It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Gw : gak ada
Kak Fredo: mau nemenin gw gak?
Gw : kmn?
Kak Fredo: jilid skrpsi coooyy
Gw : boleh. Jmber?
Kak Fredo: jam 14.30-an.
Gw : knp gak jam 12-an aja? Pas gw pulang kul langsung lets go
Kak Fredo: gw msh ngurus sgala tetek bengek nih.
Gw : ya udh. Lu jemput gw drmh ntar.
Kak Fredo : sip.
Di rumah sekitar pukul 14.30 sore, gw duduk di teras sambil menunggu Kak Fredo jemput gw. Kemudian datang Bang Albert sambil bawa-bawa skripsinya.
"Nih, lu liat nih, skripsi gw tebal kan???"
"Emang ada penghargaan untuk skripsi tertebal ya?" sambut gw acuh tak acuh.
"Itu tandanya kalo otak gw tokcer. Gak gampang bikin skripsi, apalagi tebal kayak gini."
"Yang penting itu tema dan isinya basi apa kagak. Bukan tebal tipisnya."
Sebelum Bang Albert menjawab komentar gw, tiba-tiba Kak Fredo datang.
"Si Edo ya? Pamer dulu aaahhh..." kata Bang Albert.
Gw mencebikkan bibir.
Lu kira, cuma lu doang yang wisuda??? Gumam gw.
"Do!!!"
"Oey!" timpal Kak Fredo.
"Siapa ya kira-kira mau nih buku?"
"Buku apaan?"
"Ini..." Bang Albert nyodorin skripsinya ke depan Kak Fredo.
"Anzeeeng! Nyombong lu ?!"
Bang Albert ngakak.
"Gimana yang lu, bro?"
"Yaahh, begitulah..."
"Sabar ya, Bro. Lu sih gak sepinter gw..." ledek Bang Albert.
"Taek lu ah!"
"Santai aja. Kan masih ada tahun depan..."
"Berangkat yuk!" timbrung gw.
Bang Albert langsung noleh ke gw. "Mo kemana?"
"Tebak mau kemana?" tanya Kak Fredo.
"Nggak tahu."
"Buruan, buruann..." kata gw lagi.
"Mau kemana sih???"
"Mau jilid skripsi," jawab gw.
"Skripsi?"
"Yup. Yang gw juga udah di Acc, broowww!"
"Serius?"
"Iya. Lu kira cuma lu doang yang punya skripsi? Punya skripsi aja sombong," timpal gw.
Kak Fredo terkekeh.
"Sial. Gak jadi dong gw wisuda duluan," gerutu Bang Albert.
"Shit! Jahat lu! Jadi lu yang ngedoain gw susah di Acc, Bet?!" sembur Kak Fredo.
Tawa Bang Albert meledak.
"Dasar..." Kak Fredo menendang punggung Bang Albert.
"Eit," Bang Albert mengelak. "Nggak, woy. Gw gak sejahat itulah sama teman..."
"Lu mah jahat."
"Hehehe... Gw becanda kaleee..."
"Lu mah beneran."
"Swear. Gw mah doain lu tiap malam supaya lulus. Biar kita bisa wisuda bareng..."
"Peres lu."
"Woooyyy...! Mau pergi kagak nih?!" potong gw bete.
"Yuk, yuk! Kita pergi ya, Bet!"
"Oke. Eh, lu kenapa ikut?" tanya Bang Albert ke gw.
"Gw pengen liat aja skripsinya dijilid."
"Norak. Gitu aja pengen diliat."
"Terserah gw."
***
Di toko percetakan...
Selagi nunggu skripsi Kak Fredo dijilid, kita berdua duduk sambil ngobrol di kursi yang udah disediain.
"Lu masih ya suka berantem sama Bebet."
"Masih."
"Hehehe..."
"Habis dia nyolot."
"Masih dia nyomblangin lu ke cewek-cewek?"
"Nggak. Cuma baru-baru ini dia promosi lagi ada cewek cantik."
"Terus?"
"Gw bilang gw nggak nyari cewek, tapi cowok."
"Hahaha. Terus?"
"Kayak biasa dia ngata-ngatain gw lagi."
"Belum nrimo juga dia ya."
"Kayaknya nggak bakal nerima deh. Sama kayak Mama."
"Oh, iya. Tante masih bersikap dingin sama lu?"
"Masih kayak dulu. Gak tahu deh sampai kapan..."
"Mbak Aline gimana? Masih nyomblangin lu?"
"Nggak. Setelah yang dicomblanginnya gak mau sama gw, hahaha."
"Si Dosen itu, ya, wkwkwkwk. Masih komunikasi sama dia?"
"Nggak. Nomernya udah gw delete juga."
"Dia gak pernah hubungin lu?"
"Nggak juga."
Ketika kita lagi ngobrol, kemudian ada yang mengintrupsi.
"Al..."
"Yaelah, kenapa dimana-mana ada lu siihh???"
"Nggak tau. Gw juga heran, hehehe..." balas Rizky.
Obrolan kami hanya sebatas itu sebab tuh anak kemudian dilayani sama penjaga toko.
"Dia yang pernah ketemu gw di depan rumah lu itu bukan sih?" tanya Kak Fredo ke gw.
"Iya. Yang sekolahannya minjem gedung kampus gw. Eh, udah gw kasih tahu belum ya??"
"Gw juga lupa."
"Pokoknya gitulah. Namanya Rizky."
"Lu foto copy ya, Al?" yang diomongin tiba-tiba nanya.
"Nggak. Nemenin teman yang mo jilid skripsi."
Rizky noleh ke Kak Fredo. Kak Fredo noleh ke Rizky. Rizky kasih senyum ramah.
"Wah, selamat ya, Bang. Bentar lagi diwisuda," kata Rizky.
"Ya. Thank you."
"Dapat gelar apa nih?"
"S.IP"
"Sorry, jurusan apaan itu?"
"HI."
"Bundaran?"
"Jeh, Hubungan Internasional!" timpal gw.
"Ooh, hahaha."
"Masa gw kuliah di bundaran HI. Ada-ada aja..." kata Kak Fredo.
"Hehehe... Itu profesinya apa ya?"
"Maksudnya prospek kerjanya gitu?"
"Ya, itu maksud gw."
"Bisa jadi Diplomat, Konsultan, Internationa Officer... jadi akademisi juga bisa..."
Rizky mangguk-mangguk.
"Di HI itu belajar tentang apa aja, Bang?"
"Mempelajari isu-isu global. Yang jelas mempelajari fenomena interaksi antar negara dari perspektif sosial, ekonomi dan politik."
Rizky mangguk-mangguk lagi.
"Kenapa? Tertarik?"
Rizky cengengesan.
"Belajar aja males, gimana mo masuk kuliah. Jurusan HI lagi," ejek gw.
"Siapa bilang gw males belajar..."
"Gw barusan. Buktinya lu sering kelayapan pas jam belajar..."
"Kok tau? Sering merhatiin ya?"
Mulai deh, kege-eran lagi....
"Oh, iya, Abang ini satu kampus sama Al ya?"
"Nggak..."
"Pantes nggak pernah liat di kampus. Lha, kok bisa temenan sama dia? Nggak seangkatan juga kan?"
"Gw temen sm Bebet, Abangnya dia," Kak Fredo nunjuk gw.
Cih, padahal udah gw bilang ke Rizky tentang ini. Pake acara nanya lagi. Mau apa sih dia???
"Ooo gitu. Oh, ya, nama Abang siapa?"
"Gw Fredo."
"Gw Rizky," balas Rizky tanpa diminta.
"Al bilang katanya lu SMANPAT kan?"
"Iya. Oh, Al udah cerita?" Rizky melirik gw dengan senyum kege-eran.
"Iya."
"Si Al ember juga ya. Suka ngomongin orang ih..."
"Enak aja!" protes gw.
"Lha, buktinya..."
"Cuma lu doang!"
"Jadi cuma gw yang lu ceritain?"
Alamak, salah ngomong gw. Makin gede kepala nih anak.
"Yang ditanya lu, ya jelas lu lah yg gw ceritain..."
"Kelas berapa, Ky?" tanya Kak Fredo memutus perdebatan gw dan Rizky.
"Kelas sebelas, Bang..."
"Oohhh. Kirain udah kelas dua belas..."
"Bentar lagi lah, Bang..."
"Kalo naek kelas, haha..." celetuk gw.
"Naik dong. Masa nggak?"
"Siapa tahu kan..."
"Kalo gw gak naik, gw naikin lu aja dah."
"Eh? Apaan sih..." bisa-bisanya dia mesum di tempat umum.
"Lu gendong gw..."
"Emang gw Mbah Surip..."
"Kalo nggak mau jadi Mbah Surip, jadi..." Rizky menggantung kalimatnya sembari natap gw nakal.
Gw paham kemana arah pembicaraannya.
"Jadi apa?" tanya Kak Fredo.
"Nggak jadi deh, hehehe..."
Rizky akhirnya pergi setelah urusannya di toko selesai.
"Orangnya ramah ya..." komentar Kak Fredo tiba-tiba.
"Siapa?"
"Rizky."
"Kelewatan ramah kayaknya..." kata gw.
"Biasanya temenan sama orang kayak gitu menyenangkan..."
"Gitu ya?"
"Gw tebak dia populer di sekolah?"
"Kayaknya sih gitu. Dia juga jago sepak bola, sering main futsal..."
"Anak bola? Gak diragukan lagi biasanya jadi idola. Apalagi cakep..."
Gw senyum seadanya. Males ngobrol tentang tuh anak!
***
***
Pulang dari jilid skripsi, Kak Fredo kembali ngajakin gw makan. Akhirnya kita makan lagi sambil ngobrol, ketawa-ketawa ngomentarin orang-orang. Habis makan kita jalan-jalan sore. Kita juga pergi ke toko pakaian liat-liat kemeja untuk dipakai Kak Fredo saat wisuda nanti. Kak Fredo ngantar gw balik ketika waktu udah nunjukin pukul 16.52 menit.
Di rumah seperti biasa Abang gw yang super kepo dan nyebelin itu lagi-lagi mencecar gw dengan sejumlah pertanyaan. Semisal: "Kemana aja kalian?", "Kok sampai sesore ini?", "Ngapaian aja?" Dan gw jawab seadanya aja.
"Kok bisa ya Fredo tahan dekat lu..."
"Emang ada apa dengan gw?"
"Lu kan--"
"Gay. So?"
"Yahhh---"
"What? Talk to my hand!" potong gw sambil berlalu ninggalin dia.
Kolot!
***
Malam harinya...
On WA.
Kak Edo : Al...
Gw : ya. Ada apa?
Kak Edo : thanks ya tadi sore.
Gw : sama2
Kak Edo : blm pernh gw seplong ini...
Gw : tau deh yg skripsi udh di tangan
Kak Edo : hehe
Gw : jangan bilang lu bawa tidur.
Kak Edo : nggaklah.
Gw : siapa tahu kan
Kak Edo : gak gt juga.
Kak Edo : sdh makan?
Gw : sudah
Kak Edo : lu lg apa?
Gw : santai aja dikmr
Kak Edo : sama kalo gitu
Gw : sm berarti gak jdoh
Kak Edo : hahaha
Kak Edo : ya udh. Met istirahat ya.
Gw : sama2
Keesokan harinya pas gw bangun dan cek HP gw, ada 1 pesan WA yang masuk pukul 23.05
Kak Edo : Selamat tidur, De. have a nice dream. [emot an angel]
Bibir gw menyunggingkan senyum.
***
On WA.
Kak Edo : Udah makan Al?
Gw : blm
Kak Edo : knp? Makan dulu gih.
Gw : drmh aja kak pas pulang
Kak Edo : sip
Gw naruh HP ke saku celana lagi. Saat ini gw lagi ngerjain tugas resume. Sebenarnya itu untuk tugas besok, tapi karena jam terakhir dosennya nggak masuk, jadi gw sama teman-teman sekelas sepakat ngerjainnya hari ini supaya besok bisa free. Jadinya jam pulang ngampus agak molor.
Jam dua-an baru resumenya kelar. Gw pun langsung tancap gas pulang kerumah. Gw diajakin makan di kantin, tapi gw nolak. Mendingan makan di rumah aja. Soalnya kalo makan di kantin, habis makan biasanya mereka ngajakin ngelayap dulu. Ngelayapnya itu gw yang males. Gw mau tidur. Gak tau kenapa rasanya gw capek banget.
Di rumah, gw lagi mo siap tidur siang pas Kak Fredo nge-WA gw lagi.
Kak Fredo : udh makannya?
Gw : udh mo tidur pun
Kak Fredo : udh drmh ya?
Gw : iya.
Kak Fredo : sip. Met istirahat ya
Gw : tenkyu.
Begitulah perlakukan yang gw terima dari Kak Fredo dari hari ke hari. Ia selalu ngasih perhatian ke gw. Ngingetin gw ini itu. Kadang-kadang jemput gw ke kampus terus ngajakin gw jalan dan makan. Dan gw sih enjoy-enjoy aja.
Btw, gw kok berasanya capek banget ya? Lemes rasanya. Gw mo istirahat dulu. Tak berapa lama kemudian gw pun udah nggak ingat apa-apa lagi...
Gw terbangun ketika dengar kumandang Adzan Ashar. Gw buka mata dan ngerasa kepala gw sedikit berat. Gw menggerakkan tubuh, dan aduuuhhh, kok berasa encok semua persendian gw. Bangun tidur bukannya tambah segar, tapi malah tambah nggak enak ini badan. Tapi gw paksain buat bangun terus langsung menuju kamar mandi. Siapa tahu habis mandi badan jadi segar lagi.
Habis mandi kepala gw lebih ringan. Sambil ngeringin rambut pake handuk, gw meraih HP yang tergeletak di samping bantal. Ada 3 pesan. Salah satunya dari Kak Fredo yang nyuruh gw bangun. Gw pun langsung balas kalo gw baru aja bangun dan baru selesai mandi.
Rupanya rasa capek gw yang gak jelas penyebabnya itu berlanjut sampai esok harinya. Pas gw bangun, seluruh persendian gw sakit. Paha gw pegal-pegal kayak habis lari. Kalo pun hari ini ada pengambilan nilai, males banget gw kuliah. Beruntung hari ini kuliah cuma sampai jam dua belas. Habis jam kuliah gw langsung balik di tengah cuaca terik. Gila! Akhir-akhir ini cuaca panas banget ya. Serasa neraka bocor!
Nyampe di rumah gw minum dua gelas air putih dari kulkas. Itu aja belum menghilangkan rasa panas yang mendera. Pengen rasanya gw ikut bertapa di dalam kulkas barengan sama sayuran, cabe dan tomat di sana.
"Haus ya, Den?" tegur Bik Tatik tiba-tiba udah ada di samping gw.
"Eh! Wih, Bibik ngagetin aja dah. Ya, Bik. Cuaca terik banget..."
"Minum air es bikin makin haus lho..."
"Ya sih. Ini udah haus lagi. Tapi minum air es bikin segeeerrr..."
"Kata orang-orang pas lagi panas jangan minum air es. Gak baik."
"Ya katanya gitu. Tapi kepengen banget minum yang dingin-dingin kalo panas gini, Bik..." ujar gw sambil berlalu menuju kamar.
Masa bodoh. Gw juga sering ditegur sama Mama kalo panas jangan minum air es. Habis berkeringat, habis olahraga atau kalo lagi capek jangan minum air es. Minum air putih biasa aja. Soalnya gak baik buat kesehatan. Minum air es bikin suhu tubuh berubah drastis, mengganggu metabolisme dan mempersempit pembuluh darah. Tapi balik lagi, maunya hati pengen yang nikmat dan bikin seger. Soal bahaya mah, selama ini gw sih gw baik-baik aja meski minum air es bergelas-gelas. Hihihih.
Pas buka pintu kamar, HP gw berbunyi. WA masuk dari Kak Fredo. Gw baru sadar kalo sejak pagi tadi gw gak main HP. Ternyata udah ada beberapa WA yang masuk dan 5 diantaranya dari Kak Fredo yang belum gw baca.
Kak Fredo : Nite. Have a nice dream
Kak Fredo : pagiii
Kak Fredo : udh ngampus?
Kak Fredo : krik krikk
Kak Fredo : Al...
langsung gw balas.
Gw : Sory kak, gw bru sempat bka skrg
Gw : br balik ngampus ini
Kak Fredo : sibuk ya?
Gw : gak jg. Cm lp aja sm HP
Kak Fredo : hehehe...
Gw : lg pla gw agak2 gak fokus hr ini. Dr kmrn capek gak ilang2. Mana cuaca panas bgt.
Kak Fredo : yup. Cuaca minggu ini agak2 ekstrem. Jaga kondisi badan.
Kak Fredo : coba dipijitin gih kalo capek.
Gw : gak ada yg mo mijit.
Kak Fredo : ke tukang pijit lah...
Gw : gak perlu jg sih. Palingan ntar jg ilang. Krn cuaca barang kali
Kak Fredo : heeh. Banyakin minum sm istirahat aja Al.
Gw : yup.
Beberapa hari kemudian, gw tumbang beneran. Pegal-pegal gw ngilang, berganti lemas. Habis lemas jadi panas dingin. Tengah malam gw terbangun karena bersin. Dari situ gejala flu mulai timbul. Besoknya hidung gw meler mulu. Cuaca yang berubah dengan drastis, siang panas gak ketulungan dan sorenya hujan bikin badan gw gak sanggup beradaptasi. Akhirnya gw sakit.
Mama nyaranin (melalui Papa) supaya gw di bawa ke dokter. Tapi gw menolak. Menurut gw, gw cuma perlu bedrest aja. Gak perlu obat atau paling banter obat flu. Itu aja cukup.
Papa setuju. Gitu juga Mbak Alin. Tapi kalo dalam tiga hari sakit gw gak berangsur sembuh, maka gw harus nurut untuk dipanggilin dokter. Gw mangguk dengan lemah.
Lewat tengah hari gw dapat WA dari Rizky.
Rizky : Get well soon, Al. Istirahat ya
Eh? Kok dia tahu? Up date dari mana dia tentang kondisi gw?? Tebakan gw sih Nandra yang kasih tahu.
Gw : thanks. Nandra ya yg ksh tau?
Rizky : iya. Lu skt apa?
Gw : flu aja.
Rizky : oooh. Cpat sembuh ya.
Gw : iya
Gak berselang kemudian gw dapat telepon dari Kak Fredo.
"Iya, halo?"
"Lu sakit, Al?"
"Iya nih... Akhirnya badan gw nyerah, hehehe..."
"Kok nggak ngasih tahu sih???"
"Sorry. Ini lu tau dari mana?"
"Rizky yang kasih tahu barusan."
"Ooo..."
"Rizky lu kasih tahu, gw nggak..." kentara sekali suara Kak Fredo yang cemburu.
"Jangan cemburu gitu dooongg... Gw juga nggak ngasih tahu dia kok..."
"Terus? Kok dia bisa tahu?"
"Nandra teman seruangan gw yang ngasih tahu dia."
"Ooo... Terus, gimana keadaan lu sekarang?"
"Yaaa...gitu deh."
"Udah minum obat?"
"Udah. Obat flu aja."
"Nggak ke dokter?"
"Nggak..."
"Kok nggak? Gimana mau sembuh kalo nggak diobati..."
"Gw baik-baik aja kok. Kalo udah parah dan nggak sanggup nahan pasti gw kasih tahu ke keluarga..."
"Iya. Tapi tetap aja gak bisa dianggap remeh..."
"Kalo sekiranya tiga hari nggak sembuh juga, dokter yang bakal tangani kok..."
"Oh gitu. Moga bentar lagi sembuh ya..."
"Amiiinnn."
"Makanya jaga kesehatan."
"Iya..."
"Jangan makan sembarangan dulu. Jangan makan gorengan, minum es, cabe..."
"Iya. Kayaknya gara-gara minum air es juga yang bikin daya tahan tubuh gw makin lemah ya..." gw tiba-tiba teringat beberapa hari belakangan gw kerap mengkonsumsi air es bila haus.
"Jangan sering-sering minum air es lah. Gak baik."
"Iya. Nggak lagi-lagi deh..."
"Bandel sih..."
"Hehehe..."
"Ya udah, istirahat gih."
"Ya, Kak."
"Cepat sembuh, Dede..." suara Kak Fredo terdengar amat manis.
"Makasihhh..." balas gw sambil tersenyum.
***
Malam harinya, sekitar pukul sembilan, Kak Fredo WA gw. Nanyain gw udah tidur apa belum. Gw jawab belum. Dia akhirnya telepon gw.
"Kenapa belum tidur?"
"Belum aja."
"Lu kan mesti banyak istirahat..."
"Udah sehari-harian ini gw istirahat, Kak..."
"Istirahat beneran lah. Bukannya tidur-tiduran sambil online..."
"Nggak ngantuk. Lagian barusan semuanya habis ngumpul di kamar gw..."
"Siapa aja?"
"Papa, Bang Bebet, Mbak Alin..."
"Mama lu juga?"
"Iya. Cuma sebentar aja..." gw menghela nafas.
"Jangan sedih-sedih ya. Beliau pasti tetap sayang sama lu," hibur Kak Fredo.
Gw pilih nggak ngomong. Gw juga berpikirnya begitu. Cuma masalah waktu aja. Mama masih peduli sama gw. Buktinya pas gw sakit beliau langsung nyaranin supaya gw dipanggilin dokter. Yaaahhh, meskipun beliau ngomongnya lewat Papa.
"Al..."
"Hee?"
"Gak usah mikir macam-macam. Fokus aja sama kesehatan lu."
"Yoi."
"Udah jam sembilan. Tidur gih..."
"Belum ngantuk..."
"Terus?"
"Kalo lu udah ngantuk, tidur aja duluan."
"Belum kok. Lagian pengen nemenin lu, hehehe..."
"Awwww..."
"Meskipun pulsa bakal membengkak, hihihi."
"Ewww..."
"Hahaha..."
"Ada saran gimana bisa cepat ngantuk?"
"Apa ya? Makan banyak-banyak mungkin? Biasanya kalo perut kenyang ngantuk pun datang."
"Tapi gw nggak lapar, nggak selera makan juga..."
"Dengerin musik slow? Romantis? Lullaby?"
"Ya sih. Sejauh ini cara itu yang sering gw pake..."
"Ya udah, play musik aja kalo gitu..."
"Cara lain ada nggak?"
"Uhmmm... Apa ya? Dininaboboikan kali ya? Hehehe..."
"Kayaknya itu ampuh. Sayangnya siapa yang mau ninaboboin...udah gede juga. Hhhh.... Hukk...hukkk... Ah, batuk gw kambuh lagi. Huhhh..."
"Maklum kalo dingin batuknya bakal kumat. Coba minum yang anget-anget..."
"Males ke dapur."
"Pake selimut tebal biar anget. Pake sarung tangan sama kaos kaki juga bila perlu..."
"Ribeeettt."
"Jeh, dasar! Mau ribet dikit apa mau sakit???"
"Hehehe..."
"Nggak nyangka ternyata lu lebih ngeyel dari Bebet ya."
"Hahaha. Satu produk juga."
"Emang Om ngeyel orangnya?"
"Nggak sih..."
"Jadi yang ngeyel siapa? Tante?"
"Nggak juga..."
"Lha terus? Kakek?"
"Eh, Mama deh kayaknya. Kalo ampe sekarang masih dingin sama gw gegara gw gay termasuk ngeyel nggak sih?"
"Bisa jadi. Masih belon bisa nerima sama keadaan lu ya."
"Heeh. Berarti dari pihak mama nih gen ngeyelnya. Wkwkwk--hukk..huuk..."
"Tuh, batuk lagi..."
"Tenggorokan gw gatel banget."
"Kalo orangnya gatel nggak?"
"Sometimes, hihihi."
"Sometimes I run
Sometimes I hide
Sometimes I'm scared of you
But all I really want is to hold you tight..." tiba-tiba Kak Fredo bernyanyi.
"Waw!!! Suara lu merdu, Kak!" seru gw surprise.
"Hahahaha. Baru tau?"
"Serius! Gw belon pernah dengar lu nyanyi."
"Belum yah?"
"Belum. Lu gak pernah nyanyi depan gw! Tau gitu gw suruh lu nyanyi mulu buat hibur gw, hihihihi..."
"Ya udah, sini. Mo dinyanyiin lagu apa?"
"Apa ya...? Apa aja deh!"
"All of me?"
"Gimana tuh lagunya?"
"John Legend? Masa sih lu gak tahu yang, What would I do without your smart mouth..."
"I see. Boleh, boleh," potong gw.
Kak Fredo pun mulai berdendang...
"What would I do without your smart mouth? Drawing me in, and you kicking me out
You've got my head spinning, no kidding, I can't pin you down
What's going on in that beautiful mind
I'm on your magical mystery ride
And I'm so dizzy, don't know what hit me, but I'll be alright..."
"Lu bisa maen gitar, Kak?" gw menginterupsi.
"Bisa..."
"Kapan-kapan nyanyi pake gitar ya..."
"Oke."
"Sip. Lanjuuttt!"
"What would I do without your smart mouth? Drawing me in, and you kicking me out
You've got my head spinning, no kidding, I can't pin you down
What's going on in that beautiful mind
I'm on your magical mystery ride
And I'm so dizzy, don't know what hit me, but I'll be alright...
My head's under water
But I'm breathing fine
You're crazy and I'm out of my mind
(Mulai dari bait di bawah ini gw spontan ikutan nyanyi meskipun terdengar kumur-kumur)
'Cause all of me
Loves all of you
Love your curves and all your edges
All your perfect imperfections
Give your all to me
I'll give my all to you
You're my end and my beginning
Even when I lose I'm winning
'Cause I give you all of me
And you give me all of you, oh oh
How many times nee..neee..neee---gak hafal lagi, Al."
"Next song aja."
"Apa?"
"Apa aja. Hymne Guru atau Syukur mungkin?"
"Gugur bunga aja gimana?"
"So sweeettt. Gloomy Sunday aja sekalian."
"Hehehehe. Becanda, Dedeeeekkk."
Deg! Darah gw berdesir dengar intonasi lembut dan manja sekaligus terdengar melindungi dari Kak Fredo barusan.
"Jadinya lagu apa nih?"
"Terserah lu aja."
".......Wajahmu hatimu telah lama kudambakan
Kamu yang sejak dulu aku nantikan
Ketika kau di sampingku berdebar rasa di hatiku
Diriku tersipu malu karena dirimu
Ku ingin kau milikku..."
Oh, God. Kok gw jadi senyam-senyum gini yah???
"Oh baby i’ll take it to the sky
Forever you and i (you and i), you and i
Dan kita kan selalu bersama
Cintaku selamanya jika kamu milikku, milikku..."
Awwww....! His voice makes me melt.
"Senyummu, candamu, selalu dapat ku bayangkan
Kamu yang sejak dulu aku nantikan---"
Pikiran gw tiba-tiba berkelana. Wajah Kak Fredo berpendar dalam ingatan gw. Gw coba pejamin mata. Wajahnya makin jelas di pelupuk mata gw.
Shit! Apa yang terjadi? Kok gw jadi tiba-tiba kepengen ngeliat Kak Fredo sih???
"---Cintaku selamanya jika kamu milikku, milikku
Milikku..."
Gw menghela napas perlahan. Gw terpaku. Gw terpukau. Nyanyian merdu barusan mampu menghipnotis gw.
"Terima kasih. Bayarannya mana???"
"Kemana aja gw baru tahu suara lu seindah itu...?" desis gw.
"Hehehe. Tenkyu..."
"Tahu gitu gw bakal nyuruh lu nyanyi terus..."
"Hehehe. Eh, udah malem. Buruan tidur gih."
"Asal lu nyanyiin."
"Nyanyiin?"
"Ya. Sampai gw tidur."
"Jiah...!"
"Biar gw cepat tidur."
"Lu emang susah tidur ya?"
"Nggak kok."
"Kirain lu insomnia."
Nah! Kebetulan. Nyanyiin gw lagu insomnia aja."
"Gak hafal liriknya."
"Yaaahh...." desah gw.
"Gw search liriknya dulu ya baweeelll."
"Hehehe..."
Suara Kak Fredo menghilang.
"Nih..."
"Udah dapat?"
"Udah."
"Sip," gw memperbaiki posisi berbaring, menarik selimut sampai ke pundak dan memeluk guling lebih erat.
"I never thought that I'd fall in love, love, love, love
But it grew from a simple crush, crush, crush, crush
Being without you boy, I was all messed up, up, up, up..."
Gw senyum simpul dengar Kak Fredo mengganti kata "girl" jadi "boy".
"When you walked out, said that you'd had enough-nough-nough-nough
Been a fool, Boy I know
Didn't expect this is how things would go
Maybe in time, you'll change your mind
Now looking back i wish i could rewind
Because i can't sleep til you're next to me
No i can't live without you no more
Oh i stay up til you're next to me
Til this house feels like it did before
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah..."
Gw memejamkan mata semakin erat.
"Remember telling my boys that I'd never fall in love, love, love, love
You used to think I'd never find a boy I could trust, trust, trust, trust
And then you walked into my life and it was all about us, us, us, us
But now I'm sitting here thinking I messed the whole thing up, up, up, up"
Gw menerjemahkan bait demi bait syair dalam hati.
"Because i can't sleep til you're next to me
No i can't live without you no more
Oh i stay up til you're next to me
Til this house feels like it did before
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah..."
Semakin lama gw semakin terhanyut sama suara Kak Fredo. Tubuh gw seakan terayun bebas dan meringan, sementara mata gw memberat. Sedikit demi sedikit suara Kak Fredo mengecil sebelum menghilang semuanya...
***
Brarti gua kakak klas nih wkwkwkwkwk
anyway thanks yah ka @locky ^_^
anyway thanks yah ka @locky ^_^
hahaha
hahaha