It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@doubtjudge dimnaa..??? aku ngak bisa liatt kamuu... (
jngan malam yg updateny,,,pleasee..:(
gw sibuk mlam ini,,,jdi ngk ad ksmptan...
yayayayaa...
*muka memelas*
pdahal bagus ceritanya loh..
ninggalin jejak dulu spya ngak trlalu dlam tnggelamnya...:D
Kira2 yang nolong riski tuh sapa si ??
Adakah yang sudah menyumpah-serapahkan saya ? *kabur*
Akhirnya bisa juga nge-net setelah selama ini...
Oke deh, back to topic , masih adakah yang menunggu cerita basi ini ? kalau ada makasih banget ya, semoga cepat ketemu dengan kekasih hati kalian masing-masing ckckck
~~~
Baiklah kalau ada yang lupa dengan ceritanya saya akan review sedikit , silahkan disimak gan!
[KILAS BALIK]
Dua hari yang lalu, Sekelompok anak yang terlambat untuk mengikuti study tour menggunakan mobil ‘ilegal’ dengan kecepatan tinggi. Disaat yang bersamaan terdapat hujan lebat yang mengganggu perjalanan mereka, hingga akhirnya mobil tersebut masuk ke jurang.
~~~
[Characters]
*agar kembali inget sama karakter-karakternya yang kece-kece*
[Enam Tokoh Utama merupakan murid kelas XI IPA 3]
Riski : Pemeran utama di cerita ini, Mantan Irawan, frustasi setelah putus, mencoba bangkit.
Viktor : Cowok misterius, tidak peduli keadaan sekitar, dijauhi teman-teman sekelasnya
Irawan : Mantan Riski, Orang yang memutuskan hubungan terlebih dahulu
Bima : Cowok berkacamata yang suka dengan hal-hal berbau mistis, astronomi, kartu tarot, dan cukup misterius. Setelah kecelakaan sifatnya akan berubah
Desta : Cowok "cantik" dan bersifat agak feminim. Cerewet, suka heboh sendiri.
Pandu : Teman sekamar Riski, hobi makan dan tidur,
Aji : Ketua kelas XI IPA 3, sifatnya berubah. Dia merampas semua barang milik Riski. Tidak mempercayai siapapun lagi.
[Character Numpang Lewat]
Kak Fadli : Almarhum Kakaknya Riski. Cowok ini meninggal satu tahun yang lalu, dan masuk ke dalam mimpi Riski.
~~~~~
[FLASHBACK CHAPTER 10]
“Tidak mungkin…. AJI!!!!”
Aku menangis, tak kusangka Aji tega melakukan ini. Sekarang aku tidak mempunyai apa-apa lagi. Dia tega meninggalkanku, dan yang lebih parahnya lagi, dia tidak mempercayaiku.
Aku terus berjalan lesu, dengan menggenggam surat Aji, aku ingin membuktikan apa yang ditulisnya di surat itu memang benar atau tidak.
Oh Tuhan....
Lebih baik aku mati ditangan harimau itu, dari pada harus tahu ada pengkhianatan diantara kami. Sungguh ini sangat mengejutkan.
Tak terasa aku sudah diakhir perjalanan, karena di depanku terdapat tebing kecil yang dibawahnya mengalir sungai yang begitu besar. Dengan berjalan di tepi tebing ini , mungkin aku bisa selamat karena mengikuti arah aliran sungai. Tetapi tetap saja, kakiku tidak sanggup berjalan lebih lama lagi.
“Kita tidak bisa percaya satu sama lain!” perkataaan Aji terngiang-ngiang dikepalaku
Dengan pikiran yang yang terguncang, aku terpeleset dan terhempas dari tepi tebing,
“Selamat tinggal dunia...” batinku. Aku sudah pasrah jika aku harus mati saat ini, dengan pandangan kosong aku menatap kebawah, tampak air sungai yang mengalir sangat deras.
BLEB!
tiba-tiba sebuah tangan meraih tanganku.
“Riski!”
Aku tidak dapat melihat dengan jelas siapa yang hendak menolongku itu, tapi yang jelas dia seseorang bertopi hitam…
~~~~
~~~
PART 11
~~~
AUTHOR POV
Suasana sekolah terlihat sangat ramai. Hiruk pikuk manusia terdapat disana.Banyak wartawan berkumpul di depan pagar sekolah. Mereka sedang berusaha agar bisa masuk ke dalam sekolah. Namun seorang satpam menutup pagar itu rapat-rapat.
“Maaf,Pak. Bisakah Bapak memberikan keterangan kepada kami tentang hilangnya siswa-siswa menuju study tour beberapa hari yang lalu?” Tanya seorang reporter wanita berpakaian merah. Terlihat seorang cameramen di sampingnya sedang berusaha mengambil gambar Si Pak Satpam.
“Saya tidak tahu apa-apa.” Tegas Pak Satpam dengan nada datar. Dia berbalik arah dan hendak meninggalkan kerumunan tersebut.
“Benarkah diantara mereka yang hilang itu, salah satunya merupakan anak dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat di provinsi ini?” Tanya salah seorang reporter lainnya lagi.
Kali ini Pak Satpam tidak menjawab dan langsung pergi.
Beberapa dari wartawan tersebut merasa jengkel dan membuat “forum” pembicaraan sendiri,
“Sudah dari pagi kita berada disini, namun belum mendapatkan apa-apa!”
“Padahal kita hanya ingin pihak sekolah memberikan keterangan tentang peristiwa itu!”
“Betul sekali! Tapi, kita tidak boleh menyerah!”
“Aku setuju denganmu.”
Di salah satu sudut lainnya, Seorang reporter berpakaian biru berdiri tegak.Dia sedang membaca sesuatu dengan disoroti oleh seorang kameramen.
“Sebuah peristiwa tengah terjadi ketika beberapa siswa di SMA A yang hendak pergi study tour ke kota Bandung. Beberapa dari mereka yang tertinggal bus, nekat membohongi seorang guru dan memakai mobil guru tersebut untuk mengejar bus mereka. Di tempat tujuan study tour, beberapa saksi menyatakan bahwa kemungkinan besar beberapa anak itu adalah enam orang murid laki-laki. Di perkirakan saat hujan yang lebat melanda desa ini, mereka mengalami kecelakaan.
Namun hingga saat ini, mereka masih hilang, atau lebih tepatnya, keberadaan mereka belum diketahui.
Kami dari pihak wartawan mencoba mencari keterangan dari pihak sekolah, namun kami tidak memperoleh satu jawaban pun yang dapat memecahkan masalah ini. Dan juga kini yang patut dipertanyakan adalah siapakah yang harus bertanggung jawab dalam insiden ini, pihak sekolah atau siapa ? Yang jelas, sepertinya pihak sekolah mencoba menutupi masalah ini…”
CRET…
Seseorang menekan tombol off dari remote TV, dan TV tersebut sekarang dalam keadaan mati. Orang itu mengusap-usap dadanya yang berdegup kencang. Dari balik pintu terdengar suara ketukan,
“TOK..TOK..TOK..”
Dia menghela napas,”Masuklah…”
Seseorang berkopiah hitam membuka pintu yang bertuliskan ‘Ruang Kepala Sekolah’ , dan dia masuk dalam keadaan pucat.
“Maaf Pak Kepala Sekolah. Saya ingin melaporkan tentang kejadian yang dialami dengan beberapa anak didik kita dari kelas XI IPA 3.”
Pak Budi yang tak lain adalah Kepala Sekolah di tempat Riski belajar ini, menoleh ke arah seseorang itu dengan memutar kursinya.
“Oh! Apa laporanmu itu, Pak Anton?” katanya sambil memegang kumisnya yang lebat tentunya dengan pandangan mata sinis.
“Sebenarnya saya tak menyangka bahwa mereka akan mengambil mobil saya dan melarikan diri saat hujan lebat….”
BRAK!!!
“Sudahlah! Itu bukan laporan tapi argumen! Lebih baik kau diam saja!”
***
Seorang gadis termenung di dekat jendela dengan melihat ke arah bawah dari dalam kelasnya. Dia memandang kerumunan wartawan yang berkumpul di depan sekolahnya. Rambut gadis itu berkibar-kibar karena terkena kibasan angin.
“Airin, kamu kenapa ?” Tanya seorang gadis lainnya yang menghampiri anak itu.
“Eh,Tif. Ga kenapa-kenapa kok.” Jawab Airin parau. Ia tetap mencoba memberikan senyuman kepada temannya yang bermata sipit itu –Tiffany.
“Benar ga ada apa-apa?” Tiffany ragu.
Airin kembali melihat keluar jendela dengan pandangan sayu dan hampa. Tiffany menatap ke meja yang ditempati Airin , terlihat sebuah foto terselip di dekat buku yang berobjek mereka berdua dan Riski sedang duduk di taman. Dia menghela napas,
“Hm.. Airin. Kamu sedang mikirin Riski dan teman-temannya, ya?”
“Entahlah..” jawab Airin singkat,
“Kamu rasa dia meninggal atau masih hidup?”
“Entahlah…”
“Kalau kamu tanya pendapatku, aku rasa... aku rasa dia masih hidup. Karena kita sudah mengenalnya dari kecil. Dia pasti kuat dan bisa kembali ke sini dalam keadaan semula.”
Airin memandang Tiffany dengan mata berkaca-kaca,
“Kau yakin?”
“Ya. Begitulah…” Tiffany tersenyum.
“HUWHAAA..” Airin memeluk Tiffany. Mereka berpelukan sangat erat. Hingga beberapa teman sekelas mereka melihat dengan tatapan haru. Mereka semua terdiam memikirkan keadaan teman-temannya yang sedang hilang. Tiffany berkata dalam hati,
“Aku tidak menyangka, ternyata kau begitu sayang terhadap Riski… Ku mohon Riski, kembalilah , Kembalilah agar Airin dapat ceria seperti biasanya…”
***
RISKI POV
Aku terbangun, mulanya pandanganku masih kurang jelas dan buram. Apa ini karena aku pingsan tadi ?
Ku lihat keadaan sekitar, diriku masih di hutan belantara. Aku mencoba mengingat kejadian yang terjadi , dan aku ingat bahwa saat itu aku hampir jatuh masuk ke sungai .
“Kau sudah bangun?” tiba-tiba terdengar suara seseorang. Kali ini aku melihat sumber suara itu sedang memotong-motong beberapa buah dengan pisau. Dia ada di depanku.
“Mau sampai kapan kau duduk di situ?” dia kembali bertanya.
Aku kini bingung, dari mana dia dapat pisau itu ? Bukankah kita akan study tour? Kok bawa pisau segala? Oh ia aku ingat, seseorang menyelamatkan ku, dan dia adalah orang bertopi hitam. Jangan – jangan ..... Orang itu adalah dia!
“TIDAK?!!!!” Aku kaget dan berteriak.
Aku takut. Mungkin saja dia – si orang bertopi hitam- akan melakukan “sesuatu” seperti yang dikatakan Aji,
“dia sudah melakukan sesuatu pada Desta”, dan kini dia akan melakukan sesuatu padaku!
Dia menoleh ke arahku.
“Kenapa? Ada yang salah hingga kau harus berteriak tidak jelas seperti itu..” tanggapannya setelah mendengar teriakanku. Kulihat wajahnya, ternyata dia adalah Bima. Tapi… kacamatanya mana ?
“Bima?”
“Hm..”
“Mana kacamatamu?”
“Hancur saat kecelakaan kemarin.”
“Apakah pandanganmu jelas?”
“….”
Dia tidak menjawab, Sudahlah! Jangan berharap banyak padanya! Sudah menjawab satu pertanyaan saja sudah merupakan suatu kemajuan besar untuknya. Dilain pihak, aku melihat disampingnya ada sebuah topi hitam, aku mencoba bertanya lagi dengan perasaan tergetar,
“I..it.itu. to..topimu?”
“Ia.” Jawabnya singkat tanpa melihatku,
“Kaukah yang menyelamatkan ku tadi?” tanyaku dengan mata bersinar.
“Tidak. Tapi si maling itu! Dia meminjam topiku saat mencari bahan makanan !”
Dia menunjuk ke suatu arah. Aku berdiri. Dan ingin tahu siapa yang menolongku. Aku bergegas pergi ke tempat itu dan … tunggu dulu,
“Maling?” batinku dalam hati. “Jangan-jangan…..”
Aku melihat seseorang sedang terduduk dan mengambil beberapa ranting pohon. Laki-laki bertubuh bagus, tinggi, berkulit sawo matang dan berbaju putih lusuh. Dia melipat jaket coklatnya di pinggangnya. Dan aku tahu anak itu. Seseorang yang dingin dan disangka telah mencuri sesuatu punya mantan pacarku dahulu..
Aku tak menyangka dia adalah orang yang menyelamatkan nyawaku kemarin. Dengan pandangan berkaca-kaca, aku mendekatinya. Ku pegang pundaknya dan kupanggil namanya,
“Viktor…”
Badannya sedikit bergetar.
Aku tahu dia kaget, namun dia tidak menoleh dan tidak memandangku. Dia tetap melihat ke arah ranting-ranting pohon itu.
“Terima kasih,Viktor…”
Dalam hati, aku meyakinkan diriku sendiri,
“Aku tahu, Aji. Kau memperingatiku untuk tidak percaya dengan orang lain dan harus bertindak sendiri. Namun aku tidak setuju dengan pendapat itu. Aku akan berusaha percaya dengan orang yang telah menolongku.”
AUTHOR POV
Riski yang sudah ditinggalkan Aji yang ingin sendiri, akhirnya bertemu dengan Bima dan Viktor. Dua orang yang berbeda sifat ini entah mengapa bisa bersama. Untuk saat ini, wahai Riski, bersenang-senanglah dahulu.
~~~~
~~~
PART 12
~~~
RISKI POV
Hembusan angin terasa dingin, daun-daun bertebaran dimana-mana. Pohon-pohon tinggi menjulang di sekitar kami. Ya, Ini hutan.
Aku duduk bersilang di depan Bima dan Viktor. Posisi kami sekarang membentuk seperti tiga titik sudut segitiga. Kami hanya terdiam dan saling memandang, tanpa bicara.
“Terima kasih lagi,ya!” aku mencoba membuka pembicaraan sambil sedikit tersenyum
“Cukup! Sudah berapa kali kau bilang terima kasih?” Bima terlihat jengkel kepadaku.
Aku terdiam kembali. Wajah ku memerah karena malu. Ah, sudahlah, yang penting aku sudah merasa nyaman bersama mereka. Tapi rasa penasaranku tetap memenuhi otakku, dan ada beberapa hal yang ingin ku tanyakan kepada mereka…
“Aku mau nanya, kenapa kalian berdua bisa bertemu?”
Ku lihat Viktor hanya diam saja, dan cuek. Sedangkan Bima langsung menjawab singkat,
“Karena takdir!”
“Oh my god. Itu bukan jawaban.” Kesalku dalam hati. “Apakah memang dari awal kalian sudah bersama?”
“Ceritanya panjang. Pokoknya kita sudah bersama sekarang.”
Bima kembali menjawab. Anak itu sepertinya sedang menyembunyikan sesuatu.
Viktor berdiri dan hendak pergi,
“Mau kemana?” tanyaku penasaran.
“Mau cari ranting pohon buat bikin api unggun.” Dia merespon tanpa melihatku.
Aku memberanikan diri,
“Boleh aku ikut?”
Dia membalikkan badan dan tersenyum,
“Silahkan…”
JBLEB!
Sejak kapan dia mau tersenyum ?
Tapi kalau dipikir-pikir senyumnya manis juga!
Ah sudahlah! Jangan berkhayal yang tidak-tidak!
Aku berdiri dan hendak permisi pada Bima, lalu melangkah mendekati Viktor. Kami berdua siap menyusuri hutan.
***
Dilain pihak, di sekolah asramaku, terdengar suara keras dari seorang guru di kelas 11 IPA 3.
“Ini benar-benar kejadian yang diluar dugaaan, kita hanya dapat berdoa semoga Riski dan kawan-kawannya dapat ditemukan. Saya sebagai penyelenggara acara Study Tour mohon maaf.” Ujar Pak Wawan dengan wajah lesu.
Kelas itu tanpak sunyi, semua mata tertuju pada Pak Wawan. Siswa salah satu kelas IPA itu ada juga yang menangis, tiba-tiba seseorang membuka pintu dan masuk,
“Maaf,Pak. Saya Inspektur Insan dari Dari Kepolisian Pusat. Untuk menyelidiki kasus ini , bisakah saya memeriksa kamar siswa-siswa yang sedang hilang itu ? Mungkin saya bisa mendapatkan sesuatu yang berguna untuk penyelidikan.” Kata seseorang berjas hitam besar, yang tak lain adalah polisi.
“Baiklah,Pak!” tegas Pak Wawan.
***
PRAAKKK.
Semua ranting yang sedang kubawa jatuh semua. Sialan! Padahal sudah capek-capek dikumpulkan!
“Ris, kamu niat ga?” Tanya Viktor yang ada di belakangku.
“Niat lah. Hehe.” Kataku sambil mengumpulkan kembali ranting-ranting itu.
Dia tidak membalas senyumanku dan langsung melanjutkan perjalanan. Aku yang ditinggal akhirnya kesal!
“Woi! Tunggu dulu! Aku mau Tanya sesuatu!!!” Aku berteriak sekencang-kencangnya supaya dia kedengaran.
Dia tetap melihat kedepan namun sempat merespon pernyataanku, “Apa?”
“Kenapa kamu sekarang jadi baik? Mau menjawab semua pertanyaanku ? Bukannya dulu kamu super cuek dan ga peduli dengan orang sekitar? Dan yang lebih aku tanyakan kenapa kamu mau menghiburku saat waktu dipertokoan kemarin? ”
Kulihat dia meletakkan ranting-ranting pohon dan mendekatiku. Dia tersenyum sinis,
“Kamu bilang kenapa? Hm.. karena aku tahu kalau kita itu sama.”
Aku tambah bingung, “sama?”
“Ya. Kita sama-sama dicampakkan. Kamu dicampakkan oleh seseorang, Aku dicampakkan dengan teman sekelas, dan anehnya, hanya kamu sendiri yang mendekati aku.”
Aku terdiam dan mulai mengerti apa yang dibilangnya,
“Maksudmu ? Ketika kamu difitnah mencuri handphone Irawan yang mahal itu? Teman-teman mencampakkan dan menjauhimu..Tapi tenanglah, Aku percaya kok itu bukan kamu.”
Sekitar dua bulan yang lalu, handphone Irawan hilang, dan tiba-tiba handphone itu ditemukan di lemari Viktor. Sebenarnya bukan hanya hp Irawan, tapi juga beberapa hp yang lain. Sontak, seluruh teman sekelas kami menjauhi dia, dan menganggap bahwa dia pencuri kelas atas. Tidak ada lagi yang mau mendekati dia, berbeda saat dia baru pertama masuk sekolah, dia bisa akrab dengan semua orang.
Karena Viktor “mau” mengakui bahwa dia mencuri, maka hukumannya hanya skorsing dan mendapatkan poin pelanggaran yang banyak. Tapi hal itu belum bisa menjadi hal yang setimpal dengan apa yang dilakukan teman-temanku padanya, apalagi oleh Irawan, yang dulu adalah sahabatnya dari SMP. Perlakuan Irawan padanya berubah tiga ratus enam puluh derajat.
Aku tidak percaya bahwa Viktor yang mencuri, setahu ku dia pasti difitnah. Karena dia hampir sempurna, siapa coba yang tidak iri padanya ? Hm... semua sudah berlalu, Viktor sudah mengakui semuanya.
Tiba-tiba Dia tersenyum sinis kepadaku,
“Dasar munafik. Aku tau kok, kamu mendekati ku karena fisik aku bagus, kan? Bukannya aku mau GR, tapi karena Badanku atletis, six pack, tegap,putih, dan manis ini makanya kamu mau mendekatiku. Coba kalau fisik aku jelek, kamu pasti sama aja kayak yang lain…”
“Ia, eh-”
TUNGGU! INI Perkataan Viktor terhadapku ? Mataku terbelalak.
“Tunggu,Vik. Apa maksud dari fisik itu? Emangnya aku maho?”
“Ga usah bohong Ris. Dari wajahmu itu aja udah keliatan bahwa kamu maho. Kamu mendekati orang hanya karena fisiknya aja. Contohnya aja si Irawan. Kamu dekatin dia karena dia sexy, kan?”
DEG..DEG..DEG..
“Apa maksud kamu,hah? Kamu pikir aku ga akan marah kalau dibilang kayak gitu! Anjr*t! emangnya aku ada apaan sama Irawan?” tensi ku mulai naik dan mulai memakai kata kotor.
“Hahahaha. Lucu. Kalau kamu ga maho ga perlu marah dong. Eits tunggu dulu, aku punya bukti kalau kamu maho, lho! Di hp Irawan, banyak sms dari kamu , dan isinya kayak bukan untuk sesama cowok biasa kayak persahabatan. Contohnya aja “good nigt say, bye say, honey,delele” bikin eneg bacanya.”
DENG..DENG..DENG.. Wajahku pucat.
“Viktor!!! Kamu jahat!! Jadi benar kamu yang mencuri hp itu?”
Dia melihatku lagi, “kalau ia kenapa? Aku penasaran sih dengan cinta kalian”,
tiba-tiba dia memegang pipiku dengan kedua tangannya, dan mendekatkan wajahnya ke telingaku. “Apa reaksimu, kalau aku CINTA SAMA KAMU…SAYANG”
DEG...
INI Pernyataan Cinta?
Cinta?
TERDIAM! Tiba-tiba air mataku keluar setelah dihina seperti ini, aku tidak tersipu malu dan berpipi merah seperti orang jatuh cinta, melainkan mengeluarkan aura merah padam yang tidak bisa kupendam lagi.
BUUK!!!
Aku meninjunya. Cowok bangsat itu melepaskan tangannya dariku, kulihat ada darah didekat bibirnya. Tiba-tiba dia tertawa,
“haha orang maho bisa juga ya tinju ? dikirain bisanya cuma nampar aja.haha”
Aku tersenyum sinis dan mengatakan, “kalau ia kenapa? Dari pada orang yang bisanya Cuma diam dan melihat, tapi ga bisa buktiin bahwa dia ga bersalah, bagiku dia itu lebih ini!” aku menunjukan jari tengah padanya.
Segera aku pergi dari Viktor yang ternyata lebih parah dari Irawan. Aku berlari sangat cepat. Aku ingin pergi, benar kata Aji, lebih baik kita sendiri dari pada sakit hati nantinya.
Aku hanya ingin kembali ke Irawan dan minta maaf kepadanya. Aku ingin kembali bersamanya. Air mata ini membasahi pipiku.
Irawan...
Irawan...
Irawan...
“Irawan..” Aku berhenti di dekat pohon besar. Mungkin keberadaanku ini sudah jauh dari Viktor yang sialan itu. Aku tidak tahu sekarang harus pergi kemana lagi. Tiba-tiba aku teringat sesuatu,
“Tunggu dulu! walau aku benci Viktor, bukan berarti harus benci Bima.”
Ku putuskan untuk kembali dan mengajak Bima pergi meninggalkan Viktor. Namun diperjalanan, aku melihat sesuatu yang tidak terduga…
IRAWAN!!
Aku melihat dirinya. Melihat dia! Melihat orang yang sangat ku cintai di dunia ini! Dia tidak jauh dari ku! Akhirnya! Aku harus menemuinya.
Tapi...
DUAR!!!
Petir seakan menyambar tubuhku.
“Ir..” Aku mengurungkan niat untuk memanggilnya, terlihat dia sedang bersama dengan orang lain.
Tatapanku menjadi kosong, tubuhku terpaku melihat keadaan mereka berdua.
Dua orang cowok. Yang satu berbadan tinggi, memakai t-shirt hitam ketat dan celana ketat, satu orang lagi tingginya setara denganku , berbaju hijau berpola feminim. Mereka berdua adalah orang yang ku kenal.
Namun aku melihat sesuatu yang tidak wajar, mereka sedang berciuman seperti sepasang kekasih yang sedang mojok ketika malam minggu. Terlihat keduanya sangat mesra dan agresif. Tubuhku syok melihat pemandangan ini.
Dan secara perlahan aku mendekat ke arah mereka, tampak apa yang mereka lakukan semakin agresif. Beberapa langkah kemudian, aku sudah berada didepan mereka.
“Irawan dan Desta, lebih baik kalian cari kamar!”
“Eh… Riski!!” Irawan terlihat sangat kaget ketika melihatku ada di depan mereka, aktifitas ciuman berhenti dilakukannya, ia melepaskan bibirnya dari bibir Desta. “tenang dulu!”
“Riski!” Desta membelakkan matanya. “Sebenarnya kami..”
Mereka berdua terdiam. Aku tidak ingin tahu bagaimana mereka bisa melakukan hal itu.
“Sudahlah! Kalian berdua bulshit!”
Aku langsung pergi setelah melihat temanku dan (mantan)ku sedang melakukan hal “gila” itu. Air mataku kembali keluar. Cobaan apa ini , Tuhan?
Aku tidak menyangka sudah ditinggalkan Aji, Aku tidak menyangka sudah di hina oleh Viktor, dan yang lebih parah lagi, aku melihat pemandangan mesum dari Irawan dan Desta. Padahal awalnya , aku hanya bisa mengharapkan Irawan. Tapi dia sama saja bejatnya. Ya, hanya satu orang lagi yang bisa diharapkan.
Aku berlari sambil berteriak,
“Pandu!!! Dimana kau!! Pandu!!! Ini aku Riski!!”
Air mata menemani teriakkanku.
Tidak ada balasan dari teriakan ku. Aku mulai putus asa. Dalam pikiranku, Lebih baik aku mati.
Tiba-tiba kakiku tersandung.
“Aduh!”
Ternyata aku tersandung karena terkena kaki orang. Kaki seseorang yang sedang tidur. Namun betapa kagetnya aku, ketika ku lihat begitu banyak luka disekitar badannya. Tampak busa berwarna putih keluar dari mulut nya, badannya yang agak gendut terlihat sangat kotor, juga ada luka bacokan di sana.
“TIDAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
***
“Maaf , Pak Wawan. Kami menemukan bungkusan-bungkusan serbuk putih di bawah kasur seorang anak yang bernama Pandu di kamar no. 219 kelas 11 IPA 3. Diperkirakan ini adalah narkotika. “ kata seorang anggota Polisi.
“APA?” Pak Wawan dan seluruh teman sekelas tiba-tiba bertanya dengan perasaan syok.
****
Wajahku pucat-pasi, ku coba memegang kepalanya, memang benar... dia adalah orang yang sangat ingin ku temui sekarang, tapi...
“PAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNNDDDDDDDDDDDDDDDUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU!!!!!!!!!!!!!”
AUTHOR POV
Disaat Aji meninggalkannya, Viktor menghinanya, Irawan dan Desta mengkhianatinya, dan kini Pandu harus tewas dengan kondisi mengenaskan yang ada didepannya sekarang. Apa sudah tidak ada cahaya lagi bagi Riski ?
TO BE CONTUNIUED
Gimana-gimana ? mohon komennya >.<
tag-tag-an :
Oh ia yang saya tag-in :
@obay @idhe_sama @ElninoS @yuzz @tyo_ary @alvian_reimond @fansnyaAdele @Egar_cute @loafer_boy @MyBiSide @gr3yboy @Daytripper @dirpra @adinu @budak.kuper @pokemon @DhegaDiggory @Man9211 @Adacerita @farava @fiofio @dyowinchester @woonma @the_rainbow @claudy @vire_alert @nyai_RR_Denok @Suburban @fianpoulz @fikarruswan @Beepe @nero_dante1
@nand4s1m4 @Nobita_nobi @reyputra @ardi_cukup @DM_0607 @Adra_84 @badut @Zhar12 @Dhika_smg @congcong @RyoutaRanshirou
halo masih pada inget gak sama saya ? maafkan karena telah hilang selama ini. Maklum artis *muntah*
Dimohon kritik, saran, cacian, makian, koreksi, dan lain-lain.
Tebak-tebakan juga boleh *ngarep*
maaf kalau ceritanya sinetron banget, soalnya saya penggila musik metal *garing dan hanya sebuah dusta*
gimana kabar kalian semua ?!
Sorry banget ngaretnya luar biasa :P
terima kasih sebelumnya, selamat membaca ya! sudah di mention, semoga suka chapter terbarunya ya!
terima kasih gan sudah mau mengapungkan (?) kembali cerita ini di thread pertama, dan tidak jadi tenggelam di sungai amazon.
oke bos! sudah dilanjut bos!!