It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
gak nyangka bgt kalo chris hrs sakit,, huhuhuhu,,,
love chris so much,,, @Ricky89
as usual cerita gw maaf masih membosankan karena menulis laporan keuangan lebih mudah #alasanPermanen
And always I said it, berikan apresiasi yang luar biasa ke semua penulis yang ada di boystory dengan karyanya yang ruar biasa. Salut.
@severiandra @YANS FILAN @farizpratama7 @angelofgay @jokerz @caetsith @masdabudd @karena @obay @alexislexis @erickhidayat @arifinselalusial @adilope @greenbubles @yongjin1106 @difer @sicnus @jokerz @adzhar @kimo_chie @irfandi_rahman @trace_trie @boyzfath @taylorheaven @arifinselalusial @ardi_cukup @zeamays @rizky_27 @dekisugi @dhika_smg @farnuta @cassieput @_newbie @zeamays @kim leonard @nakashima @kim_kei @putra_ajah @deneb @leehan_kim @wpeee @wooyoung @danielsastrawidjaya @amira_fujoshi @r2846 @jude_maverick @kylskolwal @dheeotherside @adam08 @lu_lingqi @half_blood @hfong @alonso96 @pyolipops
____________________________________________________
"Drew"
"Aku gak bisa ki, aku gak sanggup liat chris, aku terlalu takut ki, bagaimana jika aku benar tidak bisa bertemu denganya lagi"
"Kenapa jadi sepesimis ini kamu drew" "Aku-- aku"
Ini hari keberangkatan chris, pergi jauh dari sini, walaupn aku selalu menhatakan akan ada untuknya, memeluknya dan mengatakan semua baik-baik saja, tapi ini terlalu berat untukku.
Semakin lama aku memandang tiap sudut kamar ini, hatiku semakin sakit, aku sudah terbiasa dengan chris, senyumnya, tawanya, suaranya, semua hal tentang dirinya, dan setelah ini aku akan kesepian, aku tidak sanggup jika harus sendirian di sini untk saat ini dan seterusnya.
"Drew dewasalah, apa kau tau, chris punya semangat ini karenamu, dan sekarang kamu, hanya duduk diam disini, tanpa mengucapkan perpisahan"
"Aku benci perpisahan, aku tidak menginginkan ini"
Rifki menarik kerah bajuku, hingga aku terpaksa berdiri dan mendorong tubuhku ke dinding.
"Buuug" Sebuah pukulan keras diberikan rifki di wajahku
"Apa sekarang kau sudah sadar drew?"
Aku tidak bisa menjawab pertanyaan rifki, aku sadar aku ketakutan sekarang, aku sadar aku tidak sanggup mengahadapi kenyataan bahwa chris akan pergi, aku sadar
"Buuuug" Pukulan lain aku dapatkan dari rifki, rifki membiarkan tubuhku lunglai terjatuh.
"Kau menyedihkan drew, jika kamu tidak siap dengan hal ini, lalu kenapa kamu membiarkan dirimu masuk kedalam dunia chris" "Kau pengecut"
Aku sadar rifki kecewa denganku, dan sekarang dia juga meninggalkan ku. Yang aku lakikan hanya duduk dan menangisi ketidakdewasaanku. Jika saja chris tidak menciumku saat itu, jika saja aku tidak magang di kantor yang sama dengan chris, jika saja chris tidak tinggal di kost ku, jika saja aku tidak menyayanginya seperti ini. Jika saja ...
Pandanganku terarah pada buku saku yang selalu di pegang chris, buku itu tertinggal tepat di samping kasurnya, aku memberanikan diri untuk mengambilnya.
Melihat setiap halaman yang kosong, membuka setiap lembaran ketas putih,sampai akhirnya aku menemukan beberapa halaman yang berisikan tulisan membuat dadaku semakin sesak.
Andrew
Andrew
Andrew
Aku membuka tiap halaman buku itu, hanya namaku yang di tuliskanya.
Andrew
Andrew
There is never a time or place for true love. It happens accidentally, in a heartbeat, in a single flashing, throbbing moment"
I Love you Andrew.
"CHRIS BODOH" aku berteriak disudut sepi kamar kost ini, apa yang kulakukan sekarang. Aku hanya memikirkan diriku sendiri.
Aku melajukan motorku ke arah bandara, secepat mungkin, apa yang kupikirkan sampai aku tidak memiliki keberanian menemuinya, aku yang berjanji akan ada untuknya. Tapi, sekarang aku menghianati janji yang ku buat.
Aku berlari seperti orang gila masuk ke kawasan bandara Internasional itu, aku tidak tahu tempat yang harus aku tuju, pikiranku kalap, aku hanya ingin bertemu dengan Chris, semua tempat, semua bagian aku coba untuk datangi, aku di kejar waktu, keberangkatan Chris, aku tidak ingin ini jadi pertemuan terakhir, karena itu aku harus menemuinya.
"Chris, Chris" aku melihatnya berjalan di balik dinding kaca pembatas kami,
"CHRIS" aku berteriak, aku mengetuk dinding kaca itu,
"CHRIS"
Sial, tidak ada waktu lagi, Chris akan segera pergi.
"CHRIS" Chris melihatku, Chris medatangiku. Chris mengatakan sesuatu, sial aku tidak bisa mendengarnya, dinding kaca ini menghalangi kami.
Aku hanya bisa menempelkan tanganku di dinding itu.
"Maaf, maaf, maaf" Chris seperti apa yang aku katakan, tanganya juga di tempelkanya tepat berada di sisi lain dinding kaca itu.
Aku merasa sangat tidak berguna disini, Chris sudah berada di depanku, tapi masih tidak bisa sekali saja memeluknya, mengantarkan kepergianya.
"TUNGGU DISINI" aku berteriak dan mengarahkan tanganku, ke bawah, Chris mengangguk, dan mengerti apa yang ku maksud.
Chris masih menatapku yang sedang berlari kalap di bandara, aku mencari pintu gerbang untuk masuk ke tempat chris menungguku.
"Maaf anda tidak bisa masuk" seorang petugas menghentikanku.
"Apa, ada yang menungguku di dalam"
"Bisa perlihatkan tiket dan passport anda"
Benar, aku tidak bisa masuk, jikapun aku harus memaksa masuk, aku hanya akan di tahan petugas pengaman bandara ini.
"Boleh pinjam ini" aku menunjuk sebuah notebook dan spidol.
"Silahkan"
Yang bisa aku lakukan hanya bisa menulis apa yang harus aku katakan saat ini untuk chris.
"Chris" Nafasku sudah tidak beraturan, keringat bercucuran di tubuhku.
"LIHAT INI"
Aku menunjuk notebook yang ku bawa. Membuka tiap halaman yang berisi pesan untuk Chris.
AKU ADALAH SEORANG PENGECUT
***
KETIKA AKU MENONTON FILM HOROR, AKU TIDAK BERANI MEMBUKA MATAKU
***
KETIKA AKU BERADA DI TEMPAT YANG TINGGI, AKU BAHKAN GEMETAR KETAKUTAN
***
TAPI, SATU HAL YANG PALING AKU TAKUTI.
***
AKU TIDAK BISA MELIHATMU LAGI
***
Chris mengeluarkan buku saku nya dan sebuah pena, dan menulis..
"Tunggu aku Andrew"
Aku hanya bisa mengangguk, sampai kapanpun aku akan menunggunya, setelah ini, aku akan selalu berada di sampingnya, akan ada untuk memeluknya dan mengatakan semua akan baik-baik saja. Menunduk menangan tangisan, hanya bisa melihat punggung Chris yang mulai menghilang di antara kerumunan orang-orang di balik dinding kaca itu, aku akan terlihat kuat untuk Chris.
*******
"KAPAN LU BALIK DREW" Suara Diandra terdengar sangat kencang, walaupun aku tidak menggunakan loudspeaker di ponselku, aku masih bisa mendengar suara Diandra saat aku menjauhkan ponsel itu dari telingaku.
Me: "Nanti pas cuti gue balik ke Indonesia" Di : "Lu telpon gue skrng, ini panggilan internasional, abis pulsa gue nelpon elu" Me: "Iya Di"
Sudah hampir 2 tahun aku meninggalkan Indonesia, mencari peruntungan di sini, Aussi. Setelah lulus kuliah aku mendapatkan panggilan kerja disini.
Walaupun sudah hampir 3 tahun, aku mengantarkan kepergian Chris, sampai sekarang aku tidak pernah melupakanya, dan aku masih menunggunya, sampai sekarang. Setelah kepergianya, aku sama sekali tidak mendapatkan kabar apapun dari Chris, tidak ada yang mengatahui kabar Chris bahkan tidak ada yang bisa menghubungi Chris termasuk aku. Yang bisa aku lakukan hanya berdoa untuk kesehatan Chris dan tetap memupuk harapan agar bisa kembali bertemu Chris.
Memang tidak ada kepastian tentang Chris, bahakan Diandra dan Rifki memaksaku untuk belajar melupakan Chris. Aku mengatakan pada mereka, apa semudah itu? Apa mudah melupakan orang yang benar di cintai? Entahlah, mungkin sebagian bisa melakukanya dengan mudah. Untukku? Aku masih akan menunggu Chris.
***
Menikmati sore sabtu berjaln sendiri di taman ini, menggunakan baju hangat di awal musim dingin, melihat pasangan muda berpegangan tangan menghangatkan tubuh mereka, "huuuft" aku iri dengan mereka.
"Hey" aku meneriaki seorang pria yang menabrakku, hingga terjatuh.
Aku membersihkan celana dari debu jalan, saat itu aku sadar, ponselku tidak ada di dalam saku. Aku berlari mengikuti pria itu, untung saja masih belum jauh, pakaianya sangat mencolok, jacket hitam dan wajah yang ditutupi hoodi.
"Hey, Give it back" aku berhasil menyudutkanya, tubuhnya lebih kecil di bandingkan warga aussie kebanyakan, aku rasa dia asian, dan aku harap tidak perlawanan kasar darinya.
"I don't know who you are, just give it back, I won't harm you"
Terlihat dia cukup gelisah, aku bisa menebaknya, dia keturunan asia, walaupun wajahnya tertutup, tapi dari tanganya terlihat sekali.
"Don't get closer" aku cukup kaget ketika dia mendekatiku, apa dia ingin melakukan perlawanan, aku bisa saja berteriak, tempat ini cukup ramai.
Dia semakin mendekatiku, dan ...
"Cuuup"
"F*ck, what are yo doing!" Dia baru saja menciumku.
"Aku berhasil mencuri ciuman dari mu lagi Drew"
"Huh"
Tubuhku terasa kaku saat melihatnya, mataku memanas, apa aku tidak sedang bermimpi sekarang, di depanku... Di hadapanku sekarang...
"Chris"
"Apa semudah ini mencuri ciuman darimu Drew, sudah lama yah, aku kira kamu masih di Indonesia, ternyata kamu sedang melarikan diri ke sini yah, apa ka----"
"Chris" aku berlari memeluknya, Tuhan, ini bukan mimpi kan, jika ini mimpi, aku memilih untuk tidak bangun saat ini.
Aku merasakan tubuh hangat Chris membalas pelukanku. Ini bukan mimpi, ini kenyataan, saat ini aku memeluk Chris.
"Hey Drew, jangan nangis, bukanya kamu berjanji untuk memeluku dan mengatakan semua baik-baik saja, masa sekarang terbalik, apa aku harus mengatakan semua baik-baik saja"
"Drew"
Aku tidak bisa mengatakan apa-apa selain membenamkan wajahku dalam pelukanya, aku tidak ingin melepaskan Chris, aku tidak ingin dia pergi.
"Cuuup"
Chris kembali menciumku,
"Apa kamu tau Drew, aku akan selalu menjadi pencuri di hidupmu Drew, aku sudah mencuri ciuman darimu, dan sekarang aku akan mencuri hatimu lagi"
Aku hanya mengangguk, yah Chris yang mencuri ciuman pertamaku, dan dia juga yang mencuri hatiku.
I LOVE YOU CHRIS,
THE END
WALOPUN CERITA INI GAK SEBAGUS YG KALIAN HARAPKAN, TP TS UDAH BERUSAHA NGEBUAT YG TERBAIK ( ? )
OKEH, MAKASIH UDAH MAMPIR YAK
akhir yg bahagia walaupun da tangis
Ah akhirnya Chris tamat juga - eh ceritanya
Ditunggu cerita selanjutnya ya cakep )