BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Fan fiction, sekuel: The love of siam... TamaT

18911131416

Comments

  • @Gabriel_Valiant, maaf bener2 ku baru tulis segini, karena itu penutup chapter 8.

    @kimo_chie, tenang... Penderitaan Tong tidak akan berlarut2...
  • Chapter 9.

    Sunee tiba di rumah Mew. Sudah lebih dari 3 tahun sejak terakhir sewaktu Sunee meminta Mew menjauhi Tong. Hati Sunee tak menentu bagaimana ia harus berbicara denga Mew kali ini. Kali itu Aex sudah pulang pagi sebelumnya.

    "Eh... Tante Sunee, silaken masuk. Tumben mampir tante... Udah lama gak mampir" Mew dengan sopan menyapa ibunda Tong.
    "Halo Mew, apa kabarnya Mew?"
    "Baik- baik aja Tante. Masuk- masuk Tante..."
    "Makasih..."

    Sunee ragu untuk sesaat, lalu terlihat senyum yang terkesan di paksakan, lalu menghela nafas, membuat Mew bingung, salah apa lagi kali ini dia.
  • "Mew, terakhir kali saya datang ke sini, saya berbicara tentang Tong dan kamu..."

    Mew merasakan badannya semakin tegang, tak nyaman dengan kata- kata yang keluar dari lawan bicaranya. Dia bingung, sudah lebih dari 3 tahun tak bertemu Tong, tapi ibunya tiba- tiba membicarakan Tong kembali. Sementara di sisi lain, Sunee bingung bagaimana harus merangkai kata- katanya.

    "Tante, gimana kabar Tong sekarang?"

    Sunee terlihat semakin tertekan, membuat Mew semakin bingung.

    "Mew... Saya... Agak bingung bagaimana saya harus bicara..."

    Mew semakin tidak mengerti arah pembicaraan Sunee.

    "Saya memerlukan pertolongan kamu, Mew..." Sunee sudah terlihat hampir menitikkan air mata.
  • "Sebagai orang tua, kami secara naluriah dan norma budaya berfikir bahwa anak laki- laki akan suatu hari bersanding dengan perempuan, menikah, mempunyai keturunan seperti kami, dan meneruskan nama dan kehormatan keluarga kami. Saya memang tidak mampu menerima Tong mempunyai suatu hubungan yang lebih dari pertemanan waktu itu... Setelah waktu berlalu, Tong perlahan- lahan memperlihatkan bahwa perasaan yang Tong rasakan untuk kamu... Itu adalah sesuatu yang murni, lebih dari yang pernah saya kita dan saya fahami. Sesudah kepergian June, dia berusaha menjadi pemersatu dan penjaga keluarga, satu tugas yang belum saatnya dia pegang, namun ayahnya masih dalam proses rehab ketergantungan alkohol, sepertinya Tong tergerak sendiri menanggung beban ini."

    Mew akhirnya mendengar sendiri dari ibunya, bahwa ia apa yang Tong katakan waktu itu buka bohong, ia benar- benar berusaha menjadi kepala keluarga di umur semuda itu. Sedikit rasa bersalah ia telah meninggalkan Tong untuk Aex.
  • "Saya tidak tahu apa yang terjadi padanya belakangan ini, namun saya memperhatikan Tong semakin lama semakin terlihat sedih. Dia terlihat seperti lilin yang berusaha memerangi kami semua, namun itu telah menghabisi dirinya sendiri. Kita baru sadar setelah semuanya berjalan terlambat. Dia membutuhkan sesuatu yang mampu mengisi dirinya, dan cinta kasih dari kami, orang tuanya tidak cukup untuknya. Dia mulai mengurung diri di kamarnya berhari- hari, mulai jarang makan, hingga 4 bulan yang lalu ayahnya menemukannya tak sadar..."

    Mew panik mendengar penuturan Sunee, khawatir tentang apa yang terjadi pada Tong.

    "Tante, apa yang terjadi ama Tong?" Mew menatap ke arah Sunee.
    "Satu hari ayahnya menemukan dia pingsan diantara jarum- jarum suntik..." Sunee mulai menangis.
    "Kami bawa dia ke rumah sakit, setelah di periksa, kami benar- benar kaget..."
    "Tante, kenapa dengan Tong?"
    "Dia dalam pengaruh narkoba..."
  • Mew terkejut, tidak sadar ia hampir melorat dari tempat duduknya, lidahnya buntu, tak mampu berkata apapun, hanya melongo. Sementara Sunee sudah tak mampu membendung emosinya. Ia menangis di hadapan Mew, yang ia minta menjauhi Tong, 3 tahun lampau. Sunee merasa bersalah terhadap cinta mereka.
    "Tante... Kenapa... Kenapa bisa sampe kayak gini? Apa yadi terjadi ama Tong?"
    "Setelah jalani proses rehab dan banyak konseling, akhirnya saya tahu apa yang Tong butuhkan..." sahut Sunee sambil menangis.

    Mew merasa bersalah karena telah memilih Aex, membiarkan Tong jatuh sedalam ini.

    "Mew, saya sadar sekarang bahwa kalian benar- benar saling mencintai. Saya dulu 3 tahun yang lalu tidak mau menerima ini. Mew... Maafkan tante... Tante telah mengambil kebahagiaan kamu, kebahagiaan Tong."
    "Tante, saya sangat mengerti... Gak ada orang tua yang rela punya anak gay. Saya mengerti posisi tante."
    "Mew, apa bisa tanp meminta sesuatu dari kamu?" sambung Sunee sambil menangis.
  • Mew sudah sangat bingung saat itu.

    "Saya..."
    "Tong sangat amat memerlukan kamu. Mew, saya memohon pada kamu, kembalilah pada Tong. Selama Tong bahagia, saya pun akan ikut bahagia." Sunee mengatakan kata- kata itu di tengah isakan tangisnya. Mew bingung harus menjawab apa. Hatinya telah ia berikan kepada Aex. Pengorbanan Aex pun tidak mudah, harus mengejar Mew yang sangat jauh di garis finish menanti Tong yang tidak pernah muncul. Hatinya bimbang antara Tong dan Aex. Air mata Mew jatuh pada pahanya, lega bahwa Tong ternyata mencintainya begitu rupa.
  • "Tante, maaf... Saya saat ini sudah punya partner, kita saling mencintai."
    "Mew... Maafkan tante telah mengambil Tong dari hidupmu. Saya dulu tidak sadar. Mew, kalau pun bukan saya, tapi tolonglah... Paling tidak untuk Tong. Dia benar- benar membutuhkan kamu. Dia menderita hanya untuk kamu, Mew, dia masih mencintaimu, Mew." Sunee berusaha menguasai dirinya.
    "Mew, kamu boleh menghukum saya apapun kamu mau, tapi tolong... Jangan kamu hukum Tong... Dia sangat memerlukan diri kamu dan mencintai kamu saat ini."

    Kata- kata Sunee menusuk ke dalam hati Mew. Mew tak dapat berbuat apapun selain menangis.

    "Tante, aku tidak pernah berniat menghukum Tong, atau siapapun. Tante, saya pasti akan menjenguk Tong."
    "Terima kasih Mew, ini saya kasih alamatnya. Kita bisa menjenguknya bersama- sama. Ingat Mew, saya dan ayah Tong akan mendukung hubungan kalian. Saya pamit dulu yah."
  • Mew mengantar Sunee ke pintu dan dia pun pergi dengan mobilnya.

    Mew bingung. Pertentangan batinnya baru saja di mulai. Beberapa hari berlalu, Mew masih belum tahu bagaimana merangkai kata- kata untuk berbicara dengan Aex, sementara kata- kata Sunee masih terngiang di benaknya.
  • mew dilema
  • @kimo_chie, iyah... Berat nantinya di chapter selanjutnya
  • Saya pikir akan bodoh kalau mew kembali ke tong walau rasa cintanya DALAM.
  • @arieat, memang sulit buat mew putusin...
  • sebelumnya om bro selamat lebaran idul adha, minta ampau #plak

    back 2 story udah deh mew buat aku aja om bro,
Sign In or Register to comment.