BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Persimpangan (TAMAT), book 2 di halaman 19

1252628303183

Comments

  • Satu Jumat sore, Jimmy sumringah akan menikmati malam panjang dengan Setiadi, di Plaza Senayan, salah satu Mall yang paling nyaman dibandingkan Mall lain, telah bersiap- siap menjemput Setiadi, yang menunggunya di jalan Thamrin untuk rupanya dia tidak harus memutar dan menambah lama perjalanannya. Berbelok di dekat Ratu Plaza, mobil Jimmy harus memutar balik untuk bisa masuk ke plaza. Tidak heran, mencari tempat parkir di sama Jumat makan adalah perjuangan tersendiri. 20 menit mengitari pelataran parkir sampai akhirnya mereka dapat di lantai 3 agak jauh dari pintu masuk mall. Dengan perut keroncongan mereka langsung menyerbu food court di lantai 4, disambut oleh kerumunan perut lapar. Mereka dihadapkan 2 pilihan, ikut mengantri atau mencari tempat lain.
  • Mereka pun memutuskan untuk ikut mengantri sambil mengobrol. 15 menit mereka habiskan untuk dapat makanan. Mereka memilih baso Afung, Jimmy memesan 1 mangkok dengan nasi, sedangkan Setiadi memesan makanan sama tanpa nasi. Mereka pun cukup beruntung, ada 1 keluarga yang baru saja selesai makan dan meninggalkan meja, menyisakan piring dan gelas di atas meja. Karena tak kunjung di benahi, mereka pun meletakkan piring- piring itu di bawah, dan sebisa mungkin dengan tissue yang Setiadi bawa membersihkan meja aja kadarnya.
  • Jimmy makan dengan lahap, sementara Setiadi perlahan- lahan menikmati santapannya.


    "Jim, mau nonton yuk"
    "Liat dulu aja filmnya. Kalo seru nonton aja"
    "Kalo gak ada yang seru kita ngopi aja di cafe oh la la"


    Jimmy tersenyum.


    "Halo Jimmy, apa kabar?" suara pria terdengar berat menyapa nya.


    Jimmy terkejut bukan main dengan wajah melongo, Setiadi secara intuitif melongok ke belakangnya melihat siapa yang menyapa.


    "RANDY... " sahut Setiadi.
  • Seluruh tubuh Setiadi panas dingin, melihat seseorang yang ia cintai, ia takuti berdiri kira- kira 40cm di hadapannya, dekat sekali hingga ia seolah sedang merasakan jantungnya. Wajahnya membeku, tak mampu tersenyum karena terlalu kaget melihat Randy tanpa permisi kembali masuk kedalam hatinya mengaduk- aduk seluruh isi hatinya. Ia terus menatap Randy dengan pandangan kosong.


    Jimmy tak kalah kaget, tak menyangka pelarian Setiadi harus berakhir di sini. Entah dia harus merasa bersalah atau tidak, ia hanya tahu ia tak berencana untuk mempertemukan mereka berdua.
  • Randy hampir tidak mengenali siapa yang duduk di hadapan Jimmy. Perlu beberapa detik dia baru mengenalinya. Menatap matanya di balik kaca mata tebalnya, bentuk bibirnya yang ia kenal, wajahnya yang berubah lebih lonjong serta perawakan nya yang berubah drastis. Badannya kaku melihat Setiadi yang dulu pernah mengisi hatinya. Jakunnya naik turun melihat ketampanan Setiadi.


    "Ran... Randy, gi... Gimana kabar nya?" Setiadi menyapa dengan gugup.
    "Yadi, kamu lain banget sekarang, udah lama balik Jakarta?" jawab Randy berusaha tenang.
    "Baru beberapa hari pindah, gabung yuk" Setiadi berbohong.
  • Suasana makan pun berubah menjadi kaku, Randy tak henti- hentinya menatap tajam ke arah Setiadi, terpukau oleh penampiannya.


    "Yadi, lu benera keren sekarang" kata Randy sambil terus menatap ke arah Setiadi.
    "Kali- kali manjain sendiri" jawab Setiadi risih di tatap Randy.


    Randy lupa rasa laparnya, masih terpengaruh oleh suasana reuni setelah 3 tahun. Mau tak mau, Setiadi memberikan alamat dan nomor telepon dan ponselnya kepadanya. Sekarang, kehidupan baru Setiadi berubah. Dia sekarang harus menghadapi ketakutannya.
  • Pulangnya, Jimmy memperhatikan Setiadi sedikit merenung.

    "Di. Sori yah, gua gak maksud nemuin lu ama Randy"
    "Gak lah Jim, lu gak salah apa- apa. Memang udah saat nya ketemu dia lah"
    "Gua pasti bantu lu apapun nanti kalo ku satu hari bicara ama dia."
    "Iyah Jim, mau sakit kayak apapun harus gua selesaikan ama Randy. Dia kan udah jadi suami Cindy"
    "Gua pasti bantu lu move on nanti, lagian lu sekarang ud ganteng.. Hahaha"


    Gelak tawa menyeruak di malam hari menemani perjalanan pulang mereka.
  • Ini akhir dari chapter 2. Selamat menikmati...
  • lagi lagi lagi

    boleh usul g authornya, hehe kurang nyaman klonpostingnya dipotong2 mister author
  • om bro @erickhidayat belon nemu kompi lg kyknya @a@ry hihi...

    randy ketemu setiadi... kagok si yadi nya. wajar. wajar
Sign In or Register to comment.