It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Silahkan dibaca ya.
Gak kerasa kami sudah sampai di halte Trans Jakarta dekat rumah, tapi karena anak-anak tadi tidur jadi Boscha di gendong mas Hendri dan Kafka di gendong Tossa.
“Tuut tuut.” Aku mencoba menghubungi mas Sita, untuk menjemput kami. Biarpun deket tapi lumayan juga apalagi situasinya kaya gini. Tidak lama mas Sita pun datang menjemput , kami bergegas masuk kedalam mobil.
“Aduh itu pahlawan-pahlawan kecil pada kecapean ya? Nyenyak amat tidurnya.” Celetuk mas Sita.
“Iya, sangking girangnya tenaganya pada abis hahaha.” Jawabku.
“Mas Hendri teh kapan pulang ke jermannya?” Tanya mas Sita kepada mas Hendri.
“Ah? Iya mas Sita? Kenapa?” Tanya balik mas Hendri.
“Udah sih mas Sita kenapa harus tanya-tanya gitu?!.” Tiba-tiba aja aku jadisensitif dan menegur mas Sita.
“Maaf mas saya cuma tanya kok.” Jawab mas Sita.
“Hahahaha, tau nih sensi amat si ibu, takut ya di tinggal sama aku?.” Ejek mas Hendri.
“Tau ah aku cape.” Jawabku singkat.
“Jangan marah-marah gitu ah jelek. Udah gede juga, masa kelakuannya kaya Boscha sama Kafka hahahaha.” Tambah Tossa.
“Iiih udah, aku lagi ngantuk ini jangan di bully terus.” Jawabku memohon.
“Iya, iya maaf ya.” Jawab Tossa.
Gak kerasa sampe juga kerumah, home sweet home. Dengan sigap para peria tangguh sibuk membawa anak-anak kekamar dan aku mengambil belanjaan di mobil.
“Bibi...” Panggilku kepada bi Surti.
“Iya mas?.” Jawabnya.
“Orang-orang dirumah sudah makan?.” Tanyaku.
“Sudah kok mas, atuh sudah pada kenyang. Tinggal pada tidurnya ajah.” Jawabnya dengan logat sundanya.
“Hahah atuh okelah kalo begitu, bibi atuh sok istirahat aja ya.” Perintahku.
“Baik atuh, kalo itumah gak usah di suruh.” Sekejap habis menjawab dia langsung melesat bagai angin.
Gak lama mas Hendri dan Tossa menghampiriku, tiba-tiba aku kepikiran soal pertanyaan mas Sita tadi.
“Heh! Ngelamun aja!.” Kejutannya mas Hendri berhasil menyadarkan ku.
“Hah? Nggak kok ble aku gak ngelamun.” Jawabku bercanda sembari menghilangnkan pikiran-pikiran tadi.
“Kayaknya kamu cape, udah biar mas aja yang anter Tossa ya?.” Bujuk mas Hendri.
“Iya istirahat aja gih.” Tambah Tossa.
“Udah gak apa-apa biar aku sama mas Hendri anter kamu ok.” Tanpa panjang lebar dan mengulur-ulur waktu aku ambil kunci mobil.
“Ayok peria-peria tampan, kita berangkat.” Ajak aku sambil berjalan menuju arah garasi mobil.
“Biar aku yang bawa mobilnya.” Celetuk Tossa.
“Ok.” Jawab mas Hendri. Sesampai di garasi mobil aku berikan kunci mobilnya ke Tossa. Mas Hendri duduk didepan dan aku di belakang.
“Kita berpisah dulu ya, nanti pulangnya kamu di seblahku lagi ko.” Tiba-tiba kata-kata itu keluar dari mulut mas Hendri. Sontak aku langsung melek deh.
“Aduh mas Hendri ini gak tau situasi nih, nanti Tossa mikir apa coba..haduuh.” Gerutuku dalam hati.
“Mas ini godain terus ojan, suka beneran nanti.” Tossa menanggapi omongan mas Hendri.
“Aduh apaan lagi deh ini omongannya jadi ngelantur, mancing ke arah yang enggak-enggak tau gak sih Tossa!.” Gerutuku dalam hati.
“Aku emang suka kok sama Bango.” Jawab mas Hendri, dan seketika semuanya terdiam.
“Aduh, ini kenapa jadi ngelatur ah.. ayo jalan, udah Tossa berangkat aja gak usah di tanggepin.” Pintaku. Aduh kenapa sih mas Hendri nih blak-blakan banget, iya sih dia lama di German mungkin disana bebas-bebas aja secara toilet aja di sana ada 3 satu kamar mandi lambangnya Wanita yang tengah lambangnya (?) nah yang satunya lambang Pria. Disana emang hal kaya gini udah dilegalin tapi mas, ini Indonesia hiks -_-. Apalagi aku pernah punya masa lalu sama Tossa, aku masih canggung ngomongin ginian...hum.
Kalo boleh curhat Tossa itu ibarat cinta ke 2 ku, walaupun bukan yang pertama tapi kenangan sama dia tuh banyak banget. Jujur aja sampe saat ini, aku masih suka kepikiran sama Tossa, sebelum bisa ketemu dia lagi kaya sekarang ini, aku tuh kalo liat orang kulitnya hitam manis terus bibirnya agak tebal dan pink dengan bentuk muka yang masculine pasti bayangan aku langsung menuju ke Tossa, belum bisa move on nih.
“ Ok deh.” Jawab Tossa tanpa ada balasan mengenai kejadian yang baru aja terjadi.
Sepanjang perjalanan gak gitu banyak yang aku obrolin, soalnya dua orang di depan ku sibuk ngomongin kerjaannya, sesekali aku tanya sih soalnya aku tertarik dengan dunia arsitektur. Gini-gini aku menang juara 1 dan 2 waktu ada lomba se sma di Jakarta loh.
“Zan itu restorant, lo yang design?.” Tanya Tossa.
“Iyang dong, bangus ya?.” Jawabku bangga.
“Iya bagus, buat orang yang gak menekuni bidang itu kamu udah bagus.” Jawab Tossa lagi.
“Kebetulan aja kali itu dia lagi bagus.” Ejek mas Hendri.
“Ih enak aja gini-gini aku bisa tau!.” Jawabku kesal.
“Iya, aku percaya kok.” Jawab Tossa.
“Di belain terus ya.. hahahahaha.” Sahut mas Hendri. Denger gitu aku langsung bertindak, aku jewer aja tuh kupingnya mas Hendri.
“Dari tadi ya...kenapa sih kamu mas ejek ejek terus ih?!.” Tanya ku kesal.
“Cemburu.” Jawabnya santai seperti tidak ada yang salah dengan jawabannya.
Aku seneng sih tapi gak disini juga mas, ini terlalu blak-blakan huaaaa. Aku malu semalu malunya malu.
“Apaan sih mas? .” Pertanyaan itu keluar dari mulut Tossa.
“Bercanda sih bercanda tapi yang normal-normal aja. Kadang-kadang suka keterlaluan.” Tiba-tiba saja Tossa berbicara seperti itu, membuat suasana menjadi semakin tidak enak.
“Ups, sorry aku gak maksud merusak suasana.” Jawab mas Hendri lalu diam.
“Udah-udah, ah kok jadi kaya gini sih. Cuma bercanda kok ya.” Timpal ku untuk mencairkan suasana.
“Udah senyum lagi dong, ayok cerita-cerita lagi soal kerjaan.” Aku berusaha lagi mencairkan suasana, sempat terjadi kesunyian ya kira-kira 10 menit. Lalu Tossa mencoba berbicara terlebih dahulu, seperti biasa sepertinya dia memang tipe orang yang gampang melupakan sesuatu. Walaupun aku gak tau gimana sebenernya tapi aku lihat Tossa orang yang memang tidak mau mencari masalah.
“Kapan-kapan jalan lagi yuk sama anak-anak.” Ajak ku kepada mereka
“Enaknya kemana ya...” Tanyaku.
“Di ajak ketempat rekreasi aja gimana?.” Tanya mas Hendri.
“Boleh.” Sahut Tossa.
“Ok deh, nanti kita omongin lagi ya.” Jawabku.
Gak kerasa udah sampe tapi, aku dan mas Hendri gak ikut mampir karena lelah dan ingin segera pulang. Kami hanya membuka kaca mobil lalu melambaikan tangan. Tapi sebelumnya Tossa sempat meminta nomer kontak pribadiku ya aku kasih aja gak ada salahnya kan?. Dan mas Hendri tidak terlihat ada masalah dengan itu.
Diperjalanan tidak ada pembicaraan, tapi tangan kiri mas Hendri terus memegang tangan kanan ku. Aku nyaman dan merasa aman sesekali dia mengusap kepala ku dan aku juga sesekali menempelkan kepalaku di bahunya. Aku senang saat saat seperti ini, betapa hangatnya orang ini dibalik sifatnya yang kadang menjengkelkan. Hal ini membuat aku semakin tidak membayangkan bagaimana nanti saat mas Hendri kembali ke German, pasti aku bakal kangen masa-masa seperti ini..kenapa sih kamu dateng mas terus pergi lagi! Huh!
“Mas, yang mas bilang tadi itu beneran?.” Tanyaku pada mas Hendri.
“Apa?.” Tanyanya balik, emang sih pertanyaan aku tuh bikin orang buat bertanya lagi karena gak jelas!
“Kalo kamu cemburu.” Aku perjelas maksud pertanyaanku.
“Iya.” Jawabnya singkat.
“Kamu marah?.” Aku tanya lagi. Tiba-tiba genggamannya makin erat, dia tidak menjawab. Sontak aku bertanya lagi.
“Mas?.” Tanyaku lagi untuk meyakinkan, tapi dia malah melepas genggaman tangannya lalu mengelus kepala ku dan menciumnya.
“Masih mau bertanya hal yang sama?.” Pertanyaan itu membunuh semua pertanyaan ku seketika.
“Enggak mas..” Aku diam dan tersipu malu. Ditariknya lagi kepalaku ke bahunya lalu mengusap kepalaku lagi dan akhirnya tangan itu kembali menggenggam tangan ku lagi.
“Aku mau Boscha les bahasa German, mumpung dia masih kecil lebih mudah untuk ngajarnya.” Tiba-tiba mas Hendri melanjutkan percakapan.
“Aku mau yang terbaik buat dia, di German pendidikan sangat bagus terutama dalam bidang technologi dan science. Aku senang kamu mendukung dia dengan memberikannya buku exclopedia.” Terang mas Hendri.
“Iya awalnya aku mengenalkannya buku tentang hewan, semenjak itu dia tertarik dengan buku-buku seperti itu.” Jelasku.
“Iya aku mau dia menjadi anak yang paling bahagia di dunia, yang dia punya cumakita berdua dan kamu, aku gak mau kamu mengurusnya sendiri aku ingin kita membesarkannya bersama.” Jelas mas Hendri, mendengar perkataannya hatiku tersentuh tanpa sadar tanganku sudah ada di kepalanya sekarang giliran aku yang mengelus kepalanya lalu ku angakt sedikit kepalaku untuk bisa melihat wajahnya. Dia tampak serius dengan hal itu, aku semakin yakin kalo aku suka sama mas Hendri.
Sepertinya dia sadar kalo sedang di perhatikan kan olehku lalu dia bertanya.
“Kenapa?.” Tanyanya.
“Gak apa-apa.” Jawabku.
“Yaudah lanjut lagi dong usapin kepala akunya.” Pintanya, dengan senang hati aku lakukan. Aku suka moment seperti ini tapi lama-lama pegel juga ya soalnya ngusapnya pake tangan kiri udah kaya gaya monyet aja.
“Mas rencana kamu memang apa setelah ini?.” Tanyaku lagi.
“Aku mau kalian berdua hidup denganku, melihat Boscha tumbuh besar dan aku punya tujuan hidup untuk bahagiakan kamu dan Boscha. Dan mungkin agak lucu kedengarnya tapi aku ingin pulang bisa disambut hangat oleh keluarga kecilku.” Itu jawabannya. Saat itu juga aku terdiam seperti aku tahu apa yang akan terjadi dalam hidupku dan aku merasa aman dan tentram.
“Mas makasih ya sudah memperhatikan aku dan Boscha.” Ucapku, aku tidak tahu harus berkata apa lagi.
“Aku ini udah kepala 3, aku gak mau lagi neko-neko, sekarang ini aku cuma pengen bahagia dan bahagianya itu sama kalian. Terserah orang mau bilang apa, aku nyaman dengan ini.” Jawaban yang menyentuh hatiku lagi, gak tau deh udah yang keberapa kali.
“Karena itu aku ingin kalian tinggal di German.” Tambahnya.
“Iya tapi pekerjaanku disini mas dan kenangan Boscha semua
ada disini.” Jawabku.
“Aku tahu, tapi manusia itu hidup bukan untuk kenangan tapi untuk masa depan, aku ingin mewujudkan cita-cita Boscha yang mau jadi dokter dan keinginan kamu bisa ngunjungin museum Mercedes-Benz. Dan kalo memang kita harus kembali ke Indonesia yasudah kita pulang tapi, untuk saat ini aku mau Boscha bisa lebih mengeksplor bidang yang dia inginkan. Di German itu bisa membantu Boscha.” Jawaban mas Hendri gak bisa aku sangkal karena memang German itu kualitas pendidikannya bagus banget. Sebenernya dulu aku juga sempet mau kuliah disana tapi tuhan berkata lain yaudah disini aja di negriku Indonesia. Jangan bilang-bilang ya soalnya mas Hendri belum tau, kalau tau tambah menggebu-gebu aja dia jadi diem-diem aja ya.
“Yaudah nanti kita rundingkan lagi ya.” Jawabku
“Ok, kalo gitu malam ini kamu tidur di kamarku dan kita rundingkan disana.” Jawabnya dengan senyuman mencurigakan.
“Ih apa hubungannya?.” Tanyaku herman.
“Ya ada makanya malam ini tidur sama aku.” Jawabnya.
“Gak mau.” Tolakku.
“Perlu dipaksa dulu ya?.” Godanya.
“Ih apa sih ah, udah error lagi aja otaknya. Baru aja aku
tersanjung eh sekarang balik lagi ke asal.” Jelasku.
“Loh emang salah ya? Perlu pengesahan buat bisa tidur bareng? Lagian kita cowok sama cowok kok.” Pembelaan mas Hendri ini gak jauh beda sama cowok-cowok lain yang mesum.
“IH MESUM!.” Jawabku kesal.
“Mesum darimana? Emang aku bilang apa? Minta apa? Cuma tidur berdua aja kok dibilang mesum? Emang kemaren waktu kita tidur berdua ngapain aja? Nggak ngapa-ngapain kan? Kamu aja tuh pikirannya.” Jelasnya dan langsung sekakmat. Kalo udah gini urusannya cuma bisa diam.
“Kan gak bisa buat pembelaan kan?.” Tambanya lagi.
“Hem.” Jawabku bingung. Lalu dia mengeratkan pegangannya dan mencium berkali-kali kepalaku, untung gak sampe ngiler.
Sesampainya dirumah baru aja turun dari mobil dia udah kasih-kasih kode buat tidur bareng, dengan wajah sedikit memelas, lucu banget liatnya bikin pengen cium. Ihhh gemes >__<.
“Yaudah tapi, aku mandi dulu ya. Kamu juga.” Pintaku.
“Mandi bareng aja ya?.” Jawabnya.
“Eh, dibaikin ngelunjak ya, yaudah gak jadi aja.” Jawabku
dengan sinis.
“Yaudah deh.” Jwabnya tanpa memohonlagi.
Sebelum mandi aku masuk kekamar Boscha untuk melihat Boscha dan Kafka, ternyat sudah digantikan baju sama suster ya sukur deh. Yang besar bajunya mobil yang kecil gambarnya kapal laut, lucu bingits jadi aja aku cium deh dua-duanya. Pas mau keluar kamar Boscha mas Hendri masuk terus aku jadi nungguin deh. Dia ngelakuin hal yang sama apa yang aku lakuin.
“Ah gak asik.” Tiba-tiba keluar kata-kata itu dari mas Hendri.
“Apanya?.” Tanyaku. Tiba-tiba dia berbalik arah ke arahku dan tanpa rambu-rambu lalulintas dia cium deh bibirku. Kenalagi bibirnya. Aku kaget dan hangus seketika >/////< kenapa sih dengan orang ini sukanya dadakan terus tanpa aba-aba!
Selesai mandi aku langsung menuju kamar mas Hendri, saat membuka pintu aku terkejut! Karena tumben dia tidur rapih pake baju oblong hitam sama celana panjang batik. Tapi kok malah jadi sexy gini ya. Haduh aku deg-degan, bingung semua campur aduk.
“Sini masuk buruan ngapain disitu? Bingung ngeliat aku bajuan gini? Apa aku bugil aja?.” Tanyanya heran.
“Ih jangan! Udah gitu aja!.” Jawabku tegas.
“Iyalah biar lebih bisa menikmati, gak seru kalo koloran doang gak ada sensasinya.” Jwabnya santai.
“Maksudnya?.” Sedangkan aku bingung.
“Udah banyakan tanya.” Mas Hendri tanpa basa-basi langsung menghampiriku dan menggendongku ke kasur. Untuk kelanjutannya saya gak bisa jelaskan, bisa anda pastikan sendiri. Aku ini pasif dan mas Hendri itu aktif.
Ditengah tidurku aku bangun aku lihat jam baru jam 1, sebelum melanjutkan tidur aku merasakan aku dipeluk erat mas Hendri, aku berusaha membalikan tubuh untuk menatap wajahnya dan menciumnya. Saat sedang berusaha tiba-tiba.
“Kenapa?~~ masa belum cukup?.”jawabnya sambil suara setengah sadar. Emang dasar orang aneh!.
“Enggak udah cukup, aku cape. Cuma mau cium aja sama liat muka kamu.” Lalu aku cium mas Hendri. Aku baru sadar mas Hendra sekarang cuma memakai boxer begitu juga aku tapi, aku tidak risau lalu langsung melanjutkan tidurku.
Tolong kritik dan sarannya soalnya udah lama banget gak nyentuh-nyentuh ginian jadi mungkin perlu koreksi lebih lanjut terima kasih sudah menunggu.
@masdabudd
@Klanting801
@the_rainbow
@zhedix
@Tsu_no_YanYan
@gymue_sant
@Beepe
@Curiousreader
@jerukbali
@YANS FILAN
@wicak
@rezadrians
@jokerz
@darkrealm
@Sicnus
@obay
@jony94
@Zhar12
@angelofgay
@MikeAurellio
@mfrb
@xanxan
@kimo_chie
@Pleiades
@rezka15
@dimasera
@mahardhyka
@ardi_cukup
@Duna
@Fatih22
@Kim_Kei
@AghaChan
@arifinselalusial
@nakashima
@Abeza
@affiandyR
ajak juga my bebeb @Hiruma @balaka didi @3ll0 koko @Tsunami ma @ReyhanZa ayuck dibaca2
lupa lupa ingat ~~~~~
gua juga pengen dimeniton kalau update . .
asik asik asik
Kyaaa om Bango abis ngapain>< ih ih masa di skip, mustinya dijelasin sejelas-jelasnya!! #ditampar
Lanjjuuuuttt cepettt ya><
gue jgn lupa di mention
thanks udah ngajak. tp bacanya nanti yee. yg updatean dan mentionan kemaren2 aja blm gw baca. masih ada di list save