It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
dari awal cerita sepatu biru orang panggil gw Awan (Ferry Kurniawan)
L.O.V.E lagu yang sering gw denger klo di kondangan heheheh.. dulu ex gw biasa nyanyiin lagu itu
Lanjut bro. Sudah mulai terbaca nih alurnya..
Aa Rizal ampe ternganga gitu hehe
gak sabar menanti lanjutannya.
Lanjut yah..
Aa Rizal ampe ternganga gitu hehe
gak sabar menanti lanjutannya.
Lanjut yah..
Hayuuukk kaang dilanjut lagi, nanggung bgt...
Tengkyu dah dimention
‘Akhirnya selesai juga acara pernikahan sepupuku’ ucapku dalam hati sambil merebahkan tubuhku di kasur empuk milik Deki.
Kupejamkan mataku sambil menikmati hembusan angin dari ac yang sangat membuatku nyaman setelah letih seharian di acara pernikahan tersebut.
***
Ntah mengapa aku masih membayangkan seseorang yang baru saja aku kenal, saat ia pertama kali berbicara kepadaku di travel, saat aku pertama kali menjabat tangannya ketika berkenalan di pool travel ketika sesampainya di bandung, saat pertama kali aku tertawa bersamanya ketika bertemu kembali di acara pernikahan itu, dan saat aku mendengar suaranya yang indah untuk pertama kali di hari itu juga. Seolah ia bernyanyi untukku dengan senyumnya yang khas dan tatapannya yang melihat diriku dengan penuh kehangatan seolah dia datang menghampiriku sambil bernyanyi dan memanggil-manggil namaku dengan suara indahnya..
“Zal… Rizal…” sungguh indah suara dirinya ketika memanggilku.
***
“Zal… bangun woiii!”suara Deki mengagetkanku hingga aku terjatuh dari tempat tidur single bed miliknya
“aaahhh! Apaan sih lo ki! Gangguin gw aja!” ucapku kesal sambil melempar bantal padanya
“hahahaha… lo sih kena AC dikit aja langsung molor… tuh dipanggil mama (tante Devi), ngajak kita makan malem bareng” ucap Deki sambil tertawa girang karena melihatku jatuh tadi.
***
Rupanya tante Devi telah memesan tempat di salah satu resto yang berada di kawasan dago pakar. Kami sekeluarga telah sampai di tempat dan langsung masuk tanpa perlu mengantri seperti orang kebanyakan yang ada di depan resto tersebut.
Tante memilih tempat di bagian luar resto yang rupanya pemandangannya sangat indah. Lampu – lampu kota bandung berkerlap-kerlip dengan indah sehingga membawa suasananya menjadi sangat nyaman dan…. ‘ROMANTIS’.
Tante Devi sedang berbicara pada semua keluarga untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah berkenan membantu mensukseskan acara pernikahan putri pertamanya tadi pagi hari hingga sore. Dan sebagai tanda terima kasihnya, kami sekeluarga bebas memesan makanan apapun yang ada di menu resto ini.
“Yuhuuuu….!” Teriakan sepupu-sepupuku terdengar keras karena senang dibebaskan memilih makanan.
Setelah melihat-lihat menu yang cukup bikin iler gw mau loncat dr mulut, Akhirnya gw memutuskan untuk memesan ribs steak dengan tingkat kematangan ‘well-done’ dan secangkir hot cappuccino.
Seperti yang banyak orang lain keluhkan, resto ini memang sangat lama menyajikan hidangan makanan yang kita pesan, ntah karena kokinya masak dengan penuh cinta ampe lama gila, atau memang karena pengunjung yang datang banyak sekali hingga kita harus menunggu lama. setelah bosan berbicara dengan Deki dan sepupuku yang lainnya, aku berjalan melihat-lihat suasana pemandangan lembah yang cukup indah ini. Memang tidak salah mereka menjadikan lembah ini sebagai “menu Utama” ketika kita berkunjung ketempat ini. Bahkan lembah yang menjadi andalan tersebut dibuat menjadi nama resto ini.
Kulihat sepupu-sepupuku sedang asik foto-foto di berbagai sudut tempat ini. Mereka memanggil-mangil aku untuk ikut berfoto bersama, setelah 1-2x jepretan kamera, aku memutuskan untuk menyendiri kembali. Duduk sambil melihat pemandangan yang ada di hadapanku.
‘Rasanya sepi sekali malam ni, sial ini pasti karena suasana romantis yang disajikan resto ini’ pikirku dalam hati. Disetiap tempat aku lihat banyak pasangan yang sedang makan malam romantis di resto ini. ‘Nasib… nasib… begini nih klo bujang jomblo di bandung yang dingin tanpa seorang kekasih… tsaahhhh….!’ Pikirku dalam hati mengasihani kesendirinku sambil terus melihat status bbm teman-temanku yang rata-rata sedang happy bermalam minggu ria.
Sambil terus men-scroll down bbku ini, kemudian jariku berhenti di salah satu teman bbku yang baru saja mengganti Display Picture (DP) miliknya. ‘eh.. ini Nizam…’ ucapku dalam hati sambil tersenyum.
Kemudian aku langsung men-zoom-in DP Nizam tersebut. Aku perhatikan fotonya yang sedang tersenyum melihat kepadaku ‘hahah Pede banget gw’ ucapku dalam hati. Ntah apa yang membuatku tertarik akan pria yang berpakaian rapi menggunakan kemeja berwarna abu-abu pada foto yang sedang kulihat ini. Sampai-sampai tadi sore aku bermimpi karena megingat-ingat dirinya hingga terjatuh dari tempat tidur karena kaget dibangunkan Deki. ‘Ada apa dengan dia?’ pikirku dalam hati.
Dapat dilihat dari DP dirinya ini, Nizam itu sebenernya sama saja seperti kebanyakan pria lainnya di usia 25tahun, seseorang yang penampilannya rapi khas karyawan perbankan. Kemeja dan celana bahan yang pas memperlihatkan bentuk tubuhnya. Tubuhnya rata-rata orang kebanyakan, enggak gemuk ataupun kurus. wajahnya putih, menggunakan kacamata sedikit kotak dengan frame berwarna hitam yang menyesuaikan bentuk wajahnya yang sedikit oval dan rambut yang dikeataskan pada bagian depannya. Ada sesuatu yang istimewa dari dirinya, aku berpikir panjang apa yang membuatku tidak bosan melihat dirinya. ahhh… sepertinya memang ini yang membuatnya istimewa. Senyumnya… terlihat ramah sekali ketika ia sedang tersenyum. Senyum inilah yang membuat dirinya sangat istimewa, seolah dia berbagi kebahagiaan kepada orang yang berada didekatnya.
Ingin sekali aku menyapanya saat itu, tetapi dia sedang sibuk sepertinya. Karena aku melihat tanda perboden dengan tulisan ‘busy’ di statusnya tersebut. Akhirnya aku mengurungkan niatku untuk menyapanya di bbm.
“Zal.. buruan sini, makanan lo udah dateng!” teriak Deki dari kursinya.
Tanpa menjawab aku langsung mengahampirinya dan duduk sambil melihat hidangan yang aku pesan tadi. Seperti ABG kebanyakan, aku biasanya menfoto makananku dan menjadikannya DP BBM.
“hahahaha.. dasar ABG… tiap makan enak hrs aja difoto dulu… inget umur mas Rizal… lo udh 27tahun! masih aja kaya ABG” ucap Deki sambil tertawa puas
“eugh! Ganggu aja lo ki…” jawabku kesal padanya
‘Sial Deki bisa-bisanya mengingatkanku jika aku sudah berusia 27tahun’ pikirku kesal. 27tahun yang sangat sepi menurutku. Walau cukup sukses dalam karir sebagai Art Director di sebuah perusahaan Advertising Internasional, tetapi aku merasa kesepian karena hidup seorang diri selama ini. Tidak ada teman dekat yang bisa berbagi denganku. Bukan karena tampangku kurang kece, tapi mungkin karena selama ini belum ada seseorang yang dapat membuatku bertekuk lutut untuk mendapatkan hatinya. Sebagai seorang creative di sebuah advertising, cara berpakaianku tidak seperti karyawan kebanyakan yang menggunakan kemeja dan celana bahan yang formal. Aku lebih sering menggunakan celana jeans dengan kaos polo shirt atau kemeja kasual. Hingga saat ini hobiku masih tetap sama seperti ketika aku masih di SMA, yaitu Basket. Olah raga inilah yang membuat tubuhku sehat dengan otot yang kencang. Aku lebih banyak bergaul dengan anak-anak muda dibawah umurku yang obrolannya santai dibanding obrolan serius dengan orang-orang diatas usiaku. Mungkin karena pengaruh pekerjaanku yang menangani brand-brand untuk anak muda, oleh karenanya aku lebih sering masuk didunia mereka karena sangat berpengaruh untuk menumbuhkan ide-ide kreatif dalam pekerjaanku. Karena penampilan dan gaya hidupku itulah sehingga orang-orang yang melihat diriku seperti ABG. Walaupun sebenarnya aku cukup dewasa dalam berpikir dan bersikap.
***
Setelah selesai menikmati setiap irisan daging yang ada dihadapanku ini dan diakhiri dengan menyeruput secangkir hot cappuccino milikku, kemudian pandanganku beralih pada bbku yang terlihat lampu merah berkedip sebagai notifikasi ada sebuah pesan masuk.
Dengan sigap aku meraih bbku dan melihat pesan bbm yang isinya…
“Wah lagi makan enak nih… jadi ngiler ngeliatnya. Hehhehee… apa kabar Zal? ☺”
Tiba-tiba mataku berbinar dan senyumku mengembang lebar melihat pesan tersebut. Mungkin kalian sudah menebaknya, dan itu memang ia… ‘NIZAM bbm-in gw!!!! Yuhuuuuu!!!!’ teriakku dalam hati seperti sepupu-sepupuku tadi yang girang minta ampun ketika bebas memilih menu makanan yang harganya selangit.
‘Ehemmnn…’ aku menormalkan kembali sikapku yang terlalu girang tadi, dan bersiap untuk membalas pesan dari nizam tersebut.
'.............'
Bukannya mulai mengetik, aku malah terdiam seperti patung. hingga otot jariku mulai terasa kencang dan hampir saja kram karena hanya diam bersiap-siap mau menekan tombol bbku. Otakku seperti nge-hang, tidak memberikan ide untuk menulis pesan apa-apa. Aku terlalu senang tidak menyangka kalau Nizam akan mengirim pesan padaku, padahal statusnya tadi ‘Busy’.
Nizam: “Wah serius banget ya makannya sampai-sampai ga bales bbm gw… heheheh”
Aku langsung tersadar dan mulai menekan tombol bbku untuk menuliskan balasan.
Dan yang aku tulis adalah…
Rizal: “☺”
Nizam: “Loh kok malah senyum?”
‘SIAAALLLL…..!!!!’ aku baru tersadar. ‘kenapa gw malah kirim smile?? Bodoh! Bodoh!!!’ pikirku dalam hati. kemudian aku lanjut menulis jawaban.
Rizal: “Eh sorry zam… heheheh, iya nih lagi diacara makan malam tanteku, katanya sih sebagai ucapan terima kasih buat semua keluarganya yang sudah membantu pernikahan Bagus dan Nia tadi siang…” jawabku panjang
Nizam: “Wah td siang pesta, malemnya pesta lagi ya?”
“Keren…”
“Makan Malem dimana Zal?”
Rizal: “Iya nih si tante masih pengen ngumpul sama keluarga yang udah jauh-jauh datang ke bandung”
“Sekarang lagi di the Valey Bistro Café”
Nizam: “ Asik banget.. Gw belum pernah kesana zal”
“Bagus ya tempatnya?”
Rizal: “Bagus banget Zam, klo ke Bandung lagi lo wajib kesini juga”
“Tapi gw ga gtu suka zam…”
Nizam: “Loh katanya bagus, tapi kok lo ga suka? Gimana sih?”
Rizal: “hehehe… iya ya bingung”
“ini karena suasananya Zam…”
Nizam: “kenapa suasananya?”
Rizal: “Terlalu ROMANTIS…. Yang ada gw malah galau sendirian liat orang-orang pacaran ”
Nizam: “HAHAHA… kasian lo Zal… ya namanya juga lagi acara keluarga, kapan-kapan ajaklah pacar lo kesitu.. supaya ga GALAU TO THE MAX! ”
‘pacar sapa? Klo km yang jadi pacar aku sih seneng banget…’ pikirku dalam hati
Rizal: “hehehhe” jawabku seadanya
“Lo bukannya sibuk zam? Gw liat tadi status lo ‘Busy’, lagi dimana sekarang?”
Nizam: “hahaha merhatiin aja lo Zal, iya gw lagi males aja bbm-an sama yang lain, jadi gw pasang status ‘Busy’. Padahal gw gada kerjaan dari tadi”
“gw lagi di rumah saudara gw, dari tadi diem aja sambil nonton tv”
Rizal: “pantes dari tadi lo gonta ganti DP ”
Nizam: “ hahahah sial ketauan isengnya gw gada kerjaan”
Rizal: “BTW kok kepikiran buat bbm gw sekarang ini? Bukannya tadi bilang lagi males bbm-an?”
Nizam: “Abis DP lo makanannya enak. Jadi ngiler gw… hehehe”
“bukan itu aja sih Zal, sbnernya gw mau Tanya. Lo besok balik jam berapa ke Jakarta? Kalau boleh gw mau bareng lo supaya ada temen ngobrol pas di jalan ntar..”
‘Oh My GOSH!!!!!’ ucapku dalam hati. ‘is it real????’ pikirku tak percaya kalau Nizam mengajakku untuk pulang bareng ke jakarta
Rizal: “Oh mau bareng ayo aja Zam…” jawabku jaim
“Kita ketemu di cihampelas aja besok jam 11 pagi gimana?”
Nizam: “Wah asik… ok deh klo gitu janjian disana, sampe ketemu besok klo gtu Zal.. gw istirahat dulu sekarang”
Rizal: “Ok Zam… Met istirahat..” jawabku dengan penuh semangat
***
Tak lama setelah itu, acara makan malam itupun selesai. Tante Devi memintaku menyetir mobil Deki karena tadi Deki kepleset jatuh di dalam resto karena tidak sengaja menginjak tumpahan air yang membuat lantai menjadi licin. Akibatnya kakinya pegal karena keseleo dan tidak bisa menyetir saat ini.
Selama perjalananan pulang menuju rumah tante Devi, aku terus tersenyum karena senang esok hari akan kembali ke Jakarta bersama Nizam.
***
thanks ya.. pasti dilanjut sampe abis..