BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

bingung kasi judul :p

edited June 2012 in BoyzStories
Oh... akhirnya berani bikin story juga........ yeah, karna ngeliat boyzstories yang sepi, akhirnya ikut ikut nulis story juga #halah okay!
Don’t Like Don’t Read!
"Seperti yang saya katakan kepada anda tadi, saya bermaksud untuk menarik semua donasi saya terhadap panti asuhan ini," ujar seorang Pria dengan badannya yang tegap dan memakai pakaian semi-formal – kemeja putih berlengan panjang dan celana hitam berbahan kain.

Orang yang duduk di seberangnnya menelan ludah karena gugup dan takut. Takut? Ya, siapa yang tidak akan takut melihat seorang pria yang memakai topeng separuh muka sehingga yang terlihat hanya bibirnya, yang terlihat seksi –menurut wanita itu, dengan tatapan tajam di balik topengnya seolah ingin menerkam sang lawan bicara? Tidak membantu juga melihat genggaman erat kedua tangan sang pria terhadap tongkat yang terletak di tengah kedua kakinya yang terbuka.
"Erm, maafkan saya tuan Riddle, tapi kalau boleh saya tahu apa yang menyebabkan alasan anda menarik donasi anda?"

Pria yang bernama Tom Riddle itu menyeringai lebar. dia mendekatkan wajahnya sehingga melewati meja yang membatasi mereka berdua. "Saya sudah tidak tertarik, itu saja, lagipula menurut yang saya dengar–"

"Hei! ayo tendang!" Sebuah seruan mendadak menghentikan Tom. pria itu berdiri dengan menggunakan tongkatnya dan berjalan menuju ke arah jendela yang memperlihatkan pemandangan di luar. Wanita itu yang di ketahui bernama Jessica Briliant ini terheran karena langkah pria itu tidak tertatih - tatih. melainkan tegap dan sempurna seolah tongkat itu tidak perlu digunakan.

Dibalik jendela itu, Tom melihat anak-anak panti yang sedang bermain di lapangan. Ada yang bermain bola, ada yang bermain rumah-rumahan, dan lainnya. Perhatian Tom tertuju pada seorang anak yang menjadi sumber seruan tadi. Penampilan anak itu tidak begitu menarik. Dilihat dari struktur wajahnya, sepertinya usianya tak lebih dari 15 tahun, tetapi tinggi anak itu sedikit melebihi anak-anak seusianya. Kala anak laki-laki itu tersenyum,matanya melakukan gerakan mis-match sehingga salah satu matanya terlihat lebih menyipit dibanding yang satunya. sebuah senyuman lembut terukir di wajah Tom melihat bagaimana anak Laki-laki itu sedang tertawa dengan teman-temannya yang juga bermain sepak bola tadi.

Mrs. Jessica – sedikit heran dengan apa yang sedang diperhatikan oleh pria yang baru saja ingin mencabut donasi di panti asuhannya. Biar bagaimanapun, tanpa asupan dari pria tersebut, panti asuhan itu terancam digusur. Jangan pikirkan tentang dirinya dulu, bagaimana dengan nasib anak-anak yang tinggal di panti itu? Ke mana mereka akan tinggal? "Ehem, Tuan Riddle? " tanya Mrs. Jessica dengan lembut.

Pria yang dipanggil itu menoleh kali ini kembali dengan ekspresi seriusnya seperti senyuman tadi hanyalah angin lalu. "Jessica, saya mempunyai syarat jika anda masih ingin tetap mempertahankan donasi saya."

Mrs. Jessica tersipu malu mendengar nama panggilannya tersebut. Mrs. Jessica mengangguk. Matanya mengikuti arah gerakan pria itu yang kembali duduk di seberangnya. "Saya ingin mengadopsi anak Laki-laki itu."

Mrs. Jessica mengikuti arah yang ditunjuk oleh Tom dan memperhatikan anak Laki-laki yang dilihat oleh pria itu tadi. Seketika mata Mrs. Jessica membesar. "Mario Rose?"

"Jadi namanya Mario Rose? Nama Keluarganya mirip dengan James Rose, pemilik Rose Corporation yang meninggal bersama istrinya 2 tahun lalu karena sebuah kecelakaan,
apa itu hanya kebetulan atau...?"

suara dehaman keluar dari Mrs. Jessica. ia mengangguk setelah kembali bertemu pandang dengan Tom. "anda benar. dia anak dari James Rose dan Amy Rose yang meninggal 2 tahun lalu. Kerabat yang seharusnya merawat dia mempercayakan kami untuk menjaganya."

"He? Bilang saja mereka mau melepas tanggung jawab," desis Tom. seketika
suasana kembali hening sampai Tom memecahkannya, "Berikan dia padaku, urus semua surat yang perlu kau selesaikan dan aku anggap pembicaraan mengenai penarikan donasiku tak pernah terjadi."
«13456

Comments

  • kemana dimana dari mana siapa mengapa dan bagaimana? aku belum mengerti.

    gaya bahasa dan pilihan kata yg digunakan penulis cukup memberi nuansa cerita dan menunjukkan cerita sudah diramu dgn baik. ehem..ehem.

    ala maaakkkk kekna bakal ada cerita menarik lg nich. ;-) :-P
  • Seumur hidupnya, Mario baru dua kali melihat rumah mewah. yaitu, rumahnya yang dulu dan rumah tempat dia berdiri sekarang. Mulut Mario sudah menganga lebar melihat bagaimana rumah slash mansion itu begitu besar. Pintu utamanya saja hampir tiga kali lipat tinggi badannya yang kita tahu tidak pendek. Taman yang dilewatinya tadi memiliki bermacam-macam tumbuhan, bahkan kalau penglihatannya tidak salah, ada sebuah labirin yang terbuat dari rumput hijau yang terletak di bagian yang agak dalam. Melewati gerbang utama tadi saja dia harus diantar dengan menggunakan mobil. Anak Laki-laki itu terlalu intens memperhatikan sekitarnya sampai tak menyadari ekspresi sedih di wajah Mrs. Jessica.

    2 hari yang lalu, Tom datang dan mengajukan syarat yang membuat Mrs. Jessica tak bisa berbuat apa-apa. Selama ini, panti asuhan yang dirawatnya menggunakan donasi yang diberikan oleh Tom. Bisa saja dia mencari donatur yang lain, tetapi akan memakan waktu yang lebih lama dan dia tidak tahu apakah uang yang tersisa akan cukup untuk merawat anak-anak yang lain. Dia merasa sedikit kecewa dengan dirinya yang harus bergantung dengan orang lain dan harus mengorbankan Mario dalam hal ini. Memang sebenarnya tidak ada yang salah. Dia bisa menganggap Tom sebagai kliennya yang meminta untuk mengadopsi anak, tetapi Jessica tahu bahwa topeng yang dipakai Tom bukan tanpa alasan. Menurut rumor yang dia dengar, topeng itu untuk menutup wajahnya yang terbakar dan sejak saat itu sifatnya berubah 180 derajat menjadi dingin dan tak mempunyai perasaan. Ada yang mengatakan untuk menutupi goresan yang pernah dihasilkan oleh musuhnya ketika dia melakukan pekerjaan rahasianya. Banyak rumor, tapi tak ada yang tahu dengan pasti.

    Lain Mrs. Jessica, lain Mario. Bocah berusia 14 tahun itu begitu bahagia ketika akhirnya ada yang mau mengadopsi dirinya. Begitu mendengar kabar mengenai bahwa dia akan diadopsi, Mario begitu bersemangat hingga akhirnya dia tidak tidur karena tidak sabar menunggu datangnya hari ini. Dia merasa akhirnya dia bisa merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh teman-temannya, mendapatkan kasih sayang orang tua lagi. Tidak ada yang tahu bahwa itu semua hanyalah mimpi dan Mario tak perlu mengetahui hal itu.

    "Anda pasti Mrs. Jessica dan Mario, silakan masuk, tuan muda sedang menunggu anda di dalam." Pintu mereka dibukakan oleh seorang butler yang memiliki paras yang sedikit mengerikan dengan alis yang cukup tebal.

    Mata Mario sibuk untuk mengamati struktur bangunan yang akan ditinggalinya nanti. Jika tidak sedang menggenggam tangan Jesica, maka dia pasti akan menelusuri setiap inci rumah itu dan tersesat. Tapi, dia bisa menelusurinya nanti saja, toh, dia juga akan tinggal di sini.

    Butler itu menghentikan langkah mereka di depan pintu yang juga tak kalah mewah dan besar. Dia mengetuk pintunya untuk memberitahukan kehadiran mereka dan begitu mendengar kata 'masuk' , dia mempersilakan Mario dan Jessica untuk masuk ke dalam ruangan yang sepertinya terlihat sebagai ruang kerja Tom. "Mrs. Jessica," ujarnya.

    Mendengar namanya dipanggil, Jessica mengangguk dengan perlahan. "Dan saya yakin anak kecil yang ada di belakangmu itu adalah Mario?" Jessica sempat tersentak kaget melihat sebuah senyuman lembut yang terpancar dari wajah Tom, namun itu hanya sekilas sehingga wanita itu bertanya apakah mungkin dia hanya salah lihat saja.

    Mario yang merasa namanya disebut perlahan keluar dari tempat persembunyiannya. Dia sebenarnya cukup kaget melihat wajah Tom, namun dia terus meyakinkan dirinya bahwa dia tidak takut, melainkan hanya terkejut saja. "Nama saya Mario Rose," gumamnya lembut.

    Tom tersenyum tipis dan mengangguk, "Baiklah, saya yakin urusan anda sudah selesai, Mrs. Jessica. Anda boleh pergi." Dia mengangguk pada butler-nya yang masih setia berdiri di pojok ruangan. "Alfred akan mengantarkan anda keluar."
  • @touch baru aja mulai #eh hehe, padahal baru pertama kali nulis kek ginian, *pundung*
  • lah kok pundung c?....:-(
    terusin domz... lg pewe nich...#toel @Liliant_Jess
  • Jessica berjongkok sedikit sehingga dia sekarang sejajar dengan Mario. "Mulai sekarang, ini rumahmu ya, Minnie," Mario mengagguk. "Karena itu kau harus baik-baik sama Tuan Riddle. Jadi anak baik, ya?" Dia mencubit hidung Mario sembari menggoyangkan wajah anak itu.
    " hug me," gumam Mario dengan wajah imutnya membuat Jessica merasa gemas dan segera memeluk anak laki-laki itu dengan erat. "Aku akan merindukanmu, mom," bisik Mario.

    wanita itu mengangguk dan hanya tersenyum tipis sekali lagi sebelum melepaskan pelukan mereka. Dia mengecup kening Mario dan kemudian berpesan sekali lagi kepada Mario agar menjadi anak yang patuh sebelum mengikuti sang butler keluar dari ruangan.

    Blam.

    Mario masih menghadap ke arah pintu yang sudah tertutup hingga suara dehaman membuat dirinya memutar dan berhadapan dengan pria yang berjalan semakin dekat ke arahnya. "Jadi, namamu Mario Rose?"
    "E-err… i..iya Tuan Riddle," gumam Mario sembari menunduk. Dia bingung harus memanggil pria yang ada di hadapannya dengan sebutan apa, paman sepertinya terlalu tua untuk pria itu.
    Tom terkekeh pelan. "Panggil saja aku Tom, ya?" Dia yang sudah berdiri di depan Mario segera mengelus kepala anak itu dengan lembut. Karena hal itu semua kegalauan dan pemikiran Mario hilang seketika. Dia tersenyum lebar dan mengangguk dengan antusias. "baiklah!, Tu..maksudku.. Tom!"

    Tom terkekeh pelan sembari mengacak-acak rambut anak itu "Baiklah, tapi sebelum itu aku mau memberitahukan beberapa peraturan di sini. Kau tak boleh keluar kecuali mendapat ijin dariku dan dikawal oleh salah seorang bodyguard-ku, bisa kan?" Mario mengangguk dan Tom mempertajam tatapannya. "Kedua, kau akan melakukan homeschooling dan boleh memilih apapun yang akan kau pelajari. Ketiga, aku tak keberatan jika kau mau meminta apapun pada diriku selama aku masih bisa memberikannya, uang bukan masalah. Terakhir," Tom menatap tajam ke arah Mario membuat anak laki-laki itu meneguk ludah dan memperhatikan dengan seksama. "Aku ingatkan, kau boleh berjalan ke manapun di mansion ini asal jangan ke lantai paling atas, mengerti?"Mario mengangguk, meskipun ada rasa penasaran di dalam hatinya. "Bagus, kalau kau melanggar hal itu," Tom tak meneruskan kalimatnya dan membiarkan Mario membayangkan kemungkinan yang bisa terjadi jika dia melanggar syarat tersebut.

    Tom kembali berjalan ke belakang meja kerjanya. Melihat Mario yang masih berdiri dengan kaku, pria itu menyengir. "Henry, antarkan dia ke kamarnya dan sekalian bawa dia berkeliling."
  • Henry yang sedari tadi menunggu di luar ruangan akhrinya memasuki ruangan tersebut. Dia mengangguk dan kemudian mengajak Mario untuk mengikutinya. Setelah ruangan itu kosong dan tertinggal Tom seorang diri, dia menyeringai. Tubuhnya disandarkan pada kursi kerjanya. Tangannya menyilang menjadi sandaran kepalanya. "Akhirnya aku menemukanmu Marry."

    .

    "Ini ruang permainan. Memang masih proses karena tuan muda baru menyuruh kami untuk memperbaikinya baru-baru ini untukmu." Mario tidak begitu mendengarkan penjelasan Henry. Kepalanya kembali pada kejadian yang baru saja dialaminya. Dia merasa seperti pernah membaca hal ini di dalam dongeng yang sering diceritakan ibunya, tapi dia masih mencoba mengingatnya.

    "Beauty and the Beast!" serunya senang. Akhirnya, dia berhasil mengingat dongeng yang paling sering diceritakan ibunya. Menurut ibunya, dongeng itu mengajarkan sebuah cinta sejati bagaimana seseorang bisa mencintai tanpa memperhatikan penampilan. Tapi, bagi Mario dongeng itu memberikan keganjalan. Apa jadinya jika Beast yang kembali tampan tidak akan meninggalkan Beauty dan mencari wanita lain yang lebih cantik dan kaya? Itu menyebabkan Mario membenci dengan dongeng. Dia tidak tahu alasannya, hanya dia tidak suka.

    "Ada apa, Mario?" tanya Henry yang sedikit kaget dengan seruan Mario tadi.

    Mario hanya menyengir lebar, "Tidak ada apa-apa, Henry."

    "Panggil saja saya dengan nama’Kim’," sela Henry.

    “lho..? kenapa Kim ?” Tanya Mario.

    “karena namaku Kim Henrietta, hehe…”
    Anggukan menjadi jawaban Mario.

    Tiba-tiba saja dia merasa seseorang menabrak badannya hingga sekarang punggungnya bersentuhan dengan lantai. Matanya tertutup menahan rasa sakit akibat tabrakan tadi. Perlahan matanya terbuka. Berada di atasnya, seorang pria yang tadi mengantar Mrs. jessica-Alfred- yang memiliki paras cantik namun juga tampan. Kulit wajahnya begitu mulus dan potongan rambutnya agak sedikit unik. Poninya panjang di bagian kanannya. "Wah, aku minta maaf Mario!!" serunya dengan senang. Dia segera memeluk Mario yang masih menjadi bantalan tubuhnya.

    "Eh? I-iya," jawab Mario yang masih kaget dengan hal itu. Dia merasa tubuhnya ditarik ke atas dan kembali berpelukan dengan orang yang memeluknya tadi.

    "Perkenalkan, namaku Henrietta Alfred, panggil saja aku dengan Rietta, ya? Ya? Ya?"
    Pria itu menarik tangan Mario dan bersalaman. Tangan Mario diayunkan ke atas ke bawah dengan semangat. Sebuah senyuman lebar terpasang di wajahnya. Dia mengedip sekejap kepada Mario sebelum melepaskan salaman mereka.
  • @touch hehe, makasih yaaaa udah mau baca~ hari ini segini dulu~ ;)) yaaaa
  • hwaaa gantung.... pnasaran !!!!! #elus dada
  • beraroma LATINO...~ heheheh
  • LanJuT LaGi.......Mario kayanya LuCu d'.....masih penasaran ama TOM dan diatas itu ada apa ya????........#sabar menunggu#
  • @liliant_jess: waw... menarik!! karakter tom sdh terbayang jelas d kepalaku, dari dulu aku pingin munculin karakter ini.. aku ga nyangka ada org yg brpikiran sama. tp aku suka! bagus,, ;-)
    hehe... lanjutkan...! :-D
  • @touch : apanya yang di gantung ? :-$
    @gr3yboy : hah ? masa sih ? gara" make nama" jadul kali yakk ? :D hoho~
    @revian97 : yang sabar yaa~ *elus elus*
    @zalanonymouz : kita sensip #eh? maksudnya one heart berarti -ngek-
  • nama2 Mario Rose, atau Mario Jose kan nama2 amerikan latin..
  • ehehe~ iya , entah knp suka aja sama nama" kaya gtu..
  • @gr3yboy masa latino ? ini mah english. diliat dari nama n adanya butler .

    @Liliant_Jess jangan elus2 @revian97 , ntar hamil loh # eh lily cewek ya, kebalik dong
Sign In or Register to comment.