tidak pernah sholat berdasarkan jam. Setelah Kekristenan jadi agama, barulah dibuat peraturan sholatnya yg kemudian diadopsi juga oleh Islam. Asal-usulnya juga bukan asli Kristen, melainkan Yahudi. Orang Yahudi sudah mempraktekkan sholat berdasarkan waktu. Mungkin Yahudi juga mengadopsinya dari praktek keagamaan sebelumnya.
MENCARI MAKNA RAHMATAN LIL ALAMIN
Joko Tingtong baru saja mengamati orang-orang yg keluar dari gedung gereja di hari Minggu siang ini. Tidak ada satupun yg tersenyum gembira. Semuanya lapar atau paling tidak nampak stress, dan bergegas mencari penjual makanan. Makan dengan diam, sebagaimana layaknya orang beragama yg tertib. Mungkin mereka habis dimarahi oleh Tuhan Yesus, walaupun setahu Joko itu mustahil. Yesus tidak pernah menyuruh orang untuk jadi manusia beragama yg penuh takut. Tidak pernah mengajari orang untuk beribadah. Mengajari berdoa sendiri, ya. Di tempat masing-masing, di dalam kamar tertutup. Tetapi bukan beribadah di tempat umum. Tidak sekalipun tercatat Yesus pernah mengajak murid-muridnya untuk beribadah di Baitullah. Yesus bahkan ngamuk-ngamuk di Baitullah, membuat heboh satu Yerusalem, dan mungkin diteriakin: Gila! Gila! Bahkan menyembuhkan orang juga tidak pakai doa. Sebagai penyembuh spiritual atau healer, Yesus punya teknik unik. Biasanya dengan mengucapkan saja: Sembuh! Maka sembuhlah orang. Atau, terkadang dengan pakai ludah: Cuih!
Oh (seperti dukun jaman dulu)
T = Gus Dur pernah berkata: "Kalau ajaran kitab suci hanya dibaca dan dimaknai seperti kita membaca buku panduan menggambar, maka kau dapatkan hanya kulitnya dan memberikan neraka buat orang lain, tapi kalau dibaca dan dipahami dengan mengacu kepada latar waktu turunnya ayat, korelasi zaman, nalar/akal dan meyakini bahwa Allah maha bijaksana lagi maha kuasa, dan bahkan mengingat semangat turunnya ajaran agama ialah memanusiakan manusia, itu akan membawa syurga, tak hanya untukmu, tapi untuk seluruh alam semesta, itulah rahmatan lil alamin..."
J = Kalau pemahamannya seperti itu, berarti Gus Dur sama seperti para teolog Kristen aliran Liberal. Memang universal, dan cuma pakai simbol-simbol agama untuk komunikasi, terutama kepada mereka yg masih belum mengerti apa maksud rahmatan lil alamin itu.
T = Gus Dur tetap Gus Dur, ia tetap pada posisinya sebagai manusia biasa, namun ia spesial, karena mampu berpikir lebih maju.
J = Pemikiran seperti Gus Dur merupakan hal yg sangat umum, terutama di kalangan Protestan. Kalau orang Protestan di Indonesia berbicara seperti itu, orang bahkan tidak akan menengok. Terlalu biasa saja. Buat kalangan Islam, mungkin bisa bikin rambut kepala berdiri. Buat kalangan Protestan dianggap sudah basi. Yg penting implementasi. Apa kiprahnya sekarang? Kalau teorinya, semua sudah tahu. Orang-orang Protestan itu tahu bahwa Alkitab mereka buatan manusia. Bisa pakai istilah "dapat inspirasi dari Allah". Tapi tetap saja buatan manusia. Malah, berdasarkan intuisi saya tahu, Gus Dur dapat pengertian dari kalangan Protestan Liberal. Sudah dikembangkan sejak abad ke 19, bermula dari kobok-mengobok kitab suci, dan akhirnya berkesimpulan bahwa kitab suci asli buatan manusia, dan Allah disitu cuma pelengkap penderita. Mereka mengerti bahwa agama dibuat oleh manusia, petunjuk yg termuat di dalam kitab suci berlaku di masa dan tempat tertentu dan, supaya tetap relevan atau berguna, maka segalanya harus direvisi terus-menerus, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan penghargaan umat manusia terhadap hak-hak mendasar yg di masa lalu masih didefinisikan secara sangat sempit. Hak mendasar adalah hak asasi. Kitab suci bisa saja tetap, tidak berubah satu titikpun, tetapi pengertiannya berubah. Apa yg dimengerti oleh orang Kristen 100 tahun lalu sudah beda jauh dengan pengertian sekarang ini. Apalagi pengertian 2000 tahun lalu ketika Kekristenan baru muncul. Mungkin baru Kristen yg bisa seperti itu. Mungkin semua agama lainnya juga bisa, yaitu agama-agama yg dianut di masyarakat Barat, termasuk Islam. Walaupun kemajuannya relatif. Ada yg di garis depan, ada yg di garis belakang.
T = Kehebatan Gus Dur kepada murid-muridnya seperti saya ialah, ia mampu menempelkan wejangan-wejangannya melekat sepanjang masa di otak ini, tak pernah bisa lupa sepenggalpun kalimat ucapannya; inilah yang disebut mencerahkan, bukan mengajari
J = Untuk konteks Indonesia dan Dunia Islam, Gus Dur bisa dianggap sebagai pembaharu. Membawa pemikiran baru, semangat baru. Bagi dunia keagamaan satu dunia, apa yg dibawakan Gus Dur tidak orisinil. Makanya namanya hampir tidak terdengar. Yg terdengar adalah para teolog Protestan yg sangat liberal. Hans Kung di Kekatolikan juga terdengar. Pernah datang ke Indonesia dan disambut hangat oleh JIL. Kalau Karen Armstrong, penulis buku "Sejarah Tuhan", sebenarnya dia ini juga tidak orisinil, cuma menuliskan ulang hasil penelitian yg sudah ada. Bedanya, Karen Armstrong bisa melihat wajah asli Islam. Mungkin bisa disebut wajah Islam yg ideal. Orang kebanyakan cuma melihat wajah Islam yg coreng-moreng. Karen Armstrong tidak, dia bisa melihat potensi Islam menjadi penggerak peradaban. Seperti Protestantisme di Eropa yg membawa revolusi peradaban manusia ke tingkat sekarang ini. Pada pihak lain, saya ragu orang Indonesia bisa mengerti Karen Armstrong seperti saya mengertinya. Setahu saya, Karen Armstrong bukan mualaf, mungkin seorang agnostik karena dia tahu semua agama merupakan bikinan manusia. Seorang agnostik yg humanis. Dan, tentu saja, agnostisme dan humanisme bagi seorang Gus Dur ataupun Karen Armstrong sama sekali tidak akan mempengaruhi perlakuan mereka. Tidak ada beda bagi mereka apakah seorang manusia beragama ataupun tidak. Yg penting apa kiprahnya. Itulah rahmatan lil alamin.
T = Benar, yang orisinil dalam Islam memang hanya Al-Quran dan hadist Nabi, Gus Dur hanya penggali dan menalarkannya dalam setiap perkembangan zaman.
J = Ujungnya adalah mistisisme, meninggalkan segala macam tulisan masa lalu, dan mengandalkan hidayah yg muncul langsung ke dalam pikiran pribadi per pribadi. Bahkan tidak lagi mengandalkan simbol Allah dan nabi. Itulah liberalisme dalam keagamaan. Mungkin di masa lalu hal seperti ini masih disamarkan. Daripada disamarkan dan membuat segalanya menjadi semakin bertele-tele, lebih baik terus terang saja.
T = Islam sejatinya mempercayai Mistik, itu pasti, Ruh dan Tuhan sendiri kan itu tidak berwujud, itu tergolong mistis bagi saya, tapi buruknya pengajaran Islam di Nusantara ialah menafikan kearifan lokal yang sejatinya juga mengacu kepada ruh suci itu juga.
J = Pada akhirnya kita bahkan tidak ragu untuk keluar dari sekat keagamaan dan tradisi budaya. Menjadi diri sendiri saja, manusia universal, dengan bumi ini sebagai pijakan, dan langit sebagai atap. Keluar dari agama dan budaya, menjadi manusia universal. Apa bedanya mereka yg tinggal di Kota New York, Amerika Serikat, dengan mereka yg tinggal di Depok, Jawa Barat, Indonesia? Secara hakikat tidak ada bedanya. Masih manusia biasa. Masih makan minum. Masih bisa belajar terus sampai mati. Masih bisa berpikir. Kita tidak akan ngotot lagi dan bilang yg dari Depok lebih mulia di mata Allah. Apalagi dengan menyebutkan agama sebagai alasannya.
T = Dan saya menuju kesana, tapi tetap yakin bahwa ajaran ini baik bagi saya.
J = Kita sesama pejalan spiritual di jalur kita masing-masing. Anda mungkin seorang nabi juga. Di Kekristenan di seluruh dunia, istilah prophet atau nabi bukanlah hal yg menyeramkan. Kalau anda bernubuah atau berbicara tentang hal yg anda percaya akan terjadi di masa datang, maka anda bisa disebut nabi. Biasa saja, bukan gelar, apalagi dari Allah. Di dalam konteks aslinya, yaitu tradisi Yahudi-Kristen, nabi adalah orang yg mewartakan apa yg akan terjadi di masa datang. Cuma begitu saja. Bukan gelar kehormatan. Makanya mulai sekarang gak usah gila nabi.
T = Gus Dur lebih menonjol, karena di Indonesia, dia memiliki legitimasi secara pribadi dan organisasi untuk menyampaikan dan melakukan apa yg dia pikirkan dan yakini. Bisa dibayangkan akan seperti apa reaksi masyarakat Indonesia jika yang berpikir, berbicara, dan bertindak seperti Gus Dur adalah orang yang tidak beragama Islam? Dan bagi seseorang yang menyatakan dirinya sebagai murid, sangat wajar jika dia memahami pemikiran, ucapan, dan tindakan gurunya mengandung kebenaran dan tertancap di memori otaknya selamanya. Itu hal wajar, ratusan mungkin ribuan orang lain yang berguru pada seseorang di berbagai tradisi juga memiliki pemikiran dan perasaan serupa. Jika mereka sudah tidak memiliki pemikiran dan perasaan seperti itu, dengan sendirinya dia sudah tidak menyatakan diri sebagai murid seseorang. Kemenonjolan Gus Dur adalah pencapaian pribadinya. Itu tidak lepas dari garis darah, kerja kerasnya menempa diri, serta keberaniannya berpikir dan bergaul terbuka dengan orang dari berbagai latar belakang. Saya menyebut pencapaian pribadi, sebab nyatanya hingga saat ini, dari sekian juta orang yang mengikuti organisasi dan tradisi keagamaan sama dengan Gus Dur belum ada yang dinilai setara dengannya.
J = Daripada terjebak dalam kultus individu, apakah bukannya lebih baik anda meneruskan saja apa yg sudah dimulai oleh Gus Dur?
gara2 baca note2 nya aku jd tertarik beli bukunya...
habis beli bukunya rasanya hidupku bakal lebih baik lg...
hehehe...
@marvinglory saya cuma suka baca
baca sesuatu yang baru (bukan berita, berita itu omong kosong), berita itu informasi bukan pengetahuan.
status informasi sama pengetahuan itu beda
kita tau apa itu pengetahuan dari sesuatu yg bukan pengetahuan.
layaknya tau cahaya karna ada gelap. tau hitam karna ada putih. dan keduanya ga bisa dipisah atau dihilangkan.
makanya banyak orang yg punya pengetahuan luar biasa jadi tersesat karna mereka menyingkirkan sesuatu yg menurut mereka bukan pengetahuan.
gue ga bilang lo seperti mereka. tapi gue harap lo ga akan seperti itu
@silencewords contoh?
krn urusannya vertikal dan pribadi
ih yeiy, perusak acara...
situ adik iparnya tante anissa pohan ya?
mungkin bgt sih. karna hidup orang religius (apa pun bentukannya) patokan hidupnya jelas dan "cuma satu".