It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@joenior68, @ularuskasurius, @yuzz, @danielsastrawidjaya
Kalau tokohnya namanya kebanyakan nama bule aku males baca kecuali seting ceritanya memang Amerika atau Eropa
Wah ga' nyangka bang @Edmun_shreek mau mampir ke sini... Hihihi...
Iya bang edmun, nama sepupu saya itu tobima putra, paman saya itu edward chandra... Mau gimana lagi ya, nama yg dikasih bonyoknya dia emang itu... Hihihi...
Lebih parah lagi kalo nama asli saya, hahaha...
Yo wess... Thanks bang...
Aku ngelanjutin cerita hidupku ya... Karena banyak sekali yang mau aku bagi sebelum penyakit lupaku semakin akut... Mumpung aku masih ingat...
kemaren udah baca tp ga sampe abis gara2 dipanggil, eh ternyata endingnya super kocak... )
#ehh...
Bkan masuk jurusan sini..
Tp,, salut dlm penyampaiannya.. Gw bisa bayangin gmn..
Next tees..!!
Cemunguth..!! =D>
Lanjuutt...
"Mau jadi apa kau nanti buyung? Sebentar lagi kau tamat SD, sudah mau SMP kau lagi. Jangan bermenung dan melamun saja kerja kau tu! Pergilah ke luar. Main-main sama teman kau. Tak ada nan kau dapat mendekam di kamar terus!" Begitu Amak berteriak dibalik pintu kamarku. Dia berteriak bukan sekedar berteriak, tapi ditimpali dengan ratap tangisnya. Hal itu membuat aku tidak nyaman. Aku kesal sekali disaat-saat aku ingin sendiri diganggu seperti ini. Aku bangun dari tidurku, membuka pintu dan melihat Amak terisak-isak di meja makan. Aku jadi sangat sedih melihat Amak menangis seperti itu. Aku mendekatinya, memeluknya sambil menumpahkan tangisku. Tapi tidak ada kata yang terucap. Tidak ada sepatah kalimatpun yang ku lontarkan, aku hanya menangis, dan aku ingin dia tahu, kalau aku sedang terluka. Terluka karena Tobi.
"Anak Amak jangan bersedih lagi ya? Banyak kok orang yang mau jadi teman Abe. Tobi bukan satu-satunya teman, bukan satu-satunya saudaramu. Nanti, kan ada liburan tuh, Abe pergilah ke Jakarta. Disana ada Melki! siapa tahu Abe bisa ngilangin sedih selama disana!"
Mataku yang tadi basah dengan segera aku lap dengan tanganku. Hatiku tiba-tiba mencelos senang. Jakarta? Melki??? Tiba-tiba saja kuncup bunga mawar bermekaran di dadaku. Aku tersenyum dan memeluk Amak erat.
"Benar Mak? Abe boleh ke jakarta?"Tanyaku dengan binar harap. Amak mencium pipiku dan memeluk tubuhku.
"Iya... Pergilah! Buang kesedihan kau ti di Jakarta. Sepulangnya nanti, Amak ga' mau melihat anak Amak ini bermuram durja lagi. Janji?" Amak mengangsurkan jari kelingkingnya ke depan wajahku. Aku mengaitkan jari kelingkingku di jarinya Amak.
"Janji!"Jawabku sambil tersenyum. Aku bahagia.
Di zaman itu, ongkos pesawat tidak semurah meriah sekarang. Jadi aku ke Jakarta harus naik buss besar. Dan kebetulan teman-teman sekampungku, memang kebanyakan menghabiskan liburnya di Jakarta. Cuma karena aku sudah merasa minder, rendah diri dan selalu merasa takut selama di buss, aku tidak mengobrol dengan mereka. Aku malah memilih duduk dekat ibu-ibu yang tidak aku kenal.
Aku berharap ada Tobi yang mengantarku ke terminal. Tapi tidak, dia bahkan tidak mau tahu aku mau kemana dan mau ngapain. Sebelum berangkat ke terminal, aku masih melihat dia sedang asyik bermain bola di lapangan sawah depan rumah kami. Tidak nemoleh sedikitpun ketika aku beranjak menaiki mikrolet yang membawaku ke terminal buss. Perih hatiku rasanya. Aku masih ingat, dua tahun lalu pas dia ke Jakarta menangis2 karena aku tidak bisa pergi dengannya. Dia begitu takut berpisah denganku. Sekarang?
Amak memeluk tubuhku erat sebelum buss berjalan membelah jalan raya yang panas.
"Hati-hati ya nak di jalan! Amak akan do'akan kau selamat sampai di Jakarta!"
Masih kurasakan hangatnya dekapan Amak ketika buss berjalan.
"Huuu, anak amak!" Aku dengar ejekan-ejekan dibelakangku. Aku tidak ambil pusing. Aku lebih mementingkan memejamkan mataku yang terasa berat.
@dakon_bek, iya, tetap semangat ko!
@nabhan, siap komandan!
@Surya_90, kok Tobi yang polos? Aishhh..