It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
“Nyokap gw lagi ke rumah sodara. Adek-adek gw palingan pergi main,” terang Aldi tanpa ditanya.
Gw mangguk-mangguk.
“Mbak gw pernah ke sini?” tanya gw.
“Belum,” jawab Aldi. “Mau minum apa?”
“Nggak usahlah. Tadi di rumah gw kita udah minum…”
“Tadi di rumah lu. Sekarang di rumah gw.”
‘Nggak usahlah. Nggak haus juga.”
“Ya udah. Ke kamar gw yuk?”
Gw ‘hooh’ aja.
Gw pun diajak ke kamarnya Aldi. Sama kayak orangnya, kamar si Aldi juga rapi. Semuanya tertata rapi dan berada di tempatnya.
“Inilah kamar gw. Nggak semewah kamar orang lain,” kata Aldi sambil duduk di tepi ranjang.
“Yang penting nyaman…”
Aldi senyum.
“Lu orangnya rapi ya,” puji gw.
“Tahu dari mana?”
“Dari kamar lu. Penampilan lu juga.”
“Hehe. Tapi bukannya kebanyakan orang sukanya sama yang tipe urakan ya?”
“Nggak juga. Banyak juga yang suka tipe rapi.”
“Kalo lu sukanya tipe yang gimana?”
Pancingan kah ini?
“Gw sih nggak mematok ya. Tergantung kata hati aja lagi sukanya yang mana,” gw mengambil jawaban standar dan aman.
“Nah, lu sendiri?” gw balik nanya.
“Gw juga sama kayak lu. Tergantung yang mana yang bisa bikin gw jatuh cinta.”
Gw tersenyum. “Sama berarti nggak jodoh,” kata gw.
Aldi ketawa kecil. “Kata siapa? Bukannya kalo samaan itu yang jodoh?”
“Kata teman gw,” jawab gw. Yang sering ngomong itu si Hanta. “Kalo sesama jenis apa itu bisa jodoh?”
“Ya sih.”
Gw senyum sambil bergerak menuju meja yang di atasnya memajang poto Aldi.
“Kok unyuan lu yang dulu?”
“Masa?” Aldi berjalan menghampiri.
‘Iya.”
“Itu gw foto Jaman SMA. Kalo dulu lebih unyu dari sekarang wajar sih. Kan masih brondong, hehehe…”
“Kalo sekarang udah jadi om-om ya?”
“Belum kali. Sekarang lebih dewasa.”
“Kalo gw menurut lu gimana? Masih kayak anak-anak atau udah tampang dewasa?”
“Lu sih masih kayak anak SMA.”
“Masa? Kayak mahasiswa dong.”
“Coba aja lu pake seragam SMA, masih pantes pake banget.”
“Hahaha. Masa sih? Pantes waktu gw lagi di toilet, ada anak SMA yang nanya gw kelas berapa. Dikira gw sama kayak dia.”
“Benerkan? Tapi bagus dong, awet muda.”
“Ya sih. Mendingan muka muda, dari pada muka tua ya nggak? Haha…!”
“Jelaslah. Semua orang maunya kelihatan lebih muda, bukannya Nampak tua.”
Tiba-tiba Aldi megang tangan gw.
“Kulit lu mulus banget. Sering perawatan ya?”
‘Perawatan apaan? Nggak pernah.”
“Tapi mulus kayak kulit cewek gini…”
“Biasa aja ah,” gw ikutan membelai kulit gw sendiri.
“Nggak kayak kulit gw yang kasar dan kering,” kata Aldi sambil membawa tangan gw ke lengannya.
“Nggak juga kok…” kata gw. “Kulit lu normal kok.”
“Masa sih?”
‘Iya. Buktinya itu muka lu aja kinclong kayak diamplas.”
“Hehe. Bisa aja lu.”
“Sering perawatan ya?”
“Nggak juga sih.”
“Perawatan kayak apa? Ke salon atau spa gitu-gitu ya?”
‘Iya, iyalah, masa ke tempat steam mobil?”
“Hehehe. Bisa ngebanyol juga lu. Berapa kali sebulan?”
“Minimal dua bulan sekali.”
‘Wow! Perawatan apa aja?” gw selalu suprise kalo dengar cowok perawatan. Soalnya seumur hidup gw nggak pernah yang namanya perawatan ke salon. Paling banter ke salon buat potong jembut, eh rambut.
Tapi potong rambut termasuk perawatan juga nggak sih? Hehehe.
“Facial sama pijit biasanya.”
“Pantes muka lu kinclong kayak bintang iklan Garnier wasabi foam itu, hehehe…”
“Lebay lu ah.”
“Pijit juga?”
‘Iya.”
“Plus-plus?”
“Nggak!”
“Kenapa nggak?”
“Gw ke salon, Al. bukan ke panti pijat. Lagian niat gw buat perawatan badan, bukan buat melampiaskan hasrat. Dasar…”
Gw nyengir.
“Itu salonnya khusus cowok gitu ya?”
“Iya.”
“Kirain khusus pet. Hmmm, pasti karena pegawainya kece-kece ya?”
“Nggak kok. Cuma gw masih nggak pede kalo perawatan di salon yang cowok-cewek gitu. Risih diliatin.”
“Tapi sekarang lu nggak perlu ke salon segala buat perawatan.”
‘Kenapa?”
“Soalnya sudah ada kabar gembira buat kita semua.”
“Apaan?”
‘Kulit manggis kini ada ekstraknya. Bisa merawat kulit kita, hihihihih…!”
“Korban iklan.”
“Hhehehe. Dari pada korban black campaign.”
Akhirnya obrolan kami berlanjut ke isu pemilu capres/cawapres yang akan berlangsung sebentar lagi. Ternyata gw dan Aldi punya pilihan yang sama. Tapi kayaknya gw nggak perlu deh nyeritain isi obrolan itu. Ntar dikira gw kampanye terselubung lagi, hihihih.
Habis ngomongin politik, otak gw kembali teringat kata “pijat”. Gw pun iseng nanya ke Aldi.
“Lu pernah nggak pijit plus-plus?”
“Belum. Tapi ada niatan buat nyobain.”
“Wah, kapan? Gw ikut doonggg…”
“Serius lu?”
“Hahaha. Becanda ah!”
“Huuhh. Kirain beneran…”
“Gw gak punya nyali, Bro.”
“Sama. Gw juga, makanya nggak pernah kesampaian. Bingung duluan gimana mulainya.”
“Tinggal datang aja ke pantinya terus cari tukang pijat kali ya. Terus bilang ‘pijet plusya…”’
“Gak segampang itu kali. Gak semua pemijat yang open. Harus ada trik tersendiri. Biasanya dari mulut ke mulut gitu…”
“Mijatnya dari mulut ke mulut?” gw nyengir.
“Infonya. Lu becanda mulu.”
“Hihihih… oh, ya,kalo memang dari mulut ke mulut, lu mesti cari informan dulu yang bisa diandalkan. Lu punya nggak teman yang pernah make jasa pijat plus-plus?”
‘Ada beberapa. Mereka suka cerita ke gw. Gara-gara mereka juga gw jadi kepengen.”
“Kalo gitu minta bantuan mereka aja.”
“Itu tadi, gw masih mikir-mikir…”
“Kalo masih ragu mending nggak usah.”
“Ya sih. Udahlah, ngapain juga ngomongin itu.”
Akhirnya obrolan kami beralih seputar tentang kehidupan dan rutinitas sehari-hari sampai gw minta dianterin pulang. Dan saat gw melangkahkan kaki keluar rumah Aldi, gw sudah punya keputusan buat tuh cowok***
Jngan lma2 lah update.nya...
Nih guys ada update....
@ularuskasurius
@4ndh0
@kimo_chie
@Just_PJ
@san1204
@hendra33
@YANS FILAN
@idans_true
@sunnyhoney
@eldurion
@awanwanku
@waisamru
@cmedcmed
@003xing
@kurokuro
@masdabudd
@icha_fujo
@Imednasty
@buyung-yk
@cool_boys
@3ll0
@mahardhyka
Cerita nya ada di atas....
Maaf kalo keberatan di mention
welcome to our life bang @locky untung ni cerita gk jadi kentang XD
makasih mentionnya @rizky_27