It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
malem ini diupdate kok hehehhe. ga apa-apa digebukin, asal diobatin pake Betadin hahaha
coba ada kisah hantunya,pembunuhan berantai,ceceran darah di mana2, potongan tubuh yg ditemukan, tangisan memilukan, aw aw aw!! pasti keren!!
*kyknya aku ada kelainan jiwa y?*
jgn lupa mention y kalo update
heheheee...
bkan cuma kita tpi semua,,,
:-B
loh loh,,,siapa lgi nihh..??
"ARE YOU READY TO BECOME THE NEXT TARGET ?"
~~~~
PART 10
~~~~
Dua hari yang lalu, Sekelompok anak yang terlambat untuk mengikuti study tour menggunakan mobil ‘ilegal’ dengan kecepatan tinggi. Disaat yang bersamaan terdapat hujan lebat yang mengganggu perjalanan mereka, hingga akhirnya mobil tersebut masuk ke jurang.
Aku adalah Riski Septiawan-salah satu dari sekelompok anak tersebut- selamat. Anehnya, aku tidak melihat bangkai mobil dan teman-temanku dari kelompok tiga yang lain. Dan sekarang aku berada di hutan yang sama sekali tidak ku kenal.
Pemandangan sekitarku tak lain hanyalah pohon-pohon berwarna coklat tua yang tinggi dan besar, juga beberapa hewan kecil yang memandangku keheranan. Aku menatap ke bawah, dan terlihat ada beberapa tetes darah jatuh.
Aku memegang dahiku, tak kusangka ada luka. Mungkin luka ini disebabkan karena aku terantuk dengan AC saat di mobil kemarin. Aku mencoba mengambil sapu tangan yang ada di tasku. Dan ku lap kan luka itu dengan sapu tangan tersebut. Ku lihat juga bajuku, ada noda berwarna coklat dan merah. Yang coklat adalah noda dari tanah yang menjadi tempat ku berbaring tadi, dan noda merah ini.... Semoga saja... bukan noda darah temanku.
“Viktoooooooooooor!!!! Bimaaaaaaaaaaaa! Ajiiiiiiiiiiiiiiii!!! Deeeeeeeeeeeeeeeeeesta!!! Paaaaaaannnnddduuuuuuuuuu!!! Dimana Kalian??????????????!!!!!!”
Aku terus berjalan, hingga tenaga serasa akan habis. Sudah setengah jam aku berjalan, namun tidak satu pun diantara mereka aku temukan. Rasa putus asa kembali merasuki diriku.
“Hhhh” aku menghela napas,
“Kau itu cepat sekali merasa putus asa. Itulah sifat yang aku tidak sukai darimu, Riski.”
Perkataan Kak Fadli saat di mimpi tadi seakan terngiang-ngiang di otakku.
Memang benar, Kak. Aku memang cepat sekali putus asa. Tapi kini....
Benar!
Aku harus menjadi orang yang kuat dan tidak mudah putus asa lagi!!
Tiba-tiba saja pikiranku mulai kembali hidup, aku harus membuat tongkat dari kayu atau ranting untuk melindungi diriku sendiri. Karena tidak akan ada yang tahu, apa saja makhluk yang ada di hutan ini, bisa saja binatang buas tiba-tiba menerkamku.
Aku menoleh ke samping, terlihat ada sebuah kayu berukuran sekitar satu meter. Aku mencoba bangkit untuk mengambilnya, dan,
“GGGGRRRRRRRRR……”
Aku terdiam.
Benarkan apa yang ku katakan ? Di dekatku ada seekor hewan yang berkulit loreng hitam-coklat, hewan yang jarang terlihat dan biasanya hanya ada di buku pelajaran Biologi. Sekarang hewan itu ada di depan mataku. Dengan kedua taring di dekat mulutnya dan matanya yang menyorot tajam , hewan ini seperti hendak memakan mangsanya.
Tunggu dulu, jangan bilang mangsanya adalah diriku sendiri! Karena disini tidak ada siapa-siapa lagi!
Aku menggigil, takut, bahkan keringat dingin keluar dari diriku. Ini sangat mengerikan! Apa yang harus ku lakukan? Mengambil kayu itu, atau lari ?
“Tidak disangka… Belum apa-apa, aku sudah mendapat masalah!”
Ku putuskan untuk lari, dan ku urungkan niatku untuk mengambil tongkat itu. Terdengar suara kaki dag-dig-dug dengan cepat, aku tahu, harimau itu mengejarku.
“Jangan pernah meremehkan,Riski!”
Aku lari dengan kecepatan yang tidak biasa, selain sebagai prestasi di bidang olahraga, ternyata lari juga berguna disaat yang terdesak, yaitu terdesak disaat akan mati!
“GRRRRAAAAUUU..”
Harimau itu meraung sambil terus mengejarku dari belakang,
Aku tidak kuat lagi, tenagaku melambat, aku tidak bisa lari seperti saat lomba saat pertandingan olahraga dulu, energi ku tidak terisi penuh seperti dulu. Dan aku pun terjatuh,
“Aduh!”
Tidak tahu bahwa didepanku ada batu, aku pun tersandung.
Suara lari sang harimau tidak terdengar lagi, aku pun menoleh ke belakang, dan benar saja... harimau itu sudah ada di atasku dan siap menerkam ku.
Aku pun mulai menangis,
“Tidak ku sangka, hidupku sesingkat ini…”
Ku tutup mataku, ini mungkin akhir dari hidupku.
CRAT!!!
Sekarang aku tengah merasakan sesuatu. Sesuatu itu bukanlah rasa kesakitan, melainkan darah segar yang tiba-tiba muncrat di wajahku.
Aku membuka mata, dan terlihat disampingku tergeletak jasad harimau yang tadi hendak menerkam ku. Di wajahnya terlihat kayu menembus wajahnya. Aku kaget setengah mati,
“KYAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!”
“Jangan berteriak seperti itu,bodoh!”
EH?
Itu suara orang lain,
Terdengar suara orang lain yang tidak asing lagi bagiku. Suara dari kejauhan yang selalu ku dengar saat memandu kelas kami. Suara yang memberikan ketegasan dan kehangatan. Aku mencoba mencari sumber suara itu, dan terlihat seseorang berkepela botak di depanku.
“Aji!!!!!” Ku peluk anak itu, dan aku menangis di pelukannya.
“Aku tak menyangka akan bertemu dengan salah satu temanku!”
“Tak usah menangis! Lepaskan!” Dia menyuruhku melepaskan diri dari pelukannya. Aku pun melakukannya.
Terlihat bajunya sangat lusuh dan kotor. Warna putih itu terlihat seperti coklat.
“Apa?”
Aku tersentak,
“Tidak apa-apa…” aku tersenyum melihatnya “Aku hanya senang!”
“Oh.. Ya sudah, aku juga senang bertemu dari salah satu anggota kelompok...” Aji melanjutkan pembicaraannya,
“Bodoh! kau tahu ini hutan tapi tidak mempersiapkan apa-apa!” Aji menunjuk harimau tadi.
“Jangan-jangan kau yang sudah menyelamatkanku?” tanyaku
“Begitulah..”
“Terima Kasih,Ji!”
Aji tidak membalas ucapan terima kasihku namun dia hanya sibuk menoleh ke kiri dan kekanan, hingga akhirnya Ia kembali bertanya,
“Apa kau bersama orang lain?”
“Tidak.. Memangnya kenapa, Ji?”
“Hm... Apakah kau juga sebelumnya pingsan?”
“Iya,Ji. Aku baru bangun sekitar sejam yang lalu. Kenapa, Ji?”
“Boleh aku lihat isi tasmu?”
Aku heran kenapa Aji bertanya-tanya seperti itu. Namun untuk membuatnya percaya, aku membuka resleting tasku dan memperlihatkan isinya,
“Semua masih penuh, kecuali beberapa roti dan air mineral yang baru saja ku minum setelah aku terbangun tadi. Kau mau?” Aku menawarkan satu roti.
“Tidak,terima kasih.” Dia tersenyum dan melambaikan tangan,
“Berarti kau jujur.”
“Memangnya ada apa?”
“Begini,Ris. Kalau kau bertemu dengan seseorang kau jangan langsung percaya ya padanya!”
“Kok kamu bilang gitu?” aku tambah heran.
“Tidak apa-apa. Oh ia, aku boleh memegang tasmu ? Sepertinya tubuhmu merasa keberatan kalau harus membawa beban. Apalagi kau baru siuman dari pingsanmu satu jam yang lalu , Bandamu pasti masih letih…” Aji menawarkan diri.
Ku perhatikan bahwa dia sedang menenteng sebuah tas.
“Kau tidak keberatan? Kau kan juga membawa tas sendiri?”
“Tidak apa-apa. Aku sudah bangun dari pingsan sejak kemarin. Dan banyak makanan yang sudah ku habiskan, jadi isi tasku tinggal sedikit, jadi sini tasmu,Ris.”
“Ini…” Ku berikan tas ku pada Aji. Aji menyandangnya lagi, tasku berbentuk ransel, dan tas dia berbentuk tas samping.
Sambil berjalan, kami mengambil ranting-rantng kayu yang bisa dijadikan sebagai alat pelindung diri. Tiba-tiba Aji memegang pundakku,
“Ris, makananmu itu bisa kita makan sama-sama kan?”
Aku melihatnya dan berkata dengan nada cemooh , “Hah? Ya iyalah, tapi jangan kamu yang makan semua, nanti aku ga dapat!”
“Hehehe ia ya.” Dia kembali tertawa.
“Em.. Ji, kamu tahu ga hutan ini sebenarnya ada dimana?”
“Enggak tau,Ris. Kalau tau mungkin aku udah bisa keluar dari kemarin-kemarin!”
Hanya senyum tipis yang menjadi responku setelah mendengar leluconnya, aku kembali berbicara,
“Apa kita semua bisa bersama-sama keluar dari sini, Ji?”
“Kita semua?” Tanyanya heran.
“Kita semua dari kelompok 3…” kataku menjelaskan.
“Oh…”
Aji tidak memberikan jawaban, dia langsung maju beberapa langkah lebih depan dariku, dan menjawab tanpa melihatku,
”Mungkin!”
ZRET!
Aduh....
Tiba-tiba panggilan alam datang,
“Aji aku mau pipis nih! Kebelet!”
“Hahaha.. Pipis tuh di dekat pohon disana!” Aji tertawa sambil menunjuk sebuah pohon yang agak jauh,
“Jangan ngintip ya!” ledekku, Aji hanya menggeleng-gelengkan kepala.
Aku mendekati pohon itu dan segera pipis, dan entah mengapa pipisku ini agak lama “mengalir”-nya.
Setelah selesai buang air kecil, aku segera kembali ke tempat dimana Aji menunggu. Namun setelah sampai disana aku kaget. Tidak ada orang disana.
“AJIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII!!!!!”
Aku berteriak memanggil nama Aji. Aji menghilang. Dimana dia? Apa dia pipis juga? Aku tersentak saat melihat ada sebuah kertas yang terlihat hasil robekannya dan ada tulisan :
“Maaf, Maafkan aku , maafkan aku yang telah meninggalkan kamu. Disaat seperti ini kita tidak bisa percaya satu sama lain. Asal kamu tahu Riski, setelah kecelakaan itu, aku sempat terbangun di mobil, dan aku melihat dari kejauhan tampak seseorang sedang menyeret Desta keluar dari mobil ini. Desta terlihat sedang tidak sadarkan diri. Aku berfikir mungkin orang tersebut akan berbuat buruk pada Desta. Yang jelas, aku tidak tahu orang itu siapa, karena dia menggunakan topi hitam sehingga wajahnya tidak terlihat.Dan aku yakin dia adalah salah satu diantara kita. Maaf juga apabila ada barangmu yang aku rampas, mulanya aku tidak berniat seperti itu, namun keadaannya lah yang membuat ku seperti. Terakhir, Kita tidak bisa pergi bersama-sama. Karena sendiri itu lebih baik! Salam, Aji.”
Aku tidak menyangka ini tulisan Aji. Aku sangat terpaku. Tulisan ini terlihat seperti tulisan yang sudah lama ditulis, kecuali kalimat “Kita tidak bisa pergi bersama-sama. Karena sendiri itu lebih baik” seperti baru dibuat sekarang.
“Tidak mungkin…. AJI!!!!”
Aku menangis, tak kusangka Aji tega melakukan ini. Sekarang aku tidak mempunyai apa-apa lagi. Dia tega meninggalkanku, dan yang lebih parahnya lagi, dia tidak mempercayaiku.
Aku terus berjalan lesu, dengan menggenggam surat Aji, aku ingin membuktikan apa yang ditulisnya di surat itu memang benar atau tidak.
Oh Tuhan....
Lebih baik aku mati ditangan harimau itu, dari pada harus tahu ada pengkhianatan diantara kami. Sungguh ini sangat mengejutkan.
Tak terasa aku sudah diakhir perjalanan, karena di depanku terdapat tebing kecil yang dibawahnya mengalir sungai yang begitu besar. Dengan berjalan di tepi tebing ini , mungkin aku bisa selamat karena mengikuti arah aliran sungai. Tetapi tetap saja, kakiku tidak sanggup berjalan lebih lama lagi.
“Kita tidak bisa percaya satu sama lain!” perkataaan Aji terngiang-ngiang dikepalaku
Dengan pikiran yang yang terguncang, aku terpeleset dan terhempas dari tepi tebing,
“Selamat tinggal dunia...” batinku. Aku sudah pasrah jika aku harus mati saat ini, dengan pandangan kosong aku menatap kebawah, tampak air sungai yang mengalir sangat deras.
BLEB!
tiba-tiba sebuah tangan meraih tanganku.
“Riski!”
Aku tidak dapat melihat dengan jelas siapa yang hendak menolongku itu, tapi yang jelas dia seseorang bertopi hitam…
TO BE CONTINUED!
~~~~
Buat semuanya saya hendak mengucapkan selamat taun baru buat semuanya!!! *tiup terompet*
Oh ia yang saya tag-in :
@obay @idhe_sama @ElninoS @yuzz @tyo_ary @alvian_reimond @fansnyaAdele @Egar_cute @loafer_boy @MyBiSide @gr3yboy @Daytripper @dirpra @adinu @budak.kuper @pokemon @DhegaDiggory @Man9211 @Adacerita @farava @fiofio @dyowinchester @woonma @the_rainbow @claudy @vire_alert @nyai_RR_Denok @Suburban @fianpoulz @fikarruswan @Beepe @nero_dante1
Gimana ceritanya ? Boring ? Bosan ? kependekan ? kepanjangan? atau gimana ? jangan lupa kritik ,saran, dan komentarnya!! soalnya skrg saya sedang haus akan komentar (?).
Sebenarnya chapter 10 ini saya mau posting sama chapter 11 juga, cuman belum diedit takut nanti pembaca kecewa hehe *tawa setan*
Besok sepertinya saya tidak akan memposting chapter 11, soalnya sedang ada problem internet.
buat silent rider, "apa kabar?" hehe
salam olahraga semuanya! jangan lupa komen yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!! *maksa* haha
waduh kayaknya berat banget dek. tapi keren juga sih idenya hehehe. ckckck adek ada jiwa psikopat ya ? hahahaha *digampar*
kalau itu mah saya juga tau wkwkkwkwk
kalau yang kedua itu muka siapa ? yang jelas bukan muka saya! haha
heheehe nanti kamu bakal ngerti sendiri kok maksudnya apa . itu hanyalah sebuah clue hehe, thanks for comment *tawa setan*
asik nih thriller...
#btw judul trit itu salah apa emang sengaja ditulis begitu..?
jngan kelamaan dongg yaa...
udah seru_seruny nihh...
apa mngkin mukany @nyai_RR_denok ..?
atau @alvian_raimond ..?
*misteri*
JADI......???
Aku suka ceritanya, santai banget bacanya, tapi sedikit saran aja. Ini cerita thiller, lebih baik pake aku-kamu jangan aku-kau, terkesan seperti hikayat. Okay? Terus juga perbanyak updatenya. *ngarep banget*
dan satu lagi, gak di mention-a= MATI. (tawa setan, mata hantu).
PLAKK
@idhe_sama harus ada bunuh2anya donk! kyk fredy sama jason itu lho, yg suka mutilasi anak cewek! wkwkwk