It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Eh.. Tuh bibir dower dijaga yah? Enak aja di bilang kencan." ku jitak kepala kak Arman, ia meringis kesakitan. Beberapa orang pelanggan yang mendengar pembicaraan kami malah menertawaiku.
"Hahaha... Masak main pedang-pedangan?" sahut abang berbadan ceking.
"Cewek masih banyak, kok malah suka batangan? Hahaha..." sambung abang berbadan gembul memakai topi orange. Warnanya norak.
"Siapa yang suka cowok?" jerikku tambah kesal.
"Aduh.. Sakit tau." pekik kak Arman karena ku tonjok bahunya.
"Biarin. Gara-gara kaka aku di ketawain."
"Sudah. Ga usah berantem." seru ibu dari dalam.
Untuk kesekian kalinya aku melirik jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tanganku sebelah kanan. Sudah jam delapan lewat dua puluh menit.
"Didit belum dateng?" tanya kak Arman. Bau sabun mandi masih melekat di tubuhnya.
Ia kembali duduk di sampingku.
"Belum." jawabku datar.
"Emang mau kemana sih?"
"Pantai." ku jawab seadanya. Aku malas meledani kak Arman.
"Oh.. Mau kepantai toh. Mau ngapain di pantai? Indohoy yah?"
"Dasar otak mesum." tekananku mulai naik lagi.
"hmmm... Ternyata si Didit Romantis juga yah?"
"Mamaaaaaaa kak Arman nih."
"Hahahhaha..."
"Arman. Jangan godain adikmu terus!"
"Ga di godain ma, tapi di candain. Hehehe..."
"Itu sama aja. Dasar dower."
"Pesek." balasnya.
"Dower."
"Pesek."
"Dower."
"Pesek."
"Doweeeerrr."
"Peseeeeekkk."
"Mamaaaaaaa..." Jerikku.
"Hahahha.. Akhirnya kalah juga dia."
"Sudah.. Sudah.. Kalian ini tiap hari berantem terus kayak tikus ama kucing aja. Malu ama orang-orang. Kamu juga Man, ga bosen apa gangguin adik kamu terus?" Kalo udah marah gini, keluar deh bahasa bugisnya. (maaf guys dialognya ga aku pakein bahasa bugis, ribet nerjemahinnya) hehehe...
"Aku lapar ma, mau makan." kak Arman meraih piring lalu menyodorkannya kearah ibu.
"Ga boleh makan." jawab ibu ketus meraih piring dari tangan kak Arman lalu meletakkannya di meja.
"Kok gitu?"
"Iya. Pokoknya tidak boleh makan sampai malam!" aku tertawa cengegesan. Kak Arman manyun.
"Hahaha... Emang enak?" ejekku sambil menjulurkan lidah.
"Kamu mau di hukum juga?" ancam ibu.
****
Dari kejauhan ku liat sosok Didit tengah memacu kecepatan Jupiter MX warna Biru kepunyaannya kearahku. (maklum guys, setingannya ala tahun 2007). Ia melambaikan tangan kearahku seolah-olah tanpa salah sedikit pun. Ckckck..
"Aduh.. Sakit tau Land." pekiknya saat ku jitak kepalanya.
"Darimana saja jam segini baru nongol? Aku sampai jamuran nungguin kamu."
"Jamuran? Kamu panuan?" tanyanya bloon.
"Aarrrgh.. Didiiiitt. Aku sangat geram melihatnya.
"Iya maaf. Aku telat bangunnya."
"Gara-gara kamu, hari liburku hancur."
"Makanya aku mau ajakin jalan, biar liburnya menyenangkan."
"Aku ga jadi pergi."
"Kok ga jadi? Anak-anak udah pada nungguin."
"Biarin, itu salah kamu. Siapa suruh ga tepat janji." aku berjalan meninggalkannya.
"Pokoknya harus ikut?" ia menarik tangan kiriku.
"Ga mau." aku melepaskan genggamannya.
"Aland." sahut ibu dari dalam. Hhmmm... Kalo ibu sudah ikut campur, pasti udah ketebak hasilnya. Huuft...
****
"Hati-hati di jalan nak." ujar ibu. Alhamdulillah daritadi pembeli tak berhenti berdatangan.
"Iyaa." jawabku malas. Dengan gontai aku berjalan mengikuti Didit kearah motornya.
Dari arah sebrang ku liat Puding tengah menghampiri kami dengan motor Revo hitamnya.
"Puding." ucapku hampir berdesis.
"Ngapain kemari? Anak-anak mana?" tanya Didit heran.
"Aku mau jemput Aland." jawabnya. Pandangannya tertuju kearahku.
"Mereka udah pada nungguin di Pantai. Nomer kamu kenapa ga aktif Dit?"
"Sorry. Aku bangunnya telat. Hp aku nonaktifin."
"Mereka masih nunggu di Pantai?" tanyaku. Puding mengangguk mengiyakan.
"yah udah yuk, kita samperin mereka." ajak didit naik keatas motornya.
"Kamu mau ikut ama siapa Land?" tanya Puding. Tatapannya seolah penuh harap aku mau ikut dengannya.
"Aland ikut ama aku Rif." waduhh.. Kok jadi bingung gini yah? Aku harus ikut siapa? Aku udah janji bakal kepantai bareng Didit. Tapi aku tidak mau melewatkan kesempatan emas di bonceng ama Puding. Aduh Puding, kenapa kamu ga datang lebih awal sih?
"Sama aku aja dek. Hahaha" sahut abang berbadan ceking. Abang gembul bertopi orange juga ikutan tertawa. Astaga, nih orang ngapain aja sih di warungnya ibu? Kirain udah pergi, taunya malah nongkrong. Menyebalkan.
"Aku.. Emm... Aku ikut.."
"Buruan naik Land." sahut Didit memotong ucapanku.
Ku liat Didit dan Puding secara bergantian. Bingung. Aku harus memilih siapa? Aku takut mengecewakan salah satu di antara mereka.
Oh.. God. Ini sungguh pilihan yang sulit.
To Be Continue :-)
@pokemon
@vendi74
@yuzz
@alabatan
@abiyasha
@Edmun_shreek
@Rivengold
@deyna
@zhedix
@Gusti_Dimaz
@adzhar
@JonatJco
@Jhoshan26
@erickhidayat
@Tsu_no_YanYan
@Ozy_permana
@alfa_centaury
@mr_kim
@kikyo
@shinsin
@agungrahmat
@curiousreader
@WYATB
@Adhi48
@santay
@sky_borriello
@CelloConcerto
@Putra_ajah
@hantuusil
@half_blood
@Flowerboy
@kizuna89
semoga suka yach guys :-)[/quote]
@kizuna89 : aku mention kok. :-)
Makasih udah mau mampir. :-)
bareng ke pantai.
Hehehe ...
Hehehe ... :-*
Kalo Didit dan Puding kan wangi. :-D