It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Klo cuma komentar up, kapan lanjut ? Dsb
Mending gk usah komentar !
Klo gk sabar pake imajinasi kalian dan update di otak kalian gimana jalan cerita selanjutnya.
Ngajak ribut kau ya?
"Ceritain dong selama pacaran kalian ngapain aja..." pinta Mbak Aline.
Rizky ngelirik gw.
"Kepo!" timpal gw.
"Kamu diam ya. Nggak usah ngehasut, Rizky!" kata Mbak Aline.
"Siapa yang ngehasut... Ngomong juga belum..."
"Nggak ngapa-ngapain sih, Mbak. Gimana mau ngapa-ngapain, ketemu aja gak boleh," jawab Rizky.
"Bener banget tuh...!" sambar gw. Tumben brondong gw bisa kasih jawaban yang cerdas, hihihi.
"Kalian gak pernah jalan?"
"Pernah... Paling ke danau," gw yang jawab.
"Pergi mancing juga," Rizky menambahkan.
"Mancing?"
"Heeh. Emang kenapa?"
"Kencan kok mancing..."
"Emang gak boleh? Seru tauk..."
"Emang kamu mancing, Sayang?" Rizky noleh ke gw.
Gw nyengir.
"Kamu suka mancing ya, Dek?" tanya Mbak Aline ke Rizky.
"Suka, Mbak."
"Sama kayak Papa-nya kita. Beliau juga suka mancing."
"Ya, Al pernah bilang. Tapi Almer-nya gak suka."
"Ah, kalo Al mah gak ada yang disukai dia, kecuali cowok," jawab Mbak Aline setengah berbisik ke Rizky.
Rizky terkekeh.
"Cih!" dengus gw.
"Emang bener kan? Emang hobby kamu apa?" tanya Mbak Aline.
"Uhmmm...gak ada sih... Hehehe..."
"Tuh, kan..."
"Emang kalo Mbak Aline hobby-nya apa?" tanya Rizky.
"Mbak suka sama fashion. Makanya Mbak buka butik."
"Keren. Khusus cewek ya? Butiknya di mana?"
"Ya, buat cewek. Di seputaran jalan Merdeka."
"Kalo ada buat cowok kan gw mau lihat-lihat..."
"Kan kamu bisa beliin pacar kamu."
"Al bisa ngamuk kalo gw beliin gaun..."
"Oh, iya! Pacar kamu kan cowok... Kikikik..."
Al ikut-ikutan terkekeh.
Gw melirik mereka berdua dengan kesal.
"Tadi Mbak lihat rumah kamu tamannya rapi. Yang ngerawatnya siapa?"
"Gw dong, Mbak."
"Boong! Tukang kebon!" bantah gw.
"Sekarang kalo waktu senggang seringan aku, wee..."
"Gak percaya."
"Beneran. Dulu kalo Mama masih di rumah, aku sering bantu Mama."
"Mama kamu suka berkebun juga?"
"Suka. Itu tanaman semua hasil Mama."
"Sama kayak mama ya, Al?" Mbak Aline noleh ke gw.
"Heeh. Kayaknya gw sama Rizky benar-benar soulmate ya, Mbak?"
Mbak Aline langsung mencebikkan bibirnya.
"Jadi gimana menurut Mbak, Rizky cocok kan buat gw?"
"Uhmmm... Gimana ya? Emang kamu beneran suka sama Al, Ky?"
"Suka dong! Suka pake banget malahan!" sambar gw.
"Mbak nanya Rizky!"
"Gw mewakili..."
"Emang kamu jubirnya dia...?"
"Kalo sekarang sih suka, Mbak," jawab Rizky atas pertanyaan Mbak Aline tadi.
"Kok gitu sih? Sekarang aja sukanya? Ke depan kamu ada rencana gak suka sama aku lagi, eh?" protes gw.
"Suka juga kok."
"Emang kamu gak nyesel suka sama Almer?" tanya Mbak Aline lagi.
"Nyesel kenapa? Ih, pertanyaan macam apa ituhhh...!" protes gw.
"Iya, nyesel kenapa ya, Mbak?"
"Kamu kan tahu sendiri, Al itu hobby kagak ada, skill pas-pasan..."
"Tapi tampang gw kece lho, Mbak! Lagian pake ngomongin skill segala, emang Rizky lagi nyari pegawai...?"
Rizky terkekeh. "Gw cinta Al apa adanya, Mbak..."
"Aseeekkk! Kamu kece deh, sayang. Mau aku cium gak?"
"Hey...!"seru Mbak Aline.
Gw terkekeh.
"Kalian ya... Kalian udah ngapain aja???"
"Wah... Kalo itu mah gak perlu ditanya. Udah semua lah..." jawab gw enteng.
Mbak Aline natap gw dan Rizky seraya nyipitin matanya.
"Kenapa, Mbak?" tanya gw pura-pura bodoh.
"Awas ya kalian...!"
Gw terkekeh.
"Gak usah macam-macam. Pacaran ya pacaran aja. Ky, kalo Al ngajak macam-macam kamu jangan mau! Kamu lapor ke Mbak, oke?!"
"Siap, Mbak!"
"Cih!" dengus gw. Mbak gak tahu kalo selama ini yang binal itu si Rizky...
"Awas ya...!" Mbak mendelik.
Gw memutar bola mata. Sementara Rizky ketawa lirih.
"Udah ah. Pulang yuk ?!" ajak Mbak Aline.
"Oke."
"Mbak ke kasir dulu. Atau kalian yang mau bayar?"
"Ogah!" jawab gw cepat.
"Lady's first..." kata Rizky sambil nyengir.
"Dasar..." gerutu Mbak Aline.
"Kami tunggu di mobil ya, Mbak..."
"Ya...!"
***
Sewaktu di mobil dan Mbak Aline masih di kasir, Rizky berkomentar,
"Mbak Aline orangnya bukan cuma cantik, tapi asik dan baik lagi..."
"Mbak siapa dulu dong..."
"Mbak kamu. Tapi kok kamu gak kayak dia yah?"
"Gak cantik maksudnya?"
"Iya. Haha."
"Aku emang gak cantik, tapi ganteng. Terus baik, asik, menarik dan kharismatik."
"Parah, paraahh... Narsis banget!"
"Habis kamu gak mau muji."
"Aku gak suka beraksi dengan kata-kata. Sukanya dengan tindakan..." Rizky ngomong gitu sambil mencondongkan wajahnya ke telinga gw. Hembusan nafasnya membelai daun telinga gw. Lantas tanpa permisi ia langsung mendaratkan bibirnya ke rahang gw. Gw menahan nafas barang sejenak.
"Kamu gak baik-baik amat, gak juga asik-asik amat, kharisma juga biasa aja. Tapi.... kamu mampu menyempurnakan hidup aku..." bisik Rizky.
Aku tertawa lirih.
"Sayaaangg, omongan kamu itu terlalu dewasa untuk brondong seusia kamu..."
"Kamu kan cari cowok yang dewasa."
"Hahaha, iya...iya..."
Lagi mesra-mesraan, datanglah Mbak Aline. Ia langsung masuk dan bertanya, "Kita pulang ya?"
Gw dan Rizky mangguk berbarengan.
"Kamu gak mau mampir, Ky?"
"Tante dan Om nanti marah."
"Ya, mendingan gak usah. Gak usah cari masalah dulu," kata gw.
"Jadi gimana? Kamu langsung pulang?"
"Ya !" jawab gw.
"Kan yang ditanya aku?" protes Rizky.
"Emang kamu mau kemana...?!" balas gw.
"Main kerumah teman..."
"Teman apa teman?"
"Teman Tapi Mesra..."goda Rizky.
"Belum pernah kena aniaya Kaka Beradik dalam mobil ya?" tanya gw.
"Weits....!" respon Rizky sambil mencondongkan tubuhnya menjauh dari gw, berlagak ketakutan.
"Mbak nggak ikut-ikutan ya...!" seru Mbak Aline dari belakang setir.
"Mbak gimana sih...? Kok gak bela gw?"
"Enak aja ngajakin menganiaya anak orang..."
"Habis dia mau macam-macam..." gw melototi Rizky.
"Gw turun di sini aja deh..." kata Rizky. "Takut ah sama kalian..."
Kita bertiga pun tertawa. Suasana hangat yang tercipta ini membuat gw makin optimis kalo hubungan gw dan Rizky bakal makin kokoh ke depannya...
***
Berkat bantuan Mbak Aline, gw sekarang punya waktu lebih banyak buat berduaan sama Rizky. Gw kembali bisa ketemuan sama Rizky seusai dia pulang sekolah. Mbak Aline yang atur semuanya. Dia bilang kalo pulang kuliah gw diminta nemenin dia di butik. Padahal pulang sekolah gw nge-les sambil pacaran di kampus atau rumah Rizky. Bantuan Mbak Aline ini sangat berarti buat gw dan Rizky.
Hari minggu dengan bantuan Mbak Aline juga gw bisa ketemuan sama Rizky. Seperti minggu ini, gw kasih tahu ke Mbak Aline kalo gw dan Rizky berencana ke danau sambil mancing. Seperti biasa, rencana jalan-jalan ini diprakarsai sama si brondong itu. Kegiatan apapun, pasti yang berhubungan sama kegemaran dia. Kayak jalan-jalan ke danau itu. Tujuan utamanya dia mah mancing sebenarnya. Kedoknya aja sih jalan-jalan. Tapi berhubung gw gak punya tempat favorite atau hobby yang jelas, gw sih 'hayo' aja. Hihihihi.
Kali ini selain gadget dan cemilan, gw juga bawa buku bacaan. Lumayan buat ngimbangi Rizky yang kalo udah mancing gak inget apa-apa lagi. Gw gak mau bete atau dikacangin sama dia. Jadi selagi dia asik mancingin ikan, gw bisa baca buku.
Saat gw keluarin buku, Rizky ngerutin jidatnya. "Kamu gak bakal nge-les aku di sini kan, Sayang?"
"Menurut kamu?"
"Plis deh, Yang... Kita kan mau refreshing..."
"Apaan sih...? Yang mau nge-les kamu itu siapa? Nih baca...!" gw nyodorin buku humor ke depan wajahnya.
"Hehehe... Kirain kamu masih mau nge-les... Lagian kita ke sini mau mancing. Kalo mau baca mah ke perpustakaan..."
"Aha! Boleh juga tuh. Kapan-kapan kita kencan di perpustakaan..."
"Kencan di perpus? Ngomong kuat aja dilarang, gimana bisa kencan?"
"Ngomongnya pelan-pelan aja..."
"Nggak asyik. Yang ada aku bisa ketiduran..." kata Rizky sambil mulai melempar tali pancing ke danau.
"Gak apa-apa."
"Kencan gaya apa gitu...?"
"Gaya kita."
"Mendingan di rumah aja kalo tidur. Jauh-jauh amat ke perpus. Di rumah selain tidur aku juga bisa nidurin kamu..."
"Mulai deh..."
"Hehehe..."
***
Entah sudah berapa lama kita berdua di sana, yang jelas gw sudah melewatkan beberapa lembar bacaan dan Rizky udah dapat empat ekor ikan Mujaer selebar dua jari orang dewasa saat ada suara yang memecah ketenangan kita.
"Kampusnya pindah ke sini?!"
Gw dan Rizky mengangkat wajah. Berdiri Papa dengan mata melotot di depan tangga, di bawah anjungan yang kami tempati. Papa gak sendirian. Berjarak cuma dua langkah berdiri Mbak Aline dengan tangan terlipat di dada. Ia tersenyum dengan santai ke arah kami berdua.
"Papa..." desis gw langsung berdiri. Begitu juga Rizky.
"Kamu bohongi Papa, Al!"
Gw menatap Mbak Aline yang masih berdiri di tempatnya. Gw gak tahu kenapa Papa bisa sampai kesini, tapi gw yakin Mbak Aline di balik semua ini.
Pengen ngeklik kesal aja kurang kerjaan
Hahahahaha
Ckck
Thanks bg