It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"duer?!" suara tembakan itu mengagetkanku.
suara televisi yg sengaja aku gedein,biar gak kelihatan sepi.
enggak tau ini sebuah keberuntungan atau sebuah beban.
sampai akhirnya aku tersadar dan dikelilingi temen-temen sekelasku.
"aku kenapa?" suaraku sedikit bingung dan memandangi temen-temen kelasku yg mengelilingiku.
"kamu tadi pingsan gil." jawb salah seorang temenku.
aku inget hari ini hari senin dan tadi aku sedang upacara biasa tiap hari senin.
aku kembali ke kelasku digandeng temenku, kiki namanya.
kiki salah satu temen sekelasku yg ikut kegiatan ekskul PMR , dia juga temen deketku.
iya dia salah satu temen dari sekian banyak temenku yg bisa mengimbangiku.
mengimbangi bukan dalam hal prestasi tapi hanya dialah yg selalu sabar dan betah berteman dgnku.
dengan sifatku yg temperamental , cuek , pendiam, dan susah dimengerti hanya kikilah yg mampu bertahan berteman dgn keegoisanku.
aku gak tau apa yg membuat kiki mampu dan masih mau berteman dgnku, padahal temen-temenku semua menjauhiku, menyapapun karena terpaksa.
ini sangat wajar dan aku maklumi, karena aku sadar aku sendiri yg membuat mereka bersikap demikian.
iya, dia kiki salah satu siswa berprestasi di sekolahku khususnya kelas 11 jurusan IPA .
kiki siswa pendiam yg bnyak digandrungi para siswi dari kelas 9 sampe kelas 12.
Die pingsan
klonteng .. klonteng
suara tanda jam istirahat pertama , listrik pada saat itu mati jadi pake bel lonceng , aku heran suaranya keras sekali.
"pukkk," kiki mengagetkanku dgn tepukan tanganya dipundaku yg sedang melamun.
"kamu kenapa? lagi ada masalah ? atau sedang sakit, kalo mau pulang ayo saya antar minta ijin." kiki menawarkan bantuan sambil duduk yg tadinya berdiri.
"gak pa pa, thanks, aku baik-baik saja." jawbku santai sambil menatapnya kemudian berpaling lagi.
kami duduk didalam kelas, saat itu ramai sekali, ada siswi yg lagi benerin jilbab, ada yg lg mainan hape, ada yg lari sana lari sini, ada yg ngegosip, ada yg bersihin papan tulis, ada yg makan jajan bareng-bareng.
tapi seperti sepi, hampa, kosong menurutku.
sesekali aku melihat kiki yg duduk disampingku, yg lagi ngerjain sesuatu,kemudian aku melamun lagi.
aku memikirkan om wawan, yg menghilang begitu saja.
"brak!" temenku yg tadi lari-lari menyenggol meja dan meja itu mengenaiku.
"anj**t, lu!" suaraku keras dan berdiri dan berjalan menuju kearahnya, aku melayangkan pukulan tinju kepadanya.
"bug!" pukulan mengenai pipinya.
kemudian dia membalasnya, terjadilah keributan dan akhirnya kita dilerai oleh temen-temen.
untung kejadian tadi tidak sampai ketahuan oleh guru.
Awal kalimat itu harus pakek huruf besar, nama orang juga iya.
Terus, kalo emang pake "aku", gitu aja terus. Jangan di ganti jadi saya.
Lalu, jangan menyingkat kata! Kalo ini niatnya bikin cerita, buatlah seperti cerita. Kecuali ini niatnya di buat jadi diary, itu gak bermasalah.
Ngasih enter boleh, tapi jangan kebanyakan. Kesannya janggal.
Penempatan spasi juga ada yang kurang tepat. Bukan menggurui lho ya?
#Udah ah capek ngetiknya.
#eh
pintu gerbang sekolah sudah terbuka lebar,gemuruh siswa berebut keluar kelas.
ini aneh menurutku tapi memang seperti itulah,menurutnya mereka terbebas dari kebosanan.lucu,kita diberi ilmu tapi merasa bosan,atau itu anggapanku saja,buktinya ada yg masih betah didalam kelas,didalam perpus,atau jalan sambil membuka buku pelajaran.
"hmm,"senyum kecilku.
aku berjalan menuju gerbang sekolah,apes dapat kelas paling ujung.
seperti biasa aku melewati jembatan kecil ini,jembatan yg dulu mempertemukan aku dan om kendar,jembatan yg juga mempertemukan aku dgn om wawan,jembatan pembuka masalah-masalah dalam hidupku.
"toott, tott!" klakson mobil yg tiba-tiba mengagetkanku.
aku langsung menepi,dan baru sadar kalo aku tadi berjalan di tengah-tengah,untung bukan jalan raya.
aku melanjutkan jalan kakiku,heran juga mobil yg tadi jalannya pelan sekali,males banget nengok kebelakang tapi penasaran juga mobil siapa.
"toot, toot!" kembali klakson mobil itu.
aku berhenti dan menengok kebelakang.mobil itu ikut berhenti.
aku datengi mobil itu dan mengetok kaca mobil,menyuruh membuka jendela kaca mobilnya.
"maksud lo apa,ki?!" bentaku.
"gil,kali ini kamu harus mau ikut denganku." sahut kiki pelan.
"gak mau,jalan sono." suruhku seperti biasa.
"kak?" kaget sekali , baru kali ini dia memanggilku kak.
klo yg ini kyk maksaaaaaaa banget utk nulis
aku langsung meninggalkan kiki begitu saja tanpa sepatah dua kata.
sepertinya dia sudah mengerti kalo aku gak mau diganggu.
aku melanjutkan jalan kakiku,cuaca hari ini kelihatan mendung.
akan ada masalah apalagi dalam hidupku.
hidupku penuh masalah,aku jadi teringat tentang bagaimana ayah tiriku memperlakukanku dgn kasar,tentang ibu tiriku yg baik kalo ada ayahku saja,kenapa kalian harus bercerai.
inilah yg membuat aku seperti ini,aku muak bagaimana temen-temen sd ku menghinaku,mereka yg bangga dgn kedua orang tua mereka.
sampai aku jadi gelandangan dikota yg besar ini,dan sederetan persoalan berat yg pernah aku alami.
dimana kamu om, kenapa aku begitu merindukanmu sekarang ini.
mungkin tuhan sudah menggariskan hidupku seperti ini.
malam inh. seperti biasa aku memasang kembali sprei bergambar logo MU.
aku bener-bener membayangkan wajahmu om.ini seperti nyata,om seperti nyata dalam pejaman mataku.aku inget ketika ia selalu tepat waktu menjemputku,dgn gaya om yg super cuek
hahaha, gaya om yg super cuek,mau kelihatan cool tapi malah norak,mungkin karena faktor usia.
masih inget juga setiap om selalu membawa bekal makanan buatku.
"gil,buruan ?!" seperti itulan om wawan.
om wawan adalah sosok pria dewasa yg perhatian kepadaku setelah om kendar meninggal,bahkan dia lebih baik dari ayahku,mungkin juga lebih baik dari ibuku.
Aku gak mau mengingkari tapi ini kenyataan.
Aku gak tau apa hubungan om kendar dan om wawan.
om wawan tiba-tiba aja muncul dalam kehidupanku setelah pemakaman om kendar.
hidupku yg dulu hancur,walaupun bergelimang harta,tiba-tiba saja kembali cerah saat om wawan hadir dalam hidupku.
kini semua tinggal kenangan,maaf om,semua ini aku lakukan untuk kebaikan kita.
aku hanya ingin om kembali kepada anak dan istri om.
Aku lega saat om dulu pernah berjanji dan berkata "aku akan kembali ke keluarga om,tapi om gak akan meninggalkan rigil.
bodohnya aku mengiyakan janji itu.
saat itulah masalah semakin rumit, aku dianggap sebagai anak gelap om wawan oleh istrinya,aku sering diteror ama anak-anaknya om wawan.
aku menjauh dari kehidupan om wawan tapi kenapa om selalu mengikutiku.
om wawan dan om kendar gak ada bedanya.aku benci kalian.