BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

[REVIEW] Kadang Cupid Tuh Tolol!

edited February 2013 in BoyzStories
Yang belum baca cerpennya, silahkan buka di sini
http://dazzroom.blogspot.com/2011/11/mariowebbocious.html

yang gw penasaran dari cerita ini adalah, gimana ending utk Agas?
kenapa Cazzo bisa sama Esel?

semoga aja penulisnya cepet lanjutin ceritanya, karena di part terakhir masih ada tulisan "to be continued"

yuk bahas...

#sedikit petikan dari ceritanya#
Saat aku menyadari, ternyata kami sudah berada di wilayah dimana jarang sekali orang sedang nongkrong. Hanya ada beberapa pasangan muda yang sedang bermadu kasih, itupun mereka sedang asyik menikmati matahari terbenam, sibuk dengan dunia mereka sendiri. Aku tersenyum melihatnya. Apa kami juga seperti sepasang kekasih? Apa kami kelihatan mesra seperti cowok cewek yang duduk di atas motor itu?

“Gue seneng ama lo,” kata Cazzo kemudian. “Thank you ya udah mau jadi temen gue selama ini.”
Aku tergelak. “Sama-sama. Thank you juga karena mau jadi temen aku. I mean, aku kan newbie. Jarang-jarang anak baru bisa langsung dapet temen yang nempeeel terus kayak kamu.”
“Gue sih pengennya ada di samping lo terus, Bro! Sebab gue nyaman banget kalo udah ama lo...”

Tiba-tiba tangan Cazzo meraih tanganku. Kali ini dengan lembut. Dia menarik pergelangan tanganku, menyusupkan jemarinya di antara jemariku. Menggenggamnya... dan memberikan kehangatan luar biasa di tubuhku. Darahku mengalir nggak keruan lagi. Dan jantungku berdetak kencang.
Saat aku menoleh ke arahnya, melihat apa maksudnya menggenggam tanganku seperti ini, kulihat dia sedang tersenyum menatap matahari terbenam. Siluet wajahnya diterpa cahaya keemasan. Wajahnya terlihat berkilau dan menawan. Kalau aku tidak menahan diri, mungkin aku sudah menciumnya sekarang juga.

Kami berjalan dalam diam, menjejak pasir-pasir dalam keheningan. Sesekali Cazzo meremas tanganku dengan gemas, dan setiap kulit lengannya bersentuhan dengan kulit lenganku, aku merasakan debaran-debaran yang menjalar di sekujur tubuhku, membuatku merinding sekaligus senang.

Kami tiba di bibir pantai, berhenti di bagian paling ujung tempat ini. Masih ada beberapa orang di sekitar kami, tapi kami tak peduli. Aku dan Cazzo berdiri sambil membiarkan ombak-ombak yang bergulung kecil menerpa kaki-kaki kami, memberikan sensasi seolah sedang dihisap bumi.

Cazzo melepaskan tangannya, meregangkannya ke atas, dan menguap. Tapi kemudian dia meraih bahuku! Merangkul bahuku dan menarikku mendekatinya. Sekarang tubuhku menempel dengan tubuhnya, dapat kurasakan hangat tubuhnya dan wangi parfumnya yang mahal. Aku juga merasakan tangan Cazzo di bahuku mulai mengelus-elus sayang. Dan tanpa sadar... aku meletakkan kepalaku di bahu Cazzo... dan Cazzo meletakkan kepalanya di kepalaku.

Puncaknya... saat matahari benar-benar tenggelam dan yang tersisa adalah semburat oranye yang megah, Cazzo mengecup keningku. Membisikkan sesuatu yang membuatku bahagia.
“Gue sayang lo...”
«13456716

Comments

Sign In or Register to comment.