Dyra By : Esa Dewantara ============================
Pagi itu Dyra hanya berdiam diri
dirumahnya, hatinya masih
berkecamuk dengan segala masalah
yang sedang datang bergantian
sehingga dia mulai bosan sendiri dan
lebih memilih untuk mengistirahatkankan jiwa dan
raganya di dalam kamarnya. Pukul 5sore Dyra terbangun, dia
berharap semoga fikiranya lebih
tenang dan fresh, namun percuma
bayangan itu muncul lagi melintasi
angan-angannya setiap saat setiap
waktu bahkan setiap menit yang berjalan seiring hembusan nafas
Dyra.” Kak Ari . . . , apa salah Dyra?
Hingga kamu pergi begitu saja tanpa
kabar bahkan sekedar mengirim
pesanpun tak ada . . .” gumam Dyra,
Tanpa terasa ada cairan bening meleleh dari dua sudut mata Dyra Pukul 8 malam fikiran Dyra semakin
kalut. Diapun berlari mengambil kunci
motornya dan bergegas ke garasi
mengambil motornya, Dyra memacu
motornya sekencang mungkin kearah
pantai yang berjarak kurang lebih satu jam dari rumanhya. Setelah tiba
dipantai Dyra kendarai motornya
sampai kebibir pantai dan dia
meninggalkan begitu saja motornya,
Kemudian dia duduk sendirian
termenung dibibir pantai berteman debur ombak dan angin laut yang
dingin menusuk tulang namun hal itu
tak dirasakan sama sekali oleh Dyra. Dyra tertunduk dan mendekap kedua
kakinya , Dia merasa sudah tak ada
artinya dia hidup dia merasa ingin
mengakhiri semua kesedihan dia
dengan menyatu bersama dalamnya
pantai. Ketika dyra hendak beranjak tiba-tiba dia merasakan benda yang
dingin dilehernya dan mendengar
suara orang dengan nada membentak
“ Berikan kunci motor
kamu,cepaaaaat . . . “ ucap seseorang
di belakang Dyra tapi entah mengapa Dyra tidak merasa takut sedikitpun,
Dyra mengambil kunci disakunya dan
berkata “ kamu boleh ambil kunci
motorku setelah membunuhku” ucap
Dyra dan memasukannya kedalam
sakunya kembali diikuti lelehan air mata ketika dia menutup mata di
depan penodongnya, namun bukan
air mata rasa takut tetapi air mata
tanpa asa untuk melihat matahari
pagi. Entah perasaan dari mana timbul rasa
iba si penodong ketika dia
memandang wajah Dyra hingga dia
tertegun ketika melihat Dyra menutup
mata menunggu apa yang akan dia
lakukan ke Dyra. “ Kenapa kamu diam saja ? kamu kan cowok ? Kenapa
tidak mempertahankan sesuatu yang
berharga yang kamu miliki ? Kenapa
kamu hanya menangis ? Sepengecut
itukah kamu?” Tanya penodong
itu,terhenyak akan kata-kata si penodong Dyra membuka matanya
perlahan dan berkata “Jaga ya
mulutmu aku diam bukan berarti aku
takut dengan todongan pisaumu
ini,aku diam karena aku memang
menginginkannya, lanjutkan!” ucap Dyra dan kembali menutup mata
“Dasar bodoh . . . ! ” ucap si penodong
dan buuuukkkk . . . tangan
sipenodong menghajar perut Dyra
dengan keras, Dyra merasa badannya
limbung dan akhirnya Dyra pingsan. Karena korbannya telah pingsan
penodong yang bernama Rion itupun
mencari kunci motor disaku Dyra
akhirnya ketika telah menemukannya
diapun bergegas beranjak dari tempat
itu namun ketika motor telah di nyalakan dan cahaya motor menerpa
badan yang lemah tergeletak di bibir
pantai terhempas ombak timbul rasa
yang bergejolak di dalam hati Rion “
kenapa aku merasa kasihan
padanya ? Apa aku harus menolongnya ? Ah bodo amat dia tadi
minta mati jadi aku tak perlu
menolongnya” guman Rion Entah
dorongan dari mana tiba-tiba dia
turun dari motor dan mengangkat
tubuh lemah itu keatas motor dan dibawanya serta pulang kerumah
kecil yang tidak jauh dari pantai
sepertinya rumah itu hanya dia
tempati sendiri karena jelas semua
barang berantakan sama sekali tidak
ada sentuhan tangan wanita. Karena rumahnya hanya ada satu tempat
tidur merekapun tidur dalam satu
ranjang. Paginya Dyra terbangun dengan rasa
nyeri di perutnya “ Aku dimana?
Uuuuuuuuhhhh perutku sakit sekali?
“ ucap Dyra namu tiba-tiba dia
tersadar bahwa ada sesosok pria
yang tidur disisinya, “siapa pria ini? Yang jelas dia bukan Kak Ari yang
selama ini aku cari “ batin Dyra dia
coba pandangi wajah itu ada sebuah
ketenangan dalam wajah itu entah
mengapa Dyra merasa mengenal
dekat pria ini padahal dia baru saja bertemu, ketika Dyra memandangi
wajah itu tiba-tiba mata itu membuka
secara perlahan dan pemilik mata itu
sedikit kaget telah dipandangi orang
yang belum ia kenal dan ada didalam
rumahnya bahkan ada diatas tempat tidurnya, namun bayangan peristiwa
semalam mengingatkan dia pada
siapa orang yang berada dikamarnya
ini sekarang. “Heh kamu udah
bangun,nama kamu siapa ? Kenapa
kamu melihatku seperti itu ? kenapa tak kamu bangunkan aku ? Ucap
Rion. Dyra tersentak kaget ketika dia
ketahuan telah memandangi wajah itu
dari tadi namun dia berusaha untuk
bersikap wajar “Mana yang harus
kujawab dulu, kalau nanya satu-satu”
ucap Dyra dengan nada sedikit kesal “kelamaan tahu, kenapa kamu mau
mati banyak orang yang berjuang
untuk tetap hidup seperti aku ini
mencoba merampok kamu cuma
untuk bertahan hidup” ucap Rion dan
melemparkan pandangan kearah jendela disamping ranjang tempat dia
tidur mencoba mencari sesuatu
diujung pandangan itu namun hanya
kehampaan yang Rion temui. “ Aku
Dyra , Handyra Putra Kusuma , kamu?
“ ucap Dyra sambil mengulurkan tangan hendak menjabat tangan Rion
“ Orion Yoga Pratama, panggil aja
Rion ! ” balas Rion tanpa membalas
uluran tangan Dyra. “Aku mau banyak bertanya padamu
tapi nanti setelah aku mandi, can you
show me where is the bathroom ? “
ucap Dyra dan beranjak dari tempat
dimana dia tidur namun seolah baru
sadar kalau dia ada dirumah orang dan tidak membawa baju ganti
bahkan peralatan mandi pribadipun
dia tak ada. Rion menyadari apa yang
ada dalam pikiran Dyra dan serta
merta beranjak dari tempat tidur dan
mengambil baju ganti untuk Dyra,” Well, kamu bisa pakai bajuku nih
peralatan mandi dan handuk sudah
ada di kamar mandi, kamar mandi ada
disamping kamar ini, cepat mandinya
jangan lama-lama aku juga mau
mandi” ucap Rion,’ Ok thanks” balas dyra dan segera keluar dari kamar itu
menuju kamar mandi seperti yang
sudah dikasih tahu oleh Rion tadi. Setelah Dyra keluar dari kamarnya
Rion merasa ada yang aneh dengan
dirinya dan bertanya dalam hati “ Ada
apa dengan aku ya? Kenapa aku
simpati dengan anak ini biasanya aku
tak seperti ini, haaaaaaaaaaahhh bodohnya aku bagaimana aku
membayar biaya kuliah aku kalau aku
belum dapat uang untuk semester
depan bisa-bisa aku ga boleh ikut
kuliah semester depan nih “ batin Rion
“haaaaaaaaaaahhh” teriak Rion sambil mengacak-acak rambutnya
yang dipotong style harajuku itu. Beberapa menit kemudian Dyra sudah
selesai mandi dan masuk kekamar
Rion lagi “Aku udah selesai buruan
mandi aku lapar ayo kita cari makan
diluar” ucap Dyra,” Ok tunggu
sebentar aku ga lama kok mandinya” ucap Rion dan bergegas menuju
kekamar mandi. Setelah Rion keluar
dari kamar Dyra mengamati ruangan
kamar itu, seluruh tembok bercat biru
laut memberi kesan nyaman dan sejuk
ditambah lagi biru laut adalah warna kesukaan Dyra, jam dinding
berbentuk kura-kura dengan hiasan
kerang-kerang laut sebagai penanda
angkanya mengingatkannya pada
Raffael kura-kura brazil pemberian
orang yang sangat berarti yang kini telah pergi dan meninggalkannya,
sebuah lemari 3 pintu warna kuning
gading berada di sisi ranjang dan
disampingnya terdapat meja belajar
lengkap dengan seperangkat
computer, minimalis tapi tetap nyaman berada ditempat itu. Dyra berjalan menuju jendela di
ruangan itu dan membukanya angin
sejuk masuk keruangan itu memberi
rasa nyaman dan tenang bagi siapa
saja yang berada ditempat itu ketika
menikmati udara segar didepan jendela Dyra merasa ada orang masuk
kekamar dan dia tahu tanpa harus
melihat itu pasti Rion,” Cepet banget
mandinya kamu mandi atau . . . “
Tanya Dyra sambil membalikan
badannya dan terkejut ketika melihat Rion hanya memakai celana dalam
saja berada tepat didepan matanya
Dyra hanya mampu tertegun dan
mematung melihat cowok dengan
body yang yang sangat indah berada
didepan matanya hanya mengenakan celana dalam tentu saja itu membuat
nafsu ke-GAY-annya langsung
meningkat drastis. “Atau apa ? hei …
hei … kok malah bengong “ balas Rion
sambil mendekati Dyra dan
mengkibas-kibaskan tangannya didepan wajah Dyra. Tersadar dari
lamunannya dan terkejut Rion sudah
berada didepannya masih hanya
mengenakan celana dalam saja Dyra
pun menjawab dengan sedikit
nervous “ Haaa . . . buk … bukan apa- apa, aku tunggu diluar yah “ balas
Dyra sambil tersenyum berusaha
menutupi rasa terkejutnya dan segera
berjalan keluar dari kamar Rion tanpa
berkata apa-apa lagi,” Dasar aneh . . .”
batin Rion sambil memandangi tubuh Dyra yang lenyap dari kamarnya. Selang beberapa menit kemudian
mereka telah berada dijalan raya yang
kanan kirinya banyak terdapat
gunungan pasir dan rumah-rumah
penduduk disekitar jalan menuju
pantai. “ Hoi kamu mau makan apa ? “ ucap Rion yang mengemudikan motor Dyra tentu saja Dyra membonceng
dibelakang motornya tersebut, “
Terserah kamulah aku ikut aja” balas Dyra.
( bersambung )
Comments
Mention ya.
By : Esa Dewantara
=========================
Akhirnya mereka sampai disebuah rumah makan masakan padang dipinggir jalan yg pagi itu sudah terlihat ramai oleh para pengunjung yang ingin mengisi perut mereka. " Eh kamu gila ya pagi-pagi makan dirumah makan padang ? Emang mau, habis makan kamu bolak-balik kamar mandi ? tanya Dyra. " Hahaha woles (santai) aja bro lagian makanannya juga macam-macam kok kalau ga mau sakit perut ya ga perlu pakai sambalkan gitu aja kok repot, lagian tadi kamu bilang terserahkan ? So just close your mouth hahaha . . . " balas Rion, " Eh anak badak enak aja close your mouth . . . Close your mouth terus kapan aku makannya ? udah dah buruan pesenin pakai ayam tepung aja, inget ga pakai sambal, jelas ? Ucap Dyra . " Iya-iya bawel amat sih dah kaya emak-emak kebakaran konde aja hahaha . . . " bls Rion tanpa dosa dan hanya dibalas dengan pelototan mata dari Dyra.
Setelah makan mereka memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar dipantai, memandang garis yang membelah antara laut dan langit sungguh pemandangan yang menentramkan, gemerisik ombak air laut seolah membentuk alunan nada yang menghasilkan irama yang harmoni, tenang ,nyaman dan indah. Sementara itu Dyra duduk diatas pasir putih yang menghampar luas dipantai itu disampingnya duduk pula seorang pria yang baru saja dia kenal kemarin yang jelas-jelas mau merampok motornya tetapi dia heran kenapa malah jadi penolongnya. " Ion " panggil Dyra namun hanya dibalas dengan deheman dari sipemilik nama tersebut tanpa menoleh. " Makasih ya udah kasih aku tempat buat tidur ? Boleh aku tanya sesuatu ? Ucap Dyra. " Tentu, asal jangan tanya warna celana dalamku aja ya kamu kan udah lihat sampai bengong tadi hehe . . . " balas Rion dengan tawa kecil namun pandangannya tetap lurus kepantai. " Sembarangan suruh siapa keluar kamar mandi ga pakai handuk ( muka Dyra memerah ) , udah ah aku mau tanya serius boleh ga ? Ucap Dyra merasa jengah karena dia ketahuan oleh Rion saat dia terpana karena melihat badan indah Rion yang berotot tapi tetap ideal dan enak untuk dipandang apalagi hanya mengenakan celana dalam biru muda yang terlihat sangat ketat itu. " Iya boleh Dyr silahkan mau tanya apa ? " balas Rion. " Kamu tinggal sendirian disini ya ? " tanya Dyra, " Yah seperti yang kamu lihat dan ketahui Dyr apakah dirumah ada orang lain selain aku ? Ga ada kan jadi aku sendirian di Jogja " jawab Rion, " Orang tuamu diluar kota gitu ? Atau kamu keluar kota untuk kuliah ? " tanya Dyra lagi, " Ada benernya Dyr, tapi orang tuaku sudah meninggal semua saat aku kuliah di Jogja semester kedua, Ayahku pemilik perusahaan Tas yang terbuat dari kulit ular phytoon, dan mamaku desain makernya, Scano Phyton House itu nama perusahaan ayahku, Suatu hari perusahaan terbakar habis semua, kedua orang tuaku terjebak didalam pabrik dan tidak terselamatkan, Sejak saat itu aku jual rumah dan aset perusahaan ayah yang tersisa dan memilih tinggal di Jogja dan melanjutkan kuliahku, Aku memilih tinggal didekat pantai agar jika suatu saat aku merasa kesepian aku bisa menenangkan diri ditemani deburan ombak dan langit biru " ucap Rion mengakhiri ceritanya diiringi lelehan butiran air dari mata Rion. " Maaf Ion aku buka luka lamamu lagi ya ? Ucap Dyra, " Gpp Dyr " balas Rion pelan sambil menyunggingkan senyum kecil dengan pandangan tetap lurus kelaut yang mulah berubah jingga langitnya. Dyra memandang Rion dari samping dia melihat butiran air mata dipipi Rion diusapnya butiran itu Rion terkesiap dan memandang Dyra belum sempat Rion berkata Dyra sudah menariknya dalam pelukan tertumpahlah isaknya didada Dyra. Setelah isak Rion mulai mereda Dyra berkata pelan " Rion kita baru bertemu bahkan kamu hampir berbuat jahat kepadaku tapi takdir berkata lain mungkin kamu akan ditakdirkan jadi sahabatku atau mungkin lebih " ucap Dyra, " Lebih ? ? Maksudmu apa Dyr ? Balas Rion " Ah bukan apa-apa bisa aja kita jadi saudarakan, udah yuk udah mulah gelap kita pulang " balas Dyra, Dan merekapun pulang menuju rumah berwarna biru muda itu.
=========================
Salam kenal dari Esa, terima kasih ya buat yang sudah pada baca, maaf Esa updatenya lama soalnya kemarin vakum puasa hbs puasa mlh sakit hehe, jgn kapok ya bacanya . . .
ni buat yang dimention uda aku mention ya hehe . . .
@masdabudd,@SanChan,@adzhar.
part 2 nya malah nyambung2 kayak kereta,hehe
tanda kutip "..." juga kadang kelewat , jadi pas baca jd kebablasan.
lebih enak kalo ganti line saat pergantian dialog tokoh, biar ga berentet, jd ada jedanya.
bagusnya jarang typo, trus critanya jg ngalir, ada potensi bkal bgus ni cerita..
oya, td di part 1 ada disebutkan si penodong namanya rion, pdhal lebih bikin penasaran kalo bru d buka identitasnya blakangan..
lanjutkan
Saat Rion dipeluk Dyra, entah kenapa aku jdi terharu bahkan bulu roma ku merinding. Apa mungkin karena aku juga pernah ada di posisinya Rion ya. Ditinggal oleh org yg bnr2 ku sayang.
Hiks,,, Hiks,,, Hiks,,,
@adzhar, sabar ya kawan semua pasti ada hikmahnya, mksh ya dah mau mampir lage , nhe part 3 uda aku ketik lage tapi mgkn besok bru Esa publish hehe . . . Jgn kapok ya nunggunya, mksh.
okay..
jangan lupa sebelum di post dibaca dulu.. sapa tau ada yg perlu diedit dan diperbaiki,hehe