It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ayooo update.haha
“Happy birthday to you…. Happy birthday to you!”
Lampu menyala mengiringi lagu ulang tahun. Ternyata nggak cuma satu atau dua, ternyata ada lima orang. Yah benar sekali, mereka adalah teman-teman satu band ku plus kak Anita yang cantik. Aku baru sadar hari ini ulang tahunku. Aku memang bukan orang yang terlalu konsen masalah hari ulang tahun. Tapi biasanya aku nggak pernah lupa ulang tahunku sendiri. Tapi hari ini, untuk pertama kalinya aku benar-benar nggak ingat bahwa hari ini hari ulang tahunku. Mungkin karena kesibukan baruku yang membuatku terlalu excited untuk menjalaninya.
“Gila kalian seriusan lah gw kira gw bakal dirampok ato diperkosa gila!”
“Hahaha seru kan Ko, lagian siapa juga yang mau perkosa lo. Lo kurang cantik buat diperkosa Ko.”
“Haha sialan lo Fad.”
“Selamat ulang tahun ya Ko, ini semua idenya si Fadli nih buat ngerjain kamu malem-malem.”
“Hah sialan lo Fad beneran, mau copot jantung gw.”
“Iya nih aku jadi diajakin ngerjain kamu juga Ko, tapi aku cuma ngikut aja ya.”
“Haha, iya kak tau kok kalo bagian usil gini pasti kerjaan mereka nih.” Aku lempar satu gulingku ke arah Fadli.
“Wah padahal tadi ya Ko, gw nih udah nyaranin ni ye ke Fadli. Gimana kalo kita sekalian bawa celurit ama pisau pasti seru tuh. Eh pada nggak mau.”
“Iya lah pada nggak mau. Gila lo mau bunuh gw.”
“Iya ih serem banget kalo bawa-bawa pisau.”
“Ohh kak Nita nggak perlu takut kan ada Argo.” Senyum genit dan kedipan mata Argo ke Kak Nita membuat aku tidak tahan untuk melempar satu guling lagi ke muka Argo.
“Eh udah ni Ko ditiup dulu lilinya, udah mulai meleleh nih.”
“Oh iya bener sini Sam taro di meja aja.”
“Nggak ga apa aku pegang aja, kamu langsung tiup gih cepetan.”
Satu tiupan kencang pun aku hempaskan ke atas cheese cake yang harum ini. Aku tidak mau kalau sampai satu tetes lilinpun menyentuh kue yang nampaknya sangat lezat ini.
“Beuh jangan kenceng-kenceng Ko, itu air ketuban lo jatuh di kuenya noh.”
“Iya tenang aja gw ga TBC kok.”
“Lagian si Argo aneh-aneh banget ya, masa air ketuban dibawa- bawa.”
“Ya maksudnya kan lo tau bro, itu..”
“Ehehehe kalian lucu banget ya…”
“Ah kak Nita bisa aja, kita emang lucu dari kecil.”
“Eh buset dari mana lo tau jaman kecil gw lucu.”
“Hahaha, si Argo nguntit lo sejak kecil tuh Fad. Ati ati lo!
Tawa pun pecah diantara kami. Tanpa sadar disela-sela kekonyolan ini mataku menangkap sosok Ben yang sejak tadi belum angkat bicara. Tapi mendengar kekonyolan kami dia pun ikut tersenyum. Yah paling tidak senyumannya membuatku merasa dia sudah sedikit lebih dekat dengan kami semua.
“Ko, make a wish.”
“OK” aku menutup mataku dan sejenak merenung dalam hati. Harapanku tahun ini adalah semoga aku bisa mendapatkan kesuksesan dalam karirku bernyanyi yang sedang aku jalani saat ini. Bersama keempat teman baruku yang luar biasa ini.
“OK done!”
“Asik sekarang saatnya makan kue.”
“Ah elo Go makanan aja lo pasti seneng, padahal semalem kan lo dah makan dua piring kan.”
“Yah si Riko pake acara buka kartu segala depan kak Nita, kan malu gw.”
“Wah kak bener banget si Ardo tuh makanya minta ampun lah pokoknya.”
“Nah yang ini nih, kompor yang ini nih yang suka nimbrung nggak jelas.”
“Loh tapi emang bener kan Do, kamu emang makannya banyak kan.”
“Eh si Sam ikut-ikut juga, sekalian aja Ben mau komentar juga nggak.”
Hahaha. Kami pun tumpah dalam kekonyolan malam itu. Walaupun baru satu minggu di vila ini bersama mereka, tapi jujur aku seperti menemukan keluarga baru. Kak Nita pun hanya bisa tertawa puas dengan tingkah Ardo dan Fadli. Mereka berdua memang paling jago dalam hal kekonyolan dan lelucon. Tapi perasaanku saat ini benar-benar luar biasa. Aku nggak menyangka mereka akan ingat hari ulang tahunku yang bahkan aku sendiri hampir lupa.
Tak mau membuat Argo menunggu lama, aku pun langusng memotong kue ulang tahunnya. Kue pertama tentu saja aku berikan pada kak Nita yang paling cantik. Kemudian kue kedua hmmm. Nampaknya susah membagi kue ku pada mereka dengan urutan tertentu. Karena buatku sekarang mereka berempat sama pentingnya. Jadi akhirnya aku suruh mereka berempat mengambil kue mereka sendiri. Setelah selesai menghabiskan kue ulang tahunku malam itu, kamipun kembali ke kamar kami masing-masing karena memang besok kami ada jadwal latihan di pagi hari. Kami tentunya tidak mau bangun terlambat untuk jadwal latihan vokal besok. Malam itu perasaanku benar-benar senang. Walaupun hanya dengan perayaan kecil, tapi ternyata besar artinya untukku.
…………………………………………………………….
Tepat pukul 8 suara alarm di HP ku membangunkanku. Aku lihat Ben sudah tidak ada di tempat tidurnya, seperti biasa anak itu memang selalu bangun lebih awal. Tanpa buang waktu lagi aku langsung mengambil perlengakapan dan mandi. Dinginnya udara di puncak sebenernya merupakan halangan terbesar untukku bangun pagi, tapi untungnya air hangat selalu siap menyambutku saat mandi. Keluar dari kamar mandi aku langsung berpakaian dan bersiap-siap untuk kelas vokal pagi ini.
Ketika aku akan mengambil jam tanganku di atas meja, mataku terpaku pada benda kecil bertuliskan happy birthday. Aku ambil benda itu, ternyata benda itu adalah headband hitam. Hmm, nampaknya bukan benda baru terlihat dari warnanya yang sudah agak pudar. Tapi yah aku bisa melihat dari niatnya untuk memberikan kado kecil di hari ulang tahunku. Tapi tunggu dulu, siapa yang memberikan kado ini untukku. Tidak ada kartu ucapan apapun yang menyertainya selain tulisan “happy birthday” dan “keep it”. Apa mungkin Ben, tapi sulit dipercaya melihat sikapnya yang sangat cuek. Dan juga kenapa harus headband. Sepertinya mereka semua tahu aku bukan tipe orang yang suka berolahraga. Heh, nampaknya headband ini akan menjadi hadiah paling misterius yang pernah aku dapat.
Setelah selesai kegiatan seperti biasa acara kami adalah mandi sebelum makan malam bersama. Badan rasanya sudah lengket setelah seharian beraktivitas. Yah walaupun cuma beraktivitas di dalam rumah tapi tetap saja keringat membuat badan terasa lengket. Ah satu lagi besok adalah hari sabtu jadi kami bisa bermain game sampe pagi nanti malam. Sabtu tiba freetime pun tiba untuk kami.
“Eh ada kabar gembira loh.”
“Kabar apaan Go.” Berita dari Argo menarik perhatian kami berlima yang sedang sibuk membereskan barang-barang kami setelah latihan vokal.
“Nih ya, tadi gw baru aja bilang ke kak Nita. Hari ini kan ulang tahun lo kan Ko.”
“Iya bener, terus?”
“Nah terus besok juga kita nggak ada kegiatan. Jadi gw minta ijin ke kak Nita buat hang out keluar malem ini.”
“Uwooow seru, boleh juga lo Go. Untuk pertama kalinya kegenitan lo ada gunanya.”
“Loh gw kan emang selalu berguna, yang biasanya kurang berguna itu kan elo Fad.”
“Eh sialan, gw banyak loh gunanya.”
“Haha iya banyak Fad, banyak guna-gunanya. Hahaha.”
“Guna-guna? Udah kaya dukun aja gw Ko banyak guna-gunanya. Eh tapi seru juga tuh ya guna-guna.”
“Tapi emang kita mau pergi kemana nanti malem Go? Emang kamu udah ada rencana?”
“Nah, soal tujuan tenang aja Sam. Serahkan semua pada Argo.”
“Emang mau kemana Go?”
“Gini, nanti malem gw bakal ajak lo semua ke night club gimana.”
“Uweeh serem abis ke night club.”
“Kok serem sih, nggak gaul ah lo Fad.”
“Tapi iya juga Go. Ngapain kita ke night club.”
“Sabar dulu donk sodara-sodara. Ini night clubnya bukan yang aneh-aneh. Gw ama kakak gw itu sering banget hang out ke situ. Dijamin nyaman, aman terkendali.”
“Haha, kamu anak kecil sukanya main ke night club ya. Ntar disentil sama mama loh.”
“Hahaha, gimana? Mau ngga?”
“Oke deh asal emang kaya yang lo bilang ga aneh-aneh.”
“Demi Riko gw ikut deh.”
“Alah bilang aja lo emang demen, pake bawa-bawa gw segala.”
“Sam gimana?”
“OK nggak masalah kok. Lagian kan kita berlima ini.”
“Siip lah, Ben lo ikut kan.”
“Gw sih ada…..”
“Udah pokoknya lo ikut Ben, itung-itung ngerayain ulang tahun gw lah.” Aku memotong pembicaraan Ben yang sudah bisa ditebak arahnya kemana.
“Gimana Ben?” Kami berempat memasang muka-muka aneh untuk mempersuasi Ben supaya mau ikut. Ben sempat terdiam sejenak.
“Yaudah deh atur aja.”
“OK deal berarti ya! Kita jalan. Pada mandi yang bersih terus dandan yang rapi jam 9 kita cabut abis makan malem OK.”
…………………………………………………………
Jam 10 malam kita sudah sampai di night club yang dibilang Argo. Seperti definisi Argo sebelumnya. Tempat ini memang terlihat classy dan elegan, bukan seperti tempat dugem yang ada di bayanganku selama ini. Beberapa kubik berjajar di bagian depannya hingga bagian kanan dan kiri ruangan. Lantai goyang berada agak ke bawah dan di bagian kiri dan kanan terdapat dua buah bar. Begitu masuk Argo langsung mengajak kami ke bar di sebelah kanan. Katanya itu tempat langganan dia. Sampai disana nampaknya memang Argo sudah sering ke tempat ini. Bartender dan beberapa pengunjung sempat menyapanya beberapa kali.
“Go, lo sering ke sini ya?”
“Dibilang sering nggak juga sih Ko, kalo lagi pengen aja.”
“Pantes lo genit Go, tempat gaul lo cewe cantiknya bejibun gini. Hahaha.”
“Eh kalian mau minum apa biar gw pesenin?”
“Dibayarin nggak?”
“Waduh, khusus buat Riko doank gw bayarin lah. Kalo lo bayar sendiri Fad.”
“Asiiik, makanya lo ulang tahun donk Fad.”
“Emang ulang tahun gw bisa dipindah-pindah seenaknya, kesian emak gw donk.”
“Jadinya mau minum apa nih.”
“Samain aja ama lo Go, asal jangan yang bikin mabuk.”
“Ya ampun Ko, emang tampang gw sebejat itu ya. Gw juga minum tahu diri kok nggak sampe mabuk. Tenang aja.”
“Iye percaya deh ama lo.”
“Gw juga sama aja deh Go.”
“Ya udah samain semua aja gimana Ben Sam?”
“OK aku ikut aja.”
Ben hanya mengangguk untuk mengiyakan pertanyaanku. Argo pun memesan minuman yang kami pesankan. Lima buah gelas kecil pun disajikan. Dan kami mengambilnya satu persatu, kemudian mencicipinya.
“Waduh pahit gini, heran kenapa orang pada suka.”
“Hahaha, yang bikin enak itu sensinya Ko setelah diminum badan jadi terasa anget.”
“Wah jangan-jangan lo juga sering kesini ya Sam.”
“Nggak ke sini lah. Tapi dulu di Palembang temen-temen sering banget ngajakin aku keluar malem-malem. Ya maklum lah anak baru gede kan.”
“Oh anak dugem juga toh.”
“Nggak juga lah. Sama kok kaya Ardo sesekali aja. Tapi ke tempat yang nggak aneh-aneh juga.”
“Hahaha, percaya kok Sam kalo ama lo, kalo sama Argo rada nggak percaya sih.”
“Eh si Argo kemana Fad?”
“Tau katanya tadi mau ketemu temennya bentar.”
“Tuh dia tuh.” Sam menunjuk ke arah depan. Terlihat Argo yang sedang melambaikan tangannya. Disana terlihat dua orang wanita dan seorang pria bersama Argo yang saat ini juga sedang melihat ke arah kami.
“Eh siapa tuh Ko yang sama Argo, cantik Ko.”
“Nggak tau Fad, temen si Argo kali.”
“Masa si Argo punya temen cantik gitu nggak bilang-bilang.”
“Tanya aja noh sama orangnya, tu dia kemari tuh.” Kataku sambil menunjuk ke arah Argo yang sedang berjalan mendekat ke arah kami.
“Eh Ben sini deh Ben ikut gw.”
“Hah ngapain?”
“Udah sini cepet ikutan ada yang mau kenalan.”
“Maksudnya?”
“Udah ayolah..” Argo pun menarik tangan Ben tanpa bertanya lebih lanjut. Kemudian membawanya ke arah ketiga temannya yang nampaknya sedang menunggu Argo.
“Eh gw ikut ah Go.”
“Yaudah ayo buruan. Ayo sekalian aja semua.”
“ Mau ikut Ko?”
“Nggak aha males Go, lo aja deh.”
“Ya udah aku nemenin Riko aja lah disini.”
Dan mereka bertigapun menjauh menyisakan aku dan Sam yang masih duduk di bar.
@BleezeB thank you, ceritanya kece sekece kamu hahaha. :P Stay tune ya!
Lanjutin segera ya, yg panjang klo post-nya..