Its my first story. Sory kalw masih kurang enak dibaca dan kurang rapih, baru pemula. Kalw ada kritik dan saran bilang aja ya guys biar enak dibaca. Ok, happy reading guys!!!
Perkenalkan, aku Taufik Kristanto. Umur 20 tahun. Tinggi 179 cm, dan berat 68 kg. Mukaku pas pasan, ada yg bilang mirip Samuel Rizal, ada pula yg bilang mirip Kris Hatta. Hahahaha. Kulitku coklat kekuningan, rambut rapi, dan badanku sedikit bidang. Badan ini kudapat dari hasil berolahraga, seperti berenang, basket, futsal dan bermain volly
Ayahku bekerja menjadi kepala dinas di suatu instansi negara. Ibuku bekerja mengelola toko kelontong di pasar daerahku. Aku seorang anak tunggal, that means, gag punya sodara, baik adek maupun kakak. Aku sering kesepian, karena kedua orang tuaku sibuk bekerja
Aku punya sahabat. Namanya Angga, Jaya dan Ismail. Mereka sebaya denganku. Kita berempat kuliah di tempat yg sama, di suatu universitas ternama di kota Yogyakarta. Yup, yogyakarta, kota yg terkenal akan keindahan alamnya, kelezatan kuliner khasnya, dan kearifan penduduk lokal yg membuat Yogyakarta terkenal di mata dunia.
Diantara ke empat orang ini, aku yg paling pemalu. Bahkan sampai detik ini aku belum pernah pacaran. Jangankan pacaran, untuk dekat dengan makhluk yg berlainan jenis inipun aku malu. Bukan aku tak suka, tapi ini semua karena masa laluku. Tepatnya, 3 tahun yg lalu, disaat aku berumur 17 tahun...
Tok... tok... tok...
"Kris, bangun sayang, udah pagi!" Teriak ibuku dari luar kamar
Aku mengucek-ucek mata, sambil menguap aku melihat jam wekerku. Astaga, jam 6! Aku belum mandi dan menyiapkan seragam beserta peralatan sekolahku. Lalu akupun berlari menuju kamar mandi.
20 menit kemudian...
Aku sudah berbusana. Kulihat badanku di cermin. Hmmmm, not badlah. Walau kulitku hitam, tapi terlihat cakep dengan potongan rambut short spike. Seragam yg ketat menambah efek maskulin dan tegap.
"Fik, ayo berangkat, jam setengah 7 nih! Kalw mau bareng ayah, cepatlah sedikit..." kata ayah dari luar
"Ya ya ya, udah selesai koq yah, ini tinggal berangkat..."
Tak terasa udah jam 2. Kelas pun bubar. Akupun berjalan menuju gerbang sekolah.
Kriiiinnnggggg.....
Hapeku berbunyi. Kulihat layar. Owh ternyata dari Risca, anak XII IPA 4.
Risca = KRIS, NTAR MALEM ADA ACARA GAG? KELUAR YUK :-)
Aku = MAU MAIN KE MANA CA?
RISCA = DI 21 AMPLAZ ADA FILM YG SEDANG BOOMING TUH
Aku terdiam. Bingung maw terima ajakannya atau menolaknya
RISCA = KRIS....? KAMU MAW KAN?
Aku = HMMMMM, OKREY DEH, MAW DIJEMPUT JAM BERAPA?
RISCA = ABIS MAGHRIB AJA DEH. JAM 18:30. BIAR GAG KELAMAAN ANTRI.
Aku = OKRE. C U THERE
Sesampai dirumah aku terduduk di pinggir ranjang. Its my first date. Seumur-umur baru kali ini akku berkencan. Nanti pakai baju apa yah? Bawa duit berapa? Habis nonton ngapain? Ujarku dalam hati. Maklum, aku memang pemalu sekali dengan perempuan.
Segera kubongkar baju baju milikku. Setelah 2 jam pilih-pilih baju, akhirnya aku menemukan baju yg cocok. Setelah itu akupun mandi dan bersiap-siap.
Tak terasa wktu menunjukkan pukul 17.58. Segera kupacu sepeda motor kesayanganku, Supra Fit 125 warna merah menuju kediaman Risca. Risca tampak cantik memakai celana legging putih dan Kaos lengan panjang kuning bergambar tweety. Tampak pula rambut yg dikuncir. Lalu, kita berdua menuju bioskop.
Sesampai di sana, benar kata Risca, antrian full. Tampak beberapa taruna ak*demi TNI ikut mengantre disana.
"Kris, tuh taruna kok seragamnya bisa ketat gitu yah? Apa gag sesak ya?"
"Hahaha, udah kebiasaan kali, jadi gag terasa lagi" jawabku
"Eh tapi liet tuh, bagian selangkangnya, keliatan menonjol bangets, pasti burungnya sakit yah?" bisiknya sambil menunjuk-nunjuk kearah taruna tersebut
Betul apa kata Risca, bagian bawah perut alias selangkangannya memang tampak menonjol sekali. Tak tahu berapa ukurannya, yg jelas sepertinya sedang "ON"
"Lagi horny kali tuh. Liet aja mbak-mbak depannya pake baju vulgar gitu. Semua cowok pasti suka lah."
"Berarti kamu juga suka dia gitu?" Tanya Risca kepadaku.
"E...Engga kok Ca, becanda" Kataku cepat cepat
Sekarang giliranku tiba. Kupilih bangku tengah supaya enak menontonnya. Saat mau masuk ke theatre, aku menyuruh Risca masuk duluan sementara aku membeli beberapa camilan dan minuman supaya pas menonton gag haus dan lapar.
Rupanya aku sedikit terlambat karena membeli makanan. Lampu theatre udah redup. Sambil meraba raba sekeliling aku mencari tempat dudukku. Beberapa kali aku tersandung kaki penonton.
"Kris, sini!!!"
Tepat 2 meter di depanku si kris duduk, dan ada taruna itu di sebelahnya! Bukan aku tak suka, tapi kenapa harus di samping aku? Ini kan my first date.
Dugh...
Kakiku tersandung penonton, dan aku kehilangan keseimbangan, minuman yg kubawa pun melayang. Dan apesnya, minuman itu mendarat di CELANA TARUNA TERSEBUT!!! Kontan dia langsung berdiri sambil berteriak "ADUUUUUHHHHHHHH ANJIING PANAS BGT"
Akupun bengong sekaligus kaget. Tak tahu harus tertawa, atau sedih. Tertawa karena dia kesakitan, dan sedih karena telah melakukan kes. Tanpa banyak bicara, dia menarikku keluar theatre sambil memegang celananya yg basah olehku.
"Brengsek kau!!! Berani kau lawan aku? Kau tau siapa aku?" teriaknya
"Ampun mas ampun, saya gag sengaja. Tadi gag keliatan mas jadi saya tersandung lalu kopinya mengenai celana mas" jawabku
Dia mencengkeram penuh amarah "Jangan macem-macem kau yah sama aku? Kau atu apa yg kau lakukan? Celanaku basah sampai ke dalam-dalamnya. Burungku panas anjing!"
"Maaf bgt mas, maaf
. Mas mau apa saya turutin. Cuciin bajunya? Ganti rugi uang?" Ujarku sambil mengeluarkan sejumlah uang sambil gemetaran
"Aku gag butuh duit kau."
"Lalu mas pengen apa? Saya beneran minta maaf mas" sambil berkaca kaca aku mengatakannya
Entah karena kasian denganku atau gimana, tiba tiba dia tersenyum sambil memegang pundakku dan berkata "Udah gag usah dek. Maafin abang tadi sempet emosi. Abang tadi marah karena kopinya panas sampe tembus ke Burung abang"
"Berarti sekarang udah gag panas?"
"Udah lumayan koq" katanya sambil senyum
Setelah dilihat2, lumayan juga. Kulihat nametagnya. Didit Akhmad Habibie.
To be Continue…
Comments
suka ama taruna juga ya
awalnya sudah lumayan enak dibaca, cuma antara dialog dan kalimat atau paragraf dikasih jeda/spasi jadi biar enak dibaca tidak sakit di mata
oke lanjut aja
@joenior68 kisah nyata nih bro. Hehehe. Iyah uniform lovers gw. Thanks atas kritik n saranx ditunggu yah eps ke 2 x
@joenior68 hehehe. Sabar atuh. Lg diproses. Capek juga yah ngetik. Dulu sempet 3 tahun tinggal di jogja. Sekarang pindah ke malang
I miss jogja so much…
lalu kita pun berkenalan satu sama lain. Ternyata dia berasal dari Cimahi, Jawa Barat. Dia anak kedua dari 4 bersaudara. Dia berasal dari keluarga militer. Ayahnya, abangnya, ternyata lulusan Akademi M*liter. Dia memiliki dua adek perempuan. Yg pertama berumur 15 tahun, yg satunya 12 tahun.
"Mas, gimana mas pulangnya? Celananya basah gitu, bernoda lagi..."
"Gpp dek, kan abang pake ini" katanya sambil menunjukkan jaket coklat bertulisan Akmi*
"Owh, sekarang mas mau kemana? Pulang?"
Dia terdiam, lalu sembari melihat jam, "Iyah, udah telat gini. Mau nonton apa? Pasti udah kelewatan banyak hal"
"Maaf ya mas, i ruined your weekend"
Dia tersenyum, "Udah gak usah dipikir. Kalau kamu merasa bersalah, kapan2 traktir abang makan mau?"
"Mmmmmm.... Boleh. Kapan ke Jogja lagi?"
"Kurang tau dek, ini juga pas ada IB"
"Mas, bagi no hapenya boleh? Biar kalau mas ke Jogja saya bisa traktir mas" kataku sambil nyengir
"Oke, boleh. 085725025094. Udah dulu yah, mas mau pulang"
"Makasih yah mas..."
Keesokan harinya...
KRIIINNNGGGG!!!!
"Halo"
"Kris, ini Risca. Sory kemaren aku tinggal duluan. Kamu gpp kan?"
"Gpp koq. All problem fixed."
"Tapi aku gak..."
KLIK! Kututup telponnya. Jujur aku kesal sama dia. Yah, kemaren aku selamat sih dari "terkaman" Mas Didit, tapi bukan berarti dia meninggalkanku sendirian gitu kan?
Sekarang hari minggu. Hmmmm, kulirik hapeku. Sepi.
Tok... Tok.. Tok...
"Sayang ayo sarapan dulu. Keburu dingin nasinya"
"Ya bu, bentar lagi."
Akupun menuju ruang makan. Kulihat di meja. Ada nasi, sayur asem, dan tempe goreng plus sambel tomat. Hmmm nikmatnya...
Tak sampai 20 menit aku menghabiskan makan. Sehabis makan, tiba2 telponku berbunyi
"Halo dek, lagi dimana?"
Suara itu, suara seseorang yg mengingatkanku akan kejadian kemarin.
"Halo? Masih inget abang gak dek?"
"I....iya mas masih inget. Di rumah mas. Ada apa gitu?"
"Oh dirumah. Gak main dek?"
"Hehe, males ntar ajalah mas. Mas di mana?"
"Di Barak, eh dek, abang boleh minta tolong gak dek?"
"Minta tolong tentang apa mas?"
"Hmmm, gini, minggu depan kan Ulang Tahun Akmi*. Nah hari Sabtunya ada acara Malam Akrab. Semua taruna diwajibin bawa pasangan dek"
"Hah...? Terus? Saya harus jadi pasangan mas? Hahaha, yg bener aja mas."
"Hahaha, bukan kamu lah dek. Maksud abang, cariin cewek buat acara itu. Kalau gak, abang dihukum..." suaranya terdengar sedih di seberang sana
"Oh gitu, buat minggu depan yah? Oke saya usahain yah mas. Kenapa mas gak hubungi temen2 perempuan mas?"
"Abang kan dari Cimahi dek, otomatis temen2 juga berasal dari sana..."
"Hmmmm, baiklah kalw gitu. Besok saya hubungi yah mas."
"Makasih dek. Kalau acaranya sukses, hutangmu ke abang, abang hapus. Gantinya abang yg traktir kamu."
"Iya mas, rebes kalo gitu."
KLIK!
Kututup telp. Lalu kehubungi semua temen-temen cewekku. Banyak yg gak mau. Malah banyak yg ngira aku nyomblangin mereka. Hahaha, memang aneh pikiran cewek.
Tittut...Tittutt...
Hapeku bunyi. Owh ternyata sms dari Dara, temenku.
DARA: SORY BARU BALES. MAKSUDNYA SMS TADI APA KRIS?
AKU: OH ITU, TEMENKU PENGEN AKU DISURUH NEMENIN DALAM ACARA MALAM AKRAB.
DARA: AKU MAU SIH. TAPI SURUH DIA TEMUI ORTUKU YAH? AKU MANA BOLEH KELUAR LEBIH DARI JAM 7...
AKU; IYA NANTI AKU BILANG DIA. TAPI ACARANYA DI MAGELANG LOH, BUKAN DI JOGJA. SECARA DIA ANAK AKM#L, BUKAN ANAK AAU.
DARA: ITS OKE. KEBETULAN PAMANKU ORANG MAGELANG. KAN AKU BISA TINGGAL DI SANA.
AKU: SYUKURLAH KALO GITU. THANKS YAH RA...
DARA: UR WELCOME. THATS WHAT ARE FRIENDS FOR.
Lalu kusms Mas Didit "MAS, UDAH DAPET. INI NO.NYA 087719200***
Dia balas "OKE. THANKS YA DEK. CAN'T WAIT THAT DAY "
Masih hari Sabtu. Tapi kenapa aku yang berdebar-debar seolah aku yg ikut acara itu?
To Be Continue…
Sabtu sore, 3 tahun yg lalu...
KRIIINNNGGGG....!!!
"Dek lagi di mana?"
Kembali kudengar suara yg merdu itu. Suara seorang lelaki gagah di nun jauh di sana.
"Di rumah mas. Mas udah siap?"
"Udah, ini lagi dalam perjalanan naik bis. Temen kamu udah disuruh siap-siap kan?"
"Udah, tapi mas minta ijin dulu loh sama ortunya. Jangan main comot aje. Nanti yg kena damprat saya mas "
"Hahaha. Itu masalah gampang, yg penting anaknya mau. Masalah ortunya biar abang yg atur. Oke adekku yg ganteng?"
DEG! Dia bilang aku ganteng? What....? Baru kali ini aku dibilang ganteng, sama cowo segagah itu lagi....
"Halo...?"
"I...I..Iya mas"
"Lah koq malah bengong ki piye?"
"Hehehe, maklum ada cewek seksi lewat mas" Jawabku cepat-cepat untuk menutupi kegugupanku
"Hahahaha, cewek trus dipikiranmu dul!"
"Kan ketularan masnya, hihihi"
"Hahaha. Eh udah dulu ya dek. Gak enak telp di bis. Nanti kalo udah sampe abang sms."
10 menit kemudian...
Mas Didit= DEK, ABANG UDAH SAMPE DI ALFAMART. RUMAHMU MANA?
Aku: OH UDAH NYAMPE YAH? BENTAR GAK USAH KESINI, RUMAH BERANTAKAN. MAS TUNGGU DI SANA.
Kulihat pria itu. Tampak ganteng dan keren sekali memakai seragam ketat PDPM (Pakaian Dinas Pesiar Malam) berwarna coklat. Ditambah dengan pedang berwarna kuning keemasan menjadi nilai plus dimataku. Mas Didit memang benar-benar WOW!
"Dek, kok bengong?"
Ups, akupun segera sadar dari lamunanku
"Kenapa dek? Terpesona yah sama ketampanan abang?"
"Hahaha, engga mas, cuman kaget aja. Seragamnya lebih bagus dari kemaren..."
"Oh, hahahaha, itu karena ini" sambil menunjukkan pedang Kadga "Ini yg bikin beda dek. Emang kalo pesiar malem pake ini. Masa belum pernah liet?"
"Gak gitu peduli sih mas. Lagipula kan dulu gak ada temen."
"Oh gitu. Di mana rumah temenmu?"
"Di daerah Gejayan mas, naik mobil aja mas, motorku lagi diservice"
"Oh oke. Kamu bisa nyetir sendiri?"
"Nyetir bisa, tapi kan belum punya simnya mas. Emang mas bisa nyetir gitu?" Sindirku
"Ehhhh jangan salah yah dek, gini-gini dulu abang bekas pembalap loh"
"Hah serius mas? Kenapa malah milih jadi TNI?"
"Karena jiwa abang udah jiwa TNI. Kalo sama- sama bertaruh nyawa, mending mati jihad ato mati mati dalam keadaan taruhan?"
Akupun terdiam. Bener juga apa kata mas.
5 menit kemudian
"Itu mas mobilnya. Yuk" Ajakku sambil menarik tangannya
Tangannya kasar, hitam, dan banyak luka di sana-sini. Tapi entah kenapa saat aku menggenggam tangannya terasa kehangatan yg belum pernah aku rasakan sebelumnya.
DIN... DINNNNNNNN!!!!!
"Kris masuk dulu"
Ini Dara. Temen SMPku. Aku dengannya cukup dekat. Tapi bukan best friend, karena kita beda sekolah
"Oh, oke. Yuk mas."
Tau apa reaksi Dara saat melihat mas Didit? Mulutnya membentuk bundar yg sangat lebar, otomatis itu membuat mas Didit ketawa lebar
"Hahaha, kalian tuh lucu yah. Masa cuman lihat aku kayak lihat pangeran dari negri antah berantah aja. Biasa aja ah, kaya di Jogja ga ada taruna."
"Bukan gitu mas, mas memang mempesona" Ucap Dina malu-malu
Kita bertiga pun masuk.
Tak berapa lama kemudian....
"Beuh mantap memang masku ini, ada aja alasan bwt bawa cewek pergi" kataku bangga
"Hehehe, mungkin karena cara bicara abang yg meyakinkan. Jadi mereka mengiyakan permintaan abang."
Sepanjang jalan kita bertiga bercanda. Walau baru kenal sebentar tapi aku merasa dengannya.
"De Dara nanti mau langsung pulang ato mau nginep di Pos abang?"
"Pos tuh apa mas?"
"Pos adalah, sejenis tempat kost. Tapi spesial bwt taruna. Gpp koq, dulu banyak sodara dan temen-temen abang yg nginep di sana. Di sana kosong, karena cuman dipake pas pesiar n libur aja."
"Ehm, gak usah mas, kebetulan ada sodara koq di Magelang"
To be Continued...