It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
To you maybe, dude. But to me, it's connected. Of course, it's me. That may not be the case with everybody else. I get that.
It's a stage of accepting. True, bro, true. Especially on that part, I needed peace between the spiritual me and the logical me. It could be just a game inside my head, but, at some point in my life, I finally believe that God doesn't make mistakes. Therefore, I wasn't a mistake. I'm good just the way I am. Ultimately, I accept myself wholly.
That's years of inside struggle condensed into 2 sentences.
But, does it really have nothing to do with spiritual believe? 'Coz, if it really doesn't, we wouldn't have so much trouble being gay in the first place, now, would we? If you live in NYC 2 blocks away from the punk centre, or in Alphabet City in East Village in Manhattan, I understand. This is Indonesia, dude. I was simply trying to speak with everybody's language. Although I must admit that I'd rather avoid talking about religion or spirituality as long as I could.
I do agree that in the end, outdated view on religion (and all its heebie-jeebies) must go. The rest of the world is heading to an era where science and spirituality triumphs over mere and blind religion.
One more thing. Give what a rest? There's no battle?
Please, enlighten me bruh. Thanks a bunch.
Have a nice day ahead!
Setuju, bro. Sayangnya, komunitas kita sendiri (sejauh pengamatan pengalaman pribadi gw) juga memperparah keadaan ini dengan lebih seneng gak pake pengaman kalok ML. Yang udah kena pun banyak yang ga mau bilang-bilang sama pasangannya (baik pasangan acak atau pasangan tetap).
Repot, 'kan?
Gw bilang I believe, gw selalu berusaha mendasarkan apa yg gw lakukan dengan apa yg gw yakini. Makanya gw bilang ada pertentangan batin yg sedemikian rupa terhadap apa yg gw rasakan. Dan CO ga mendinginkan pertentangan tersebut layaknya hujan memadamkan bara api.
Persetujuan orang lain bisa kita dapat, dengan lebih mudah bahkan, tapi bagaimana mendapatkan persetujuan dari apa yg kita yakini. Apa yg sudah menjadi dasar berpikir kita. Apa yg kita pegang sampai jantung kita tak lagi berdetak.
Gw manusia dengan prinsip, dan gw selalu berusaha untuk memegang prinsip gw. Bukan kolot, I'm just a man with principle. Dan gw respek kok pendapat kalian semua, termasuk te es. Semoga sukses dengan usahanya.
@ganbatteboi
Karena itulah, @ron89 sayang (genitnya keluar), coba cari waktu ya untuk baca buku yang gw tulis di thread lain.
Gw manusia dengan prinsip, dan gw selalu berusaha untuk memegang prinsip gw.
Ouch. A man with strong principles (and an open mind and heart) never fails to turn me ON.... (kegenitan semakin menjadi-jadi.)
Apa yang lo harapkan? Media OTOMATIS menyuarakan nada positif? Wong berita-berita yang tak ada kaitannya dengan seksualitas aja semuanya bernada negatif belakangan ini. Kebakaran (yang udah kayak resep dokter: 3 kali sehari), mutilasi, rupa-rupa pemerkosaan, dlsb.
Kalok yang diberitakan senantiasa positif, sih, gw sama sekali ga keberatan mereka yang jadi setir public opinion (sementara publik kita sedang gak mampu beropini cerdas secara mandiri).
Kan gw anggota detasemen Gegana, bagian menjinakkan fantasi liar orang2 cem dirimu @requiem #tetep dijawab jg
asik2 jos
Etapi lo serius bagian Gegana? Kenal sama orang-orang Brimob?
Kenalin, duooongs!
*teteup* *sori OOT* *mohon jangan diperpanjang*
AHAHAHAHAHAH! Gw baru inget gw tarok dimana tu info soal wildest fantasy.
LOL!