BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

“Sepatubiru: Langkahku”

edited May 2012 in BoyzStories
Terkadang langkah perjalanan hidup kita penuh dengan teka teki dan kejutan. langkah kehidupan inilah yang akan membawa kita pada tujuan akhir yang diidamkan oleh semua orang. yaitu kebahagiaan.

***

Cerita yang sempat aku tulis beberapa tahun lalu telah hilang begitu saja karena keteledoranku dalam menyimpan tulisan, Akhirnya saat ini aku mencoba kembali menulis sebuah kisah baru yang semoga saja lebih baik dari pada kisah sebelumnya…

***

PART 1

Rasa kantuk luar biasa yang sebelumnya begitu menyiksaku tiba-tiba saja hilang ketika aku melihat tulisan “Gerbang TOL Pasteur” yang terlihat jelas walaupun dari kejauhan. Penumpang lain yang berada disebelahku tampak sibuk membereskan barang bawaannya. Padahal mobil travel ini masih mengantri untuk keluar tol yang jaraknya masih 1km lagi.

‘Duh repot deh nih mba-mba,’pikir ku dalam hati ketika ia tidak sengaja tas jinjingnya menyenggol badanku yang sedang duduk santai memperhatikan kendaraan yang mengantri panjang kearah pintu keluar tol Pasteur.

Butuh 20menit hingga akhirnya mobil travel ini berhasil meluncur bebas keluar gerbang tol. Tetapi sama saja, pada akhirnya mobil mengantri di perempatan Pasteur.

“Pak.. Pak sopir… saya turun di depan ya?” teriakan mba-mba sebelahku yang sempat memekakan telinga kananku.

Beberapa saat kemudian mobil travel inipun berhenti dan si mba ‘riweuh’ ini keluar dengan terburu-buru menuju taksi yang berjejer disepanjang jalan pastur tersebut.

“Kaya mau melahirkan aja tuh si mba” celetuk seorang pria yang sekarang berada di sebelahku sambil tertawa

“iya nih, sampe senggol sana sini” ucapku membalas omongannya tadi sambil menatap kearahnya

‘keren juga tampangnya. parah selama 2,5 jam perjalanan, gw ga ngeh klo ada pria tampan yang duduknya tak jauh dari gw. Huh ini gara-gara terhalang si mba riweuh itu. Dan gw terlalu asik memperhatikan lingkungan sekitar melalui kaca jendela yang berada disebelahku, tau gitu kenalan dan ngobrol aja sama dia selama perjalanan’ keluhku dalam hati.

Setelah itu kami pun kembali berdiam diri. Tak berapa lama akhirnya travel ini telah sampai tujuan di poolnya yang berada di jalan cihampelas. Aku menunggu di kursi yang berada di dalam ruang tunggu travel tersebut sambil menunggu Deki sepupuku yang akan menjemputku.

Tujuanku datang ke bandung adalah untuk menghadiri pernikahan sepupuku. Orangtuaku berhalangan hadir, jadi aku mewakili orang tuaku untuk hadir diacara tersebut berikut tanteku menginginkan aku untuk menjadi pager bagus di acara tersebut.

Kriiiiing…. Hpku berbunyi keras

“Halo ki, lo dimana? Hah?!! Masih dibuah batu? Gila masih jauh amat… kan gw bilang klo gw sampe jam 4 sore… ya udah deh mas Rizal tungguin di pool travel.. cepetan ki!” ucapku sambil kesal menekan tutup telepon dan kembali duduk.

“kenapa mas? Jemputannya masih lama ya?” ucap pria yang bersamaku tadi di travel itu.

“iya nih kata sepupu gw jalanan macet, jadi telat jemput” jawabku

“sabar aja mas, weekend di bandung ya memang begini. Jalanan padat dimana-mana” ucapnya menenangkanku

aku tersenyum sambil meneguk air mineral yang aku pegang hingga habis karena terasa haus sekali. Cuaca di bandung sore itu terasa panas. Tidak jauh beda dengan cuaca di Jakarta.

“mas lagi nunggu jemputan juga?” Tanyaku pada dia

“iya sama, masih kejebak macet sepertinya” jawabnya dengan ramah.

Akhirnya kami mengobrol selama menunggu jemputan. Dan akhirnya akupun mengetahui namanya, Nizam. Rupanya bukan karena kacamatanya saja yang membuat dirinya terlihat pintar, tetapi wawasannya juga memang luas. Mulai dari pembahasan macet hingga ke politik yang gw bener-bener buta, dia tau.

‘duh keliatan gw baca Koran cuma buat liat iklannya aja, atau engga lowongan kerja. Gila… masih jaman ya liat lowker di Koran? Hehehe..’ pikirku dalam hati

tak terasa sudah satu jam lebih gw dan Nizam ngobrol-ngobrol, sampe pada akhirnya terdengar suara klakson mobil yaris putih dari jalan.

“Zamm… buruan sini!” ucap seorang wanita yang berteriak dari jendela pintu pengemudi mpbil yaris tersebut.

‘kece juga tuh cewe, pake kaca mata item segala’ pikirku sambil melihatnya

“Mas Rizal, saya duluan ya? Makasih banyak obrolannya. Mudah-mudahan kalo berjodoh ketemu lagi lain waktu ya.. Assalamualaikum mas…” ucapnya sopan

“ok zam hati-hati” jawabku

‘ni anak sopan bgt ya? Pake acara bilang klo berjodoh ketemu lagi lah... tapi boleh juga klo berjodoh hehehe, mana mungkin lah… orang dia dijemput sama cewe cantik gitu’ aku ngedumel sendiri dalam hati

“mas Rizal!” suara terikan Deki tak lama setelah kepergian Nizam tadi. Kemudian akupun menghampirinya.

“ah.. lama amat lo ki, ampe pegel gw nungguin lo di sini..” keluhku padanya

“maaf mas jalanan mmg macet parah, maaf banget” jawab Deki sambil meluncur dari pool travel tersebut menuju rumah tante Devi (mamanya Deki) dibilangan buah batu Bandung.

Jalanan sudah mulai gelap, aku melihat-lihat sekeliling sambil mendengarkan radio Oz yang di setel Deki. Memang benar Bandung padet sekali saat itu, butuh 2jam hingga akhirnya kita sampai tujuan.

Sesampainya di rumah, tante Devi langsung memeluku dan menyuruh Deki untuk membawakan koper yang aku bawa ke kamar.

***
«134

Comments

  • Wow kayanya tau deh travel yang pool-nya di Cihampelas. Xt***s ya? Btw, ini based on a true story? Menarik nih ceritanya kayanya. Gue pasti ngikutin.
  • Bagus nih ceritanya..

    Suka sama gaya bahasanya. Santai dan mengalir hihi

    Lanjut lah! (Y)
  • ninggalin jejak ah, biar dimention klo ada update an.

    "Terkadang langkah perjalanan hidup kita penuh dengan teka teki dan kejutan. langkah kehidupan inilah yang akan membawa kita pada tujuan akhir yang diidamkan oleh semua orang. yaitu kebahagiaan"

    suka ma paragraf itu. dan menjadi sbuah pembukaan yang, mmm bagus banget..
  • menyimak dahulu.. :)
  • Menyimak juga...! :D
  • ikut2an menyimak... :))
  • Maree dilanjut !!
  • lagi lagi lagi...
  • edited May 2012
    PART 2

    Hari ini adalah hari H acara pernikahan sepupuku Nia yang tak lain merupakan anaknya tante Devi ataupun kakaknya Deki.

    Bicara tentang penikahan, sebenernya aku tidak begitu suka dengan acara seperti ini. Biasanya aku selalu terpojokkan dengan pertanyaan saudara dan kerabatku yang menanyakan ‘mana nih calonnya?’ atau ‘kapan zal kamu nyusul?’ Arghh… kalimat yang paling bikin aku snewen kalau menghadiri acara seperti ini.

    ***

    “aw.. aw.. aduh kekencengan nih teh” teriakku ketika sedang dipasangkan kain khas sunda oleh seorang penata rias.

    “oh punten a…” jawabnya sambil mengendorkan kembali ikatan kain yang melingkari pinggangku.

    Setelah aku menggunakan blangkon dan sandal selop khas sunda, akhirnya aku melihat cermin besar yang merefleksikan diriku. ‘wih keren juga nih gw, kalau kata orang sunda mah kasep pisan euy…. heheheh” ucapku narsis dalam hati.

    Aku sebagai salah satu pagar bagus dan beberapa pagar ayu mulai berdiri berjajar di depan untuk penyambutan pengantin laki-laki.

    Singkat cerita, akad nikahpun berjalan dengan lancer, kemudian langsung diikuti ke prosesi adat sunda, ada saweran, ngijek telor, bakar lidi, sungkeman, huap lingkung dan rebutan bakakak ayam.

    Setelah pengantin berganti baju dan diiringi oleh pagar ayu dan bagus menuju pelaminan, tarian merak menjadi hiburan bagi pengunjung yang datang mengikuti prosesi adat. Tak lama para undangan dipersilahkan untuk memberikan ucapan selamat kepada kedua pengantin.

    ‘Fiuuhhhh… selesai juga tugasku sebagai pagar bagus di awal pernikahan ini, berikutnya aku hanya duduk di meja resepsionis untuk menerima tamu undangan’ ucapku lega dalam hati.

    “Ki… abilin minum dong… pada haus nih disini” teriakku pada Deki baru saja duduk diseberangku

    “ok mas Rizal” sambil berdiri dari kursinya.

    “sama kue-kue juga ya…” ucapku memerintah.

    “iyee… bawel…” jawabnya ketus.

    Suasana pernikahan inipun sudah cukup ramai di datangi para tamu undangan, hingga memenuhi gedung PusDai yang berada dijalan Diponegoro Bandung.

    “mas bisa minta souvenir pernikahannya?” seorang pria bertanya

    suara pertanyaan itu mengagetkanku yang sedang melamun memperhatikan tamu-tamu undangan.

    “Oh boleh mas” jawabku sambil mengambil souvenir yang letaknya berada dikardus bawah mejaku tanpa melihat orangnya terlebih dahulu.

    “Silah….kan. eh????” ucapku kaget sambil mengulurkan tangan memberikan souvenir pada dirinya.

    ‘Sepertinya aku kenal dia, dimana ya?’ pikirku dalam hati sambil mengingat-ingat.

    “Loh? Mas Rizal kan?” ucap dia kepadaku

    akhirnya aku mengingatnya, dia adalah pria yang bersamaku di travel kemarin.

    “Nizam??? Wahhh… kok bisa ketemu disini ya?” ucapku ramah sambil memberikan souvenir dan menjabat tangannya.

    “iya ga nyangka juga bisa ketemu lo disini” jawabnya sambil tersenyum.

    “lo ini temennya Bagus apa Nia?” tanyaku penasaran.

    “oh gw sebenernya sepupunya Bagus, gw ke Bandung memang mau datang ke acara nikahan ini zal.. lo saudaranya Nia?” Nizam tanya balik padaku

    “ iya gw sepupunya Nia, Zam lo baru nyampe kesini atau gimana?”

    “gw udah disini dari akad nikah tadi, mungkin lo sibuk jadi ga notice klo gw ada disini juga. Dan lo juga beda banget setelah pake baju adat sunda gitu. Heheheh..” ucap Nizam sambil memperhatikan pakaian adat yang ku pakai.

    “Zam lo udh makan belum? Kita cari makanan bareng yuk di dalam, udah laper gw dari tadi jagain ni meja hehehe”

    “Deki…. Gantian Lo jaga meja penerima tamu! Dari tadi lo cm mondar mandir makan mulu…” teriaku pada Deki sambil berjalan menuju ke dalam.

    Deki terlihat kesal padaku dan hanya menampakan muka kesalnya dengan bibir manyun sambil berkata “iyeee… sono…”

    ***

    kami berdua berkeliling stand makanan yang menyajikan berbagai makanan yang sangat menggiurkan. Kami mencicipi pempek, dimsum, spaghetti, dan zuppa soup. Makanan prasmanan ga muat di perut gw, cukup mencicipi berbagai makanan di stand makanan udah cukup bikin kenyang heheheh.

    Ntah mengapa, kami sudah seperti teman lama yang bertemu kembali, padahal gw dan nizam baru saja bertemu kemarin. Dia bercerita jika di Jakarta dia hanya tinggal seorang diri, sepupunya inilah saudara terdekat dia di pulau jawa ini. Untung saja Jakarta- Bandung tidak terlalu jauh, sehingga dia mudah bertemu keluarganya ini.

    Setelah lama kamu berdua duduk sambil ngobrol banyak hal dan ngemil makanan yg ga keitung udh brp banyak dimsum yang gw lahap, tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggil Nizam.

    “Zam….! Nizam….!” Suara wanita tersebut terdengar samar hingga akhirnya ia dating menghampiri Nizam yang sedang bersamaku

    “kamu kemana aja sih dari tadi dicariin…” ucap wanita tersebut sambil memeluk tangan Nizam yang lumayan kekar.

    Kulihat Nizam terlihat kikuk ketika wanita tersebut memeluk manja dirinya.

    “eh tya, aku dari tadi bareng Rizal keliling cari makanan sambil ngobrol-ngobrol, Zal, kenalin ini Tya temen aku, Tya ini Rizal teman aku sama-sama dari Jakarta” ucap Nizam mencoba memperkenalkan aku dan Tya temannya tersebut.

    Tya terlihat biasa saya berkenalan denganku, dia lebih tertarik untuk berbicara dengan Nizam.

    Rupanya Tya adalah seseorang yang menjemput Nizam ketika sampaai di Bandung kemarin. Ntah mengapa aku tidak begitu menyukai dengan tingkahnya dia kepada Nizam. ‘Terlalu manja dan cari perhatian banget ini cewe’ ucapku kesal dalam hati.

    Tiba-tiba Nizam berpamitan denganku karena Tya meminta Nizam untuk pergi bersamanya. Tapi sebelumnya kami berdua sudah saling menanyakan pin BB masing-masing agak bisa terus berkomunikasi nantinya.

    ***

    Aku kemudian berjalan mencari martabak telor yang ada di deretan makanan yang cukup dekat denganku. ‘gini nih klo gw kesel pasti aja gw makan banyak, lupa gw kalo tadi udah kenyang.. ah jaim aja gw depan Nizam td…’ keluhku kecewa dalam hati karena Nizam pergi bersama Tya.

    Sambil makan martabak telor yang menumpuk banyak di piring kecilku, tiba-tiba aku mendengar suara seseorang menyanyikan lagu favoritku yang berjudul ‘L.O.V.E’ dengan suara cukup bangus menurutku.

    Sambil penasaran Aku berjalan menuju stage untuk melihat siapa penyanyinya. Agak sulit melihatnya karena banyak orang yang berkerumun disekitaran stage tersebut.

    Setelah berhasil menyusup diantara orang- orang dengan mantab dan tanpa ada martabak terjatuh dari piringku, akhirnya aku bisa melihat penyanyi tersebut. Dia adalah….

    ‘Nizammm????’ aku terpana hingga tak menyadari mulutku menganga sambil melihat ia bernyanyi.

    Beberapa menit aku seperti patung mendengarkan ia bernyanyi dengan baik, hingga akhirnya aku tersadarkan oleh Deki yang rupanya berada disebelahku.

    “Woy mas Rizal! Napa lo melongo gitu? Kaya liat apaan aja” ucap Deki sambil menepuk punggungku.

    “Ah lo ki, ampir aja makanan gw tumpah… mau lo ambilil lagi klo makanan gw tumpah ha?” jawabku kesal untuk mengalihkan hal tadi yang cukup membuatku malu karena terlalu terpana melihat Nizam bernyanyi di stage.

    ***

    Aku sangat menikmati suara merdu yang berasal dari mulut Nizam. Bukan hanya tampan, rupanya dia pintar dan cukup berbakat dalam bernyanyi. Saking fokusnya aku mendengarkan, hingga terkesan segala liriknya tertuju kepadaku. Aku tersenyum sambil memandanginya.


    ***

    L.O.V.E


    L is for the way you look at me
    O is for the only one I see
    V is very, very extraordinary
    E is even more than anyone that you adore and

    Love is all that I can give to you
    Love is more than just a game of two
    Two in love can make it
    Take my heart and Please don’t break it
    Love was made for me and you

    L is for the way you look at me
    O is for the only one I see
    V is very, very extraordinary
    E is even more than anyone that you adore and

    Love is all that I can give to you
    Love is more than just a game of two
    Two in love can make it
    Take my heart and Please don’t break it
    Love was made for me and you

    Love was made for me and you
    Love was made for me and you

    ***
  • zea.mays wrote: »
    Wow kayanya tau deh travel yang pool-nya di Cihampelas. Xt***s ya? Btw, ini based on a true story? Menarik nih ceritanya kayanya. Gue pasti ngikutin.

    hehehe bener kang... itu yang banyak dipake orang banyak. sebenernya ini cerita fiksi. makasih udh ngikutin... :)
  • Nowaki wrote: »
    Bagus nih ceritanya..

    Suka sama gaya bahasanya. Santai dan mengalir hihi

    Lanjut lah! (Y)


    sengaja ga dibuat santai... supaya mudah dicerna.. makasih ya @nowaki
  • kiki_h_n wrote: »
    ninggalin jejak ah, biar dimention klo ada update an.

    "Terkadang langkah perjalanan hidup kita penuh dengan teka teki dan kejutan. langkah kehidupan inilah yang akan membawa kita pada tujuan akhir yang diidamkan oleh semua orang. yaitu kebahagiaan"

    suka ma paragraf itu. dan menjadi sbuah pembukaan yang, mmm bagus banget..

    thanks @kiki_h_n met baca lanjutannya...
  • dewaa91 wrote: »
    Hmhm...
    Like this!! Aq tunggu lanjuutaannya

    thanks @dewa91 :)

  • "Genk nyimak" @gr3yboy @ularuskasurius @bi_ngung
    Thanks udh kompak nyimak.. ini lanjutannya :)

    @4ndh0 @AwanSiwon
    Udah lanjut.. Enjoy :)
  • sama2 mas. ...... (bingung manggil apa).
    ada lagu L.O.V.E, jgn2 penggemar jazz ya? #ngasal

    ditunggu lanjutannya..
Sign In or Register to comment.