It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
na loo....
yah kehidupan asrama begitulah
asal pandai-pandai aja biar gak kena hukuman
"Oh gitu. Daerah mana de? Biar ntar abang anter kesana"
"Di daerah Bumi Prayudan mas."
"Disana? Gajauh donk de sama Akm#il?"
"Iyah. Eh ini daerah Akm*l yah?"
Aku yg sibuk mainan games hape pun melihat sekeliling. Wow, ternyata Akm*l luas bgt. Benar-benar jauh dari yg kubayangkan...
"Gimana Kris? Ini yg namanya Akm*l. Kamu pasti belum pernah masuk sini kan?"
"Ehehehe, iya mas, luas bgt yah, rapi lagi"
Walau saat malam hari ternyata kebersihan dan kerapihan tempat ini masih terlihat jelas. Salut sama penghuninya...
"Pak pak turun sini aja..." Ucap Mas Didit
JEDLEK
Mas didit dan Dara pun turun di sana. Terlihat ada gedung yg bertabur cahaya, yap, Gedung AH Nasution, tempat malam akrab itu.
"De, kamu masih di magelang kan? Ato mau pulang Jogja malam ini?"
"Di magelang aja lah mas, nanti nyari hotel atau motel aja, gampang mas..."
"Daripada kamu di hotel, mending di pos aja de. Lebih terjamin de, dari segi keamanan misalnya"
"Gak usah mas, ntar ngepotin mas..." ujarku cepat2
"Halah, ngapain malu, ato kamu takut sendirian? Ntar abang temenin, kalw perlu abang kelonin..." kata Mas Didit sambil ketawa
Aku suka sekali melihat mas Didit ketawa. Giginya terlihat putih bersinar, raut mukanya pun jadi tambah tampan. Uggghhhh
"Ya ya ya, ntar gampang deh. Eh itu ada pengumuman apa mas?"
"PERHATIAN-PERHATIAN, SEBENTAR LAGI ACARA AKAN DIMULAI. UNTUK PARA TARUNA DAN REKANITA HARAP SEGERA BERKUMPUL DI DEPAN AH NASUTION"
"De, udah ya abang mau kumpul dulu. Lanjut nanti. Oh iya ini alamat pos abang" kata mas Didit cepat2
Aku hanya bengong melihat pemandangan itu...
"SEMUA HARAP BERBARIS RAPI!!!" seru poltar
Poltar adalah polisi taruna, yg bertugas mengawasi taruna dalam kegiatan apapun
"Eh mas itu kenapa koq dipinggirin gitu?" tanya Dara
"Itu yg kena tegoran. Tuh lihat bajunya, mini sekali. Ini acara resmi de, banyak ibu-ibu komandan maupun jendral-jendral lulusan Akm*l yg datang. Makanya yg seperti itu dilarang masuk."
"aduh, aku gak termasuk kan mas?" Dara berkata sambil cemas, takut mengalami hal serupa
Mas didit pun membelai rambut Dara sambil tersenyum "engga ade cantik. Ini sopan koq. Lihat baju kamu, dibawah lutut kan? Pokoknya kamu tampil menawan malam ini..."
Dara pun tersenyum sambil menahan malu
"BAGI TARUNA YG TIDAK MEMBAWA REKANITA, HARAP MENUNGGU DI DEPAN MASJID, AKAN ADA SANKSI UNTUK KALIAN"
GERR, tawa seluruh taruna pu meledak mendengar itu. Netapa tidak, hukuman yg tidak membawa rekanita adalah berendam semalaman si kali yg terkenal bau se akademi itu...
"Wah siapa nih bang, cantik kali. Abang jarang bawa cewe giliran bawa cewe cantik kaya bidadari' kata poltar itu sambil tersenyum ke arah Dara
"Ini ade abang de, gimana ga cantik, abangnya aja kaya Tom Cruise gini cakepnya, hahahaha"
"Ah abang bisa aja, silahkan masuk bang, jangan lupa beliin snack bang, kasian tuh adenya bibirnya kering gara-gara kehausan, hahahahahaha" goda poltar itu lagi
"Husss, jaga mulut kao dul!" bentak mas Didit
"Becanda bang..."
Tok Tok tok...
Klek, ibu paruh bawa keluar dari dalam rumah. Ini ibu Rosita, pemilik posnya mas Didit
"Selamat malam bu, maaf mengganggu, ini Posnya mas Didit kan? Saya disuruh mas Didit ke sini bu..."
"Oh Didit Akhmad Habibi yg tinggi tampan itu kan? Silahkan nak silahkan, duh ibu kira siapa Mari masuk, ibu bikinin minum dulu..."
Aku dan pak sopir pun duduk. Setelah itu terlihat ibu membawa dua teh hangat dan beberapa makanan kecil
"Ini de disambi, ade orang jawa kan?" kata ibu Rosita
"Iya ibu, saya dari Jogja."
Kami pun berbincang-bincang panjang lebar, sampai tak terasa 2 jam kami melewatkan waktu.
"De, ibu permisi mau istirahat yah. Kamar Mas Didit di pojok kiri, yg ada stiker merah MU. Masuk aja kalau ade mau istirahat juga."
"Iyah ibu, terima kasih, ayo pak kita kesana..." ajakku sambil menarik pak Supir
Kamar mas Didit rapi, harum, dan nyaman. Terlihat poster bola dan film menempel di dinding, ada pula foto mas Didit berbingkai pigura berukuran raksasa ikut meramaikan ruangan tersebut.
"Pak kalau mau bubu silahkan, aku mau lihat-lihat isi kamar..."
Di meja mas Didit terdapat jam weker, parfum, charger hape, beberapa alat tulis, foto keluarga mas Didit, dan foto-foto mas Didit berbagai pose. Mas Didit memang tampan dan gagah. Ada pula al Quran, beberapa novel, komik, dan majalah. Kubuka rak lemari, hanya ada kaos dan kemeja. Tak ada yg menarik perhatianku selain kebersihan dan kerapihan kamar ini.
Kubuka laci meja belajar. Isinya pencukur kumis, beberapa receh, dan obat-obatan. Laci kedua kubuka, isinya cevron, pin bulat bertuliskan AD, dan semir sepatu.
Karena bosan, akupun mengantuk
KRRRIIIINNNNGGGGGGG
"Halo?" ucapku sambil menguap
"Dul dul tidur aja, ayo de bangun, jemput abang, udah malam, kasihan temen kamu nih"
Astaga, jam berapa ini? Kulihat di meja belajar. 12.30? Oh My God, tidur berapa jam aku?
"Pak pak, ayo jemput mas Didit, pasti aku ketiduran lama nih sampe semalam ini" gerutuku
_____________________________________________________________________
"Udah sini aja, makasih yah mas, Kris, besok jemput aku yah?"
"Oke"
"Abang pulang dulu ya de. Mari pak..."
"Ya nak" Kata Oomnya Dara
"Habis ini kita kemana mas? Balik ke akm#l lagi?"
"Gausah, ke pos aja pak..."
Akupun terdiam. Pos? Kenapa ke pos?
"Abang tadi ijin ke Jogja koq de, jadi bisa ke pos. Lagipula abang kan mau nemenin kamu" kata mas Didit
"Hihihi, aku berani koq mas, tenang ajah"
"Gak gak, lelaki kalo janji harus ditepati. Kalw engga, apa bedanya sama perempuan? canda mas Didit
"Hihihi mas Didit bisa ajah."
Sesampai di pos
"Pak, gelar tiker itu pak, saya aja yg tidur di lantai."
"Gausah nak, bapak di mobil aja, gpp koq"
"Beneran pak, saya jadi gaenak loh kalw begitu."
"Gpp nak, biar kamu nemenin kris disini."
"Terima kasih pak."
Mas Didit pun membuka seragamnya. Wow, badannya bagus sekali. Putih, bersih, beda sama tangannya. Terlihat kontras memang. Tonjolan otot di lengan, dada dan perutnya menambah kegagahan mas Didit
"Hayo kenapa melihat abang seperti itu? Kamu suka ya badan seperti ini?" kata mas Didit
"badan mas bagus banget, gagah dan seksi. Sering nge-gym mas?"
"Di akm#l kan latihannya cukup bert de, jadi ya rata-rata badan taruna seperti ini. Ini standar loh, ada yg lebih gedhe lagi" ujar mas Didit sambil menunjukkan otot lengan dan perutnya
"Jadi pengen mas masuk sana, melihat latihanyya"
"Masuk aja de, kalw ada acara seperti pameran atau acar-acara lainnya" kata mas Didit sambil memakai kaos bergambar kartun taruna
"Mas kaosnya lucu..."
"Kamu mau? Nih..." mas Didit kembali telanjang dada
"Eh trus mas gapake baju?"
"Gpp, kan sama2 laki, kecuali kamu cewe de, mas malah takut, hahahaha"
Akupun ikut tertawa. Lalu kepakaikan kaos itu ke mas Didit. Sempat kusentuh perutnya. Keras seperti batu, tapi entah kenapa aku suka menyentuhnya
"Besok abang kasih kaos kaya gini, di dalem mah banyak, kamu mau minta berapa, 1? 10? ato 100?"
"Satu aja mas" kataku
"Tidur yuk? besok abang berangkat jam 5 nih"
"Ayo, met tidur mas..."
Akupun tidur, sekitar jam 3.45, aku mengigau. Tiba-tiba mas Didit memelukku sambil mengacak-acak rambutku
"De kamu mimpi buruk ya? sini2 abang peluk biar mimpinya ilang"
Kupikir aku bermimpi. Aku membuka mataku. Kulihat mas Didit masih memejamkan mata, tapi kenapa aku bisa dipelukan mas Didit?
Akupun berusaha melepaskan pelukan itu, tapi apa daya, tenaga seorang tentara itu tak bisa kulawan. Akupun pasrah menikmati pelukan itu, sedikit ga nyaman, tapi hangat.
To be Continue... ;;)
berarti posnya kaum lemah tuh, masa tepar semua satu pos, dulu aja malah pada pacaran, sampe aku jadi obat nyamuk
Maksudx...?
cumn ts nya gk brani nerusin;
as ada yg pm2 nanya2 dan ngajak ketemu juga;
cumn dia asli msh bikin curius;
pas dihukum rombongan di pos jaga;
disuruh saling oral gitu deh...