BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Bukan Lawan Jenis [TAMAT]

19192949697221

Comments

  • seru ceritanya. klo ada updatean, tolong di mention ya @Locky‌ @3ll0‌
  • Nah.. Fredo dh mulai buka jati diri nih, meskipun gk blak2an. semoga si Al lebih peka...
  • #CekekGigitLeher @Locky

    Lock, ijin buat share stts di fb gw yah, yg ada WA an nya, abis lucu tiap baca pas emot kaget nya. haha

    thx. muaaaachhhh
  • btw, c Al jngn motong nama Fredo jdi Edo dong, jdi rusak imajinasi gw sma tuh nama. Edo tuh tetangga gw pendek gendut. hadeuh....

    wkwkwk
  • ups lupa. thx buat yg dah mention yuah, hehe
  • smg tsny ga matiii lg.....
  • bikin mood gw membaik.. :-*
  • Thx a lot mas @3ll0 ntar kalo ts kelupaan, ato ga mention, bantu mentionin lagi ya :)
  • Minta di cambuk ni @locky , masa update-an nya udah sejauh itu gue ga di mention.
    *sediain lilin dan peralatan S&M*

    Kak @3llo ntar kalo ada update-an bantu di mention ya ;)
  • Lanjuuuuttt...
  • edited October 2014
    Jantung gw berdetak amat kencang saat menunggu Kak Rivo mengangkat panggilan gw. Rasa gugup menghinggapi benak gw. Bahkan terlintas untuk mengurungkan niat. Tapi sebelum terlaksana, terdengar suara di seberang sambungan.

    "Ya, Al?"

    Dada gw serasa mau meledak.

    Gw memejamkan mata, berusaha menenangkan diri.

    "Al...? Halo?"

    "I-iya..."

    "Ada apa?"

    Gw tahan nafas.

    "...."

    "Kak? H-halo?" suara gw bergetar.

    "Yaaa? Ada apaaaaa?"

    Gw garuk-garuk kepala yang nggak gatal.

    "Haloooo? Kok nggak ada suaranya???"

    "...."

    "Haloooo???"

    Gw menghela nafas pelan-pelan.
    Satu... Dua... Tiga...

    "Al!"

    "Kak!"

    "Ada apa???"

    "Aku---aku mau---"

    "...."

    "Kak?"

    "Ya, mau apa?"

    Sumpah, berat banget buat ngomong. Gw juga nggak ngerti, kenapa bisa seribet ini.

    "Krik! Krik!"

    "Sebenernya inceran aku itu kamu!"

    Akhirnya...., dada gw langsung plong. Rasa sesak di dada gw langsung sirna.

    Gw serasa nggak punya beban. Bebas, lepas. Tapi---Kak Rivo?!

    Gw belum dengar jawaban dia!

    "Kak...?"

    "..."

    Rasa deg-degan kembali menyapa gw.

    "Kak? Kamu masih di sana?"

    "...."

    "Halo? Halo, Kak?"

    "...."

    Gw mengurut kening. Dia bergeming.

    "Hal---"

    "Halo? Halo?"

    "I-iya..."

    "Tadi kamu bilang apa? Aku inceran---"

    "Iya. Nggak perlu aku ulanginkan?"

    "Jadi kamu suka sama aku?"

    "Nggak perlu repeatkan?"

    "O, okey. Jadi tadi itu maksudnya kamu nembak aku?"

    "He-eh. Semacam itulah."

    "Waw!"

    "Sebenarnya udah cukup lama aku pengen ngutarain ini, cuma aku belum berani buat bilang..."

    "...."

    "So?"

    "Ya?"

    "Gimana? I need your answer."

    "Eeee..."

    Gw menghembuskan nafas perlahan untuk mengurangi kegugupan.

    "Kakak hargai keberanian kamu ngutarain perasaan kamu meskipun sedikit bertele-tele, hehehe..."

    gw tersenyum kecut.

    "Nggak nyangka seorang Al nembak aku."

    Gw mengangguk-angguk bosan.

    "Kamu orangnya asik, nggak ada alasan buat nolak kamu---"

    Gw mendengar kata demi kata yang meluncur dari bibirnya dengan seksama.

    "Tapi untuk saat ini kakak masih betah sendiri, Al..."

    Betah sendiri? Apakah ini berarti...

    "Lagi pula kalo ntar mau jalin hubungan, Kakak kepengen cari pacar yang lebih tua, minimal sepantaran aja. Lihat kamu, Kakak jadi ingat mahasiswa kakak. Kamu seperti mereka..."

    Sudah jelas.

    "Kakak minta maaf. Kita temanan atau jadi kakak adik aja ya?"

    "Ehm, no problem," gw berusaha keras ngebuat nada suara gw terdengar baik-baik aja.

    "Kamu pasti bakal nemuin orang yang tepat ntar..."

    "Semoga. Ehm, ehm!" gw berdehem untuk membersihkan tenggorokan.

    "...."

    "Gw minta maaf ya, Kak. Gw nggak salahkan ngutarain perasaan gw?"

    "Nggak! Sama sekali nggak. Itu hak kamu."

    "Yahhh. U-udah ya. See you."

    "Yu-"

    Gw buru-buru menekan tombol reject sambil menurunkan tangan gw ke samping tubuh yang terasa lunglai.

    Gw seakan tak percaya bisa mengalami ini. Sakit. Yup. Sakit yang gw nggak bisa jelasinnya gimana. Kacau. Sesak juga. Sakit, sesak dan kacau.

    Gw pengen marah. Gw pengen teriak. Gw pengen jungkir balik. Gw pengen salto. Gw pengen ninju meja. Gw pengen benemin pala ke bak mandi.

    Huuhhfff.

    ***
  • (-̩̩̩-͡ ̗̊--̩̩̩͡ )Ɨƚʊ̈̇āªªª_Ɨƚʊ̈̇āªªª(-̩̩̩-͡ ̗--̩̩̩͡... Ku pikir update (-̩̩̩-͡ ̗̊--̩̩̩͡ )Ɨƚʊ̈̇āªªª_Ɨƚʊ̈̇āªªª(-̩̩̩-͡ ̗--̩̩̩͡
  • edited October 2014
    "Woyyy!!!" teriakan disertai guncangan keras di bahu gw berhasil membuyarkan lamunan kosong gw.

    Gw menoleh. Ternyata Kak Fredo.

    "Tumben lu bengong?" Kak Fredo langsung duduk di sebelah gw.

    Gw ngasih senyum yang dipaksakan.

    "Bebet ada di dalam?"

    "Cek aja."

    "Kok rumah sunyi amat?? Yang lain pada kemana?"

    "Biasanya juga gini," gw nyenderin kepala ke sandaran kursi.

    "Nggak ah. Sore-sore biasanya ada suara teve, musik..."

    Gw menghela nafas.

    Kak Fredo tiba-tiba natap gw lekat.

    Gw balas mandang dia dengan malas.

    "Lu kenapa sih?? Kusut amat?"

    Gw mandangin kaos yang gw pakai.

    "Muka lu!"

    Suasana hati gw lagi nggak enak, desis gw dalam hati.

    "Kenapa lu?? Nggak biasanya..."

    Gw geleng kepala dan membuang pandangan.

    "Ada masalah nih. Mau cerita?"

    Gw geleng kepala.

    "Ayolah, jangan dipendam. Nggak enak liat lu gini."

    "Ya, jangan diliat lah."

    "Sukanya itu liat Almer yang kocak dan ceria."

    Gw menghela nafas lagi.

    "Masalah keluarga? Kuliah? Atau teman? Uhhmmm, gebetan??? Atau..."

    "Gw baik-baik aja."

    "Bokis banget. Lu mah gak bakat ngeboong. Bakat lu itu ngelawak, udah."

    Gw bergeming.

    "Jadi gak mau cerita nih???" tanya Kak Fredo lagi setelah hening beberapa saat. "Ya udah..."

    Gw menghembuskan nafas yang terasa lebih berat.

    "Kalo nggak mau cerita ke Kakak, paling tidak lu cerita ke saudara atau ortu lu. Atau lu segera cari jalan keluarnya, jangan dipendam, okey?"

    "Gw sedih, Kak..." akhirnya sebuah kalimat meluncur begitu aja dari bibir gw.
  • edited November 2014
    "Sedih kenapa?"

    "Gw ditolak."

    "Ditolak...?"

    "Kemarin gw nembak pak dosen..."

    "Oh, I see. Jadi..." Kak Fredo menggantung omongannya. Dan gw nggak berminat buat ngedengerin kelanjutannya.

    "Ya udahlah," kata Kak Fredo lagi. "Palingan ntar dia yang nyesal udah nolak lu."

    "Dia pengen cari BF yang sebaya sama dia..."

    "Gitu katanya?"

    Gw mangguk.

    "Mungkin gw kayak anak kecil, sementara dia pengen cari yang dewasa...hhhh..."

    "Aahhh, alesan. Umur dibawa-bawa."

    "Jadi menurut Kakak itu cuma alasan dia doang buat nolak gw?"

    "Eng-Iya, usia itu nggak menjamin. Seperti kata orang-orang, tua itu pasti, tapi dewasa itu pilihan. Kalo alasannya nolak lu karena itu, itu kan hak dia. Tapi di luar sana banyak yang nyari cowok yang lebih muda. Pacaran sama yang lebih muda itu katanya bikin kita ikutan nampak muda, apalagi kalo muda dan lucu kayak lu..."

    Gw senyum kecil.

    "Yakin deh, besok-besok lu bakal dapat cowok yang lu itu kriteria dia banget, dan dia di atas dosen itulah. Pasti!" Kak Fredo nepuk bahu gw ngasih semangat.

    "Amin," gw mengamini.

    "Ya udah, nggak usah galau..."

    Gw senyum.

    "Kurang!" Kak Fredo memegang kedua sudut bibir gw dan menariknya ke atas, membentuk lengkung senyuman.

    Gw mencoba tersenyum lebih lebar.

    "Senyumannya nggak tulus..."

    "Udah ah," pungkas gw.

    ***

    Malam harinya...

    Hati gw masih kacau. Badmood. Males mau ngapa-ngapain. Makan nggak selera. Ngomong males. Gw nggak ngerti kenapa efek-nya bisa selebay ini.

    Tiba-tiba hp gw bunyi. Sebuah pesan WA masuk.

    Azzam : Ping!
    Hanta : pong!

    Gw cuma menghela nafas. Chat sama mereka juga males rasanya. Jadi gw biarin aja nada pesan WA gw berbunyi nggak putus-putus.

    Gw berbaring sambil menengadah menatap langit-langit kamar. Tatapan gw lekat tertuju ke cahaya lampu dan nyaris tak berkedip. Sementara hati dan otak gw kosong.

    Tiba-tiba nada sms berbunyi.

    Gw mengambil hp gw yang tergeletak di samping kepala.

    1 short message
    26 pesan WA (dua makhluk itu--Azzam dan Hanta--pada bahas apa sih?)

    Gw membuka sms yang masuk.

    Kak Edo: Jangan begong, :]

    Hhhh.

    Tak berselang lama, sms dari dia masuk lagi. Tapi sms kosong.

    Geje, gerutu gw sambil bermaksud naruh hp ke ranjang, tapi urung sama bunyi pesan WA yang masuk.

    29 buah pesan WA sekarang. Gw buka ajalah.

    Yang sudah diread:
    Azzam : ping!
    Hanta : pong!
    ...

    Yang baru diread:
    Azzam : tenis
    Hanta : badminton
    Azzam : bulu tangkis
    Hanta : badboy
    Azzam : badgirl
    Hanta : badman
    Azzam : badmood
    Hanta : badai
    Azzam : badak
    Hanta : badut

    Hhh. Emang suka spam nih mereka.

    Azzam : badui
    Hanta : udah ah.
    Azzam : yee, kalah! :p
    Hanta : si al kemana gak nongol?
    Azzam : gak tau nih.
    Azzam : Alll...! Kemana lu? *bakar menyan*
    Hanta : lagi apa ya tuh orang?
    Azzam : tau dah. Kira2 jadi nggak dia nembak pak dosen?
    Hanta : kayaknya sih belum deh.
    Hanta : cwe kan biasanya nunggu ditembak. LOL
    Azzam : :D
    Hanta : piss, al.
    Azzam : lu dikatain cwe, Al. Tunjukin anumu #eh

    Kamfret!

    Tapi isi chat mereka sedikit mencairkan kesedihan gw.

    Hanta : modus deh!
    Hanta : tapi bolehlah. Ayo Al, tunjukkan!
    Azzam : give me A, give me L, give me M, give me E, give me R
    Hanta : ALMERRR!!!
    Gw : berisik!

    Akhirnya gw kepancing juga buat gabung sama mereka.

    Azzam : horeee, si al datang
    Hanta : kemana aja lu baru nongol?
    Gw : kepo
    Hanta : banget
    Azzam : sibuk pacaran ya?
    Gw : pacaran, pacaran! Mak lu macho!
    Hanta : kok lu tau? Maknya die emang macho banget dah.
    Azzam : hasem. Nyokap gw anggun dan ayu tenan.
    Gw : sama kek lu ye?
    Hanta : :D
    Azzam : kalo gw baru macho.
    Gw : ape kata lu dah.
    Hanta : ish, nggak ditipi, diradio, tetangga semuanya pada muterin lagu sakitnya tuh di sini dah. Bosen dengarnya. :(
    Azzam : padahal tiap dengerin langsung joged heboh lu.
    Hanta : gw mah joged kalo denger lagu kasidah.
    Gw : nggak usah bawa2 kata sakit deh. Ini gw lagi sakit beneran.
    Azzam : lu sakit? Sakit apa?
    Hanta : sakit apa lu?
    Gw : perasaan.
    Azzam : kenapa lagi dah?
    Gw : gw ditolak. *emot nangis menganak sungai*
    Hanta : ditolak siapa?! *emot kaget*
    Gw : pak dosen.
    Azzam : serius? Lu nembak dia?
    Gw : nggak. Dia nembak gw. *emot setan marah*
    Hanta : pake nanya lagi. Kalo pak dosen yang nembak, nggak mungkin dia yg nolak.
    Gw : tau deh. Masa dia nolak dia sendiri? Jelas gw lah yang nembak.
    Azzam : hehehe, sorry...
    Hanta : kok bisa dia nolak lu? Alasannya?
    Gw : dia nggak suka sma gw.
    Azzam : yaaahh... Gimana sih tuh orang? Masa lu ditolak...
    Hanta : gak tau barang bagus dia.
    Gw : Mungkin gw gak sesuai kriteria dia. Dia bilang pengen cari yang sebaya.
    Azzam : umurnya dia berapa sih?
    Gw : 25-an lah
    Azzam : gw 25-an lhoooo...
    Hanta : so? *emot kesal*
    Azzam : gak apa2, :D
    Hanta : teman macam apa lu, mau makan teman sendiri!
    Azzam : kidding kali
    Azzam : lagian meskipun serius blm tentu dia mau ama gw, hihihih
    Hanta : exactly, LOL.

    ***
Sign In or Register to comment.