It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
HARI TERAKHIR DI TAKENGON
Pagi ini kami sedang berada dipuncak Gunung Gayo. Salah satu puncak yang ada di pegunungan di Takengon ini. Gunung yang memiliki pemandangan yang sangat indah. Banyak terdapat deretan pohon-pohon pinus yang tersusun rap dan juga terdapat perkebunan kopi serta nanas.
Dari Bur Gayo ini kita dapat dapat melihat keindahan Danau Laut Tawar dengan sangat jelas. Benar-benar pemandangan yang memanjkan mata, pikirku.
"Bagaimana pendapat kamu tentang gay, Dam?"
Pertanyaan Kak Qari membuatku langsung mengalihkan pandangan dari deretan pohon pinus yang menjulang ke arahnya. Kenapa dia menanyakan hal ini?
"Maksud, Kakak?" Aku tergagap. Masih terkejut dengan pertanyaan Kak Qari yang tiba-tiba. Tiada petir dan guntur dia mengalihkan pembicaraan kami dari hal lain kepada hal gay ini.
"Ya... Pasangan gay. Kayak, cinta yang mereka rasakan." Ulangnya.
Aku tediam sesaat sebelum menjawab pertanyaan Kak Qari. "Menurut Adam..." Aku terpaksa menelan liur ku untuk membasahi tenggorokkan ku yang tiba-tiba terasa kering. "Gay itu bukan pilihan Kak." Karen memang itu yang kurasakan. Aku sendiri tidak tahu kenpa aku bisa lebih menyukai Adam yang lainnya. "Kebanyakan dari mereka, gak tahu sama sekali apa penyebab mereka cenderung menyukai sesamanya. Adam yakin, kalau bisa memilih, mereka pasri memilih inin menjadi straight. Loving a girl.nikah and have any children. Ya... Cinta memang bisa datang kapan dan dimana saja. Tidak pandang gender. Baik itu sesama jenis maupun lawan jenis." Terangku, dengan nada yang kubuat sebiasa mungkin, agar dapat menyamarkan kegugupan yang tiba-tiba menerjang tubuhk.
Cowok gay mana yang diberikan pertanyaan retoris seperti itu yang tidak terkejut??
"Emang kamu gak risih dan jijik sama kayak gitu, dam?"
'Adam gak mungkin risih dan jijik sama mereka Kak! Adam juga bagian dari mereka kok. Walau gak 100%, karen Adam masih suka sama cewek juga kok.. Tapi lebih condong ke cowok.' Ingin aku menjawab demikian. Tapi aku takut dia akan menjauhiku.
"Apa hak Adam untuk risih dan jijik sama mereka Kak? Mereka 'kan juga manusia." Jawabku diplomatis. "Bahkan, Adam pernah terharu mendengar cerita gay yang mati butuh diri di jurang ini Kak." Lanjutku.
"Cerita apa?" Tuntutnya, dengan tatapan ingin tahu.
"Dulu..." Aku memulai ceritaku. "Disini, ada sepasang gay yang sedang bertengkar hebat, karen ada satu masalah yang adam sendiri gak tahu apa. Cowok yang lebih kecil seperti terlalu sakit hati dan tanpa pikir panjang dia terjun ke jurang yang disana." sambil mengarahkan jariku pada jurang yang cukup curam. "Dia mati ditempat kejadian.
"Cowok yang lebih besar, tidak pernah lagi datang ke gunung ini selama lebih dari 5 tahun. Dia selalu teringat akan cinta sejatinya. Sampai pada suatu hari, dia tiba-tiba naik lagi kegunung ini, tepat diatas jurang kematian kekasihnya. Dia menangis sejadi-jadinya, merutuki semua keinginan orang tuanya. Memaki Tuhan yang tidak mengijinkan mereka untuk bersatu. Sambil berderai air mata ia berucap lantang 'Kalau memang aku tidak akan pernah lagi dapat melihat cintaku, baiknya aku oergi ikut bersamanya.' Lalu ia lompat kejurang, tanpa menghirau kan teriakan orang yang melintas didekatnya.
"Awalnya, Adam mikir kalau dunia gay ini hanya mementingkan selangkangan, tapi, ternyata Adam salah. Cinta yang mereka rasakan ternyata ada. Tidak semua gay terlalu mementingkan gay. Hanya segelintir gay aja yang mengatakan bahwa sex is number 1. Mungkin itulah sebabnya Tuhan melarang hubungan seperti itu." Aku menyelesaikan cerita panjangku dengan menghela nafas. Akhirnya, aku bisa menceritakan semua yang ada dalam pikiranku.
"Tapi, kok tiba-tiba Kakak Tanya masalah gay ini?"
"Ah... Eh... Gak kok. Gak kenapa-napa." jawabnya gugup dengan wajah memerah. Untuk apa merasa malu? "Kakak hanya ingin tahu pendapat kamu aja." Tambahanya.
Aku hanya meng-O saja...
"Ayo kita pulang. Tadi kita kan gak pamit sama Nenek pas keluar."
***
Aku turun ke lantai bawah menuju ke ruang makan tempat piano diletakkan. Kak Qari tengah menyanyikan lagu When You Love Someone-nya Bryan Adams. Salah satu lagu teromantis yang pernah ku ketahui.
Kenapa akhir-akhir Kak Qari sering menyanyika lagu-lagu bernuansa cinta?
When you love someone
You'll do anything
You'll do the crazy things that you can't explain
You'll shoot the moon
Put out the sun
Andai, lagu ini dinyanyikan untukku. Pasti aku akan sangat bahagia. Betapa beruntungnya gadis yang dicintai Kak Qari.
When you love someone
You'll sacriface
You'd give everything you got
And you won't think twice
You'd risk it all
No matter what may come
When you love someone
You'll shoot the moon
Put out the sun
When you love someone
Ketika lagu yang dinyanyikan-nya selesai, aku langsung duduk disebelahnya dan tersenyum. "Kak Qari akhir-akhir inI Adam lihat sering banget nyanyi yang bernuansa cinta. Kakak sedang jatuh cinta ya?" Pertanyaan yang sedari tadi menggantung dibenakku akhirnya tersampaikan juga. Seharusnya aku tidak perlu menanyakannya karena aku sudah tahu pasti jawabannya.
Kak Qari memberikan cengirannya padaku dan merangkul bahuku lalu menjawab. "Hehehe... Ia, Dek. Kok kamu tahu?"
"Ghimana Adam gak tahu? Hampir setiap saat Kakak selalu nyanyi cinta aja."
"Peka juga kamu ya." Jawabnya sambil memindahkan tangannya yang dibahuku lalu mengajaak rambutku.
"Beruntung banget gadis yang Kakak suka. Emmang siapa gadis itu, Kak?" Tanyaku dengan nada yang di-antusias-kan. Karena, jujur aku masih tidak rela jika Kak Qari mencintai orang lain termasuk itu adalah seorang anak perempuan. Egois kah aku? Terserah apakata orang. Bukankah cinta itu memang egois? Bagiku membiarkan orang yang kita cintai bahagia bersama orang lain adalah stupid think... Bagaimana bisa kita bahagia jika melihat orang yang begitu kita cintai memilih orang lain? Yang benar saja.
"Ntar kamu juga tahu kok." Jawabnya sambil tersenyum. "Ntar malam kita keluar yuk. Ini kan malam terakhir kita di sini."
"Mau kemana Kak? Emang Kakak tahu daerah sini?" Tanyaku, jujur Kak Qari ini belum pernah sekalipun pergi ke Negri di Atas Awan ini.
"Kamu lihat ntar aja. Kakak tahu kok. 'Kan Kakak bisa search di google." Jawabnya.
***
Udara malam ini terasa sangat menusuk kedalam sum-sum tulang. Dapat kuperkirakan suhunya mencapai 16 derajat C.
Ternyata Kak Qari membawaku ke Danau Laut Tawar. Yang memnag viewnya dari sini terlihat sangat indah dan...romantis.
Ratu Malam menampakakn taringnya dengan memancarkan semua sinar yang didapatnya dari Raja Siang. Bintang-bintang juga tidak ketinggalan menerobos cahaya Ratu Malam dengan warna cantiknya. Menajdikan pemandangan menjadi sangat menakjubkan.
Lampu kapal nelayan tampak berkelip-kelip dikejauhan. Sepertinya mereka sedang menangkap ikan Depik -ikan yang hanya ada di danau ini.
Kami duduk di kursi beton yang sudah beerlumut dan ditaburi daun-daun pohon yang mulai mengering kecoklatan. Tidak ada orang lain disini, jadi kami bisa berbicara hal yang ter-pribadi sekalipun.
Sudah sekitar sejam kami duduk dalam diam. Hanya suara binatang malam dan suara pohon terkena terpaan angin menjadi suara satu-satunya. Diantara kami tidak ada yang memulai pembicaraan. Aku membiarkan Kak Qari yang membuka pembicaraan ini. Tadi katanya dia mau ngomongin sesuatu yang penting.
"Malam yang indah ya, Dam." Wajah tampan -yang tampak pucat terkena sinar purnama- disebelahku mulai mengeluarkan suara berat nan merdunya.
"Ia. Jarang banget Adam ngelihat pemandangan seindah ini." Apalagi ditemani pujaan hati seperti ini, tambahku dalam hati.
"Dam, kamu ingat pembicaraan kita siang tadi?"
Aku lalu teringat akan pembicaraan kami saiang hari tadi di ruang makan. Lalu aku tersenyum kecut karena dia telah jatuh cinta pada seorang gadis. Well, sebenarnya aku sih yang bilang seorang gadis. Soalnya Kak Qari tidak pernah menyebut jenis kelaminnya. "Ia, Kak. Adam inget."
"Kamu gak ingin tahu siapa yang Kakak suka itu, Dam?" Tanyanya to the point.
Aku lalu melihat wajah tampan disampingku dengan tatapan pura-pura antusias. "Ia dong. Adam ingin tahu. Banget malah." Jawabku, dengan nada yang kubuat sepenasaran mungkin. Lalu merekatkan jaket yang kugunakan. Udaranya semakin malam semakin dingin.
Sejenak Kak Qari terdiam. "Sebenerya orang yang Kakak suka itu..." Dia menggantung ucapannya cukup lama. Hingga aku ingin membuka mulutku namun urungku lakukan karena dia telah membuka suaranya yang membuatku sangat kaget. "Orang itu kamu, Dam"
"Apa yang Kakak katakan tadi?" Tanyaku kaget bercampur senang. Aku tidak pernah menyangka kalau dia juga mencintaiku.
"Yang kamu denger bener, Dam. Kakak mencintai kamu. I love you. So much."
***
Malem bgt yak aku nge-updatenya. Tapi gpp deh. Yg penting update. Ya gak?
#harus jawab ia #maksa dikit.
@callme_DIAZ : Oke, tetap semangat dong.
@Dimz : Ntar kalau bisa aku tambah gregetnya.
@hehe_adadeh : Yep bener. Kalau pengen mutihin kulit kayaknya Takengon cocok bgt de. Aku aja yang baru pindah ke Kalbar udah rada hitaman. #curcoll
Banda sama Lhokseumawe memang panas. Pake bgt malah.
@yuzz : Kok koasong lagi sih comment nya? Bagi commennya dong... Ya ya ya... # sambil naikin alis...
@Gabriel_Valiant : Kamu kecepetan comment... Tuh dah ku post sambungannya.
Colek2 pernah ngoment lagi ah...
Jangan marah ya, aku colek...
@bponkh @dheeotherside @Elnichie @fauzhan @Arya_Boyz @pokemon @Sicnus
Happy reading.
Itu danaunya..
Wah adam pasti seneng banget tuh.pasti gak bisa tidur mlm ini.hahaha
Yg pasti gregetx udah aku dapatkan
masi ada beberapa typo tuh..
umm...
cepet ya.. tp bagus deh ga kepanjangan..
#bingung mau komen apaan.hehe
Iyaa.. anak2 takengon putihnya putih banget jd klau ke banda atau ke lhokseumawe kulit mereka jd berbintik2 merah gitu.. Tp klau ngumung cakep ank takengon kagak cakep2 masik cakepan anak Lamno, Banda dn lhokseumawe.. *wew ngebahas yg lain peace (".)V
btw, aku bkn asli Takengon. Tpi cuma pernah stay aja d sna...
Lw aslinya sii Padang....
Kmu asli Lhok?
@Dimz : Udah ada gregetnya? Alhamdulillah kalau tp. Ntar ada kejutan lgi... Hehehe
@yuzz : Ia, byk typo... Pas lgi ngetik gk keliahtn pas dah post n ku baca lagi ternyata ada typo... Hhuuuufft....
AKU masih terpekur dikamarku yang termaram bersama Kak Qari. Dia telah tidur dari tadi. Pria yang menghiasi hari-hariku, yang memenuhi relung hatiku, ternyat juga memiliki perasaan yang sama terhadapku.
Kulirik jam dinakas, menunjukkan pukul 11:45, namun aku masih juga belum bisa tetidur. Sepertinya aku terserang insomnia dadakan malam ini.
Kembali ku teringat akan kejadiaan beberapa jam yang lalu di tepi danau Laut Tawar.
"Yang kamu denger bener, Dam. Kakak mencintai kamu. I Love You. So much..."
Kalimat yang telah lama kutunggu keluar dari bibir indahnya akhirnya kudengar juga. Kalimat yang melambungkan duniaku melampaui angkasa raya. Jadi, inilah alasannya menaiku tentang pasangan gay?
"Tapi, Kakak gak bisa meminta kamu untuk mencintai dan menjadi kekasih Kakak."
Senyum yang semula merekah diwajahku perlahan memudar dan menghilang. Aku benar-benar terhenyak mendengar penuturan akhirnya.
"Ap... Apa maksud Kakak?" Aku tergagap, masih tidak habis pikir. Bagaimana mungkin dia mencintaiku tapi tidak mengingikan-ku?
"Ya... Kakak gak mungkin jadiin kamu pacar Kakak." Ujarnya lirih sambil terus menatap kerlap kerlip lampu kapal nelayan di tengah danau.
"Kenapa? Apa Kakak gak tahu kalau Adam juga mencintai Kakak? Dari dulu, Adam sudah menunggu saat Kakak bilang jika Kakak mencintai Adam. Tapi sekarang, setelah Adam dengar kalimat yang sudah lama Adam tunggu-tunggu, Kakak bilang Kakak gak menginginkan Adam? Yang bener aja?!" Emosiku memuncak. Tapi aku masih dapat menjaga volume suaraku agar tidak terlalu keras.
Untuk apa dia mengatakan kalau dia mencintaiku tapi dia tidak menginginkanku? Ini sungguh menyakitkan. Lebih baik aku di tenggelamkan di Segita Bermuda dari pada harus mendengar kalimat nya tadi.
"Kakak gak ingin kamu mencintai Kakak terlalu dalam, Dam. Kakak gak ingin kamu nantinya tersakiti."
"Tapi, faktanya sekarang Kakak nyakitin Adam!!" Teriakku padanya. Mengapa dia mengatakan semuanya disaat malam yang benar-benar sempurna ini?
Dia agaknya terkejut mendengar ku yang tidak dapat mengontrol suaraku. Aku yang tidak pernah teriak kepada siapapun -sebesar apapun marahnya aku terhadap orang lain, sekarang malah teriak kepadanya. Bagaimana tidak? Ini sungguh hal yang gila!
"Suatu saat nanti, kalau kamu terlalu dalam mencintai Kakak, kamu akan sulit melepas Kakak. Saat Kakak pergi nantinya. Kakak sudah cukup senang berada disamping kamu, nyatain perasaanku, dan denger kalau kamu juga mencintai Kakak." Dia melihat kearahku dengan mata yang mulai basah. "Kalau kamu mikir Kakak gak menginginkan kamu, kamu salah, Dam. Kakak sangat ingin memiliki kamu, memeluk kamu disetiap Kakak tidur. Tapi, itu gak mungkin, Dam. Kakak gak bisa." dia mulai menangis sesunggukkan.
Ada apa dengannya? Kenapa dia terlihat tertekan seperti ini?
"Kakak kenapa sih? Kok tiba-tiba nangis?"
"Suatu saat nanti... Kamu akan tahu, Dam."
Dia mulai memelukku erat. Sangat erat. Tiba-tiba rasa takut kehilangan menyusuri kedalam kalbuku. Aku membalas pelukkannya. Membiarkan bahu kananku basah oleh air matanya.
"Boleh Kakak minta sesuatu sama kamu, Dam?" Pintanya setelah tangisnya reda sambil melepas pelukannya.
"Minta apa, Kak?"
"Boleh... Kakak cium kamu, Dam? Untuk yang pertama dan terakhir kalinya."
Aku terkejut bercampur senang dengan permintaannya. Bibir yang telah lama kuinginkan hinggap dibibirku akhirnya akan terwujud.
Tiba-tiba saja semua perbendaharaan kata dalam pikiranku hilang entah kemana. Sulit rasanya mengembalikan kesadaranku yang sempat hilang beberapa saat.
Setelah kesadaranku pulih. Aku mengangguk dan memejamkan mataku. Melihat aku yang pasrah akan permintaanya, Kak Qari mulai mendekatkan wajahnya kearahku. Hembusan nafasnya mulai terasa menerpa wajahku dan akhirnya bibirnya menepel tepat dibibirku.
Tidak ada nafsu dalam ciuman ini. Hanya cinta dan kasih sayang yang terasa amat nyata. Ciuman yang membuaiku ke nirwana.
Setelah sekian lama, akhirnya Kak Qari menjauhkan wajahnya dari ku lalu mengecup keningku singkat.
Aku mebuka mataku yang disambut dengan senyuman lembut wajah tampan disampingku. "Makasih, Dam."
***
Biar mreka jd kk adik yang saling menyayangi dn menjaga..
Karena itu akan lebih manis dr pda pacaran