It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Cu Qari, bisa bermain piano?"
Sekarang kami sedang makan malam diruang makan. Dirumah sebesar ini yang tinggal hanya Nenek, Bang Muhdan dan juga Kak Ipak -yang bantu Nenek di rumah. Kami makan hanya bertiga, karena Bang Muhdan dan Kak Ipak sudah makan terlebih dahulu. 'Mereka sudah kelaparan duluan tadi.' kata Nenek, tika ku tanya.
"Cuma sedikit aja Nek. Qari gak jago kayak Adam."
"Jangan merendah. Nenek ingin melihat kamu main piano sambil bernyanyi. Mau kah?"
"Aduh, Nek. Qari gak jago nyanyi. Adam aja ya?"
"Kok jadi Adam sih, Kak? Kan Nenek maunya ngeliat Kakak yang maen bukan Adam. Lagian, kalau Adam yang maen lagi, Nenek palingan juga udah bosan." Protesku.
"Gini aja. Bagaimana kalau kalian berdua saja maennya? Setuju?" Usul Nenek yang aku sambut dengan anggukan mantap.
"Kalau gitu, Adam setuju."
Aku melihat ada ke-enggan-an dari raut wajah Kak Qari. Lalu aku tersenyum dan mengganggukkan kepala ku sekali untuk menyemangatinya.
Kemudian, kami bangkit dari meja makan menuju grand piano putih Almarhum Kakek di sudut ruang makan, dan duduk di kursinya. Aku tidak tahu kenapa Kakek meletakkan piano kesayangannya ini di ruang makan. Yang ku tahu hanya, Kakek sangat suka memainkan piano jika selesai makan. Mungkin itulah sebabnya beliau meletakkannya di ruang makan ini, agar tidak capek jauh-jauh.
Intro lagu yang dimainkan Kak Qari benar-benar membuatku terkejut. I'm Glad You're Mine by Darius Rucker, lagu romantis yang menceritakn tentang betapa beruntungnya ia mendapatkan kekasih hatinya.
Benarkah Kak Qari ingin menyanyikan lagu romantis ini bersama ku?
Sepeeti tahu kebingunggan dalam diriku, Kak Qari mengalihkan pandangannya dari tuts piano kearahku sambil tersenyum lalu berucap lirih, "Kamu tahukan lagu fenomenal ini, Dam?" Aku menggangguk. "Ayo kita nyanyikan bareng! Kakak suka banget lagu ini."
Tanpa menunggu jawabanku, Kak Qari kembali mengalihkan dariku ke tuts-tuts piano. Lalu, terdengar intro lagu dan dia 'pun mulai melantunkan lagu ini dengan suara berat nan merdunya.
Baby, I'm so gald you're here
Baby, I've got something to say, my dear
Baby, yeah
I'm just so glad you're mine
Baby, why did it take so long?
Oh baby, see
Seperti tersengat listrik ribuan volt aku mengikutinya. Menyeimbanginya memainkan piano dan menyanyikan lagu ini untuk menghibur penonton tunggal merangkap juri satu-satunya, Nenek.
You only made my love grow stronger
Baby yeah, yeah
I'm so glad you're mine, hey
When darkness gether 'round me
Setiap kata yang kami ucapkan bersama terasa begitu nyata. Kak Qari selalu memandangiku dengan tatapan yang tak dapat kuartikan. Tatapan yang dapat membuat pikiranku kusut dan berantakan sekaligus menenangkan.
Apa yang sedang difikirkan Kak Qari?
I'm just thankful for youe love, yeah
Dengan berakhirnya pertunjukkan kami, aku mendenggar tepukan yang riuh. Aku yakin itu tepukan lebih dari satu orang. Ketika aku berbalik menghadap Nenek, ternyat Nenek telah ditemani Bang Muhdan dan Kak Ipak.
"Kalian sangat serasi memainkan lagu ini! Kalian bagaikan sepasang kekasih!"
ucapan terakhir Nenek kembali membuatku terkejut. Dapat kerasakan wajahku memanas -mungkin demikian juga Kak Qari karena ketika ku lirik wajahnya memerah- saking malunya. Apa Nenek tahu kalau aku begitu mendambakan Kak Qari?
"Andai kalian berlainan jenis. Nenek akan langsung menikahkan kalian, tidak menjadi kakak dan adik seperti sekarang ini." Ucap Nenek disertai tawa merdunya.
Penuturan Nenek kali ini kembali membuatku sakit dan lega. Sakit, karena aku menginginkan lebih dari sekedar hubungan kakak adik. Lega, karena ternyat Nenek tidak tahu perasaan ku terhadap Kak Qari. Tapi, apakah Kak Qari juga memiliki perasaan yang sama terhadapku?
"Wah, Dek Adam dan Dek Qari pertunjukannya bagus sekali. Kak Ipak belum pernah melihat sepasang pria menyanyi lagu se-romantis ini dengan begtu bagusnya." Kata Kak Ipak.
"Ia. 'Kan biasanya yang bisa dapat rasanya untuk lagu seromantis ini hanya pasangan cowok dan cewek." Timpal Bang Muhdan.
Aku dan Kak Qari hanya tersenyum menanggapi pernyataan mereka. Apa lagi yang bisa kami ungkapkan pada mereka selain senyum?
***
Maaf ya, untuk part VI ini agak sedikit.
@Dimz : Ini udah dilanjut.
@Gabriel_Valiant : semanis ts-nya kah? #plak, ngarep.
@callme_DIAZ : Thx bgt masukannya. Part ini masih adakah yang salah-salah dalam penulisannya? Kalau ada, kasih tau lagi ya.
@hehe_adadeh : Terlalu bertele-tele ya? Diusahakan, ntar biar lebih bgus lagi. Btw, kamu pernah tinggal di Takengon juga kah?
@Yuzz :
@Elnichie : Ini udah dilanjut bro.
@Sicnus : Yoyoi bro....
hehehe