BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Persimpangan (TAMAT), book 2 di halaman 19

1383941434483

Comments

  • Baru komen..
    Mas, entah perasaanku saja atau apa tapi pendekatan antra Yadi dan Hendra kok kayak terlalu maksa ya?
  • Paranoid wrote: »
    Baru komen..
    Mas, entah perasaanku saja atau apa tapi pendekatan antra Yadi dan Hendra kok kayak terlalu maksa ya?

    @Paranoid, ku kembangkan karakter Hendra yang ceria dan terbuka ke yadi yang berusaha terbuka, setelah sadar hubungannya dg randy sudah selesai, jadi berusaha terbuka untuk kesempatan baru. Begitu kali. Makasih feed back nya yah
  • By the way, ku gak akan buat mereka terlalu cepat malam pertama...
  • "Tidur yuk" ajak Hendra antara kagok dan malu.
    "Yuk, ku gak protes kok kalo kamu mau guerilla, ku gak protes...hihihi... Demi kamu loh..."
    "Makasih yah, ku janji gak kebablasan koq, udah malem juga. Mandi dulu deh." jawab Hendra sambil tertawa ringan.


    Jumat sore, ponsel Hendra berbunyi, ada panggilan dari Setiadi.


    "Ndra, ku ama Jimmy dan Rontje mau hang out. Ikut yuk..."
    "Wah asik tuh, tapi ku baru selesai 10 menit lagi."
    "Gak apa- apa, kita tunggu lah, belon ganti pakaian juga kan..."
    "Iyah... Hehehe... Gimana nih... Ku mau banget..."
    "Yah... Kita berangkat dulu deh..."
    "Jangan dong Di, ku kangen berat kamu..."
    "Canda doang lah, gini aja, ku jemput kamu, lalu kamu bebenah dulu aja"
    "Yeeeee.... Asik... Ku buruan deh, jadi gak sabar nih"
    "Kita dateng 40 menit lagi yah, masih lampu merah grogol, mau jemput Rontje juga"
    "Gimana ku pulang dulu sekalian siap- siap dulu, jadi gak buang waktu"
    "Nah, itu bisa. Oke, sampe nanti yah."
    "Oke"
  • Malam itu mereka meluncur ke arah Daan Mogot, ke cafe Thuk Thuk yang belum lama buka. Setelah menjemput Rontje yang memilih menyusul dengan taxi ke arah Grogol agar tidak membuang waktu, mereka pun menjemput Hendra yang juga menyusul ke Slipi. Dari situ mereka pun menuju tempat tujuan.


    "Cafe ini belum lama buka, gua liat asik loh, gaya Bali, pemasaran aja." Jimmy menerangkan.
    "Udah ada yang pernah ke sana?" tanya Hendra.
    "Belon, kita cuma lewat aja, hari biasa mana fun, makanya kita coba ke sana."


    Tak lama, mereka pun sampai di sana. Karena tempat parkir yang sempit, Jimmy agak kesulitan memarkirkan mobilnya. Setelahnya, mereka berjalan masuk ke cafe, disambut oleh suasana etnis sedikit temaram namun terlihat asri. Mereka memilih duduk di serambi kanan, dimana ada tersisa satu meja masih tersedia.
  • "Wah asik tempatnya nih, boleh juga." Hendra antusias melihat ke sekeliling.
    "Enak buat hang out, gak jauh dari tempat kita" timpal Rontje.
    "Koq kalian belum pernah kesini?"
    "Hari kerja kan macet, suasananya juga empet lah..." jawab Setiadi.


    Mereka pun di hampiri oleh pelayan yang juga mengenakan pakaian bernuansa Bali. Mereka pun memilih- milih makanan.


    "Murah amat... Gak sampe 10 ribu per porsi. Ini harga mahasiswa, pantes rame." ujar Jimmy.
  • Setelah memesan, mereka pun mengobrol menikmati suasana cafe. Jimmy dan Rontje melihat bahasa tubuh Setiadi dan Hendra sudah lebih terbuka satu sama lainnya. Sifat humoris Hendra sudah lebih keluar, dan Setiadi pun sudah tidak lagi kaku. Mereka malam itu tidak ke disko, tapi berpetualangan kuliner malam itu. Setiadi sementara hampir tidak makan, hanya menemani ala kadarnya sambil menikmati suasana restaurant yang bernuansa etnis dengan penerangan serba temaram, sambil di goda Hendra untuk makan. Memang Hendra senang menikmati kuliner kapan saja, dimana saja, hampir tanpa pantangan. Sifat humoris dan ceria Hendra mampu membuka hati Setiadi, menerimanya dan mulai lebih siap menerimanya sebagai pengganti Randy. Jimmy dan Rontje senang, Setiadi akhirnya bisa melepaskan diri dari bayang- bayang Randy. Tiga tahun lalu tak pernah dapat terbayang Setiadi mampu membuka dirinya selain Randy.
  • "Makanannya standar yah," ujar Rontje
    "Buat harganya sih pantes, anggap aja kita beli suasana." Setiadi berdiplomasi.
    "Gua suka interiornya, mirip Bali." ujar Hendra.


    Mereka pun menikmati hiburan live music, yang waktu itu ramai menyanyikan lagu India: Kuch Kuch Hota Hai. Kira- kira 40 menit mereka menikmati suasana cafe sambil memesan beberapa minuman, akhirnya mereka pun pulang.


    "Mas Yadi, ik liat mas sudah bisa terima mas Hendra..." sahut Rontje setelah mereka mengantar Hendra ke tempat kos.
    "Iyah, dia orangnya iseng, tapi baek, ku juga udah mulai sayang ama dia"
    "Di, lu siap untuk jalan ama Hendra?"
    "Walau gua belon 100% bisa, tapi gua paling tidak gua udah bisa move on."
  • @erickhidayat hei broo, saran aja nih, 'ku' nya bisa diganti 'aku' gak? Sumfah gak enak banget dibacanya. Thanks hehe
  • moccachino wrote: »
    @erickhidayat hei broo, saran aja nih, 'ku' nya bisa diganti 'aku' gak? Sumfah gak enak banget dibacanya. Thanks hehe

    @moccachino, oke, aku ubah yah, di update selanjutnya. Makasih udah mampir yah.
  • Maaf yah bagian ini agak garing, insiden kucing2an yadi ama ndra bukan malam pertama, tapi sisi humoris nya ndra. Dari sini memang yadi masih perlu waktu ampe bilang ku cinta kamu. Begitu plot nya,
  • gak sabar pengen liat reaksinya randy...gimana ya?
  • gak sabar pengen liat reaksinya randy...gimana ya?

    @Gabriel_Valiant, ini akan lebih dari seru... Di sini ku harus ubah dinamikanya sedikit jadi lebih ke arah: dinamika cerita tinggi. Sabar yah, ku baru bener2 mentok sampe sini...
Sign In or Register to comment.