It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ayo di lanjuuuuuut....
I mean konyooool! Omo! Knp jd salah gt y? Efek teks otomatis tuh!
Jadi ada yg ngereskan *lirik tante @claude yg lg omes*
heh tante @claude, jangan kayk gt, memalukan keluarga aja
*lempar pake pupuk kandang*
"Hei! Gue bukan remaja ababil seperti klien-klien lo sebelumnya! Enak ajaa!" pekikku sebal. Yang hanya ditanggapi dengan tawa tertahan dari Arnold. Dasar cowok menyebalkan. Sepertinya ia sama saja dengan Radit yang tak pernah bisa kuajak serius.
"Hahaha" Arnold masih terkikik, "Iya, iya, sorry, gue nggak maksud menyinggung lo. Sorry, hehehe," sambungnya masih menahan tawa.
Sejujurnya aku rada sebel dengan tingkahnya yang mentertawakanku itu. Tapi aura dan ketampanannya sontak saja mengikis semuanya. Ia terlalu tampan untuk membuatku sebal.
"Jadi, berapa yang harus gue bayar buat nyewa lo?" Lanjutku kemudian. Memecah keheningan yang tadi sempat tercipta.
Arnold tidak langsung menjawab. Sekali lagi diseruputnya hot Cappucino di depannya hingga habis tak tersisa. Bibirnya yang merah membuatku berulang kali meneguk lidah.
"Tergantung berapa lama lo mau minta bantuan dari gue. Short time, atau long time?" Jawabnya kemudian.
Aku garuk-garuk kepala. Beneran aku nggak paham dengan sistem seperti ini. Ia pakai tarif macam gigolo saja.
"Emmm.. Kira-kira berapa lama waktu yang kubutuhkan untuk melupakan seorang mantan kekasih?" Ujarku balik bertanya.
Dan Arnold pun tersenyum menyeringai. "Tergantung seberapa cinta lo sama pacar lo."
Aku terdiam. Sepertinya akan butuh waktu sangat lama untuk melupakan Revan. Because 'till now, absolutelly I still love him. "Entahlah, sepertinya akan butuh waktu sangat lama" sambungku lemah.
Arnold menggumam. "Jadi alasanmu menyewaku untuk melupakan mantan kekasihmu itu?"
Aku mengangguk pasrah, "Jangan tertawakan aku, alasanku memang konyol. Tapi justru karena aku butuh bantuanmu, makanya aku menyewamu."
"Well, sepertinya masalahmu bukan masalah sepele, jadi jika kau mau, aku akan membantumu demi 5juta rupiah"
Sontak aku terperangah mendengar nominal yang disebutkannya, "LIMA JUTA? KAU SERIUS?"
Arnold mengangkat bahu, "Yah, itu tarif termurahku, tentunya aku juga memikirkanmu yang notabene masih 'berseragam itu"
"But! Tidakkah itu terlalu mahal? Kau bilang di biodatamu, kau negotiable, jadi gue bisa nego dong dengan harga segitu?" Ujarku kehilangan kesabaran. Gila saja dia pasang tarif segitu.
"Okay, gimana kala 4.500.000? Banyak kan diskonnya?" Tawarnya lagi.
"Masih terlalu mahal! Gimana kalau 2.000.000! Itu sudah sangat mahal untuk ukuran pacar sewaan!"
"Tapi gue punya jam terbang tinggi"
"Jam terbang tinggi kan nggak menjamin lo bisa nyelesaiin masalah gue!" Ujarku sudah kehilangan kesabaran. Ni cowok matre juga ternyata. Memang sih dia cakep. Tapi setidaknya mikir-mikir dong kalau mau masang tarif. Apalagi sama anak SMA sepertiku. Mendingan uang 4jt lebih itu kutabung buat bekal kuliah daripada membayar ia yang belum tentu bisa menyelesaikan masalahku dengan Revan.
"Okey! Kita rubah saja kesepakatannya!" Sambung Arnold kemudian. Sepertinya dia juga sudah jengah dengan debat kusir ini. "Lo tetep bisa nyewa gue sampai masalah lo selesai dan lo nggak usah bingung mikirin berapa lo harus bayar gue."
Aku terkesiap, "Hah? Lo yakin?"
Arnold pun melemparkan tatapan tajam ke arahku. "Serius!"
"Tapi dengan satu perjanjian!"
"Perjanjian?" Sergahku. Rupanya dia tidak benar-benar ngasih free terhadapku. "Apa?"
"Kalau lo bisa bikin gue jatuh cinta sama lo, lo nggak perlu ngebayar gue sepeserpun!"
Aku terkesiap dengan apa yang baru saja diucapkannya. "Hah?"
"Tapi kalau lo nggak bisa ngebuat gue jatuh cinta sam lo sedikitpun, lo harus tetep bayar gue seperti kesepakatan awal-lima juta rupiah. Gimana? Setuju?"
"Kalau lo nggak mau, kita batalkan saja perjanjian ini dan silahkan pilih pacar sewaan lain di boyfriendsrental" lanjutnya kemudian mendapati aku yang masih diam.
"Okey deal! Gue terima perjanjian lo!" Ujarku kemudian. I really-really have no choice this time.