Tetesan air hujan seperti berlomba lomba jatuh ke tanah, sudah sehari semalam hujan turun dengan deras di kota ku
Aku hanya duduk bersila di lantai diam membisu memandangi kolam ikan kecil yang air nya sedikit meluap, karena kejatuhan air hujan.
Sesekali ikan ikan mas kecil naik ke permukaan air untuk bernafas, entahlah, aku hanya menerka nerka, atau mungkin mereka menatap mendung du wajah ku, atau mungkin mereka sedang memberi semangat kapada ku, yang lebih parah mungkin saja mereka sedang mentertawai ku.
Entahlah, pagi ini, oh tidak, ini masih dini hari, udara sangat terasa dingin, di tambah lagi karena hujan menambah dingin udara di sekitar ku.
Satu persatu air mata jatuh membasahi pipi, entah hangat entah jadi dingin, mengalir perlahan, sepert sumber mata air yang baru di gali, terus mengalir bersama kepedihan, sebagian jatuh kepangkuan ku, sebagian mengering bersama luka hati ku.
Comments
Apakah pernah ikan ikan itu bosan di dalam sana, apakah ada keinginan dalam hati mereka untuk bisa berenang di kolam atau bahkan danau yang luas.
Kadang aku merasa seperti ikan ikan kecil itu, hanya berenang di dalam kolam kecil ku. Yah selama aku hidup aku hanya keluar rumah kalau perlu saja, sekolah, bermain, bekerja, ke pasar, ke rumah sakit, bla bla bla, dan seperti ikan di kolam itu yang hanya berjumlah selusin, aku hanya mengenal sedikit orang di dunia ku, kedua orang tua ku, mungkin saudara saudara dari mereka, sedikit teman teman sekolah dan kuliah ku, dan teman teman kerja
Ah teman teman kerja, sebenar nya aku tidak benar benar bekerja, aku bekerja di tempat usaha orang tua ku, tepat nya almarhum orang tua ku.
Semenjak kedua orang tua ku pergi aku seperti sebatang kara.
Aku rindu saat saat bersama mereka, hanya mereka yang bisa mengerti aku.
Aku hanya tersenyum, bukan kehilangan harta yang membuat aku menangis, tapi kehilangan saudara lah yang sangat menyakitkan.
Semenjak kedua orang tua ku pergi, saudara saudara kandung ku seperti berlomba lomba melupakan ku, tak pernah kudapati pintu rumah mereka terbuka saat aku datang, tak pernah telpon dari ku di jawab, bahkan sudah berganti nomor tanpa ku tau nomor baru nya.
Aku hanya tersenyum, mencoba berpikiran baik, selalu doa yang aku panjat kan pada sang pemilik kehidupan agar mereka selalu hidup dengan bahagia.
Aku lihat makanan dan minuman masih utuh di tempat nya, bahkan es batu telah mencair entah sejak kapan.
Aku lelah menyiapkan makanan dan minuman ini, untuk merayakan hari kelahiran ku, yang tak seorang pun pernah tau, bahkan tak satu setan pun pernah ingat.
Aku berharap ada seseorang yang datang malam ini. Ah aku hanya bermimpi.
Bahkan lalat pun tak hadir untuk mencicipi makanan yang sudah aku masak.
Entahlah apa yang ada dalam pikiran ku saat ini kosong dan terasa hampa, tubuh ku menggigil, pandangan ku mulai suram, semua tamak rata, semua samar samar, cahaya mulai menjauh, berganti gelap, kegelapan itu datang, ia tersenyum mencium ku dan memeluk ku erat, seakan kami sudah sangat akrab...
Dengan perasaan sedikit kesal, seorang pemuda turun dari ranjang nya, wajah nya terlihat kusut dan berantakan sama seperti keadaan ranjang yang ia tiduri semalaman.
'Sialan nih orang, kalau nga mau minjemin uang jangan janji janji deh, bikin kesel aja...' sumpah serapah meluncur mulus dari mulut nya
Kemudian ia bergegas ke kamar mandi, tak lama ia sudah kembali ke dalam kamar, duduk di pinggir ranjang nya, tangan kanan nya mengambil ponsel cerdas milik nya, memeriksa apakah ada pesan masuk dari seseorang yang sangat di harap kan dapat membantu nya keluar dari masalah nya.
Masalah nya cuma satu, selalu kekurangan uang, semua itu karena gaya hidup nya yang terlalu, ya terlalu boros dengan yang nama nya uang, padahal saat ini status nya masih sebagai mahasiswa abadi di sebuah universitas swasta di Jakarta
Adam kemudian mengirim sebuah pesan singkat kepada teman nya agar sudi meminjamkan dia uang, teman ini adalah satu satu nya teman yang sangat baik pada nya, apapun yang ia minta tak pernah di tolak sekali pun.
Adam menghela nafas panjang, sudah 30 menit tak ada jawaban dari teman nya itu, sudah lusinan sms yang ia kirim dari kemarin tapi tak satu pesan singkat pun dari teman nya itu masuk
Ponsel nya berdering, deg...
Adam kaget, segera nya di lihat layar ponsel nya.
Sial bukan dari Bayu, tapi dari Melani, seorang perempuan cantik yang baru ia kenal semalam dari sebuah acara ulang tahun teman nya fi sebuah tempat hiburan malam.
Males, tak di lihat nya pesan singkat dari Melani
Duh, kenapa sih sms gw nga di bales, kata Melani dalam hati.
Melani kemudian menatap ke cermin, wajah nya sudah terlihat sangat cantik, Melani belajar berdandan sejak duduk di bangku kelas satu SMP, ia belajar dari adik ibu nya yang kebetulan bekerja sebagai perias wajah di sebuah salon yang khusus untuk kalangan menengah atas di Jakarta, prlangan nya kebanyakan Artis dan tante tante gaul yang bingung untuk menghabiskan uang dan waktu
Tumben nga biasa nya sms gw nga dibales, bahkan telpon juga nga di angkat. Jangan jangan terjadi sesuatu sama dia, Melani jadi was was terhadap sahabat nya, teman kuliah nya, eh mesin ATM berjalan deh buat Melani, karena berapa pun uang yang ia perlukan si teman ini pasti akan memberikan nya, tanpa Melani mau tau dari mana sumber uang itu berasal.
Tiba tiba ia ingat, ia baru berkenalan dengan seorang pemuda bernama Adam, kalau nga salah si Adam tinggal nga jauh dari rumah Melani, Segera saja ia mengirim sms ke Adam.
Kali aja si Adam mau nganterin Melani ke rumah sahabat nya itu.
Kembali hp nya berdering, sebuah sms lagi dari Melani.
Meilan
Hai adam sibuk nga ?
Tumben nih cewe baru kenal udah sms gw, timbul pertanyaan dalam hati Adal, biasa nya si Adam yang selalu mulai gombalin cewe cewe yang dia suka
Adam
Nga mel, tumben sms, ada apa yah ?
Haduw kalau inget Melani, si Adam jadi kesel, pas kemaren liat Melani pulang di jemput om om dengan mobil mewah, dasar jablay, kata Adam dalam hati, waktu itu
Melan
Adam, bisa tolongin gw nga, gw mau ke rumah temen gw, tolong anterin dong
Adam
Di mana Mel ?
Melan
Di Bintaro, sektor satu
Adam berpikir sejenak, sektor satu kan dekat rumah nya Bayu, yah sekalian aja, kata nya dalam hati
Adam
Ok Mel, mau gw jemput jam berapa ?
Melan
Kalau bisa sekarang ya Dam
Adam
Oke cantik, gw segaeara meluncur ke tempat lo
Melan
Sip, hati hati di jalan ya beib
Ahaaaaa hati Adam langsung berbunga bunga, anpa buang buang waktu ia segera mengambil kunci dan jaket, seakan lupa akan masalah nya.
'Makasih yah Adam' kata melani dengan wajah cantik nya, walau pun iya tak berdandan tapi asli nya iya memang cantik
Adam tersipu di buat nya hingga tak mampu berkata kata, apalagi melihat senyum mnias yang menghiasi wajah Melani, Adam seperti melihat Bidadari turun dari surga
'Hai Adam, duh jangan liatin gw kek gitu kali' kata Melani sedikit protes sambil memaikan tangan nya di depan wajah adam ' ayo, kapan kita sampai kalao lo diem'
'Hati hati yah' kata Melani Sambil memakai sabuk pengaman
'Oke bos' Adam kemudian menghidupkan kembali mesin mobil 'Ya ampun Mel, lo tambah cantik aja' kata Adam sambil mengerutu nga jelas
'Kenapa ?' tanya Melani
'Eh enga, tadi ada kucing lewat' kata Adam
'Eh mana mana, hati hati loh Adam' kata Melani sedikit panik, ia sangat suka terhadap yang nama nya kucing
'Udah masuk semak semak, nga apa apa kok' kata Adam mengalihkan pembicaraan
'Syukurlah' kata Melani menghela nafas panjang
'Kita mau ke mana nih Mel ?'
'Ke rumah teman aku, kan udah bilang di sms tadi' kata Melani, sambil menatap ke arah Adam
'Laki temen gw' kata Melani, sambil mengetik di ponsel nya
'Ohhh lakiiii' kata Adam, jadi kurang semangat
'Kenapa emang ?' tanya Melani heran dengan perubahan nada suara dan raut muka Adam
'Nga apa apa'
'pacar lo ya ?' tanya Adam sedikit ketus
'Woooo biasa aja kali nanya nya, bukan dia beneran temen, temen baik, baik banget'
'Oh temen baik, cuma temen apa demen ?' tanya Adam lagi, tak lama mereka sudah memasuki kawasan bintaro jaya
'Benetan temen, lo cemburu yah ?' tanya Melani sedikit nga enak hati dengan pembicaraan yang nga jelas arah dan tujuan ini
'Cemburu hahahaha' Adam tertawa, padahal dalam hati nya nya ia bener bener terbakar cemburu berat 'Emang siapa gw' kata Adam lagi
'Kali, kan gw cuma nebak nebak aja'
'Rumah nya sebelah mana Mel ?' tanya Adam ke Melani, saat mereka memasuki kawasan Bintaro, sektor satu
'Pelan pelan rumah nya paling ujung' kata Melani menunjuk ke sebuah rumah dua lantai di ujung jalan
'Ya ampun' kata Adam sedikit rerkejut
'Yah Mel, itu mah rumah temen gw, Bayu nama nya hahaha' lagi lagi Adam tertawa, lalu ia memarkirkan mobil tepat di depan pagar rumah Bayu
'Hahaha dunia sempit banget ya Dam' kata Melani, sambil melepas sabuk pengaman
'Iya nih, gokillll'
Kemudian mereka berdua turun dari mobil, setelah mengunci mobil, mereka berdua berjalan ke arah pintu pagar rumah Bayu
'Tumben halaman rumah nya kotor banyak daun berserakan' kata Adam 'Dan koran juga seperti nya udah berapa hari nga di ambil' kata Adam lagi
'Iya, tumben' Melani juga heran' tuh lampu teras juga menyala, tapi jendela terbuka tuh, duh gw jadi khawatir' Melani segerra membuka pintu pagar yang memang tidak di gembok
'Tumben nih pagar nga di gembok' kata Adam
'Iya, tutup lagi Dam' Melani kemudian berlari kecil ke arah pintu rumah Bayu, dan di dapati pintu rumah tersebut hanya tertutup rapat tapi tak terkunci.
Dan tanpa perlu mencari cari, mereka melihat tubuh Bayu tergeletak di lantai, dekat kolam ikan nya
'BAYUUUUUU' Jerit Adam dan Melani hampir bersamaan
Sesaat mata Bayu terbuka, sebuah senyuman manis terlihat di bibir nya
'Bayu lo baik baik aja kan' kata Adam, mengangkat tubah Bayu dari lantai
'Iya uya gw baik baik aja kok' kata Bayu pelan, lalu duduk di lantai
'Lo pucat banget Bay' kata Melani, lalu ia memegang dahi Bayu
'Gw baik baik aja, tumben kalian kemari berdua' kata Bayu sambil mengusap pipi nya
'Abis lo nga jawab telpon kita' kata Melani dan Adam lagi lagi hampir bersamaan
'Kompak banget sih kalian' kata bayu tersenyum
'Eh iya' kata Melani
'Hei ada acara apaan nih Bay, kok banyak makanan' kata Adam heran
'Nga ada apa apa' kata Bayu sambil tersenyum pahit
'Ya ampun ,maafin gw ya Bay' kata Adam sambil menepuk jidat nya sendiri berkai kali