It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Lanjut ke part 17...
Dixie
Kulihat jam yang melingkar di tanganku. Waktu masih menunjukkan pukul 18.15. Aku sudah siap-siap kencan dengan Reskha.
Tapi sebelumnya, aku harus memastikan dahulu, Gilang malam ini akan kemana saja.
Jangan sampai aku bertemu dengannya.
Tok…Tok…Tok…
“Dul…..”Sapaku dari balik pintu kamarnya.
“Iya Bang…”ucap Gilang sambil membukakan pintu kamarnya.
“Eh….sudah rapih.”
“Mau kemana Bang ?”
“Biasa lah…Gue mau kencan.”
“Yakin dengan laki Bang ?”
“Kok resmi banget kayaknya.”
“Ya Elah…..”
“Sejak kapan gue kencan dengan perempuan ?”
“Gue masih lelaki sejati Dul…”
“Sejati apanya Bang ?”
“Sejati menyukai lelaki lah.”
“Eh…loe malam ini mau kemana aja sama Endah ?”
“Rencananya sih mau ke bakmi pele yang di alun-alun itu Bang.”
“Memangnya Bang Agam mau kemana ?”
“Belum tau Dul…”
“Gue berangkat duluan ya.”
“Ok Bang…”
Akupun berlalu dari hadapan Gilang menuju mobilku yang terparkir di depan halaman rumah.
Kulajukan mobilku menuju jalan Parangtritis.
Tut…..Tut…..Tut…..
“Halo Mas…”
“Kha…loe udah siap belum ?”
“Baru aja beres mandi Mas.”
“Dandan yang cakep ya.”
“Heheheheh….”
“Gimana caranya Mas ?”
“Pokoknya harus cakep ya Kha.”
“Iya Mas…”
“Mas Agam sudah jalan belum ?”
“Sudah Kha, 20 menit lagi gue sudah sampai sana.”
“Saya tunggu di depan kos ya Mas..”
“Sipp….”
Tanpa terasa, aku sudah sampai di depan kosnya Reskha.
Reskha sudah berdiri di pinggir jalan dengan menggunakan celana jeans dan kemeja kotak-kotak hijau.
Dia terlihat lebih dewasa dan lebih cakep jika menggunakan pakaian semi formal.
“Mas Agam….”
“Mau mampir ke kosku dulu ngga ?”
“Langsung aja ya Kha.”
“Ok Mas….”
“Kita mau kemana ?”
“Loe udah makan belum ?”
“Belum Mas…”
“Mau makan apa malam ini ?”
“Makan nasi kucing yang di deket station ya Mas.”
“Tapi aku yang bayarin.”
“Boleh Kha…”
“Gue juga suka banget makan nasi kucing di situ.”
Akupun melajukan mobilku menuju angkringan nasi kucing yang berada di jalan Wongsodirjan melalui jalan Bumijo.
Ciri khas dari angkringan ini adalah nasi kucing dengan porsi yang sangat sedikit beserta kopi yang disajikan dengan tambahan arang panas membara, sehingga kopi ini dikenal dengan nama kopi jos.
Biasanya aku menghabiskan 4 bungkus nasi kucing dengan isi teri atau sambal.
Kami menikmati makan malam ini sambil duduk lesehan dan ditemani oleh musisi jalanan.
Setelah puas, aku mengajak Reskha ke Dixie yang berada di jalan Gejayan, hanya untuk menghabiskan waktu malam sebelum dugem.
Aku memarkirkan mobilku di belakang resto ini. Kemudian kami berjalan menuju lantai 2. Aku memilih tempat duduk di sebelah jendela yang menghadap ke jalan Gejayan.
“Kha…lo mau makan apa ?”
“Masih kenyang Mas…”
“Baru aja makan nasi kucing 6 bungkus.”
“Oh iya ya…”
“Nyemil aja kalau gitu ya.”
“Ngikut aja Mas…”
Akupun memesan 1 porsi fried mushroom, calamary dan dua gelas lemon mint splash.
“Mas…Ini minuman apa ?”
“Rasanya asem tapi ada mintnya.”
“Loe suka ngga Kha ?”
“Suka Mas….”
“Seger banget rasanya.”
Belum lama aku berbincang-bincang dengan Reskha, tiba-tiba Indra dan Gerald muncul dari tangga yang mengarah ke lantai ini.
“Kha…tunggu bentar ya, ada temen gue baru datang.”
“Iya Mas…”
Akupun bergegas menuju Indra.
“Mba…sama siapa aja.”
“Huss….Aku malu wuk…”
“Itu kan urusan loe Mba…”
“Mba…Mbe…Mba….Mbe..”
“Ta sumpel pake susuku.”
“Mau….Mau….”
“Najis..”
“Hehehehehe…..”
“Sama siapa Gam ?”
“Sama temen kampus adik gue Ger…”
“Mana…mana…orangnya wuk ?”
“Aku penasaran.”
“Itu yang lagi duduk sendirian.” Ucapku sambil menunjuk ke arah Reskha.
“Aku pengen lihat mukanya Wuk.”
“Ya udah gue kenalin.”
“Tapi loe ngga boleh ngomong yang macem-macem ya.”
“Dia masih belum tau kalau gue gay.”
“Iya Wuk…”
Kamipun berjalan menuju Reskha.
“Kha…kenalin ini temen gue.”
“Ini Indra…”
“Reskha..”Ucap Reskha sambil mengulurkan tangannya kepada Indra.
“Yang ini Gerald…”
“Reskha…”Ucap Reskha sambil mengulurkan tangannya kepada Gerald.
“Loe-loe pada, duduk di sini aja ya..”ajakku kepada Indra dan Gerald.
“Iya Gam…”Ucap Gerald.
“Mas Agam…saya ke wc sebentar ya..”
“Iya Kha..”
Kemudian Reskha beranjak dari kursi menuju wc yang berada di ujung ruangan ini.
“Wuk…..aku pernah liat dia di restauran cepat saji.”
“Kerja di sana ya Wuk ?”
“Iya Mba….”
“Itu gebetan yang baru ya Gam ?”
“Iya Ger….Gue suka sama dia.”
“Ya ampun….perek kok bisa jatuh cinta.”
“Tapi cakep kok wuk…”
“Udah diapain aja Gam ?”
“Belum diapa-apain kok Ger…”
“Yang bener Gam..”
“Biasanya kamu langsung main sabet aja.”
“Sumpah demi Murdocks penemu kereta api asal Inggris, gue belum nyentuh dia.”
“Eh tapi tadi pagi gue udah cium dia Ger…”
“Waktu gue jalan-jalan ke air terjun Kaliurang.”
“Terus reaksinya dia kayak gimana wuk ?”
“Diem aja Mba…”
“Katanya sih dia baru pertama kali dicium.”
“Kamu ngga gerayangin dia wuk ?”
“Belum berani Mba…”
“Tapi gue sempet liat dia pake celana dalam aja.”
“Seksi banget Mba….”
“Gede ngga wuk…?”
“Kuburan cina lah Mba…”
“Haaa….Maksudnya kuburan cina apaan Gam ?”
“Kan kalau kuburan cina itu lebih besar gundukannya dibanding kuburan yang lainnya.”
“Nah tadi pas gue liat Reskha hanya menggunakan celana dalam, jendolannya kayak kuburan cina Ger….”
“Aku mau dong Gam….”
“Weiiit….kalau yang ini gue ngga akan bagi-bagi.”
“Gue pengen jadiin dia pacar.”
Pembicaraanpun terhenti karena Reskha sudah kembali dari wc.
“Kha….Kamu kuliah dimana ?”
“Di Universitas Mana Yah, yang di ringroad barat.”
“Ooo…kamu harus pake kerudung dong.”
“Huss….”
“Jangan didengerin omonga Gerald Kha…”
“Hehehehe….”
“Itu kan wajib pakai kerudung untuk mahasiswi perempuan Mas Ger….”
“Udah semester berapa Kha ?”
“Sekarang udah semester 4 Mas….”
“Udah tengah jalan kalau gitu.”
“Ambil jurusan apaan ?”
“Saya ambil jurusan keuangan.”
“Mas Gerald masih kulah atau udah kerja ?”
“Masih Kha…”
“Bentar lagi pendadaran.”
“Loe mau dugem ngga Ger ?”
“Boleh juga Gam…”
“Aku tadi udah rencana ke Hugos sama Indra.”
“Wuk…kamu mau dugem ngga ?”
“Gue mau dugem juga….”
“Reskha mau ikut juga kan ?”
“Ikut Mas Indra…”
“Saya belum pernah masuk ke tempat kayak begitu.”
“Ya udah…sekarang aja jalan kesananya ya…”
“Sipppp….”
“Loe bawa mobil kan Dra ?”
“Aku bawa mobil kok wuk….”
Kamipun beranjak dari Dixie menuju Hugos café yang berada di jalan Adisucipto.
***
@Chocolate010185 kang updatenya jgn malem2 lah. ngantuk nih (temenin bobo yah)
iya k*c ma m*c dkt jg tp seinget aq klo dk*c g ad tmpt duduk diluarnya klo m*d ad..kan pnh ad dcerita mas agam milih makan duduk diluar tp2 g tw jg sih lupa aq hehehe
thanks udh d mention baca dl ya^^
Tengkyu yah kang dah dimention
Hahahaha...tau kan nama universitasnya. Ngga enak nyebut merk disini.
Semalem mumpung ada waktu. Jadi bisa langsung di upload.
Reskha bukan tipe orang yang menonjol. Ada temen kampus, tapi ya hanya bergaul di kampus saja. Di tempat kerja juga sama.
Kalau jaman tahun 2006, hanya 1 yang ada kursi diluar ruangan, tetapi setelah itu, dua-duanya mempunyai kursi di luar.