It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
HADIRRRR pas bener ni thread menarik prhatian gw.. lol
Gw suka taylor swift sjk zaman SMA
lagunya tu beda ama yg lain, lirik2 nya 'catchy' banget dan dia itu salah satunya artis holywood yg menulis lagunya sendiri 100%
dan pemenang2 awards termuda..
SHE'S SO FLAWLESS
dia itu satu2 nya wanita yg bisa bikin gw Str8 LOL.. jk
ada salah satu lagu nya dia yg gw puter minimal dlm satu minggu itu gw putar sekali, dulu pas waktu prtma kluar tu lagu gw dnger sekali sehari dari 2010 smpe 2011 dan setelahnya pkoknya ada 1 minggu itu gw putar lagunya dia, pokoknya tu lagu jadi theme song yg gw.. xxx
tu lagu bakal gw denger sampe mati.. hehe
tu lagu judulnya 'ENCHANTED' mnurut tmen gw lagunya biasa aja, tapi mnurut gw lagu itu mrupakan bagian dari hidup gw, jadi gk nyaman klo gk ada lagu itu.. hikhik
dari lagu itulah awalnya gw tergila2 ama Taylor Swift, gw cari tahu di google ttg dia lebih banyak dan semakin cinta ama Taylor.. xd
ssssshhhhh
IM FCKIN LOVE HER!!!!
nengok dia konser di youtube bikin gw teriak2 hehe.. pengalaman ... smpe ttngga ktwa melihat gw.. lol
apalagi nengok dia bawain lagu enchanted.. WOAWW SO FLAWLESS
dia itu bisa dibilang wanita inspirasi dah, tngok aja pnampilannya sopan2 gk kayak artis holywood lainnya, dan Ternyata Taylor juga mendukung hak2 LGBT.. kkk makin cinta gw! x.x
klo anda perlu informasi lebih lanjut ttg taylor silakan hubungi gw.. hehe
CHEEERSSSSZZZ
SWIFTY FOREVER
ane tarik lagi komen ane yg ini.. ane ga love kepribadiannya lagi after knowing kegatelan dia dgn cowo2 tampan itu.. Tay, maybe you are the troubled one..
let's go back to the greatest female singer of all time, Ms Whitney Houston..
sumpeh nih lagu beda ama lagu2 yg pernah gw denger selama hidup gw smpe skrang, gw mnjadi swifty gara2 nih lagu . music, lyrics, suara .. semuanya perfect, kombinasi yg perfect!
mean, red, belong with me, love story, mine, back to december, we are never getting back together, everything has change, dll.. :x
ah, tnyata abang ini sudah hadir duluan dimari
Udah bener2 keluar jalur, tapi gue suka liriknya.
Taylor Swift akhirnya memutuskan
untuk terjun 100% dalam skena Pop
dalam album terbarunya, album kelima
tepatnya, 1989 . Sebenarnya Pop
bukanlah hal yang aneh bagi Swift. Di
album-album sebelumnya Pop kental
mewarnai lagu-lagunya, meski tentunya
Swift lebih dikenal sebagai biduan
Country. Hanya saja, semakin karirnya
maju ke depan, warna Country pun
semakin luntur pula. Ditunjukkan oleh
geliat di album Red (2012) dan pada akhirnya tanggal secara utuh dalam 1989.
Itu sudah dibuktikan dengan single pertama untuk album tersebut, Shake it Off.
Sebuah Pop up-tempo dengan hiasan saksophone yang menggoda, Shake It Off
sangat mudah untuk disukai. Iramanya catchy. Liriknya mudah dicerna.
Everything we need from a pop anthem. Muncul pertanyaam, dengan menilik
lagu ini, apakah Swift mengulang formula sama yang saat ini tengah menjadi
trend di banyak penyanyi Pop, memeluk nuansa musik “hitam” (baca: RnB dan
Soul) dalam musikalitas Pop-nya? Ternyata tidak.
Sesuai dengan judulnya, 1989, maka album ini diisi oleh banyak lagu Pop yang
memakai pendekatan di dekade 80-an. Pop tanpa embel-embel atau hibridasi
genre lain. Tentunya tidak semua lagu di album ini terdengar sangat 80-an,
karena sebagian besar masih terasa kekinian dan kontomporer. Filosofis Pop 80-
an tadilah yang ingin diusungnya. Untuk mewujudkannya tidak heran jika Swift
mengajak pakar pop Max Martin dan Shellback untuk (kembali) membantunya.
Dua nama yang selama dekade terakhir ini telah membantu membentuk kultur
Pop masa kini.
Nama keduanya bertebaran di berbagai track di album ini. Martin dan Shellback
menjalankan tugasnya sebagai maestro Pop dengan kredibel. Memberikan nafas
yang dibutuhkan Swift dalam album yang bisa dikatakan cukup ambisius ini.
Sentuhan Electronica kini terdengar jauh lebih masif di lagu-lagu Swift daripada
biasanya. Meski nuansa diari yang menjadi ajang curhat Swift dalam lagu-
lagunya tetap terwakili oleh beberapa lagu 1989 , namun Swift memilih untuk
mengembangkan aspek tematis yang lebih luas, bahkan bermain-main dengan
semiotik.
Contohlah track Out of the Woods, dimana Swift terlihat benar-benar serius
untuk menggeser imej Country-nya dan menceburkan diri secara penuh ke ranah
Pop. Dengan mengajak Jack Antonof dari fun., akan sulit bagi kita untuk
mengidentifikasi Swift di lagu ini dalam pendengaran pertama. Bayangkan saja,
ia bertransformasi menjadi seorang penyanyi Indie-pop-tronica dengan atmosfir
yang cukup kelam serta didukung cara bernyanyi yang berbeda dari biasanya.
Sepertinya Swift sukses melakukan perubahan diri. Jika dicermati, lagu ini
merupakan sebuah pernyataan jika ia keluar dari hutan (baca: Country) dan
memasuki lahan yang lebih terbuka.
Dan jika lagu tersebut memiliki sekuel, maka track pembuka, Welcome to New
York mungkin bisa menjadi kelanjutannya. Jadi ia keluar dari hutan dan
kemudian masuk ke gemerlapnya kota besar yang diwakili oleh New York.
Sebuah kota yang kabarnya tak gampang ditaklukkan. Sebuah kota yang
mungkin menjadi perwujudan dari apa yang diidamkan Swift dalam lagu Mean
(album Speak Now, 2010). Lagu ini ditulis Swift bersama nama besar lain dalam
skena Pop, Ryan Tedder. Meski trademark Swift lebih mendominasi daripada
Tedder, tapi kolaborasi ini cukup kompak, yang diulangi lagi dalam track I Know
Places.
Lagu-lagu dalam 1989 memang kaya warna, meski semua berada dalam koridor
Pop yang tegas. Disiplin untuk tetap berada di garis Pop tanpa keinginan
meleburnya dengan sub-genre lain ini memang patut dipuji. Tidak ada keinginan
untuk menghadirkan barisan rapper sebagai pengisi verse. Tidak ada juga Trap
agar terdengar kekinian. Tidak ada EDM dalam nomor Dance-nya. Walhasil,
dengan lagu-lagu seperti How You Get The Girl, Bad Blood, I Wish You Would
atau All You Had to Do Was Stay, album 1989 terdengar padat dan solid.
Jika lagu-lagu tersebut terdengar mirip satu sama lain, penyebabnya mungkin
terjadi pada pengulangan pola yang diakibatkan karena terlalu ingin mengejar
nuansa Pop 80-an tadi. Tapi 1989 tetap memiliki beberapa track yang membuat
album terdengar stand-out . Blank Space mungkin bisa disebut sebagai lagu
terbaik di album ini. Swift bersama Martin dan Shellback menghadirkan pop
yang lebih melankolis, meski tentunya tetap catchy sebagaimana biasanya.
Kekuatan Blank Space ternyata bukan karena ia adalah sebuah anthem
pop catchy, tapi karena kandungan sinisme yang mencandai kehidupan
percintaan Swift. Lagu ini terdengar tulus dan hangat justru karena semangat
autobiografinya, meski Swift menyanyikannya dengan memasukkan sedikit ironi
getir juga pahit.
This Love juga layak mendapat perhatian lebih. Mungkin lagu yang ditemani
oleh gitar akustik ini terdengar seperti balada yang biasa dikerjakan oleh Swift,
meski kali ini Swift cukup sukses menghadirkan ambient moody sebagai serat
melodinya, sesuatu yang cukup riskan untuk sebuah lagu pop. Berbicara tentang
ambient, Swift mengajak salah satu pakarnya, Imogen Heap, untuk
membantunya. Kolaborasi mereka tercipta dalam track penutup album, Clean,
yang atmosferik dan sebagaimana Out of the Woods, mengubah Swift menjadi
penampil Electronica. Dengan lirik seperti “I punched a hole in the roof/ Let the
flood carry away all my pictures of you … I think I am finally clean “, lagu ini
terasa tepat untuk menutup 1989. Sebuah pernyataan akan pergeserannya
menuju Pop yang lebih murni.
Taylor Swift adalah nama besar dalam ranah Pop. Bahkan tanpa harus
membuktikannya dalam 1989 , ia sudah menjadi superstar Pop. Namun demikian,
dengan latar Country yang selalu mengekor, ia tetap perlu melakukan sesuatu
untuk membuktikan eksistensi dirinya. Sebuah enigma yang cukup aneh
sebenarnya. Ia sukses. Nama besar sudah diraih. Tapi kerap dipandang sebelah
mata, sosok underdog yang harus menembus tabir pembuktian akan kekuatan
dirinya. Apakah ini yang lantas mendasari 1989 ? Bisa jadi.
Bukan berarti 1989 adalah sebuah album pop yang benar-benar brilian. Ia tetap
punya momen yang dikemas untuk mengejar pasar, ketimbang pemuas estetika
bermusik Swift. Hanya saja jika ini menjadi ajang pembuktian bagi Swift jika ia
tetap sukses dengan mengandalkan Pop murni, maka bisa dikatakan ia berhasil
menjalankan misinya. Bagaimanapun lagu-lagu manis selalu menjadi benang
merah album-album Swift dan 1989 bukan pengecualian.
Jika Red adalah sebuah pengantar, maka dalam 1989 Swift sudah mulai
memberikan materi utamanya. Syukurlah materi dalam album ini dikerjakan
dengan baik. Sebagai album Pop komersil Swift tetap mampu menginfusinya
dengan idealisme tersendiri. Swift tidak memaksakan diri untuk ikut-ikutan
dalam trend Pop kekinian, Ia lebih memilih untuk mendefinisikan Pop
sebagaimana yang ia inginkan. Hasilnya, 1989 tidak hanya terdengar catchy dan
menghibur, tapi juga cukup mencorong dan berkesan.
cr : creativedisc