It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ninggalin jejak berharap di mention...
“hati hati mas jono”,sapa pak amin yang sedang memasang ikatan tudung biru warungnya pagi itu.
Jono memutar sepedanya dan melakukan atraksi pengereman mendadak yang membuat ban belakang sepedanya terangkat ke atas.
Kemudian jono membuka pintu pagar kantornya,.
kantor itu masih sepi karena waktu masih menunjukkan pukul 05.45.
Setelah memarkir sepedanya ,jono berbegas membuka pintu per pintu kantornya, membubuhkan sidik jarinya pada mesin absen dan berlalu ke dapur untuk mengenakan seragam OB nya.
Jono tidak lupa urut urutan pekerjaannya,
Diambilnya ember dan kain pel, jono memulainya dari ruang paling belakang ,menyusuri ruang ruang staff dan tentu saja ruang robi lalu berakhir di teras kantornya.
Setelah lantai bersih..jono menuju ruangan robi,ada makhluk kecil yang menunggu untuk di service.
“yahh,, kandang mimin..”
Jono mengambil ferdinand ,lalu mengganti pasir bawahnya dengan serbuk kayu yang dibawanya dari kosan, tidak lupa jono memberikan makanan kering dan wadah air minumnya.
Setelah beres dibawanya kembali ferdinand ke ruangan robi,ferdinand nampaknya senang dengan kandang bersihnya,makhluk kecil itu memulai aktifitas paginya dengan joging di kincir larinya sebelum nanti robi berimut imut ria dengannya.
Baru saja jono akan beranjak dari ruangan robi, matanya tidak sengaja tertuju pada boneka tingky winky yang terletak di dekat keybord komputer robi.
Jono mengambil boneka itu, mainan itu mengingatkan dirinya pada basar tempo lalu.
“pagi jon”,
Seketika lamunan jono buyar oleh suara robi yang kedatangannya tidak disadarinya.
“pagi pak”,ucap jono dan berlalu dari ruangan robi untuk melanjutkan pekerjaannya.
“jon”
Langkah jono terhenti ,” iya pak,ada yang bisa saya bantu”
Robi tidak menjawab pertanyaan jono , malah menghampiri jono dan mengambil tingky wingky yang tidak sengaja dibawa jono.
“lanjutkan saja kerjanya”,ucap robi tanpa melihat jono.
“baik pak”,
Robi tersenyum,senang rasanya melihat jono kembali berlalu lalang di matanya,setelah beberapa minggu tidak terlihat.
“jono..oh my god,..senengnya liat kamu lagi,,”ucap dera sambil memeluk tubuh jono.
“udah udah ga usah berlebihan”celetuk toni yang berada dibelakangnya.
“selamat ya men”,lanjut toni sambil memukul ringan dada jono.
“hehe..terima kasih ya ”
“sudah jam 8..bisa ga,mengefektifkan waktu kerja”,robi keluar dari ruangannya dengan beberapa lembar kertas ditangannya.
Lalu buyarlah acara ramah tamah itu ,dan mereka bergegas menuju ruang kerjanya masing masing. sama halnya jono yang bergegas kembali ke dapur kerjanya.
Jono menyalakan api kompornya dan memanaskan air untuk membuat beberapa minuman.
beberapa saat kemudian, jono sudah keluar dari dapurnya dengan nampan berisi beberapa gelas teh hangat dan secangkir kopi.
“pak..permisi”, setelah mengetuk pintu ruangan robi jono masuk ke ruangan robi dan meletakkan secangkir kopi dan air putih di meja kerja robi.
Robi menyambut kedatangan jono dengan senyuman ,di balik bingkai kaca matanya ,diperhatikan secara diam diam, gerak gerik pemuda yang telah mengisi hatinya itu.
“Terima kasih ya..”ucap robi ketika jono hendak bergegas meninggalkan ruangannya.
“sudah tugas saya pak”,sesaat dipandangnya bos nya, yang kini sedang menyeruput kopi buatannya.
Wajah dingin itu yang selalu membayang dibenak jono selama terpasung dengan patah tulang yang dideritanya selama beberapa minggu.
Kata terima kasih itulah yang selalu ingin jono dengar,dan terus terngiang ngiang di telinga jono selama minggu minggu jono dalam perawatan.
jono menutup pintu ruang robi kembali, dan bergegas melanjutkan tugas tugas berikutnya sepanjang kerja hari ini.
Robi menikmati teguk demi teguk kopi yang sangat dirinduinya itu, sepertinya sudah lama rasa kopi ini hilang, dan kini dia datang dengan rasa yang lebih nikmat dari pertama dia hadir.
Kopi itu sebenarnya hanya terdiri dari dua sendok gula dan sesendok kopi hitam ditambah creamer. Tapi begitu istimewa sampai sampai memberikan perasaan hangat bagi yang menikmati.
Kopi itu memang dijual bebas,
tapi rasa itu tidak bisa ditemukan di tempat lain.
.
tidak akan ada maestro kopi yang sanggup menandingi rasa kopi itu.
Karena kopi itu diracik dengan formula khusus yang tidak tersedia ditempat manapun..
Dan ditemukan oleh siapapun..
Hanya dia yang bisa membuatnya..
Hanya dia pemilik tunggal formula itu..
Cuma dia..
Tidak ada yang lain..
....
Jono sangat bersemangat dengan pekerjaannya, semua dilakukan dengan perasaan senang hingga tidak terasa hari telah sore dan kantor mulai sepi.
kini jono mulai melakukan urutan terakhir dari pekerjaannya sebagai OB.
mengelap meja meeting ,membersihkan beberapa kertas tak terpakai lalu memasukkannya ke paper destroyer , kemudian membuang kertas yang kini menyerupai setumpuk mie itu ke tempat sampah yang terletak di depan kantornya.
Kembali jono mengepel seluruh ruang kantor sebelum akhirnya meninggalkannya,
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30,jam pulang sebenarnya sudah tiga puluh menit yang lalu,dera dan toni sudah tidak ada di ruangannya.
“dia masih bekerja”, batin jono ketika melihat lampu ruang kerja robi yang masih menyala.
Kembali jono ke dapur,membuat minuman dan menaruh beberapa snack di piring lalu membawanya ke ruang bosnya yang masih berkutat dengan pekerjaannya.
“nampaknya lembur lagi ya pak”,jono masuk ke ruangan robi setelah sebelumnya mengetuk pintu,
Saat itu kelihatan sekali robi sudah sangat lelah, perhatiannya masih ke monitor komputernya, sambil sesekali melepas kacamatanya dan mengurut tulang hidung diantara kedua matanya.
“minum dulu pak,istirahat sebentar”,ucap jono memecah konsentrasi robi.
“oh..kamu jon”
“maaf ya ga memperhatikanmu tadi” ucapnya sambil melihat secangkir minuman dan snack yang terletak di sampingnya.
“wedang jae?”ucap robi setelah meneguk minuman di dalam cangkir yang dipegangnya.
“kopi terus terusan juga ga baik pak, “
Robi tersenyum, saat ini sepertinya robi melihat jono bukan berperan sebagai ob,tapi sebagai orang yang mengkhawatirkan kesehatannya.
“makan dulu ..”, tadi bapak melewatkan makan siang”
“harus selesai hari ini jon”,ucap robi sambil menguap dan membentangkan tangannya seperti sedang streching,kemudian memutar kepalanya hingga terdengar bunyi gemeretak tulang tulang lehernya yang telah kaku.
“sedikit saja pak,ga sampai lima menit,.ntar dilanjut lagi”ucap jono sambil menggeser piring snack hingga menyentuh lengan baju tangan robi.
robi mengambil beberapa kue dan memakannya
.
“kalau kamu mau pulang ,pulang saja..besok aku yang buka pintunya,dijamin ga akan telat”
“iya pak.."
"kalau gitu,saya pulang dulu”
jono berlalu meninggalkan robi ,yang sudah berkonsentrasi pada pekerjaannya kembali.
Setelah membubuhkan sidik jarinya pada mesin absen jono bergegas meninggalkan kantor dan juga robi yang masih berkutat pada tugas tugasnya sendirian.
Pelan jono mengayuh sepedanya, sepertinya ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, sisi hatinya tidak mengijinkan untuk meninggalkan kantor saat itu.
nampaknya hati jono berjalan berlawanan dengan arah sepeda yang dikayuhnya.
Jono menghela nafasnya..
Dibalik arahkan sepedanya,dengan kayuhan mantab jono akhirnya menyerah pada kehendak hatinya.
Jono mengayuh sepedanya dengan posisisi berdiri untuk menambah kecepatannya. Menyusuri kembali jejak jejak sepeda yang beberapa saat lalu ditinggalkannya.
“ada yang ketinggalan mas,.”,ucap pak amin yang sedang menyalakan lampu warung tendanya .karena hari sudah hampir gelap.
“iya..pak amin,.,gantungan kunciku ketinggalan”
“gantungan kunci,..”.ucap pak amin bingung.
Jono menyandarkan sepedanya pada pintu pagar kantornya kemudian berlari ke dapur untuk kembali mengenakan seragam ob nya.
Namun langkahnya terhenti di bibir pintu dapur.terlihat robi sedang membuat secangkir kopi sendiri.
Saat itu robi sedang menuang gula ke cangkir yang berisi kopi panas dan mengaduknya.
Setelah kopi itu siap.,,
Robi membalikkan tubuhnya, dan dikejutkan oleh sosok jono yang berdiri di depannya.
mereka terdiam..
sepertinya kelu lidah mereka untuk berkata kata.
Hanya sepasang mata yang berbahasa dengan kata kata yang tak bisa didengar oleh telinga, tapi dimengerti oleh hati.
Robi meletakkan cangkir kopinya,lalu berjalan menghampiri jono yang berdiri didepannya.
Didekapnya tubuh jono yang berdiri mematung.
Tangan jono pelan membalas pelukan robi,
kini berdua ,mereka telah bisa membahasakan perasaan yang dulu tidak bisa diterjemahkan , perasaan asing yang mereka sendiri tidak faham sebelumnya.
“jon..janji kamu selalu ada”
“hm”,jono mempererat pelukannya..
“jon..apa ini perasaan cinta”
“mungkin..”
“rasanya damai”
Jono menganggukkan kepalanya.
hubungan special mereka tetap menjadi rahasia keduanya, di depan semua teman kantor, sebisa mungkin mereka bersikap wajar ,seolah tidak ada hubungan apapun selain hubungan antara bawahan dan atasan.
Mungkin diluar sana banyak orang yang dengan bebas mengumbar rasa sayangnya tanpa khawatir anggapan miring dari sekitarnya.
Namun banyak hal yang harus dilindungi oleh robi dan jono ,sehingga mereka memilih untuk menyembunyikan perasaannya masing masing.
Sebagai sepasang kekasih ,tentunya wajar jika mereka ingin melewatkan moment moment romantis berdua, ingin sekali memeluk orang yang dikasihi saat dia ada disampingnya, tapi mereka menahannya, hanya kontak mata mereka tidak bisa berbohong.
Menahan hasrat memang sangat menyiksa, tapi mereka sadar hubungan yang mereka jalani masih tidak lazim bagi kebanyakan orang.
Dan sekali lagi mereka harus menyerah dengan pandangan pandangan itu.
“ingin aku memelukmu pagi ini,tapi biarkan mata kita saja yang berpelukan”sms robi
Sms robi sejenak menghentikan aktifitas jono yang saat itu sedang merapikan beberapa berkas di rak yang terlihat dari ruangan robi yang kebetulan terbuka.
Jono memadang robi yang duduk berjauhan dari tempatnya berjibagu dengan beberapa map map besar disampingnya.
Dan sejenak kemudian jono melirik ke sisi kanan dan kiri memastikan perhatian matanya tidak dicurigai oleh teman teman yang lain.
Dera nampak sibuk dengan pekerjaannya,demikian juga toni yang saat itu sedang sibuk dengan teleponnya.
“pelukannya hangat, bikin semangat kerja” balas sms jono
kemudian jono bergegas ke ruang belakang,menahan agar tidak di stir oleh perasaannya sendiri.
Robi tersenyum, dan kembali berkonsentrasi pada layar komputernya.
...
“Jika kau tak percaya pada ku
Sedihnya aku”
“Jika kau lebih dengar mereka
Sakit hatiku”
“Banyak cinta yang datang mendekat
Ku menolak”
"Semua itu karena ku cinta kau"
**
“Saat kau ingat ,aku ku ingat kau”
“Saat kau rindu ,aku juga rasa”
“Ku tahu kau slalu ingin denganku”
“Kau tahu ku slalu ingin denganmu”
“Ku tahu kau slalu ingin denganku”
...
“Ku pastikan yang terbaik yang bisa ku lakukan”
“Tuhan pun tahu ku cinta kau
Kau..”
gemes aq baca nech cerita ^^,)